Sabtu, 29 November 2014

Orang Yang Pelit Kepada Dirinya Sendiri

Haiii para pecinta Allah.

Suatu sore aku dibikin terharu oleh kedatangan tamu yang tidak diundang tapi bukan maling .... hehehe, tamu yang tidak disangka-sangka,  tukang sayur langgananku dengan istrinya. Dia bilang, istrinya ingin bertemu denganku, ingin berterimakasih karena aku telah memberinya beras dan dia juga mau mendoakanku katanya.

"Banyak yang ingin bertemu bunda, coba bunda mau ke tempat saya", katanya. Aku cuma tersenyum manis (emang aku manis ? nggak sih, sebenarnya aku cantik ... hihihi).


oleh oleh dari pak sayur, banyak sekali , satu tas kresek besar sayuran, ada ketela pohon di bagian paling bawah, daun yang nyembul itu sayuran kesukaanku, disini istilahnya daun lebosan 


Aku punya kriteria tersendiri dalam membagi-bagi beras, salah satunya adalah tidak punya sepeda motor.  Jadi awalnya dulu bapak tukang sayur ini tidak masuk dalam daftar penerima berasku karena dia punya sepeda motor, sampai cerita eyang sampai ke telingaku.

"Tukang sayur itu untungnya dikiiiit bunda, sudah gitu sering dibon pula sama orang-orang kampung.  Kasihan , kalau sudah dibon, pulang balik modal saja belum tentu", kata eyang, dibon itu maksudnya sayurnya diutang sama pembeli dan dibayar di hari lain.

"Sekarang aku sedang mengadakan gerakan anti ngutang ke tukang sayur di seputar Gubug", kata eyang.

"Emang beli sayur pakai ngutang ? berarti mereka benar-benar miskin", kataku.
"Ini cuma soal kebiasaan masyarakat sana bunda.  Walau mereka punya uang, tetap saja ngutang, uangnya disimpan atau dialihkan untuk keperluan yang lain.  Aku sering bilang sama mereka, itulah yang namanya pelit kepada dirinya sendiri.  Masak untuk memberi makan dirinya sendiri saja gak rela bayar cash ", kata eyang, tak bisa aku tahan, aku tertawa geli bercampur prihatin  Iya yaa, masak untuk dirinya sendiri saja sayang membelanjakan uang, apalagi disuruh bersedekah untuk orang lain?  Padahal sedekah kan pangkal kaya.

Tapi bisa jadi kita yang gak pernah ngutang ke tukang sayurpun masih bisa terjebak dalam pelit kepada diri sendiri.  Banyak sih pelit-pelit lain yang tak kalah serunya dibandingkan ngutang ke tukang sayur, dan tidak terbatas pada soal utang mengutang.

Sering kita melupakan kebutuhan diri sendiri, terlalu  mengeksploitasi diri sendiri sampai kurang istirahat, padahal itu haknya tubuh.  Atau malah sebaliknya, terlalu banyak bermalasan, padahal tubuh perlu bergerak untuk berkarya.

Ada lagi yang pelit memberi kebahagiaan buat dirinya sendiri, dengan membiarkan dirinya tenggelam dalam persoalan, seolah-olah cuma dia seorang di dunia ini yang punya persoalan, padahal setiap orang mengalaminya. Dalam hidup ini persoalan selalu ada, tapi kita bisa memilih hanyut dalam arusnya atau berlayar di atasnya. 

Kebahagiaanpun pilihan, hanya soal rasa dan rasa bahagia hanya perlu dihadirkan, instrumentnya sudah Allah siapkan di dalam diri kita.  Jadi jangan pelit memberi kebahagiaan buat diri sendiri.

Akan halnya diriku, yang paling sering aku lakukan adalah pelit dalam hal spiritual.  Jiwa dan pikiran ini amat perlu mengingat Allah, bersujud di malam yang hening, mendekat padaNya dan menyampaikan segala bisikan hati.  Tapi aku sering tidak memberikannya kesempatan, karena memilih tenggelam dalam selimut dan mimpi yang tidak karuan judulnya .

Bagaimana dengan kalian ?

Kamis, 27 November 2014

Tidak Pernah Kehilangan (2)

 Dear Allah lovers,
Aku mau cerita, tapi jangan ketawa yaaa.

Tab-ku rusak , gara-gara aku duduki tanpa sengaja, duduknya lama pula karena gak nyadar .... hehehe. Spontan pikiranku bilang ; gini nih kalau beli barang merk abal-abal, baru dalam hitungan bulan sudah tidak bisa dipakai.  Coba dulu beli yang branded, selisih harganya juga gak banyak , bisa make sampai bosan kayak hp-ku yang sekarang, sudah tahunan, jatuh dan mretheli berkali-kali , tapi tetap saja normal.

Pikiran seperti itu memang terlihatnya bener ya ? kalau beli barang branded lebih awet dan lebih puas makainya, kalau beli barang merk abal-abal cepat sekali mohon pamitnya ?  Begitukah ?

Anakku Zeli pernah pakai hp abal-abal dan tetap bagus sampai 3 tahunan, Zelipun pernah pakai hp branded dan berakhir nyemplung di kuah sayur .... hehehe.  Yang salah hpnya tidak dilengkapi aplikasi renang ..... huahahaha. Tapi itu berarti, lama  tidaknya sebuah barang bisa kita miliki tidak tergantung dari brand bukan ? 

Yang pasti, segala kejadian dalam hidup ini sudah ada dalam perencanaanNya, bahkan ke arah mana debu jatuh tertiup angin, dan apakah yang dibawanya ? kemana pula debu itu akan jatuh dan terhenti ? Bila benda sekecil debu saja , bergerak dalam kebijaksanaanNya, apatah lagi benda segede tablet , ya kan ?

Hampir setiap orang yang kehilangan  semacamku merasa rugi, ya  rugi uang, rugi hilangnya data dan mungkin juga rugi peluang ? Apakah kalian termasuk yang berpikir begini saat kehilangan ?

Bila iya, berarti kalian masih berpola pikir materi , saatnya untuk berubah karena pola pikir materi itu sudah ketinggalan sepur .

Coba renungkan , bila merasa rugi uang , jawab pertanyaan ini ; siapakah yang memberimu rejeki berupa uang ? yang dengan uang itu Dia ijinkan kamu membeli sesuatu ? Kamu hanya mengelola sebuah pemberian, pengelola itu bukan pemilik . Seandainyapun kamu merasa memiliki uang , maka dengan otak dan tubuh pemberian siapakah yang membuatmu mampu mendapatkan uang ? Baik , kamu sudah menjawabnya, yang intinya kita ini tidak punya apa-apa, makanya kita tidak pernah rugi bila kehilangan materi.

Untung dan rugi yang dilihat dari kaca mata materi bukanlah sebuah kebenaran, itu bila kita nyadar bahwa kita ini bukan hamba materi.  Sebagai hamba Allah, tentunya kita mengukur segala peristiwa dari ukuran jauh dekatnya jarak kita dengan Allah.  Bila sebuah peristiwa mampu membuat kita menyadari kesalahan dan membuat kita semakin dekat dengan Allah, maka peristiwa itu adalah sebuah keberuntungan yang besar buat kita.

Demikian pula dengan tab-ku yang rusak, membuat aku menyadari kesalahanku .... hmmm .... tapi aku malu menceritakannya.  Yang jelas aku bersyukur dengan peristiwa ini.

Apakah kalian pernah mengalami kehilangan benda kesayangan ? Dan bagaimana kesimpulan kalian dengan peristiwa itu ?

Simak juga tulisanku yang nyambung dengan ini ; Tak Pernah Kehilangan .

Salam manisku dari Malang yang indah !


Senin, 24 November 2014

Bertahan Karena Allah

 Dear Allah lovers.

Senja itu , adzan maghrib telah berlalu, ketika suara kring bel rumah mengagetkanku, biasanya sih ada orang beli brownies.  Aku tidak beranjak dari tempat dudukku, ada Tutik yang bergegas ke depan.  Tak lama kemudian dia kembali,  menyodorkan satu tas kresek kerupuk yang menyembul terlihat enak.



"Katanya ini titipan dari bu Melati (bukan nama sebenarnya) bunda", katanya.
"Oh, bapak-bapak gitu kan yang nganterin ? dia karyawannya bu Melati , kalau pulang kerja memang lewat  sini", kataku.

Jadi ingat bu Melati, wanita yang tegar dalam penderitaannya karena Allah, dia sengaja bertahan karena ingin lebih baik di hadapan Allah.

Dia sahabat fb, pembaca blogku, aku dan dia sesama arema (arek Malang), tapi aku mengenalnya justru dari seorang pembacaku yang tinggal di Jakarta.

Pernah dia datang ke tempatku, bercerita bila dia sudah tidak kuat menghadapi suami yang egois dan temperamental, bila memutuskan berpisah juga tidak tega dengan anak-anak. Dilematis.

"Jangan bertahan karena anak-anak, bertahan atau berpisah, semua musti karena Allah", kataku.  Kami ngobrol dan berdiskusi panjang, sampai akhirnya aku bilang begini :

"Coba mbak pikir, apakah dengan bersuamikan dia mbak jadi lebih dekat dengan Allah atau tidak ?".

"Ya, rasanya karena diperlakukan seperti ini, aku malah jadi rajin ibadah sunah, jadi makin dekat dengan Allah sih", katanya.  Akhirnya dia memutuskan untuk bertahan karena dia merasa kondisi yang secara kasat mata terlihat buruk dan membuatnya menderita, malah membuatnya makin dekat dan akrab dengan Allah.

Menyengaja bertahan dalam penderitaan untuk mendekatkan diri pada Allah, ini sungguh keikhlasan yang luar biasa ! Aku yakin ke depannya sang suamipun akan menjadi lebih baik dengan doa istri yang salehah seperti ini.

Aku kagum sekali padanya.

Rabu, 19 November 2014

Bisnis Yang Mengesankan

Dear Allah lovers,
tulisan ini aku repost dari blog masak memasakku, karena bisa diterapkan di bidang apa saja selain bakulan kue.

Dalam suatu pembicaraan, seorang sahabat bertanya :"Bagaimana cara melayani keluhan pelanggan dengan cara yang mengesankan ?".

Sahabatku yang lain menjawab :"Berikan kompensasi yang memuaskan buatnya".

Dan aku menjawab :"Bangun dulu rasa kasih sayang ke pelanggan , nanti apapun yang kita lakukan pasti mengesankan baginya".

Akan lebih indah  menikmati aktifitas bisnis dengan menghidupkan perasaan kasih sayang di hati kita terhadap siapapun, terhadap pelanggan, terhadap karyawan, terhadap alam, bahkan terhadap bisnis itu sendiri.

Hasilnya bukan hanya pelanggan yang terkesan, semua yang berinteraksi dengan kita pasti merasa nyaman dan terkesan.

Aku ingatkan , bisnis itu cuma sarana untuk menyebarkan kasih sayang. Misi Islam adalah rahmatan lil alamain, kasih sayang buat alam semesta , inilah tujuan langkah kita, menjadikan diri kita dan bisnis yang kita jalani sebagai sarana untuk menyebarkan kasih sayang ke alam semesta.

Masyarakat luas sering melakukan konsep yang terbalik, yaitu melakukan apapun yang mengesankan buat pelanggan dengan tujuan bisnis yang berhasil dan keuntungan yang banyak. 

Yang dilakukan mungkin sama, seperti bersikap ramah terhadap pelanggan, memberikan service terbaik, memberi kompensasi yang memuaskan saat ada pelanggan komplain, dll.  Tapi keduanya punya tujuan berbeda, yang satu melakukannya untuk mengembangkan dan melancarkan bisnis, yang satu lagi melakukannya karena perintah Allah menyebarkan kasih sayang.

Yang dilakukan sama, tujuan berbeda, hasilnya tentu berbeda.  Orang yang menjadikan keberhasilan bisnis sebagai  tujuan, cenderung mudah stress saat menghadapi hambatan dalam bisnis, sebaliknya orang yang menjadikan bisnis sebagai sarana mengabdi pada Allah, dia lebih persistent menghadapi apapun.

Bisnis adalah makhluk Allah yang berada di tangan kita , terserah kita memperlakukannya , apakah dengan penuh kasih sayang dan mengajaknya untuk berkasih sayang pula ? apakah malah menjadikannya sebagai tujuan hidup ?

Baiklah, Innuri mengajari orang membuat target dalam bisnis dan bagaimana membuat goal setting.  Tapi itu bukanlah tujuan, itu adalah sekedar sistem dalam bisnis, sistem diperlukan agar kebutuhan semua yang terlibat dalam bisnis kita terpenuhi dengan baik.  Dengan pendapatan yang bisa mengcover kebutuhan seluruh personil, mereka akan lebih mudah diajak untuk melakukan visi perusahaan yaitu menjadikannya sarana beribadah, menyebarkan kasih sayang ke alam semesta.

Ghibah Dan Kasih Sayang

 Dear Allah lovers !
Aku mau rasan rasan ... ups ! mau membahas masalah rasan-rasan / ghibah maksudku.

Ghibah itu membicarakan keburukan orang lain, istilah jawanya rasan-rasan, bila yang dibicarakan  kebaikan orang lain, namanya bukan ghibah, tapi siaran  .... hahaha.

Tebusan untuk dosa ghibah adalah minta maaf kepada yang bersangkutan, atau bila yang bersangkutan (orang yang kita ghibah) tidak bisa lagi kita temui karena meninggal atau tinggal di tempat yang jauh , maka tebusannya adalah mendoakannya agar Allah mengampuni dosa-dosanya.

Dulu aku tidak mengerti benar , ada apa dibalik minta maaf dan mendoakan ? Kadang hati yang rewel ini bertanya , mengapa tidak cukup dengan minta maaf sama Allah saja biar tidak ribet? Ketika aku melakukannya , juga cuma berpikir bagaimana biar tidak lagi terbebani dengan dosa.  Saat minta maaf atau saat mendoakan , pikiranku cuma untuk melenyapkan dosa, yang sama saja dengan egois, cuma memikirkan diri sendiri.

Setelah tua begini, aku jadi faham , kenapa musti minta maaf dan mengapa pula bisa diganti dengan mendoakannya ?

Ternyata ini adalah salah satu misi diturunkannya Islam , sebagai agama rahmatan lil alamin , kasih sayang untuk alam semesta.

Ghibah muncul karena adanya sesuatu yang kita tidak sukai dari seseorang, dan cenderung membenci. Minta maaf dan mendoakan akan melenyapkan kebencian, membangun kembali rasa kasih sayang antara 2 orang yang pernah membenci.

Target saat kita minta maaf kepada orang yang terghibah, adalah terjalinnya kembali rasa kasih sayang.  Demikian juga saat kita mendoakannya, kita harus mendoakan dengan tulus, berharap kebaikan untuknya, seperti kita berharap kebaikan untuk diri sendiri.  Dan inilah  pemahamanku akan sebuah hadist ; tidak beriman seorang hamba sebelum dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri.

Iman adalah soal rasa, rasa percaya kepada Allah yang membuat kita menyatu dengan sifat-sifatNya , dan salah satu sifatnya adalah kasih sayang.  Rasa kasih sayang inilah yang membuka khazanah keindahanNya yang lain,  seperti otomatis Allah fahamkan pada diri kita.

Bila dulu , minta maaf dan mendoakan, hanya untuk menggugurkan dosa, sekarang ketika sudah melek hakekat, jadi faham bila ada hal lain yang lebih penting dibandingkan egoisme memikirkan dosa kita sendiri. Yaitu kembalinya ikatan kasih sayang di alam ini, itulah hal terpentingnya.

Tidak ada gunanya minta maaf, tetapi dalam hati masih membenci, juga tidak ada gunanya doa, bila hanya  terucap di lidah, sedang dalam hatinya masih penuh dendam kepada yang didoakan.

Bahkan bila dengan jalan meminta maaf dan menjelaskan kesalahan kita, malah dikhawatirkan menimbulkan  salah faham dan permusuhan, sebaiknya tidak usah dilakukan, ini menurutku siih.  Cukup mendoakan dengan setulus hati, kemudian berbuat baiklah kepadanya sebagai tebusan dari ghibah yang pernah kita lakukan padanya.

Salam manis dan semoga kita bertemu lagi dalam kasih sayangNya.

Selasa, 18 November 2014

Rejeki itu Makhluk

Kemarin pagi, karyawanku Tutik  membeli elpiji ke warung sebelah butik pakai uang limapuluh ribuan.

"Ini kembaliannya bunda", katanya sambil menaruh uang kembalian di depanku.
"Loh, kok uangnya cuwil begini ?", kataku, cuwil itu sobek, tapi bagian yang sobek hilang.
"Ya nanti buat beli lagi disana saja", kataku.

Siangnya Windy membeli minuman kemasan sak dus di warung itu lagi, aku suruh memakai uang yang sepuluh ribuan yang cuwil tadi.  Windy kembali dengan cemberut.

"Orangnya gak mau nerima uangnya bunda, katanya sejak pagi tidak ada yang belanja ke warungnya, orangnya ngotot, ya akhirnya uangnya aku bawa pulang lagi ", katanya.

"Ya biar mbak Tutik saja yang bayar dan menjelaskan", kataku, aku memang anti uang sobek, uang bau, uang lecek , sampai punya amplop khusus buat menyendirikan uang jelek semacam itu.

"Tidak usah dek, sama tetangga masak begitu, udah sini uangnya aku ganti", kata suamiku yang dari tadi cuma jadi pendengar.

"Hiii, aku tidak boleh begitu ya sama tetangga, tapi tetangga boleh sama aku , namanya tidak adil ", kataku ngeyel dan ngotot menyuruh Tutik membayar dengan uang cuwil itu.

Tapi akhirnya suamiku yang menang, uang itu dibuang sama suamiku dan menggantinya dengan uang yang utuh.
Sore aku merenung, kok sekarang aku jadi pelit maaf begini dan ngeyelan lagi. Bahkan sore itu aku masih menyimpan 'dendam' pada toko sebelah, sampai berniat tidak belanja kesitu kalau gak kepepet.  Jahat banget nih hatiku.

Lalu aku ingat petuah eyang Virien :"Rejeki itu makhluk, yang berupa individu, sifat rejeki itu baik, dan hanya mendatangi orang-orang yang baik. Orang sering menyebutnya barokah ".

"Rejeki yang tidak berkah akan membuat yang bersangkutan merasa sempit, walau usahanya kelihatan besar , tapi hutangnya juga tambah besar, yang membuat perasaannya menjadi sumpek", gitu penjelasan eyang.

Entah mengapa, perasaanku langsung ringan, hilang dendamku pada toko sebelah, karena aku tidak mau ada hal tidak baik pada diriku, kasihan ntar rejekinya gak bisa masuk .... hehehe.


Jumat, 14 November 2014

Pembicaraan Tubuh

Pertama kali 'mendengar' tubuhku sendiri bicara pada suatu siang beberapa minggu yang lalu.  Aku sedang lupa sudah shalat dhuhur apa belum, dan aku mencoba mengingat-ngat dengan memoryku , tapi yang menjawab malah bukan otakku, melainkan tubuhku.  Dia bilang 'sudah' dengan bahasanya sendiri, bahasa yang lebih mirip transformasi pengertian ke jiwaku.

Pengalaman itu bagiku sungguh amazing , baru kusadari bahwa aku punya tubuh yang bisa berkata-kata, bahkan gak pakai nunggu di akhirat saat hari penghisaban , saat kaki dan tangan bisa bicara.  Ternyata di dunia inipun mereka sebenarnya bisa bicara, cuma kita yang belum mampu mendengar. 

Tapi seandainya aku ditanya, bagaimana caranya bisa mendengar pembicaraan tubuh seperti mbak Indah ? Aku tidak bisa menjawab, kayaknya sih ini hadiah dari Allah. Cuma saranku bila menginginkan pemberian seperti ini, hati harus bersih, bersih dari kebencian, dendam, iri , dengki, nafsu terhadap dunia , dan perasaan negatif yang lain.  Hati musti terbiasa harmonis dengan alam, caranya dengan diisi kasih sayang , dan itulah keajaiban prinsip bismillah.

Kali kedua mendengar pembicaraan tubuh terjadi kemarin malam.  Ceritanya sepulang dari Lombok, aku sakit gigi, esok paginya dipijat sama eyang Virien sambil disuruh minum cataflam , sembuh dalam sehari, tapi kemudian sakitnya jadi berpindah ke gusi dan lidah yang terkena pinggiran gigi yang tajam, rupanya ada infeksi yang belum tuntas.  Tiga hari sudah aku coba mengobati dengan berbagai cara (karena aku takut ke dokter gigi), dengan obat kumur berbagai merk, dengan mengunyah daun tujuh bintang , dengan berkumur pakai air rebusan sirih juga, dan hasilnya tetap meradang.

Kemarin malam aku menyerah, aku sudah ikhlas , terserah Allah memberiku sakit, aku terima asal Allah ridha padaku.  Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku begitu menikmati rasa sakit itu, sambil tetap berkumur dengan obat kumur herbal Enkasari.

Lalu aku sengaja mengajak berbicara dengan lidah dan gusiku, apa sebenarnya yang bisa menyembuhkan mereka.  Aku bilang pada mereka, bahwa aku mengakui bahwa sakit ini karena dosaku, di Lombok aku banyak curhat kepada mbak Lis, yang isinya ghibah melulu.  Dan tahukah apa jawaban mereka ?

Mereka bilang bahwa pada dasarnya seluruh tubuh diciptakan Allah untuk mengabdi padaNya, diturunkan ke bumi untuk  berbuat kebaikan.  Saat tubuh berbuat dosa, berarti sudah terjadi penyimpangan dari tujuan awal, dan terjadilah proses kerusakan di bagian tertentu, kerusakan ini akan berlanjut bila dosa terus dilakukan. Cara memperbaikinya dengan kembali ke tujuan awal diciptakan, mengabdi padaNya dan berbuat kebaikan.

Akan halnya obat untuk sakit gusi dan lidahku adalah istighfar sebanyaknya, sambil dalam hati mendoakan orang yang aku ghibah untuk diampuni dosanya sebagaimana Allah mengampuni dosaku.  Mengembalikan perasaan kasih sayang lagi antara aku dan dia.

Malam setelah tahajud aku lakukan semua yang diminta oleh lidah dan gusiku, dan paginya aku merasa 75 % sembuh.  Alhamdulillah.

Aku jadi ketagihan bicara pada tubuhku. Karena aku merasa gemuk sekali , akupun bertanya pada lemak-lemak di tubuh. Aku berencana membeli korset yang bisa membakar lemak, dan aku ingin tahu apakah itu berarti menyakiti mereka ? Dan jawaban mereka sungguh mencengangkan !

Lemak itu bilang, bahwa dia diciptakan untuk berbuat kebaikan, dan kebaikan yang bisa dilakukannya adalah memberi energi / tenaga.  Jadi dia menyuruh aku menggunakannya untuk bergerak.  Menghilangkan lemak dengan menggunakan bermacam alat seperti yang aku saksikan di tivi-tivi itu bukanlah cara yang bijak untuk langsing, aku menyebutnya cara paksa. Itu membuat lemak tidak bisa menunaikan tugasnya berbuat kebaikan di muka bumi, dan itu bukan cara kasih sayang, bukan prinsip bismillah.

Sempat pula aku bicara dengan tanganku. Aku sering merasa tanganku menjadi panas dan tidak nyaman karena terlalu lama ngeblog, aku sampai pernah khawatir jangan-jangan tanganku bisa bermasalah karena keseringan ngetik di lap top. Dan jawaban tanganku , dia merasa bahagia dan berterimakasih karena diajak berbuat kebaikan, dan dia mendorongku untuk terus berbuat kebaikan , terus ngeblog dan menyebarkan manfaat buat orang banyak.

Amazing bukan pembicaraan antaraku dan tubuhku ?

Aku merasa harus lebih menyayangi tubuhku ini, dengan menahan diri dari dosa, dan berbuat kebaikan sebanyak mungkin.  Bukan hanya aku, ini tugas semua manusia, yaitu mensinkronkan antara jiwa dan tubuhnya, sehingga apa yang ditugaskan Allah untuk tubuh sama dengan keinginan jiwa.  Bila terjadi sakit pada tubuh, musti intropeksi diri, karena pasti terjadi ketidak sinkronan antara tubuh dan jiwa.



Salah satu yang aku buat untuk tanganku pagi ini, adalah meletakkan rangkaian bunga segar disamping lap topku, aku ingat ada tanaman tertentu yang bisa meminimalkan pengaruh radiasi ke tubuh.  Karena tidak punya tanaman yang dimaksud, ya bunga inilah yang aku pakai, dan aku lihat tanganku merasa nyaman dengan kehadiran bunga itu.

Rasanya bahagia bisa membahagiakan tubuhku sendiri.
Saat aku menutup tulisan ini, sakit gusiku sudah sembuh 90%. Ajaib bukan ?

Rabu, 12 November 2014

Menabung Atau Tidak

Dear Allah lovers !
Ada seorang sahabatku galau, setelah membaca bukuku ... (duh, padahal buku itu aku tulis untuk membuat perasaan jadi adem karena mengingat Allah).  Maaf, maaf .... dia merasa galau karena di buku itu aku ceritakan bila aku tidak suka ikut asuransi dan tidak suka menabung. 

Apakah menabung salah ?
Jawabanku adalah, yang salah bukan menabungnya, tapi .....

Menabung itu diajarkan di al quran loh, yang termuat dalam kisah N Yusuf.  Bukankah Allah mewahyukan kepada N Yusuf untuk menabung bahan makanan selama  7 tahun masa panen, untuk digunakan dalam 7 tahun masa paceklik ?  Jadi menabung itu tidak salah, boleh banget.

Yang salah adalah pikiran dan perasaan yang merasa nyaman dengan jumlah uang tabungan, seolah-olah uang tabungan adalah segala-galanya, jaminan masa depan bahagia sejahtera. Perasaan nyamannya musti karena Allah saja,  Allahlah yang menjamin masa depan, bukan tabungan dan bukan pula asuransi.

Kenapa aku dulu tidak suka menabung dan tidak punya tabungan ? yaaa .....  itu dalam rangka melatih hatiku untuk merasa nyaman dan tercukupi oleh Allah. Bersyukurnya aku, selama itu segala kebutuhan keluarga dan usaha selalu terpenuhi dengan penuh keajaiban dari Allah. 

Ada lagi alasan mengapa aku sering terganggu dengan uang tabungan , karena kadang aku berpikir, seandainya di lingkunganku ada orang kelaparan sedangkan aku menyimpan uang, alangkah nistanya aku sebagai manusia !

Yaaa, akhirnya sekarang aku mau menabung, karena aku sudah merasa nyaman dengan Allah, dan akupun merasa sudah berbagi.  Aku menabung karena Allah, nanti terserah Allah saja mau dikemanakan uang tabunganku.  Apakah digunakan untuk kepentinganku atau kepentingan orang lain , semua itu terserah kebijaksanaan Allah.

Bagaimana dengan kalian ? 

Rabu, 05 November 2014

Lelaki Oh Lelaki

Dear Allah lovers ,
Hari ini aku mendengar cerita yang amat membuatku terkesima , ini soal pria dan wanita dan cinta diantara mereka.  Semoga ini bisa menjadi cermin buat kita,

Ada seorang wanita berumur lebih dari setengah abad, masih cantik untuk seumuran dia, begitu bangga karena di usianya masih banyak lelaki yang mendekatinya , padahal dia wanita bersuami. Bangga karena merasa masih menarik di usia senjanya , sampai akhirnya  dia punya kekasih (selingkuhan).  Dan tahukah apa kata kekasihnya padaku ?

"Sebenarnya aku macarin dia karena geregetan , dia itu sombongnya kebangetan , suka mamerin kekayaannnya dan suka pamer kalau dia bisa keliling dunia.  Aku nekad mendekatinya sambil bilang dalam hati , tunggu saja kamu pasti takluk sama play boy miskin kayak aku ", begitu pengakuan kekasih wanita itu padaku.

Kata-kata sang play boy itu membuatku tersadar , bahwa lelaki punya tujuan tersendiri dalam mendekati seorang wanita, yang  tidak selalu karena cinta. Sedangkan kebanyakan wanita  menganggap lelaki yang mendekatinya adalah karena cinta.

Banyak sekali alasan pria saat mem-pedekate-in seorang wanita , ada yang karena iseng saja, ada yang karena ingin menguji daya pikatnya sendiri, ada yang mau mencari materi , ada yang serius mencari pendamping hidup, ada yang ingin sekedar bersenang-senang dan main-main saja , dan banyak lagi yang mungkin hanya mereka sendiri yang tahu .

Bila anda wanita, jangan keburu ge-er dulu saat ada lelaki mendekatimu, apalagi bila anda sudah bersuami lantas ada lelaki tertarik , ini bukan berarti anda masih mempesona, karena bisa jadi anda cuma jadi sasaran keisengannya saja.

Banyak fakta tentang lelaki yang perempuan tidak tahu, ada satu fakta yang amat menarik bagiku, yang sempat  membuatku melongo panjang (iiih, melongo kok panjang yaa ?), tapi penasaran kan ? ..... ehm ....  Katanya niiih, lelaki mudah sekali mengenali type wanita apa yang sedang dihadapinya, sementara wanita susah sekali menebak lelaki apa yang sedang dihadapinya.

Lelaki mudah tahu wanita type matre, wanita baik-baik , wanita gampang dirayu , wanita 'obralan' , hanya dari perkenalan yang sekilas saja.  Ini fakta dan aku mendengar sendiri kecanggihan mereka. Ini berarti wanita susah sekali menyembunyikan rahasia dirinya di hadapan lelaki.  Gak percaya ? gakpapa ... hehehe.

Jadi teringat nasehat pak Santoso, guru sejarahku waktu SMP, beliau berpesan, jangan percaya laki-laki kecuali ayah kamu, dan bila kamu sudah menikah, jangan percaya laki-laki kecuali suami kamu.  Nasehatnya boleh juga , kuingat sampai aku beranak pinak, walau kenyataannya aku percaya pada banyak lelaki, ya bapak, ya suami, ya gantengku Aden dan Insan , ya ustadaku , ya guruku , ya sahabatku.

Kenapa ya pak Santoso berpesan seperti itu kepada murid-murid perempuannya ? kenapa kepada murid lelaki nggak bilang, jangan percaya wanita kecuali ibu kamu . Kenapa yaaa ? gak tahulah aku.

Tapi aku punya pesan  untuk para wanita dan lelaki , setialah pada pasanganmu karena Allah saja .

Bila ada yang masih terjebak dalam cinta terlarang , ketahuilah , cinta seperti itu hanya akan membuatmu sengsara lahir dan batin , tidak akan berakhir dengan bahagia.  Bila tidak percaya silahkan dibuktikan, dan bila sudah terbukti benar ucapanku, silahkan kembali ke jalan Allah.  Tapi bila Allah menghendaki mati dalam cinta yang terlarang sebelum sempat kembali ke jalan Allah, aku gak tanggung jawab.  Makanya dari sekarang kembali saja ke jalan Allah. Dan bagi yang sudah berada di jalan Allah, tetaplah berada di jalan yang indah itu.

Siaaaap ???