Kamis, 27 Maret 2014

Siapa Yang Diuji ?



"Eyang, ada pembacaku sedang mendapat ujian berat, dan dia sudah aku bilangin macam-macam.  Tapi gak dilaksanakan ", kataku.

"Tapi dia nitip pesan ke temannya kalau dia kepingin curhat lagi sama aku, katanya sih minimal hatinya bisa lega ", kataku lagi.

"Repot ya ?", kataku lagi, kali ini agak jengkel.

"Berarti dia tidak butuh saran, hanya butuh didengarkan. Dan berarti juga, itu bunda yang sedang diuji", jawab eyang.

"Hahahaha ..... iya iya iya .... siap laksanakan!", kataku geli.

Pernah mengalami hal sepertiku ? yuuuuk ketawa berjamaah .... hahaha.


Selasa, 25 Maret 2014

Menepis Khawatir



-  Mbak Indah,  minta tips agar hati kita selalu tertata dan bersandar hanya kepada Allah, jujur saja terkadang aku masih sangat bingung dalam menghadapi persoalan.hati belum seratus persen mantap,masih ada perasaan was was.

-  Mbak Indah, sekarang usahaku berkembang, ada seorang pelanggan besar yang memesan secara rutin yang membuat aku menambah banyak karyawan. Tapi aku jadi sering mikir, bagaimana seandainya pelanggan besarku ini berhenti , lalu aku kemanakan karyawan sebanyak ini ?

Itulah diantara pertanyaan pembacaku, yang intinya bagaimana agar hati tidak khawatir dan was-was.  Aku sudah sering membahas soal ini, coba browse di blog ini di kolom kanan, ketik 'rasa khawatir' , pasti banyak judul yang keluar..

Manusia memang rumit dan reseh ,dikasih bisnis sepi khawatir bagaimana memenuhi semua kebutuhan, dikasih bisnis ramai, khawatir juga bagaimana nanti kalau sepi, dikasih harta yang banyak khawatir kemalingan, dikasih hutang, khawatir asetnya disita bank ..... Berarti dalam kondisi apapun rasa khawatir bisa tetap berkumandang kan ? Yang berarti juga, dalam kondisi apapun rasa nyaman bisa tetap merajai hati.

Yang jadi persoalan sekarang, bagaimana caranya rasa nyaman dan bahagia itu selalu ada di hati kita ? jawabannya, hati musti bersandar kepada Allah.  Terus, bagaimana caranya mengkondisikan hati agar selalu bersandar kepada Allah ? 

Banyak-banyaklah membaca al quran berikut terjemahannya, disamping melakukan ibadah wajib dan sunah.  Banyak mengingat Allah disela kesibukan yang menyita pikiran dan waktu kita.

Memahami makna ayat-ayat al quran amat membantu kita menata mind set yang benar.  Tulisan-tulisanku di blog inipun hasil pengalaman-pengalamanku memaknai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan dengan al quran.

Lebih banyak tentang bagaimana mengelola rasa khawatir dan takut kehilangan, silahkan buka link ini :

Tak Pernah Kehilangan 

Mengelola Rasa Khawatir 

Mengikat Harta 

Prasangka Adalah Doa yang Tidak Terucap 

Minggu, 23 Maret 2014

Terpenjara Logika

" Kan sudah jadi sunatullah kalau rejeki itu gak serta merta turun dari langit, pasti ada proses sebab akibat.  Manusia berusaha dalam artian kerja, hasilnya sedikit atau banyak, terserah sama Allah ", kata pembacaku yang kesal karena suaminya nganggur sedangkan hutang menumpuk, para penagih rajin pula narget.

Lalu kubilang :"Yang ngomong kalau rejeki itu gak serta merta turun dari langit itu karena dia gak pernah mengalami, dan dia gak mengalami karena dia gak mempercayai".

Sebenarnya aku gak setuju bila seorang suami tidak bekerja, wong itu tugasnya kaum lelaki. Tapi kalau mengharap suami berubah, itu juga memboroskan tenaga dan pikiran, karena berharap kepada makhluk biasanya suka bikin kecewa.  Jadi berharapnya kepada Allah saja, terima dulu suami 'ajaib'nya, dan tata lagi niat dalam hidup untuk beribadah kepada Allah apapun yang dilakukan.

Dan soal rejeki harus melalui sebab akibat, itu juga musti diuji lagi 'keabsahan'nya.

Yang namanya rejeki berupa uang, mau melewati proses sebab akibat atau tidak itu sekehendaknya Allah.  Mau ada uang jatuh mak jeblug di depan kita, atau tiba-tiba ada malaikat menyamar yang tiba-tiba ngasih kita uang, atau malaikat menyamar jadi pembeli yang memborong dagangan kita tanpa nawar saat sedang butuh-butuhnya uang, semua terserah Allah.

Jangan memenjarakan diri dengan logika, karena semua hal bisa dilogikakan kok.  Yang penting itu meletakkan harapan kepada Allah, dan ini berarti melepas segala sandaran selain Allah, termasuk logika.

Logika itu sering menipu kita dengan cara yang halus sekali. Pernah aku membutuhkan sesuatu yang penting senilai belasan juta, dan aku mulai menghitung dalam jangka beberapa minggu aku bisa ngumpulin uang sejumlah itu.  Tapi kenyataannya, kebutuhan banyak sekali hingga targetku tak pernah tercapai.

Akhirnya aku sadar bahwa aku telah dipenjarakan oleh logika dan hitunganku sendiri.  Saatnya bagi diriku untuk merubah tempat berharapku kepada Allah saja.  Akupun menata hati dan berharap kepada Allah untuk kebutuhanku yang mendesak itu.

Hanya sehari setelah deal dengan Allah, aku deal dengan pelanggan baru senilai puluhan juta dan beliau membayar uang muka lebih dari separuhnya, yang mencukupi kebutuhanku sekaligus kebutuhan belanja bahan tercover semua.  Subhanallah ! Allahu Akbar !

Pernah juga aku menginginkan A, B dan C.  Lalu logikaku bekerja, berhitung bahwa bulan ini untuk A bisa tercapai, bulan berikutnya B dan berikutnya lagi C.  Tersadar aku ketika semua tidak kunjung tercapai, mulailah hati ini menata, bukankah Allah Maha Kaya yang bisa memberiku A, B dan C sekaligus bahkan dalam sehari ?

Kenyataan yang kita hadapi ini merupakan tipuan. Seolah olah mampu, padahal tidak, seolah-olah tidak mampu, agar manusia terjebak dalam perasaan khawatir dan putus asa.  Semua itu ujung-ujungnya agar terjauh dari Allah.

Caranya biar tidak tertipu adalah memasrahkan segala keinginan dan persoalan kepada Allah dan percayalah akan kebesaran dan keajaibanNya.

Lebih banyak lagi tentang logika dan tipuannya, bisa buka link di bawah ini :

Yang Tak Memerlukan Sebab
Yang Maha Menciptakan Sebab
Antara Menyerah dengan menyandarkan diri

Sabtu, 22 Maret 2014

Karena dia milik Allah


Tumben banget nih, Aden bisa kutahan untuk berada di Malang berminggu minggu. Dia kan lebih suka berada di Bandung mengurus komunitas manga-nya 'Next Heaven'.  Sampai rasanya aku mendapat bonus istimewa dari Aden dengan kepulangannya kali ini.

Berminggu-minggu melewati kebersamaan dengan Aden, Insan dan Alni, hampir setiap malam bermain bridge dengan mas Hary dan anak-anak. Akupun jadi semangat di dapur membuat kue kesukaan mereka.

Aden pulang setelah aku ajak ke pernikahan besanku di Yogya, dia ke Bandung naik bis malam dari terminal Yogyakarta.


mengantar Aden pulang ke Bandung di terminal Yogyakarta

Ingin aku katakan padanya :" Terimakasih sudah memberi kebahagiaan buat ibu selama beberapa minggu ini dan selama menjadi anak ibu ".  Tapi rasanya itu kata-kata yang terlalu novel .... hehehe.  Tapi aku pernah bilang padanya :"Terimakasih sudah menjadi anak ibu", dan dia jawab :"Terimakasih sudah menjadi ibunya Aden". .... hmmm.

Dulu pernah aku mendapat angin segar gara-gara Aden mendapat tawaran untuk jadi dosen di sebuah universitas negri di Malang. Tugas Akhir kuliahnya yang merupakan temuan baru di dunia informatika telah membuatnya terpilih mendapat tawaran itu. 

Dengan penuh semangat aku komporin dia untuk menerimanya, aku bilang dengan menjadi dosen, dia bisa punya banyak waktu untuk menggambar, padahal alasan tersembunyinya ya ingin dia kembali ke Malang.  Tapi aku kecele ... hehehe, alasanku tidak diterima dan Aden tetap melaju ke Bandung.

Mungkin seluruh ibu di dunia sama denganku, inginnya selalu dekat dengan anak-anak, inginnya selalu mencium bau mereka setiap hari, inginnya selalu melihat mereka setiap hari. Bahkan walau sudah kumisan dan jenggotan, mereka tetap terlihat imut dan lucu yang masih pantas di'kudang' dan diciumi.

Kadang untuk menghibur diriku sendiri, aku merasa mereka adalah 'pecahan' diriku, dimanapun mereka berada, disitu pasti ada aku walau kenyataannya aku berada jauh, dimanapun mereka bahagia, aku pasti turut merasakan bahagia. Aku selalu bersama mereka dengan doa dan cintaku.

Saat mengantarnya di terminal Yogyakarta.  Aku seperti sedang mengantar Aden terbang ke masa depannya. Karena dia milik Allah, maka kemanapun dia pergi dan berada, itu adalah kehendak Allah.  Walau secara lahiriyahnya Aden yang memutuskan, tapi Allahlah yang menggenggam hatinya dan menentukan arahnya.

Beberapa hari yang lalu aku punya feeling, dia bakalan meraih sukses besar.  Walau aku tidak bisa membaca sukses dari arah mana, tapi biasanya feelingku benar.

"Sukses itu adalah detik dimana kita bisa mempersembahkan hidup ini untuk Allah" , itu adalah pesan untuk anak-anakku.  Kata-kata itu pula yang aku tuliskan di atas tanda tanganku, saat seorang mahasiswa Yogyakarta meminta tanda tangan di bukuku "Menciptakan Keajaiban Finansial".

Karena dia milik Allah, maka aku mengajaknya menjalani hidup untuk Allah.

Akibat Kurang Memberi


Wanita itu sesekali mengusap air matanya saat bercerita tentang penderitaan hidupnya bersuamikan lelaki yang suka menghujaninya dengan kata-kata kasar dan menusuk, dia merasa hidup di bawah tekanan.  Sampai-sampai anaknya mengalami sedikit gangguan perkembangan, yang menjadi beban tambahan juga buatnya.

Beratnya perasaan yang sudah diambang batas kesabaran, membuatnya sering berpikir tentang perceraian. 

"Aku tidak tergantung secara finansial dengannya kok", katanya.  Wanita ini mempunyai pekerjaan bagus (yang lupa dia syukuri karena terpaku pada himpitan persoalan), dia tinggal bersama ibu mertua dan adik iparnya yang keduanya sakit-sakitan yang dia biayai, sedangkan suaminya tinggal di kota lain.

Sudah mendapat tekanan mental dari kasarnya sang suami, dia dibebani pula dengan menafkahi ibu mertua dan adik iparnya, begitulah yang dia rasakan.

Aku seperti tidak melihat pada dirinya kasih sayang, yang ada adalah perasaan tertekan dan  mengasihani diri sendiri. 

"Aku ini salah apa hingga harus menerima cobaan yang berat ini ?", katanya.

Aku lebih banyak mendengar dan menyimak saja ceritanya sambil dalam hati aku memohon petunjuk Allah.

Di menit menit awal, yang terbaca olehku wanita ini kurang 'memberi' kepada lingkungan , tapi dia suka  'menuntut' dari lingkungan.  Ini salah satu hal yang membuat  hidupnya begitu rumit.

Wanita ini telah diberi kesempatan besar oleh Allah untuk 'memberi', berupa kemapanan secara finansial sehingga bisa menampung kehidupan plus biaya berobat ibu mertua dan adik iparnya.  Tapi sayangnya dia tidak ikhlas, hingga perbuatan baiknya hanya berbuah penderitaan panjang.

Dia merasa pendapatan yang dia peroleh adalah dari hasil kerja kerasnya, dia merasa memiliki dan merasa berhak, lupa bila semua itu adalah karena Allah yang memberikannya dan hak Allah jua yang mengatur 'pendistribusiannya'.  lupa bila Allahlah yang memberinya pekerjaan dan pendapatan bagus.  Perasaan berhak memiliki menjadi sumber rasa tidak ikhlasnya ketika dia terpaksa harus berbagi.

Manusia ini tidak punya kuasa, bahkan pada dirinya sendiri, pada pendapatannya sendiri, apalagi kepada orang-orang di sekelilingnya.  Allah menurunkan berbagai sebab hingga segala rejeki akan mengalir ke 'alamat' masing-masing tanpa salah sedikitpun.  Bila ada orang lain yang mendapat rejeki melalui tangan kita, semestinya kita bersyukur karena digunakan Allah sebagai kepanjangan tanganNya, bukannya malah mengeluh dan merasa terbebani.

Orang yang mengeluh dan merasa terbebani , adalah orang-orang yang tidak bersyukur, dan benarlah bila azabNya sangat pedih.  Itu adalah ketetapan Allah yang tertulis di al quran dan setiap orang pasti terkena hukum ini. 

Untuk merubah kehidupannya, dia musti menata imannya kembali.  Ingat bahwa segala yang dia miliki adalah dari Allah, banyak beristighfar untuk kesalahan-kesalahan di masa lalu dan banyak bersyukur.

Aku tadi bilang, bila wanita ini kurang 'memberi' kepada lingkungan.  Yang aku maksud memberi disini adalah memberikan kasih sayangnya pada alam semesta.  Hati yang dipenuhi perasaan kasih, melahirkan pemberian yang berupa materi dan non materi yang ikhlas. Sering aku sebut prinsip bismillah.

Sedekah dan pemberian yang lahir dari rasa kasih sayang inilah yang melahirkan gaya tarik yang kuat terhadap berbagai hal-hal baik dalam kehidupan.

Aku menjelaskan semua itu kepada wanita itu di tengah alunan musik di sebuah resto hotel berbintang.  Aku juga mengajarinya bagaimana caranya mempersembahkan hidup ini kepada Allah. Dan aku rasakan bila wanita ini tidak juga mengerti !!!  Oh .....

Sesuatu yang tak pernah aku temui sebelumnya.  Selama ini bila ada seseorang yang dikirim Allah untuk mengadukan persoalan padaku, dia merasa terbuka pikirannya oleh penjelasanku dan hatinyapun menjadi tenang. Kali ini tidak dan aku mengerti sebabnya.

Wanita ini perlu berbuat baik sebanyaknya.  Perbuatan baiklah yang akan membuka 'kunci' hati, agar pikiran dan hati mudah faham akan kebijaksanaan Allah di alam semesta.  Lagi-lagi aku katakan, bahwa seorang yang kurang 'memberi' kepada lingkungan, hidupnya menjadi amat sulit, bahkan untuk memahami sesuatu yang sederhana.


Senin, 10 Maret 2014

Move On Itu ....

Dia seorang ibu dengan wajah kelam, membawa seorang bayi berusia tujuh bulan di gendongan.  Wajahnya terlihat bodoh saat melihatku, .....eh ternyata karena aku yang selama ini dipanggilnya 'bunda' , tak seperti yang dia bayangkan, katanya.  Entah dimana letak ketidak sesuaian antara bayangan dan kenyataan , biarlah itu menjadi teka teki angin.

Dia mengenal aku lewat tulisan-tulisanku di blog dan ini untuk pertama kalinya dia bertemu denganku. Dia mau cerita katanya, maju mundur ingin bertemu denganku sampai  bolak balik bilang :"Memangnya aku ini siapa sampai bunda Innuri menyempatkan diri untukku ?".  Waaah ... dia sendiri lupa akan dirinya sendiri, lantas aku musti menjawab apa ya?

Suaminya berselingkuh, dan sekarang selingkuhannya hamil, ditambah lagi suaminya sudah menggugat cerai dirinya ke pengadilan.  Malang nian. Saat dia bercerita tentang rumah tangganya, aku berdoa memohon petunjuk Allah ;"Apakah yang musti aku katakan pada wanita ini ya Allah ?".

"Aku merasa diperlakukan tidak adil, saat  gajinya kecil dan posisinya rendah, aku yang mendampinginya sampai dia berhasil.  Tapi sekarang, aku dicampakkan begitu saja ", katanya.  Dan aku menangkap sesuatu di kalimatnya ini.

"Aku melakukan apapun demi dia, tapi ..... ", katanya lagi.

Inilah letak kesalahan wanita itu, yaitu melakukan apapun demi sang suami , bukan demi Allah. Ini adalah kesalahan besar yang membentuk rantai akibat yang panjang.  Banyak orang melakukan kesalahan semacam ini dan tidak menyadari sebagai sebuah kesalahan.  Mereka melakukan apapun demi selain Allah, demi pasangan, demi anak, demi partai, demi bangsa dan negara, demi jabatan, dan banyak lagi demi demi yang lain.

Allah bisa cemburu, dan begitulah bila Allah cemburu dan ingin menarik hambaNya kembali.

"Mulai sekarang, persembahkanlah hidup mbak kepada Allah, dan banyak beristighfar untuk kesalahan dan dosa di masa lalu.  Berhenti mengeluh dan banyak bersyukur ", kataku dan hanya itu cara untuknya saat ini menata kehidupan agar menjadi lebih baik dan bahagia.

Aku melihat wanita di hadapanku itu tenggelam dalam kesedihan, mengabaikan dirinya sendiri, anak-anaknya, dan dia tercampakkan dalam perasaan tidak berarti.

"Sekarang musti move on, membuka kehidupan baru. Pikiran dan perasaannya dibawa ke masa depan.  Jangan terpaku pada masa lalu.  Gembok masa lalu.  Pikirkan anak-anak, mereka adalah amanah Allah, bahkan diri sendiri juga amanah Allah.  Jangan membiarkan diri sendiri terbenam dalam kesedihan, karena itu berarti melanggar perintah Allah",kataku cerewet dan aku pasti terlihat manis kalau lagi cerewet ... ehm.

Move on itu berarti berpindah dari kehidupan yang dipersembahkan untuk makhluk, menjadi kehidupan yang dipersembahkan untuk Allah.  Hanya dengan cara inilah kehidupan ini  akan tertata dan membaik.

Membawa diri sendiri dan keluarga untuk bahagia, itupun berarti hidup untuk Allah, karena Allah memerintahkan kita menjaga diri dari kesedihan.  Betapa sayangnya Allah pada kita, menitiklah air mata merasakan kasih sayang Allah.


Kamis, 06 Maret 2014

Bahasa Pasir


 Siang ini Kelud membawa satu pelajaran lagi buatku dan semoga buat kalian juga sahabat.

Dia salah seorang penduduk desa yang dekat dengan Kelud, sempat mengungsi dan masih saudara. Siang itu dia datang ke rumah, setelah seminggu lebih balik ke desanya yang sudah aman untuk ditempati.

Saat seminggu lalu dia balik lagi  ke desa, salah seorang saudaranya membantu dia dengan membawa 6 orang kuli dan tukang untuk membersihkan rumahnya, dan saudaranya itulah yang membayar gaji tukang-tukang itu.  Dan apa cerita yang dibawanya kali ini ?

Hmmm ..... dia bercerita , tapi kukira lebih tepatnya mengeluh, tentang pasir yang masih menumpuk, rumah yang bocor,  almari yang basah dan pakaian yang berbau busuk. Padahal saudaranya sudah membantunya dengan melaundri 4 karung pakaiannya dan membawanya kerumahnya di Malang.

Bagian belakang rumahnya ambruk atapnya, karena tidak kuat menahan pasir Kelud.  Ambruknya pas di ruangan tempat dia menaruh almari pakaian, buku dan berbagai barang penting.  Aku sempat menengok rumahnya kala pulang ke Ngantang seminggu lalu.

Aku begitu heran melihat pasir bisa memilih,  pasir di sebuah rumah bisa lebih tebal dari rumah sebelahnya.  Seperti menyatakan diri, inilah bahasa pasir, yang selalu tunduk pada perintah Tuhannya.

Kembali bercerita tentang dia yang siang itu datang ke butikku.  Dia yang selama ini aku mengenalnya sebagai orang yang selalu saja mengeluh tentang berbagai hal dalam hidupnya, tapi dia sendiri menyatakan diri sebagai orang yang bersyukur .... hmmm .... bingung kan ?

Ya, tapi aku tidak bingung.  Karena seorang ahli syukur tidak perlu mendeklarasikan diri sebagai seorang ahli syukur, melainkan terbaca dari pembicaraan yang selalu menyejukkan siapapun.

Manusia bisa mengeluarkan output yang persis isian di dalamnya. Bagaimana kita memandang hidup ini ? dari arah mana titik perhatian kita fokuskan ? itu terbaca dari pembicaraan kita.

Sebagaimana seorang pengeluh melihat setengah gelas air, dia akan bilang, kok dikit banget, masih kurang setengah.  Sedangkan ahli syukur bilang, alhamdulillah mendapat setengah gelas.

Seorang ahli syukur akan bilang, alhamdulillah rumahku sudah bisa ditempati, akupun punya saudara yang bisa membantuku membersihkan rumah dan baju-bajuku.  Sedangkan seorang pengeluh akan selalu saja merasa kurang ini, kurang itu dan selalu merasa kurang tentang apa saja.

Dan seorang pengeluh berakhir dengan gundukan kesulitan yang dibuat oleh pikirannya sendiri, seperti gundukan pasir vulkanik di sepanjang pinggiran jalan di kecamatan kecil di ujung barat kabupaten Malang, Ngantang yang indah dengan danau di tengahnya dan gunung menjulang mengelilinginya.

Sedangkan pasirpun bersyukur dijatuhkan Allah ke mana saja Allah menghendaki,  menyampaikan pesan tanpa kata.




Apa takdir bisa dirubah ?


"Bunda, apa takdir bisa dirubah ya ?", tanyanya di suatu sore saat aku rebahan melepas lelah,  huruf-hurufnya berbaris di kotak chatting di halaman fb-ku.

Bagaimana dia tahu takdirnya kok kepingin dirubah ?
Bila takdirnya baik, apa mau dirubah jadi buruk ?
Itu adalah kumpulan pertanyaan di hatiku.  Tapi yang aku tuliskan sebagai jawaban :" Takdir itu selalu baik, apakah mau dirubah jadi buruk ?"

Lalu dia bercerita tentang betapa beratnya kehidupannya, sudah menanggung hutang, bisnisnya juga tidak jalan.

Takdir itu ketentuan / ketetapan Allah dan tertuang di al quran, sifatnya pasti, seperti pergantian siang dan malam, terjadinya kiamat, proses penciptaan manusia dll.

Termasuk takdir juga hukum-hukum Allah seperti ; bila kita berbuat baik maka akan berbalas dengan berlipat ganda.  Bila kita berbuat baik kepada orang lain, sama saja dengan berbuat baik kepada diri sendiri, dan banyak lagi.  Temukan sendiri di al quran.

Di dalam al quran juga dijelaskan bahwa Allah tidak pernah mendhalimi hambaNya, tetapi merekalah yang mendhalimi dirinya sendiri.  Berarti Allah tidak menakdirkan keburukan bukan ? tetapi manusialah yang menjadikan hidupnya buruk.

Di dalam al quran juga dijelaskan, bahwa setiap perbuatan sebesar zarahpun yang berupa kebaikan atau keburukan, pasti akan memperoleh balasannya.  Berarti bila saat ini mengalami hal buruk, pasti ada hubungannya dengan perbuatan buruk di masa lalu.

Bila kita bertakwa, maka Allah akan memberi jalan keluar dan rejeki dari arah yang tidak disangka-sangka.  Bila kita bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupi kebutuhan kita dan rejeki tanpa hisab.

Semua yang aku uraikan di atas, itulah ketentuan Allah atau takdirNya.  Apakah ada yang buruk ? Tidak bukan ? karena Allah Maha Adil dan Maha Kasih Sayang.

Kenyataan yang sebenarnya terjadi, kita melakukan sesuatu yang buruk sehingga mendapat peristiwa / balasan buruk.  Mungkin inilah yang ingin dirubah,  mungkin inilah yang dimaksud dengan merubah takdir, atau yang disebut juga 'doa bisa merubah takdir' .

Bila ingin merubah peristiwa buruk menjadi baik, maka kita perlu banyak beristighfar / memohon ampun kepada Allah, agar Allah mengampuni dan menghapus kesalahan kita dan kitapun terhindar dari hal buruk. Buka di surat Nuh yaa.

Begitulah penjelasan singkatku buatmu sahabat.  Bila ingin merubah takdir, ya tidak bisa, tapi bila ingin kehidupan kita lebih baik di masa depan, ini baru bisa.  Dan bila ngantuk, ya tidur saja ..... hehehe .... yang ini sih pesan buat diriku sendiri.




Rabu, 05 Maret 2014

Waspada Pembelokan Niat


Meniatkan hidup karena Allah itu ada saja ujian dan cobaannya.  Sepertiku saat ini, saat usaha sedang ramai pesanan yang mahal-mahal.  Saat yang ada di pikiran adalah omzet dan keuntungan yang gede, lalu diri menjadi bergerak cepat mengejar target.  Itulah pembelokan niat yang halus sekali.

Akupun merenung, apakah karena keuntungan aku bekerja keras ?
Tidak mau aku, kata hatiku.

Dan aku musti mensetting ulang pikiranku.  Aku mengerjakannya karena Allah, karena Allah telah menjatuhkan padaku peluang ini, maka aku musti bertanggung jawab kepadaNya.   Pasti Allah punya banyak tujuan dengan mendatangkan padaku pelanggan gede yang super baik hati.

Inilah jawabanku atas pemberian Allah, dengan bekerja  penuh tanggung jawab dan inilah caraku mengabdi kepadaNya.

Aku musti mensosialisasikan pikiran ini ke karyawanku.

Itulah ujianku, apa ujian kalian dalam mengabdi kepada Allah, sahabatku sayang ?  Waspadalah dengan pembelokan niat yang halus sekali.  Sekalipun niat kalian baik, untuk membayar hutang misalnya, untuk menyekolahkan anak misalnya , untuk menghidupi anak istri dan orang tua misalnya , dll dll .... waspadalah dan tata ulang mind set kalian.

Jangan sampai terjebak dalam pemikiran bahwa usaha kitalah yang membuat semua kebutuhan terpenuhi.  Sesungguhnya hanya Allahlah yang mencukupi kebutuhan kita.  Segala yang kita lakukan dalam hidup ini adalah ibadah dan pengabdian kita kepadaNya saja. 

Minggu, 02 Maret 2014

Dipersiapkan Allah Untuk Anugerah Terindah



Adakah dirimu sekarang sedang dilecehkan orang ? dihina ? dimaki ? diumpat ? dicela ? dimarahi ? dipojokkan ?

Sahabatku,
Tahukah kau, bahwa dalam kehidupan ini ada episode dimana Allah hendak memberi kita 'sesuatu' yang hanya diberikannya kepada orang-orang yang suci ?

Nah, saat kamu dihina dan didhalimi orang, itulah proses pensucian itu, hingga dirimu benar-benar pantas menerima anugerahNya, dengan kata lain Allah sedang mempersiapkan dirimu untuk pantas menerima anugerah terindahNya.  Apa itu anugerahNya yang terindah ? .... hmmm .... semoga kalian mengalaminya sendiri, karena sifatnya personal dan susah dijelaskan.

Kalian lulus melewati proses pensucian itu, bila kalian tetap bisa memelihara kasih sayang di hati kalian, tetap berlapang dada, memaafkan dan tetap membalas keburukan dengan kebaikan, dan jangan lupa selalu bersyukur kepada Allah apapun yang terjadi,  tidak ada rasa sakit, rasa benci atau dendam terhadap orang-orang yang telah mendhalimi kalian, yang ada hanya kasih sayang.

Ayooo, kita berlomba untuk anugerahNya yang terindah.