Kamis, 28 Februari 2013

Yang Tak Pernah Berubah Dari Masa ke Masa

Kenapaaaa ya hari ini aku kok rasanya kayak hidup di masa lalu.

Pagi aku mewujudkan desain mukena anak, aku jahit sendiri biar sesuai dengan apa yang aku maksud sambil mendengarkan lagu-lagu om Chrisye dari youtube.  Tumben nyetel playlist di youtube lancar banget, gak pake acara muter-muter ...., jadi kayak kembali ke masa lalu, masa-masa populernya lagu itu..

Capek menjahit, aku buka fb, ada seorang teman yang nulis status begini :

Hayo sopo sing tau nglakoni urip ndek jaman iki ndek malang?
Sing wis tau berarti wes mulai tuwek ...
-Radio FM pertama : Kalimaya Bhaskara.
-Seneng ngrungokno Radio Senaputra sing penyiare bung Ovan Tobing.
-Plaza pertama, Malang Plaza.
-Nonton Kungfu Mastere Jet Lee pertama ndek Jaya Theater, Mulia Theater, Garuda Theater, Bioskop Kelud Misbar
-Seneng nonton acara Musik Album Minggu, Selecta Pop.
-Aneka Ria Safari......pengarah acara Eddy Sud, pembawa acara Sri Maryati
-Paling sebel nek Film apik2 dipotong laporan khusus ndek TVRI


Yaaaa .... aku bagai terlempar ke masa lalu untuk ke dua kalinya.  Jadi ingat jaman kuliah di Malang, naik  bemo yang bunyi othok othok othok, lalu bayar pakai uang logam seratus rupiah yang ada gambar gunungan wayangnya, ingat pangsit pak Sumarto di depan kampus Faperik UB, itu kampus kenangan tempat aku bertemu dengan suami tersayang. Ingat lagunya Amy Search yang berjudul Isabella ... Inka Cristie .... ... Trie Utami, Utha, 2D, Tika Bisono, Maya Rumantir, Yana Yulio, Paramitha Rusady, Andi Meriem ..... oh oh ....

Akupun memutar lagu Andi Meriem Mattalata, dari youtube lagi ...., ada foto sampul kaset Andi yang memakai baju era tahun '80 an.  Ingatanku bagai ditarik ke halaman mode majalah kesayangan jaman SMA, majalah Gadis.

Akupun memburu masa laluku, aku googling nyari majalan Gadis jadul, ..... adaaaa ..... ada blogger yang memajang sampul majalah Gadis tahun 80 an, majalah-majalah  itu aku pernah punya, tapi majalahku udah kubuang, cuma aku pungut bagian resep masakan sama artikel ketrampilannya.  Sampai sekarang kliping ketrampilan dari majalah Gadis itu masih ada.

Masa lalu itu terus saja menyeretku, ingat toko langganan tempat aku beli majalah Gadis, di seputar alun-alun apel kota Batu.  Dulu disitu ada toko buku milik kakak Susi temanku SMA, kakak Susi masih bujangan dan  naksir aku kelihatan dari tatapan matanya, dia juga suka kirim salam lewat Susi.  Tapi suatu hari aku beli majalah Gadis diantar cowok keren kakak kelasku .... hmmm ....., sejak itu brenti deh kirim-kirim salamnya.

Rasanya tuh masa remajaku indaaaah banget, banyak teman, banyak kenangan  ..... aku pintar di sekolah, cantik juga, langsing pasti .... hehehe, dan aku punya banyak bakat, aku suka melukis, menari, ikut teater Pandu di sekolahku dan aku suka menjahit baju sendiri dengan mengikuti pola dari majalah Gadis.  Akupun punya cowok ganteng yang menyayangiku, yang ngajarin aku main gitar  .....geli mengingat bagaimana dia mengambil kesempatan memegang jemariku saat mengajariku chord chord gitar,  .... iiiih !!!

Siang ini aku berasa melayang ke masa remajaku.

Sore saat mulai penat, aku buka fb lagi, lah pas lagi ..... ada teman nulis status kok lagunya Yoan Tanamal .... eh la dhalah .... kok banyak orang hari ini pada kesengsem sama masa lalu.  

Aku sedih duduk sendiri
mama pergi papa pergi
oh itu dia mereka datang
aku senang hatiku riang 

Waaah, ini status mau ngajakin orang jadi kecil lagi deh .... Kebayang kaset lagu anak-anak jaman dulu.  Chicha Koeswoyo dan Adi Bing Slamet,  Nourma Yunita, Iyut Bing Slamet, Cinderella Ira Maya Sopha, Dina Mariana  ....... Ayahku tersayang membelikan kaset-kaset itu dengan penuh perjuangan, karena hanya bisa dibeli di kota Malang yang ditempuh  sekitar 2 jam perjalanan..... Oh, begitulah kasih sayang seorang ayah, demi anak, sesulit apapun ditempuhnya ..... Ayah, betapa aku sayang padamu .....

Jamanku kecil itu sudah ada majalah Bobo, ada majalah Kuncup di sekolah, ada juga majalah Kuncung dan Kucica.  Serial bergambar yang paling bikin penasaran saat itu adalah kisah Deni manusia ikan di majalah Bobo, cerita tentang seorang anak yang mencari orang tuanya tapi gak ketemu ketemu.

Hari ini betul-betul lengkap petualanganku ke masa lalu, masa kecil yang indah, romantisme masa remaja,  jaman ketemu mas Hary di kampus 'amis' ..... hihihi, kan anak Perikanan kalau praktikum baunya gak bisa dibedain dengan ikan.

Apaaa ya maksud Allah membiarkanku berkunjung ke masa lalu ?  Kesan yang aku rasakan begitu mendalam, indah sekali kehidupan yang telah Allah berikan padaku, mulai dari aku kecil sampai kini, Allah selalu mengirim orang-orang yang menjagaku dan kami hidup saling menyayangi satu sama lain, saling mendukung satu sama lain.  Begitu sempurna !!!

Manusia selalu berubah, renungkanlah, kita lahir sebagai bayi yang lucu dan menggemaskan, tumbuh menjadi anak-anak yang lincah dan pintar, lalu menjalani masa remaja yang penuh petualangan, dan sekarang tua dalam ketenangan dan kemapanan.

Kita terus berproses dan berubah, dan hanya satu yang tidak pernah berubah.  Yaitu Allah selalu mendampingi hambaNhya dalam  menjalani tahap-tahap kehidupan, Allah tak pernah berubah, senantiasa mengasihi, membimbing dan melindungi, cuma kita manusia yang sering melupakan peranNya.

Masa lalu, masa sekarang dan masa mendatang adalah pemberian Allah, karunia yang tak terhingga.  Nikmat hari ini saja tak mampu kita menuliskannya, apalagi nikmat yang kita terima sepanjang hidup ini, benar-benar tak muat 7 lautan dijadikan tinta.

Bila mengenang betapa besar nikmat dan karunia Allah yang terus mengalir sepanjang hidup ini, pantaskan kita mengeluh?

Bila kita melihat masa lalu dan menyadari bahwa segala persoalan terselesaikan dengan kasihNya, pantaskah kita mengkhawatirkan masa depan ? karena Dia selalu ada untuk kita, baik di masa lalu, masa kini atau masa depan.

Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, keculai orang-orang yang beriman dan beramal shaleh dan nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran (Al quran surat Al Asr )

Allah, terimakasih atas masa kecil, masa remaja, masa dewasa, masa lalu, kini dan nanti yang telah Engkau anugerahkan padaku, biarkan hatiku selalu menyadari bahwa semua itu adalah karunia dan kasih sayangMu padaku, jadikan hambaMu ahli syukur.

Senin, 25 Februari 2013

Menang Dalam Kekalahan

Apa yang kita tangisi di masa lalu, bisa  menjadi hal yang amat kita syukuri di masa depan.  Itulah yang terjadi padaku saat aku merasa kalah di masa lalu, tapi jadi merasa menang sekarang, bahkan amat bersyukur karena dulu kalah.

Ya ceritanya Indah kan langganan jadi nara sumber untuk kegiatan pelatihan dari beberapa instansi di propinsi Jawa Timur.  Suatu hari di instansi X, posisiku digantikan oleh orang lain yang gak pas banget menjadi nara sumber, ini bukan hanya berdasarkan penilaianku saja, tapi juga penilaian orang-orang di instansi itu, hanya saja si nara sumber baru ini didukung oleh pucuk pimpinan yang baru. Sakit hati bukan main !!! Perasaan bergejolak antara kecewa, iri dan cemburu.  Tapi tidak bisa berbuat apa-apa, karena mereka lebih berwenang memilih nara sumber. 

Bukan hanya aku yang mengalaminya sih, beberapa temanku juga diganti, dan reaksi mereka sama sepertiku, sakit hati karena penggantinya  nggak banget.

Karena aku tidak bisa mengatasi hawa panas di dadaku, akupun bermeditasi, mohon petunjuk Allah agar hatiku bisa menerima dengan ikhlas kejadian ini.  Bagaimanapun juga, ada Allah dibalik semua ini. Alhamdulillah, setelah bermeditasi hatiku bisa sejuk karena Allah menurunkan petunjukNya.

Petunjuk Allah kalau diterjemahkan begini : Kejadian ini adalah bentuk perlindungan Allah kepada diriku.

Perlindungan apa? itu gak dijelaskan, dan aku terus saja penasaran, Allah melindungiku dari apa ?

Setelah berbulan-bulan kemudian, secara gak sengaja aku menemukan jawabannya.

Aku bertemu dengan salah seorang temanku di acara temu bisnis, temanku ini salah seorang instruktur yang masih dipakai instansi X.

"Kacau deh sekarang pelatihannya, mana instrukturnya gak bermutu lagi, masak anak masih belajaran disuruh jadi instruktur.  Sudah gitu ada kasus korupsi lagi, malah ada yang sudah diciduk ", kata mbak W, temanku itu.

"Honornya sekarang juga kecil, pengganti biaya alat dan bahannya juga kecil ", kata mbak W sambil menyebut angka yang bikin aku membelalakkan mata, huuuu .... kecil banget !  Ya biarpun yang dicari bukan besar kecilnya honor, tapi yang bikin aku bertanya-tanya ..... ini kecilnya memang kecil atau karena 'disunat'.

Menjadi jelas sekarang akan petunjuk yang kuterima saat itu bahwa kejadian ini adalah perlindungan Allah padakuAllah sedang melindungiku dari  terlibat dalam proyek yang korup. Perasaanku rasa merdeka, Alhamdulillah.

Aku memulai 'karier' sebagai nara sumber sejak 3 tahunan yang lalu, sejak pemerintah menilaiku sebagai pengusaha yang patut dibanggakan di propinsi Jawa Timur, juga di tingkat nasional, kan pernah menerima UMKM Award dari koran Sindo.

Pengalamanku selama menjadi nara sumber memang beragam.  Saat pimpinan di instansi X itu seorang bapak yang jujur dan anti korupsi, sebut saja bapak Y, aku menerima honorku utuh hanya dipotong pajak, aku juga menerima pengganti biaya alat dan bahan pelatihan yang hanya dipotong biaya pinjam bendera (karena prosesnya melalui tender).  Jadi aku membubuhkan tanda tangan di atas angka-angka yang aku terima utuh.

Kejujuran bapak Y juga tergambar dari penjelasan beliau bahwa kami tidak boleh memberi uang kepada orang-orang di kantornya.  

Cukup lama aku menjadi patner instansi X dengan jadwal pelatihan yang padat, sampai kemudian bapak Y digantikan.  Pernah sekali aku ikut dalam pelatihannya pengganti bapak Y , dan dengan santainya honor kami 'disunat' , dan kami membubuhkan tanda tangan di atas angka-angka yang lebih besar daripada yang kami terima.

Setelah sekali itu, posisiku lalu digantikan oleh orang lain yang aku ceritakan di depan, yang membuatku merasa kalah.  Tapi sekarang aku merasa menang, karena Allah berfihak padaku, karena Allah telah menyelamatkan aku dengan caraNya.

Terimakasih Allah atas segala kasih dan perlindunganMu pada kami sekeluarga.

Minggu, 24 Februari 2013

Cara Unik Bertanggung Jawab

"Bila kita menerima kelebihannya, maka kita juga harus menerima kekurangannya", itu adalah kata-kata bijak suamiku berkenaan dengan anak-anak kami.  Kata-kata itu sering terngiang ngiang di telingaku saat mentalku mulai menurun memikirkan anak kami yang 'limited edition'.

Gantengku yang duduk di bangku SMA itu, kalau di rumah  gak pernah lepas dari lap top, ngegame.  Kalau dia lepas dari lap topnya, hasilnya Alni adiknya menjerit-jerit digodain sama dia.  Main gamenya gak tanggung-tanggung, tiap hari betah melek sampai lebih dari jam  11 malam, cuti main gamenya cuma kalau lagi sakit dan melahirkan ..... eit , salah ya ..... hahahaha.

Dia masuk kelas akselerasi, pulangnya sore, tapi nyampai rumah jam 8 malam, kalau ditanya kemana, gak jawab.  Selidik punya selidik, dia pulang sekolah mampir dulu di warnet, ngegame juga, maklum speedy di rumah gak bisa dipakai main game yang canggih-canggih.

Sesampainya di rumah, dia makan, shalat, ngegame lagi sambil ditonton televisi.  Ya dia membiarkan televisi di kamarnya menyala, sementara dia terus asik main game, begitu sampai jam 11 malam, pernah sampai jam 2 pagi.

Dengan aktifitas seperti itu, otomatis dia susah dibangunkan, dan sering gak bisa bangun pagi lalu gak masuk sekolah ! Dan aku musti berusaha agar tidak berbohong sewaktu menelepon sekolahnya, kubilang pada guru piket kalau anakku sedang tidak enak badan sambil dalam hati aku bilang, ngantuk kan termasuk tidak enak badan ya? hmmm .....

Dengan aktifitas seperti itu, dia juga jadi mudah sakit, bulan kemarin malah masuk RS kena DB.  Selain kena DB, lambungnya juga bermasalah karena makan gak teratur.

Coba tanya sama ibu di seluruh dunia, khawatir nggak punya anak kayak gini ? Tapi suamiku tenang saja.

"Gak usah dimarahi, gak usah didekte.  Dia bukan seperti anak-anak lainnya, dia punya cara sendiri dalam belajar.  Sudahlah, dipasrahkan Allah saja", begitu suamiku sering bilang.

Tapi masih saja ku mikir, bisa naik kelas nggak dia ? lah sering gak masuk sekolah gitu, apa dia bisa mengejar ketinggalannya?

Pertanyaanku itu terjawab  kemarin, sewaktu pembagian rapot kenaikan kelas akselerasi.

"Ibuk, lihat rapotku". katanya riang.
"Ya ya .....".

Hasilnya mencengangkan !  Semua nilainya di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), padahal di sekolahnya yang SMAN I Malang, SMA ranking 1 di Malang,  ukuran KKMnya termasuk tinggi, di kisaran  76 - 79.  Selain pelajaran Agama, nilai pelajaran lain di atas 80. Dan dia termasuk dalam jajaran siswa dengan prestasi terbaik.

Ini adalah prestasi yang luar biasa, mengingat dia juga juara tidak masuk sekolah, juga mengingat kelas akselerasi adalah kelas anak-anak cerdas.  Untuk bisa masuk kelas ini dia musti melewati serangkaian tes termasuk tes IQ dan tes psikologi, dan tidak semua anak diterima, dari 30 pendaftar hanya diterima 20 anak.

 Untuk kenaikan kelasnya kali ini, dia minta hadiah kenaikan uang saku, dari 16 ribu jadi 20 ribu sehari,  Pikiranku langsung mak nyut, bukan soal jumlahnya, tapi pasti uangnya dia pakai ngegame di warnet.

"Sayang, tugas kita sebagai orang tua kan membuat anak-anak bahagia, apalagi dia sudah menunjukkan prestasinya.  Dia itu anak yang penuh tanggung jawab, dengan caranya sendiri ", kata suamiku.

"Main gemenya adik itu gak kayak main gamenya anak-anak SMA kebanyakan, itu  gamenya anak IF*).  Rata-rata anak SMA mainnya game action, yang gak pakai mikir, asal tangan gerak cepat.  Sedang adik main gamenya yang butuh strategi, main logika dan pola pikir sistematis ", kata Aden soal adiknya.

Olala .... rasanya aku ini ibu yang kuno banget ....

 “Didiklah anak – anakmu, karena mereka itu dijadikan buat menghadapi zaman yang sama sekali lain dari zamanmu ini.” ( al hadits)

catatan :
IF ; istilah untuk mahasiswa Tehnik Informatika.

Jumat, 22 Februari 2013

Cintai Takdirmu

 Banyak peristiwa terjadi dalam kehidupan ini setiap hari, kadang peristiwanya begitu mengguncang hingga setiap detiknya bisa merubah perasaan dari putih menjadi kelabu, dari merah menjadi hitam  ..... Beberapa sahabatku malah mengalami cobaan 'berlapis' ..... hmmm .... ada yang mengalami masalah serius di kantor barengan dengan masalah kesehatan, ada yang mengalami guncangan dalam rumah tangga barengan dengan cobaan finansial yang parah.

Rasanya aku ingin peluk mereka dan kubisikkan betapa aku sayang padanya, tapi sayangku tak akan menyampaikannya pada jalan keluar, hanya kasih sayang Allah yang bisa.

Indah gak akan bosan-bosannya mengingatkan kalian, bahwa hidup ini bukanlah setumpuk masalah.  Hidup ini adalah  ikatan cinta antara kita dengan Allah.  Apa yang terjadi dalam kehidupan ini cuma 'alat bukti' cintaNya.  Hmmm ...... masih susah dimengerti ya kalimatku ini?

Sahabat, Allah sudah menetapkan bagi diriNya kasih sayang, jadi Allah berbuat karena kasih sayangNya.  Hanya saja kasih sayang itu kadang tak mampu kita tangkap.

Bila kita bisa menangkap kasih sayangNya saat berada di tengah badai kehidupan, saat inilah masalah kita sudah terselesaikan 90 % nya, sedangkan 10% nya hanya soal waktu.  Ini sudah kubuktikan berkali-kali.

Pertanyaannya adalah, bagaimana cara menangkap kasih sayang Allah ?
Jawabannya adalah : cintai takdirmu.

Duh, bagaimana dong caranya? mencintai takdir? kalau takdirnya jelek? mungkin ada pertanyaan seperti ini.

Perihal mencintai takdir, ini memang perasaan yang lebih dalam daripada ikhlas, tapi ikhlas dan rasa syukurlah yang akan mengantarkan kita mencintai ketentuanNya.

Jangan pernah berpikir bahwa takdir kita jelek, karena Allah memberikan takdirNya dengan cinta, maka terimalah takdirNya dengan cinta juga.  Bila cinta diterima dengan cinta, hasilnya adalah keindahan.  So romantic .... Pada akhirnya hubungan kita dengan Allah memang jadi dekat dan mesra.

Sebaliknya bila cinta diterima dengan penyesalan, keluhan, dan rasa tidak terima, hasilnya adalah kehancuran, minimal hancurnya perasaan, lebih parahnya hancurnya masa depan dan yang paling tragis adalah hancurnya iman.  Jadi hati-hati memperlakukan takdirNya.

Baiklah, Indah akan becerita kisah nyata yang dialami salah seorang karyawanku.

Karyawanku ini biasa berangkat kerja bareng suaminya.  Nah, suatu pagi, sepeda motornya ngadat, si suami mengomel sambil menendang sepeda tidak bersalah itu.

"Ikhlas saja lah mas", katanya berusaha menenangkan suaminya.
"Ya bakalan telat nih", kata sang suami sambil memperbaiki sepedanya.

Akhirnya sepeda itu bisa jalan.  Dalam perjalanan ke tempat kerja, meretka berpapasan dengan kecelakaan beruntun, yang menurut perkiraan karyawanku ini, mereka bakalan ikut jadi korban bila saja sepedanya tidak mogok.

"Bunda, akhirnya suamiku mengerti pentingnya ikhlas dan besyukur", katanya padaku sambil tersenyum bahagia.

Indah bukan bila kita bisa menyadari bahwa seluruh rancangan kehidupan ini adalah bukti cintaNya ? yang kita terima dengan rasa cinta pula.

Pahit atau manisnya kejadian dalam hidup ini hanya ilusi, jangan terjebak dalam tipuannya.

Bahasan kita kali ini memang halus sekali, bila ada yang kurang jelas, silahkan bertanya, sampaikan saja lewat inbox di fbku, semoga Allah menuntun kita dalam kebenaran versiNya.


Kamis, 21 Februari 2013

Bandung Ada Berapa ?

Sabtu kemarin Alni aku ajak mudik ke Ngawi, dan seperti biasanya dia suka bertanya ini itu.

"Ini nyampai mana sih pak ?", tanyanya.
"Pujon sayang".

Mobil terus melaju dan tak lama kemudian dia nanya lagi :" Ini nyampek mana?".
"Masih Pujon sayang".
"Oh, Pujonnya ada dua ya".
"Bukan itu maksudnya, Pujon itu satu tapi luas", jawabku.

"Kalau Bandung ada berapa?", tanyanya centil.
"Ya satu lah", jawabku.
"Salah ! Ada dua, Bandung tempatnya mas Aden, sama Bandung stail", katanya lucu.  Kami tertawa berderai, yang disebutnya 'Bandung style' itu adalah toko pakaian jadi tak jauh dari butikku.

"Oh, ada tiga yang bener, sama Gandung", katanya lagi, kembali kami dibuat tertawa olehnya.
"Oh, itu kan mas Gandung, suaminya mbak Zeli", kata eyang Virien yang ikut serta bersama kami.

"Hihihi .....", Alnipun tertawa menunjukkan giginya yang habis.


Rabu, 20 Februari 2013

Yang Tak Memerlukan Sebab



Ada sms antara aku dengan eyang Virien yang masih kusimpan :

“Eyang, karena gak ngopeni hp, kemarin aku gak tahu kalau ada telepon dari instansi X, tahunya sudah malam.  Biasanya sih mereka mengundangku untuk jadi nara sumber.  Dan biasanya juga kalau aku gak ngangkat telepon, mereka akan menggantiku dengan orang lain.  Eyang, ini mau kutelepon balik, doakan ya semoga belum diganti”.

“Iya bunda, sesuatu kalau sudah ditentukan Allah pasti terjadi bukan karena sebab.  Tapi kita tetap berdoa semoga semua terwujud sesuai keinginan.  Aamiin”.

“Ya jadi tenang aku setelah baca sms eyang, aku ngelupain hp juga karena kehendakNya, karena Allah bermaksud mengajariku banyak hal”.

“Hehehe …. Bukan aku yang bilang bunda, tapi al qur’an”.

Sepenggal pembicaraan yang manis bukan?

Ternyata untuk membuat hambaNya memahami al quran, Allah mengajari kita lewat peristiwa-peristiwa dalam kehidupan ini.  Tak cukup al quran cuma dibaca-baca saja, musti difahami dan dijalankan, dan ketika kita memintaNya untuk membimbing kita, Allahpun menurunkan berbagai kejadian yang membuat kita lebih memahami ajaranNya.

Ayat yang melukiskan bahwa Allah tidak memerlukan sebab itu rajin sekali dibaca oleh umat Islam tiap malam jumat, di surat yasiin ……. Ingat? Ada di halaman terakhirnya , yang ada kata kun fayakun , yang artinya bila Allah berkehendak jadi maka Allah tinggal bilang ‘jadi’ maka jadilah.  Dengan sebab atau tanpa sebab, pasti terjadi.

Banyak umat islam rajin membaca surat ini, tapi belum memahami, masih banyak yang menyandarkan diri pada logika.  Padahal jelas-jelas dikatakan ‘ kun fayakun’.  Logika adalah tipuan sempurna  yang banyak orang terpeleset di dalamnya, logika itulah yang  menutup kita dari menerima keajaiban dari Allah.

Inilah bedanya menyandarkan diri pada Allah dan menyandarkan diri pada logika.  Menyandarkan diri pada Allah berarti membuka peluang diri untuk menerima  sebanyak banyaknya kemungkinan untuk hadir dalam kehidupan ini.  Sedangkan logika manusia itu amat tebatas, yang berarti sama saja dengan membuat batasan-batasan bagi diri kita sendiri, menutup diri dari indahnya kedasyatan kekuasaan Allah.

Eyang pernah mengalami peristiwa yang gak logis sama sekali.  Kejadiannya sewaktu eyang masih  jadi guru dan jadi bendahara di sekolahnya.  Nah, suatu hari dia menyimpan uang sekolah di dompetnya, jumlahnya banyak menurut ukuran eyang saat itu.

Pas sore, hujan-hujan lagi, eyang pulang basah kuyup.  Malangnya eyang, dompet yang berisi uang sekolah itu hilang.  Eyang gelisah bukan main, karena nggak tahu kemana mencari dompet itu dan gak punya cukup uang untuk mengganti uang sebanyak itu.  Dompet itu hilang dimana gak jelas sama sekali karena seharian eyang berkeliing, muter-muter se antero Malang raya.

Malam itu eyang menenangkan diri, setelah tenang dia shalat dua rekaat dan memasrahkan persoalannya kepada Allah.  Habis shalat dia tertidur dan terbangun saat merasakan kakinya terasa dingin tersentuh barang yang basah.

Dia menemukan kejutan manis malam itu, barang basah yang menempel di kakinya itu ternyata adalah dompet yang dicarinya.  Mungkin dompet itu terjatuh di jalan dan ditimpa hujan hingga basah, lalu malaikat mengantar ke pemiliknya dan menaruhnya di kaki eyang.  Ataukah dompet itu melompat sendiri menemukan pemiliknya? Wallahu alam.

Tidak masuk akal sama sekali bukan? Bagaimana dompet bisa menemukan pemiliknya dan bukan pemilik yang menemukan dompetnya.

Kejadian yang tidak logis juga bisa ditemukan di al quran, ingat kisah maryam yang selalu beribadah di biliknya dan disampingnya  selalu tersedia makanan padahal tidak ada orang yang menaruhnya disitu. Buka selengkapnya di surat Ali Imran ayat 37. 

Dulu kukira kejadian ajaib ini terjadinya hanya di masa lalu, dan hanya dialami oleh para nabi.  Tapi bukankah Maryam bukan nabi? Dan bukankah al quran berlaku sepanjang jaman? Berarti hal-hal ajaib yang diceritakan di al quran juga bisa dialami oleh siapa saja yang Allah kehendaki. Tidak harus Nabi, manusia biasapun bisa mengalaminya.

Akupun pernah mengalaminya. Sewaktu masih tinggal di Negara Bali, aku biasa membeli  beras kemasan lima kiloan dan menaruhnya begitu saja di dapur, aku memasak nasi sekitar tigaperempat  kilo dalam sehari .  Secara logika berasku bakalan habis dalam tempo seminggu.  Tapi kenyataannya berasku tidak habis-habis, dari hari ke hari  cuma berkurang seperempatnya.  Melihat beras itu aku sampai heran dan merinding.  Ini kok seperti cerita legenda Jaka Tarub yang beristrikan bidadari yang berasnya gak habis-habis ….. hehehe.

Karena takutnya, aku menuang beras itu dan aku campur dengan beras yang aku bagi-bagi ke dhuafa.  Di Negara aku memang suka beramal dalam bentuk beras dan kubagi di kampung muslim yang miskin.

Ternyata beraspun bisa ‘tumbuh’ di dalam karung, tanpa melewati proses ditanam di sawah, dikeringkan dan diselep.  Gak masuk akal bukan? Tapi ini adalah kisah nyata yang aku alami sendiri.

Begitulah, bila Allah berkehendak jadi, maka jadilah, dengan atau tanpa sebab pasti terjadi. Makanya dekatkan saja diri kita kepada Allah sedekatnya, sedekat urat leher kita.  Logika dipakai hanya untuk urusan tertentu, seperti menghitung rekaat shalat atau mengukur kurus gemuknya kita berdasarkan rasio antara tinggi dan berat badan .... hhmmm.....




Selasa, 19 Februari 2013

ketika ku menangis

ketika ku menangis
kau tatap ku dalam kasih
kurasakan dalam
belai jemarimu

ketika ku menangis
semesta menimangku
dalam lembut buaian tangan Tuhan

ketika ku menangis
air mata hanyalah saksi
betapa berharga kau
bagiku


Demi Keseimbangan Jiwa

Apa jadinya bila kita berjalan tidak seimbang, kepala miring ke kanan terus misalnya?  Pasti capek dan diketawain cicak, dan otot-otot leher kitapun pasti menderita lalu sakit.

Apa jadinya bila bumi ini selalu siang atau selalu malam ? ..... jangan dijawab kalau malam kan bisa bobo terus ....hihihi.... emang enak bobo terus? lah kalau malam terus kan bumi jadi membeku, ya berarti  bobo sambil membeku dong ....

Apa jadinya bila kita cuma mendapat pengalaman yang manis-manis dan menyenangkan saja? Gak pernah sedih, gak pernah galau, gak pernah kalah dalam persaingan, gak pernah kekurangan, gak pernah nangis, gak pernah termehek-mehek ? .Renungkan  sahabat,  kalau kita  tidak pernah mengenal kesedihan, kitapun tak pernah mengenal kegembiraan.  Pengalaman-pengalaman hidup jadi dataaar saja, hambar, gak ada seninya.

Begitulah, Allah menciptakan segala sesuatu seimbang, ada siang yang terang dan panas, ada malam yang gelap dan dingin, ada darat ada laut, ada lelaki ada perempuan, ada bau wangi ada bau busuk, ada naik ada turun, ada bahagia ada sedih, ........

Aku telah dipaksa mengakui dengan setulus hatiku fenomena keseimbangan saat hatiku sedang dihimpit kecewa.

Suatu hari aku begitu galau, karena sedang mengalami peristiwa yang cukup membuatku kecewa berat, aku merasa diperlakukan tidak adil. Berhari-hari aku tidak bisa mengatasi rasa galauku, ikhlasku terus saja naik turun.  Sebenarnya aku tahu musti bagaimana bersikap, tapi perasaanku tak kunjung stabil.

"Fokus pada tujuan saja.  Apa tujuan Allah  memberi pengalaman tidak enak ini ? ", kata eyang Virien, aku terdiam berusaha mencerna kata- katanya.

"Sebenarnya Allah memberi hal tidak meyenangkan yang musti kita hadapi untuk memperkuat jiwa kita ", lanjut eyang.

"Pengalaman pahit bahkan yang paling pahitpun Allah berikan kepada hamba-hambaNya yang terpilih agar jiwa mereka menjadi kaya dan kuat ", begitu petuah eyang.

"Nabi dan Rasul adalah orang dengan cobaan yang berat-berat", katanya lagi.

Eyang selalu menjawab keluhanku dengan kalimat-kalimat yang tepat , aku tersadar dan hatiku menjadi tenang.  Ya, apa jadinya bila aku selalu memperoleh pujian dan sanjungan saja?  Bisa-bisa aku jadi sombong dan berakhir di neraka ....... Apa jadinya bila yang kualami hal yang enak-enak saja? bisa-bisa aku jadi ujub, merasa diri paling keren ......

Kuharap kalian yang sedang galau, kini perasaan kalianpun menjadi tenang sepertiku.

Allah, terimakasih telah Engkau hadirkan eyang Virien untukku dan sahabat-sahabatku.

Kamis, 14 Februari 2013

Adilnya Balasan Allah (1)

Ada yang sedang ingin dengar ceritaku tentang siksa kubur niiih .... hmmm .... kok suka denger yang serem serem sih .... gak ngeri ? gak takut ? siap ?

Karena kupikir ceritaku bermanfaat, ya baiklah. Tapi sebenarnya aku sudah sering cerita kok, terpencar-pencar di beberapa judul, aku sendiri gak hafal di bagian mana.  Mudah-mudahan saja kisahku kali ini belum pernah aku ceritakan sebelumnya.

Aku memang sering 'melihat' keadaan orang yang meninggal setelah dia dikuburkan, walaupun tidak selalu tiap orang meninggal aku bisa lihat.  Melihatnyapun bukan karena aku ingin tahu, kata-kata yang lebih tepat 'diperlihatkan' padaku.  Jadi kalau aku disuruh melihat keadaan almarhum si A misalnya, aku gak bisa jawab, karena aku gak bisa melihat dengan keinginanku, hanya bisa melihat dengan kehendak Allah semata.

Yang biasanya aku lihat ya orang-orang yang kukenal, kadang tetangga, kadang teman ibu/ayahku, keluarga sahabatku. Pernah pula aku jadi perantara pesan-pesan orang yang meninggal kepada keluarga mereka yang masih hidup. 

Aku sendiri pernah tinggal di 8 kota ....... pindah-pindah karena sekolah, kuliah, dan mengikuti suami.  Jadi untuk menyamarkan pelaku, aku gak sebut kotanya dan bila itu kusebut tetangga, bukan berarti dia tetanggaku di Malang sini, bisa jadi dia tetanggaku di 8 kota itu.

Pada suatu ketika, tetangga dekat rumahku meninggal, aku belum lama tinggal di kota itu, jadi aku mengenal almarhumah ini sebagai orang yang baik hati dan ramah.

Malam setelah dikebumikan, aku melihatnya dalam keadaan yang memelas.  Tangan dibelenggu dengan rantai besi yang berat dan panjang, panjangnya sampai menjuntai ke tanah, bajunya compang camping, tubuhnya kurus, sementara di belakangnya ada dua orang yang berwajah seram yang memegangi ujung rantai besi yang membelenggu tangannya.  Wanita itu disuruh berjalan, entah kemana.  Hanya itu pemandangan yang kulihat.

Aku heran juga dengan kesudahan wanita ini, karena aku mengenalnya sebagai wanita yang baik hati.  Baru setelah berbulan-bulan kemudian, keherananku berjawab secara tidak sengaja.

Pembantuku yang masih tetanggaku (dia pagi datang dan sore pulang), gak tahu bagaimana awalnya tiba-tiba ngrasani wanita itu, sambil memasak pula, padahal aku juga gak nanya karena aku menghindari bergunjing.

"Dia itu pelitnya minta ampun, sawahnya luas, kalau panen hasilnya juga bagus.  Tapi yang diberikan ke orang-orang malah beras yang kuning dan jelek ..... gak tega makannya", katanya.

Oh oh ..... terjawab sudah, kenapa tangan itu dibelenggu rantai yang panjang, mungkin itu salah satu jawabannya, memberi dengan barang yang buruk padahal dia memiliki yang bagus. 

Kalau sedang membaca al qur'an surat Al Haqqah, jadi ingat kisah ini, persis ..... makanya aku mudah nangis kalau membaca al qur'an, karena punya pengalaman yang sinkron dengan ayat-ayatNya.

Eyang Syamsul'alam adalah tempatku bercerita setelah mengalami penglihatan ghaib begini , selain curhat, aku perlu pendapat ahli untuk memastikan bahwa yang kulihat adalah kebenaran, bukan hasil interverensi syetan.

Eyang hanya tersenyum dan bilang :" Adil kan balasan Allah?"

(bersambung)

Menyenangkan Orang Lain

Pulang dari memberi pelatihan untuk koperasi wanita di Tulungagung, kami  -aku dan suami-  memilih jalan ke Malang lewat Blitar.  Pas melewati hutan yang aku gak tahu namanya, banyak penjual rambutan di tepi jalan.

"Rambutan sini manis kayak leci", kata suamiku sambil meminggirkan mobil.  Hujan deras mengguyur, setengah berteriak suamiku menanyakan harga rambutan.

"Tujuh ribu", kata ibu-ibu penjual rambutan itu.
"Ya, yang itu berapa kilo?", tanya suamiku menunjuk ikatan besar rambutan yang menggantung.
"Tujuh ribu pak", penjual itu ngotot.
"Ya, yang itu saya beli semua, coba ditimbang ada berapa kilo", kata suamiku.  Penjual itupun menimbang seikat besar rambutan..

"Sebelas kilo pak", kata penjual itu.
"Nawar dong mas, kan beli banyak", bisikku pada suamiku.
"Jangan lah dik, mereka orang kecil, biar seneng ", kata suamiku, dalam hati aku istighfar, ... iya ya, sejak kapan ya aku jadi pelit dan itungan kayak gini ?

Suamiku membayar dengan uang delapan puluh lima ribu rupiah lalu bilang : "Kembaliannya rambutan juga ya bu".

"Ini saya kasih bonus satu kilo", katanya mengulurkan satu kresek rambutan.di tengah hujan deras yang mengguyur.

Ketika kami berlalu pergi, kudengar wanita itu tertawa senang.  Mungkin jarang ada pembeli nggak nawar dan belinya banyak pula.  Mendengar tawa itu ... hmmm ... rasanya aku mendengar kebahagiaan dalam kesederhanaan. 

Bagi pedagang kecil seperti dia, memperoleh uang delapan puluh lima ribu rupiah sudah menjadi kebahagiaan yang besar.  Sementara di bagian bumi yang lain, punya sebuah rumah mewah tak cukup membuatnya bahagia, sampai menyempatkan diri untuk korupsi dan menilep uang rakyat demi menumpuk kekayaan pribadi.

Rabu, 13 Februari 2013

Pagi Penuh Cinta

Setelah menulis kisahku :" Semalam Tidak Bisa Tidur" , kututup lap topku yang setia dan akupun beranjak tidur, lelap dalam damai, berasa dalam pelukan Allah.

Paginya bangun penuh semangat, serasa ringan menjalani hari, karena telah kutemukan cintaku.  Perasaan dicintai Allah, didukung olehNya, ini menjadi kekuatan dasyatku hari ini dan hari-hari mendatang.  Rasanya lebih ringan menjalankan berbagai program kerja yang sempat tertunda karena .... mmm ..... malas.

Telah lama kumengerti, bahwa Allah menciptakan alam semesta dan segenap isinya ini dengan kasih sayang, dengan cintaNya.  Aku tahu bahwa Allah mencintai hamba-hambaNya, juga diriku, tapi perasaanku tidak seperti hari ini  ...... ternyata memahami cinta Allahpun perlu perjalanan panjang hingga bisa merasakan dukunganNya, belaian dan pelukanNya, dan mengerti betapa diri ini begitu berharga di mata Sang Maha Kasih.

Ini makna yang lebih luas lagi dari ucapan bismillahirrahmanirrahiim yang sering kusebut prinsip bismillah.  Semula aku memahaminya sebagai perintah untuk melakukan segala sesuatu atas nama Allah dan dengan kasih sayang kepada sesama.  Lalu dalam perkembangannya, kutemukan lagi bahwa kasih sayang itupun musti meliputi kasih sayang kepada diri sendiri.  Dan sekarang ini, kutemukan hal yang lebih baru, bahwa dalam melakukan segala sesuatu ingatlah bahwa Allah mendukung kita dengan cintaNya yang tak berbatas.

Pandangi bahwa setiap orangpun Allah ciptakan dengan cintaNya, maka cintai juga mereka dan hargai takdir mereka.  Ini membuat perasaan kita menjadi ringan saja bila kebetulan ada benturan dengan orang-orang di sekeliling kita, jadi lebih faham ada Allah dibalik mereka semua dan kita lebih mudah menerimanya dengan keikhlasan hati.

Mulai pagi ini, rasanya aku ingin setiap pagi bangun dengan perasaan penuh cinta.

Malam Ini Tidak Bisa Tidur

Malam ini aku lelah sekali, rasanya ingin tidur habis isya, tapi tak kunjung bisa tidur.  Sudah menyepi ke kamar belakang, kumatikan lampu, suasana juga tenang .... tapi aku masih saja gelisah , cuma membolak balikkan badan, sementara mata sudah pedih karena tidak sempat beristirahat seharian, ya, tadi pagi memberi pelatihan di Tulungagung dan langsung pulang ke Malang.

Kupanggil suami tersayang, dan seperti biasa .... dia tahu apa yang dilakukannya bila istri cantiknya tidak bisa tidur, mmm ..... membelai-belai rambutnya sampai tertidur .....

"Oh, aku tahu kenapa aku susah tidur", kataku, tanpa menunggu jawaban suamiku aku terus mengoceh sambil merem, "Tadi pagi di hotel aku minum kopi".

"Sudahlah, gak usah mikir" katanya sambil terus membelai rambutku. Ah, apa dia tahu sebenarnya aku tidak bisa tidur  bukan murni karena kopi, tapi juga karena memikirkan perkataan seorang teman yang secara kebetulan bertemu di hotel tempatku menginap, perkataan yang cukup menghujam jantung, hingga aku mengadu sama Allah, kok ada peristiwa ini pas aku kepingin hidup damai? 

Dielus elus begini rasanya jadi tenang, otot-otot mataku seperti mengendur.  Padahal kalau dipikir, dia pasti lebih lelah dibandingkan aku, kan dia yang nyetir .

Tiba-tiba saja aku disergap rasa haru.  Bila seorang suami  sebegini kasihnya pada sang istri,  bagaimana kasih Allah yang Maha Kasih ?  Bila merasakan disayang suami saja begini sejuknya .... bagaimana rasa disayang Allah ? dicintai Allah ? Cinta yang kelipatannya tak terhingga bila dibandingkan dengan cinta makhluk ?

Malam ini hatiku begitu sejuk ... Allah tahu akan kejadian yang menimpaku, pasti cintaNya sedang membelaiku, menghiburku.  Dari belaian tangan suamiku aku memahami kasih sayang Allah, belaian Allah, pelukan Allah.

"Bapak ... !!!", suara kecil Alni diiringi ketukan pintu membuyarkan proses perjalananku ke alam mimpi .... Olala ...... ....

Minggu, 10 Februari 2013

Dosa Perbuatan, Dosa Pemikiran, Dosa Perasaan

Aku pernah menulis, bahwa istighfar bisa mendatangkan keberlimpahan.  Ini memang aku dapat dari mempelajari surat Nuh.  Nah, salah seorang pembacaku bertanya, dia sudah beristighfar banyak-banyak, tapi kok kehidupannya secara ekonomi masih terasa sulit, masih jauh dari yang namanya keberlimpahan ...... Dimana letak kesalahannya?

Ya pasti bukan al qur'an yang salah, bukan pula Allah yang salah, ya kita ini yang memahami ajaranNya yang kurang benar, kurang komplit atau malah salah sama sekali.

Istighfar itu maksudnya memohon ampunan kepada Allah dan tidak lagi kembali berbuat dosa. Jadi kita perlu mengenali dosa-dosa kita, agar kita tidak kembali berbuat dosa yang sama.  Bukan sekedar membaca istighfar di lidah ribuan kali.

Banyak orang yang berbuat dosa tapi tidak menyadari bahwa perbuatannya itu dosa.  Hal ini terjadi karena banyak orang melihat aturan agama dari kulitnya saja, tidak menyentuh esensinya.

Ada dosa perbuatan, ada dosa pemikiran dan dosa perasaan, ini klasifikasi dosa versi Indah.

Segala dosa, entah itu  dosa perbuatan, pemikiran dan perasaan, pasti  mendapat balasan yang seimbang .... sungguh !!!  Yaaah , sering mengalaminya sih.  Dan yang kubilang seimbang itu rasanya beraaaaat loh.

Dosa perasaan yang paling berat hukumannya itu adalah dosa musyrik dan dosa kafir  ..... jangan dulu merasa bebas dari kafir dan musyrik .... karena kafir dan musyrik bisa bersembunyi dengan jalan yang halus sekali dan begitu elegant melenggang lewat prasangka kita yang salah.

Contoh dosa kafir yang halus sekali pernah kualami.
Kan Indah bergerak di usaha garment, pada umumnya pengusaha garment beranggapan bahwa permintaan bisa tinggi sekali mendekati puasa dan hari raya, tapi setelah hari raya bakalan sepi sampai beberapa bulan.

Begitulah anggapan umum dan tak bisa kupungkiri, anggapan itu mempengaruhi aku juga, dan aku dilanda kecemasan begitu karyawan mulai masuk setelah hari raya.  Pikiran negatif sering muncul, bagaimana menyediakan stock pekerjaan untuk karyawan? bagaimana mengatasi kebutuhan hidup yang banyak bila sepi pesanan?

Tanpa kusadari aku sedang meragukan kemampuan Allah dalam mencukupi kebutuhan hamba-hambaNya.  Aku telah kafir (yang halus sekali) akan sifat Allah Ar Razaq, Maha Memberi Rizki.  Rizki dari Allah tak akan terhalang oleh apapun, siapapun, kapanpun, dimanapun ....

Prasangkaku padaNya telah dimentahkan olehNya.  Pernah kejadian setelah hari raya permintaan untuk produkku malah melonjak, dalam 2 bulan melimpah ruah, setelah  itu sepiiiii ..... Kurasakan sepinya usahaku adalah hukuman bagi dosa perasaan yang berupa prasangka yang salah.  Akupun beristighfar, memohon ampun atas segala prasangka dan rasa khawatir yang dulu melandaku.

Pengalaman itu telah menyadarkanku dan sekaligus memperkuat iman.  Sekarang aku bisa tenang saja menghadapi pasang surutnya usaha dan selalu berbaik sangka pada Allah.  Karena Allah sebenarnya bukan hendak menghancurkan kita dengan hal manis atau pahit, tapi Allah ingin kita lebih memahamiNya dan dekat denganNya.

Sudahkan ceritaku ini bisa menjawab pertanyaan : mengapa istighfar tak kunjung menjatuhkan keberlimpahan?  Hmm .......  ganti aku yang bertanya, sudahkan dosa-dosa di masa lalu yang meliputi dosa perbuatan, dosa pemikiran dan dosa perasaan ditobati semua?

Kita perlu memohon pertolongan Allah agar Allah membuka dosa-dosa kita di masa lalu, kemudian dosa-dosa itu kita tobati satu persatu, dan tidak kita ulang lagi.  Kita juga perlu sebanyak mungkin berbuat kebaikan, karena perbuatan baik bisa menutup perbuatan dosa.  Dan kita juga perlu sabar dan ikhlas menjalani kanyataan pahit, bisa jadi ini adalah salah satu alat Allah untuk membantu membersihkan dosa-dosa kita.

Penting juga aku sampaikan, jangan menjadikan keberlimpahan sebagai tujuan ibadah kita, karena  Allah jauh  lebih menarik.dan lebih pantas menjadi tujuan hidup kita.  Maka apapun yang kita lakukan, baik beribadah, bekerja, beristighfar .... persembahkan semua itu untuk Allah, untuk memperoleh keridhaan dan karuniaNya.

Keberlimpahan dalam hidup itu bukan ukuran kasih Allah pada manusia.  Ukuran keberlimpahan tiap orang juga berbeda, bisa jadi orang yang punya rumah mewah dan mobil mewah berderet, dia masih merasa kurang dan tidak bahagia dalam hidupnya.  Bisa jadi orang yang tinggal di gubug reyot dengan parabotan seadanya, dia merasa kaya raya karena bisa makan tiap hari.

Ikhlaslah dengan pemberianNya, pandai-pandailah melihat nikmat karuniaNya dan bersyukurlah.  Allah jauh lebih menarik dibandingkan keberlimpahan model apapun .... .... setuju? yang setuju ngacung !

Sabtu, 09 Februari 2013

Kehidupan Ini Sederhana Saja

Kehidupan ini sederhana saja, kita mengabdi pada Allah, mencari ridhaNya.

Allah hanya menyuruh kita beriman dan bertawakal kepada Allah., sederhana sekali kan? Bertawakal itu maksudnya menyerahkan persoalan kepadaNya saja, sementara kitanya berikhtiar semaksimal mungkin.!

QS Al Mulk [67:29] Katakanlah: "Dia-lah Allah Yang Maha Penyayang kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal. Kelak kamu akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata".

Yang membuat kehidupan ini menjadi rumit adalah syetan dan hawa nafsu yang menunggangi setiap hal yang bertebaran di sekeliling kita (dunia, makhluk).

Syetan masuk lewat berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi, lupa bahwa Allah maha mencukupi , bahwa tugas kita hanyalah bekerja utk beribadah dan mencari ridhaNya saja .....

Syetan masuk lewat berbagai persoalan hidup yang  menurut kita rumit, lupa bahwa kita hanya diperintahkan untuk beriman dan bertawakal kepadaNya saja. lupa bahwa yang maha besar hanyalah Allah, bukan persoalan persoalan kita.

Syetan masuk lewat berbagai perasaan negatif seperti khawatir, sedih, iri hati, cemburu, marah, dendam, permusuhan dll dll.

Penting menyadari bahwa menghadapi kehidupan dan segala permasalahan di dalamnya hanyalah alat untuk membuktikan pengabdian kita pada Allah, alat untuk menguji sejauh mana kita bebuat baik.  Bila menyadari point ini, membuat kita tidak terlarut dalam gelombang permasalahan kehidupan.  Dan masalah akan lebih mudah terselesaikan bila kita tidak terbenam di dalamnya, melainkan kita dalam posisi 'mengendalikan' masalah itu.

Ya, kehidupan ini sederhana saja bukan? tidak usah dipersulit.


Jumat, 08 Februari 2013

Al Fatihah? Mau dan Mau Lagi

"Heran deh orang-orang itu, sebentar-sebentar kirim al fatihah, untuk orang yang sudah meninggal lah, untuk syeikh lah ..., untuk ...  Gak ada tuntunannya di hadits. ", gitu curhatku sama suami soal jamaah tahlil di kampung yang kuikuti. Gimana gak heran, begitu tahlilan dimulai, jamaah diajak kirim al fatihah lebih dari tiga kali, menjelang selesai tahlilnya, eh al fatihah lagi, akunya sih ngikut saja, wong aku suka banget baca al fatihah.  Yang aku herankan cuma acara kirim-kirimannya itu loh yang gak ada contohnya dari Nabi.

Kalau di pesantren Gubug malah lebih ajaib.  Disana sebulan sekali diadakan khataman al qur'an, paginya ada pembacaan kirim-kirim al fatihah gitu, dan ini memakan waktu berjam-jam ! Lha leluhurnya orang sekampung diabsen semua, duh kapan mulai baca al qur'annya, pikirku , trus khatamnya sampai jam berapa ?

Tapi lama kelamaan aku jadi terbiasa juga dengan acara seperti itu, kena pengaruh ustadz Virien rupanya.  Pernah waktu aku merasa kangen sama eyang Syamsul'alam, ustadz Virien menyuruhku mengirim beliau al fatihah, akunya kok ya nurut aja, padahal semboyanku ya itu tadi, kalau gak ada contohnya dari Nabi, aku gak mau.  Kena deh akhirnya.

Aku lebih 'kena deh' saat suatu hari, hmmm, cerita nggak ya? cerita nggak, cerita nggak, cerita wes ....

Suatu hari aku pas online malam-malam, gak ada manusia dewasa di rumah, mas Hary ke luar kota, di rumah cuma bertiga dengan Alni dan Insan.  Mendadak aku merasa sesak nafas, saat itu pas lagi chatting dengan seorang sahabat pembaca blogku, kami sudah cukup akrab sih. Spontan aku minta ditransfer energi olehnya.

Beberapa penggemar blogku memang sudah bisa mentransfer energi dengan mempelajari tulisanku. Karena sedang kepepet,  kuanggap orang yang sedang kuhadapi ini bisa transfer energi juga.  Tapi kawan coba dengar apa jawabnya ? ketika kutanya mengapa ? hoo keliru lagunya om Ebiet ya, haha.

Gini dia jawab: "Bunda, aku gak bisa transfer energi, kukirim al fatihah aja ya".
Boleh, jawabku spontan.  Habis itu aku merasakan seperti ada hawa segar memenuhi jalan nafasku, hangat rasanya, dan sesakku langsung minggir !!!

Oh ternyata begini tho rasanya dikirimi al fatihah, bikin mau dan mau lagi, hehehe.

Al fatihah itu merupakan intisari al qur'an, ada banyak kelebihan surat al fatihah, salah satunya adalah sebagai obat.

Diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Said al-Khudri r.a. “Pada suatu hari kami bersama-sama dalam perjalanan, bermalam di satu dusun. Datang kepada kami seorang budak perempuan dan berkata : “Sesungguhnya kepala desa ini sakit dan tak seorangpun di antara kami yang dapat mengobatinya, adakah diantara tuan-tuan yang dapat mengobatinya ?” Salah seorang dari rombongan kami berdiri dan mengikuti budak tadi. Kami tidak mengira ia dapat menjadi dukun. Si sakit itu lalu dimenterainya dan sembuh. Kepadanya diberi hadiah 30 ekor kambing, dan kepada kami disuguhkan susu. Ketika ia kembali kami bertanya : “Apakah engkau membolehkan mentera, dan apakah engkau tukang mentera ?” Ia menjawab : “Tidak, saya bukan tukang mentera, tetapi aku hanya membacakan Ummul-Kitab (al-Fatihah).” Kami katakana : “Kejadian ini jangan dikabarkan kepada siapapun, sebelum kita tanyakan kepada Rasulullah s.a.w. lebih dahulu”. Sesudah kami sampai di kota Madinah, kami datangi Rasulullah s.a.w. dan kami ceritakanlah kejadian itu. Rasulullah lalu berkata : “Siapa tahu bahwa surah itu (al-Fatihah) adalah mentera (obat) bagilah hadiah itu dan berikan saya sebahagian darinya”.

Walaupun contoh di hadits ini menceritakan pengobatan al fatihah langsung di depan si sakit, ternyata al fatihah  bisa dikirim jarak jauh juga. 

Kalau kirim al fatihah untuk orang yang sudah meninggal sih aku gak tahu efeknya seperti apa, ya karena aku belum pernah meninggal, aku gak bisa cerita bagaimana rasanya pas meninggal dapat kiriman al fatihah, tapi aku pernah punya pengalaman berkaitan dengan hal ini.

Pengalaman ini kulihat pas ada tetanggaku meninggal, sebut saja dia si P, lalu malamnya diadakan tahlilan dan kirim al fatihah.  Aku lihat saat itu si P seperti berada di hutan yang gelap dan dia dalam keadaan ketakutan dan kebingungan.  Kiriman doa orang-orang itu berupa cahaya yang terang yang bergerak seperti awan yang mendekati si P, namun si P tak dapat menjangkau cahaya ini, bahkan dia sama sekali gak tahu ada cahaya yang mendekati untuk menolongnya.

Bila kuanalisa, aku melihat si P semasa hidupnya asing dengan asma Allah, jadi doa-doa itu gak bisa menjangkaunya, walaupun doa-doa kiriman itu sudah bergerak untuk menemukan alamatnya.

Kesimpulannya apa ya? ya sebenarnya bacaan al fatihah kepada orang yang meninggal itu memang akan berjalan menuju sasaran doa, tapi untuk nyampai kepada yang bersangkutan ya tunggu dulu gitu loh! kalau  semasa hidupnya asing dengan asma Allah, ya susah nian nyampai.

Sedangkan untuk orang yang meninggal dengan khusnul khatimah, dikirim atau tidak dikirim al fatihah nggak ngaruh sama sekali, karena orangnya sudah melesat menuju Allah dan dilimpahi dengan berbagai kenikmatan di sisiNya.  Yang ini Indah cuma bisa ngerasain, gak bisa lihat seindah apa.  Cuma pernah sekali  melihat seorang tetangga yang meninggal khusnul khatimah, dia kayak di langit dan bersalam-salaman dengan orang banyak, wajah mereka berseri-seri, dan jadi ganteng banget padahal semasa hidupnya wajahnya biasa-biasa saja.

Aku baru melihat kiriman doa yang ngefek banget sama mereka yang menjalani siksa kubur, bahkan doa seorang anak bisa membebaskan orang tuanya dari siksa kubur.  Yang ini aku melihatnya , melihat siksanya (ngeriiiii!!!), juga melihat saat terlepas dari siksa .

Sekarang bagaimana nasib orang-orang yang ngirim al fatihah, apa kirimannya jadi sia-sia bila kebetulan nggak nyampai ke alamat yang dituju?  Nah, ternyataaaa, hmm, orang yang membaca al fatihah untuk orang lain, saudaranya atau untuk siapa saja, dada mereka dipenuhi cahaya karena ketulusan hatinya, gak peduli al fatihahnya nyampai atau tidak, tak ada yang sia sia di hadapan Allah.  Enak ya.

Makanya, yuk kirim-kirim al fatihah, untuk anak-anak manis kita agar Allah selalu menuntunNya, untuk orang tua kita, untuk sahabat yang sakit, untuk alam agar tidak terjadi bencana, untuk pemimpin kita,jangan lupakan untuk diri sendiri ya.

Nah untuk diri sendiri nih, al fatihah bisa jadi self healing loh. Bila menderita sakit di tempat tertentu,  bacain al fatihah yang dialirkan untuk bagian yang sakit itu.  Juga untuk sakit yang berhubungan dengan jiwa, misalnya kesedihan yang mendalam atau bingung dan khawatir, putus asa, depresi.  Bacalah dengan penuh keyakinan pada Allah.

Tapi Indah pernah prihatin banget karena ketemu seorang wanita, sarjana lulusan PTN terkemuka, berkerudung lagi, ternyata tidak tahu arti surat al fatihah !!! Aduh, sayaangnya, arti al fatihah itu kan menakjubkan.  Aku ingat saat  masih kecil disuruh mendeklamasikan terjemah surat al fatihah, rasanya jadi tergetar hati, ini puisi terindah dan menakjubkan.

Barangkali  sahabat-sahabat baruku ada yang heran, kok aku cerita tentang orang yang meninggal, siksa kubur, dan hal-hal yang gak kelihatan ?   Ya, beginilah,  memang Indah agak indigo, tapi bagaimanapun juga, wallahu alam.  Aku hanya menceritakan apa yang pernah kulihat, kebenaran itu hanya di sisi Allah, semoga Allah menuntun kita dalam kebenaranNya.  Aamiin.



Kamis, 07 Februari 2013

Matahari dan Aku

Pagi itu, sinar mentari jatuh membentuk garis-garis lembut, berpadu dengan hawa dingin yang menyapa saat kubuka jendela,  rasanya aku jadi begitu cantik ...hm. Langit pagi berhias mendung tipis, membias sapuan warna jingga hasil karya Sang Seniman Agung. Kuhirup keindahan pagi dalam-dalam, seolah mengukirkannya di dadaku.

Aku mulai aktifitas pagiku setelah semalam hatiku berdarah, seseorang telah berkata kasar padaku, dan aku merasa terluka.

Rasaku semalam aku telah berhasil memaafkannya, bahkan telah pula kutertawakan diriku sendiri dan kukasihi dia yang telah menyakitiku.  Tapi pagi ini, syetan membangkitkannya lagi, oh.

Kutatap sinar itu, sinar mentari yang membentuk garis-garis lembut.  Sinar itu mengingarkanku akan sebuah pengalaman indah bertahun yang lalu dan sinar itu membisikkanku sesuatu.

Jadilah sepertiku, katanya.
Ya, kau adalah kasih untuk semesta, kataku.
Aku menyinari semua, yang baik yang jahat, yang cantik yang indah, yang kumuh, yang bau, bahkan aku menyinari mereka yang suka menghujatku , katanya.

Hmm, ada yang menghujatmu? bukankah tanpamu bumi ini berhenti berputar ? tanyaku heran. Dia menjawab dengan senyum penuh arti.  Aku tahu, aku tahu,  manusia memang suka mengeluh, dan dia merasakan keluhan manusia akan betapa panasnya siang sebagai sebuah hujatan.  Ternyata dia begitu peka, namun aku tahu dia tak mendendam dan akan selalu menyinari siapapun dan apapun sebagaimana yang Allah kehendaki menerima sinarnya.

Dia selalu memberikan energinya untuk menyokong kehidupan di alam semesta, pada siapapun pada apapun.

Jadilah sepertiku, katanya.
Aku tahu dia  ingin bilang, maafkanlah kesalahan dan kasihi sesama.  Kau tidak perlu berhenti menjadi baik hanya karena mempertahankan rasa sakit.  Lepaskanlah rasa sakit itu dengan memaafkan dan mengasihi.

Terimakasih, kataku.
Aku ingin menjadi rahmat bagi semesta, sepertimu, seperti yang Allah kehendaki.  Aku sudah memaafkan saat ini juga, dan aku tetap mengasihi sepertimu yang selalu menyinari, meskipun kepada orang jahat dan orang yang menghujatmu.

Dia tersenyum, melihat senyum itu kurasa manusia telah salah menilai dia berdasarkan berapa derajad suhunya. Dia terlihat begitu manis dan sejuk.

Dia tersenyum lagi dan terkuak sebuah kenangan bertahun-tahun yang lalu.

Saat itu aku sedang berdzikir selepas shalat asar, saat tiba-tiba kulihat matahari mengecil dan duduk di sebelahku.  Begitu indahnya matahari kecil itu sampai jilatan apinya terlihat seperti bunga yang terang.  Aku ajak dia turut berdzikir bersamaku, tapi secepatnya dia melompat ke pangkuanku dan masuk ke dadaku dan menghilang di tubuhku, rasanya aku jadi bersinar.

Kenangan itu aku masih mengingatnya, entah apa maknanya.



Sabtu, 02 Februari 2013

Peduli Dengan Diri Sendiri

 Malam itu aku benar-benar panik, saat gak sengaja aku menemukan kamar pembantuku kosong sementara jam menunjukkan pukul 10 malam, kupanggil panggil, kukelilingi seluruh pojok rumah, tak ada jawaban.  Yang ada di pikiranku, apakah anak ini mati bunuh diri, kok dipanggil gak jawab.  Lalu kukelilingi lagi seluruh rumah, tak ada yang terlewat sampai di cepitan cepitannya ......

Baru kusadar bila aku telah kena tipu olehnya setelah kulihat pintu tidak terkunci, rupanya dia menyelinap dari pintu samping, keluar rumah malam-malam, mengabaikanku yang sedang asik di depan lap top.

Aku masih panik juga, aku keluar rumah mencarinya, hanya kulihat jalan yang sudah sepi, toko-toko yang sudah tutup semua.  Kutelepon suamiku yang tidur di rumah satunya, saat itulah pembatuku mengetuk pintu, jam sudah mendekati angka setengah sebalas malam, kumarah-marahi dia, benar-benar lupa aku bahwa aku sedang mencanangkan gerakan menahan amarah bagi diriku sendiri ......

Peristiwa yang kualami kali ini membuatku sadar bahwa bekerja berdasarkan prinsip bismillah itu juga bermakna menyayangi diri sendiri.

Selama ini aku memaknai ucapan basmallah adalah bekerja atas nama Allah dan berlandaskan kasih sayang, tapi yang kufahami hanya kasih sayang yang sifatnya keluar, terhadap orang lain dan obyek di luar diri sendiri.  Setelah aku mengalami peristiwa yang cukup membuatku kaget sekalee ini, aku jadi mengerti bahwa diri sendiri juga musti dimasukkan dalam obyek kasih sayang.

Beberapa bulan yang lalu, suamiku menyodorkan seorang anak berparas manis untuk bekerja pada kami.  Dia dari desa di ujung kabupaten Malang, umurnya kira kira 15 tahunan, baru lulus SD, masih kecil.

Wajahnya cantik dan lembut, tapi saat bicara dengan orang lain, matanya menatap tajam lawan bicaranya seperti menantang.  Aku sempat takut dengan caranya menatapku, rasanya seperti dihipnotis agar berada dalam pengaruhnya, tapi suamiku yang sabar malah tertawa .....

"Sayang, dia masih anak-anak, mari kita didik sama-sama", begitu katanya.  Semula suamiku mau menyekolahkannya ke SMP terdekat, tapi anaknya sendiri yang gak mau.

"Kalau kita pergi biar ada yang jagain Alni ", kata suamiku lagi, tapi kenyataannya dia cuek banget dengan Alni, seperti tidak ada perasaan apapun pada anak selucu Alni.

Kebiasaannya yang cukup mengganggu adalah selalu membawa hp dan sibuk banget dengan hpnya, sepanjang hari ! Sampai musti ditegur agar tidak berhp ria saat bekerja, Dia nurut, tapi pagi, sore dan malamnya dia tak pernah lepas dari hp, ya sms-an, ya bicara, yang dari cara dia ngomong gampang banget ditebak bila dia sedang bicara dengan cowok.  Rupanya dia sudah kenal pacaran dan aku gak tahu pacarnya berapa ..... hahaha .... yaaa, melihat gelagatnya, dia selalu meladeni semua penggemarnya.

Bila aku jujur pada diriku sendiri, sebenarnya aku tidak menyukai gadis ini sejak awal, tapi aku gak tahu sebabnya.  Aku selalu mencoba menerima dia dengan kasih sayang, bagiku mendidik seorang gadis seperti dia sama dengan mendidik generasi, bukankah dari rahimnya akan lahir anak-anak bangsa.  Hmmm .....  kedengarannya sebuah niat yang manis dan aku menjalankan niatku ini dengan sabar, hingga  peristiwa itu terjadi  .....

Akhirnya aku pulangkan gadis manis itu, karena ternyata bukan cuma sekali itu dia pulang malam, Aden pernah memergokinya, bahkan suamiku pernah menegurnya, tapi dia ndableg .... dan malam itu adalah puncaknya, dia hampir membuatku kehilangan jantung  dengan kendablegannya  Kupikir sudah waktunya aku peduli dengan diri sendiri .....