Rabu, 29 Juli 2015

Tidak Mengharapkan Keajaiban

Dear Allah lovers ,

Pernahkah kalian bertemu seseorang yang tidak mengharapkan keajaiban ? padahal keajaiban itu manis, padahal keajaiban itu dicari banyak orang. Simak percakapan antara aku (A) dan dia (X):

X :  Bunda , terimakasih tulisan-tulisannya yang mencerahkan dan membuatku bisa merasakan keajaiban demi keajaiban.  Tapi kenapa ya bunda , masalahku tidak juga kunjung selesai , berkurang sih iya, tapi masalah baru muncul dan muncul lagi.  Saat masalah muncul, keajaiban datang , tapi muncul lagi masalah , keajaiban datang lagi , begitu terus .... Padahal aku ingin tenang bunda, ingin lebih menikmati ibadah. Sekarang bagiku keajaiban itu tidak penting , yang penting bagaimana masalah terselesaikan.

A : Seandainya ada masalah dan tidak ada keajaiban, lalu masalah semakin membesar bagaimana ?

X : Astaghfirullah .... iya ya bunda , aku kurang bersyukur ini.

A : Hmmm .... dan ada satu lagi yang musti diluruskan , kamu berpikir bahwa keajaiban itulah yang bisa membebaskanmu dari masalah , padahal hanya Allahlah yang bisa menyelesaikan segala persoalan kita.

X : Iya ya bunda.

A : Benar sekali bila keajaiban itu tidak penting, karena yang penting adalah dekatnya diri dengan Allah.  Bila keajaiban itu membuat kita semakin mengenal dan dekat dengan Allah, maka disini fungsi keajaiban itu cuma sebagai sarana, yaitu sarana mendekatkan diri dan mengenal Allah, keajaiban itu bukan dewa penolong.  Hanya Allahlah yang Maha Menolong.

X : Iya ya bunda, faham.

 Memangnya apa sih definisi keajaiban ? Sesuatu yang terjadi di luar nalar, tidak terjangkau pikiran manusia dan datangnya tanpa bisa diprediksi ?

Kataku kehidupan ini sudah ajaib, bagaimana jantung berdenyut tanpa disuruh pemiliknya dan tetap berdenyut meskipun pemiliknya tidur.  Bagaimana setetes air yang hina bisa tumbuh menjadi janin di perut seorang wanita lalu tumbuh hingga dewasa dan berjalan untuk mengendalikan bumi.

Bagiku setiap hari adalah keajaiban, tergantung dari sudut mana kita melihat sebuah peristiwa.  Sesuatu yang biasa-biasa saja bisa begitu ajaib bila kita renungkan prosesnya yang rumit.

Seandainyapun keajaiban tidak menyelesaikan masalah, tapi itu adalah ungkapan kasih sayang dari Allah yang Maha Tahu kondisi kita. Bersyukur saja bila keajaiban tidak menyelesaikan masalah, karena itulah yang menjaga hati kita tidak tersesat, jangan sampai kita berharap pada keajaiban , dan bukan berharap pada Allah.  Karena hanya kepada Allah kita sandarkan hati dan jiwa kita.

Jangan pula terlalu gembira dengan datangnya keajaiban dan jangan sampai kegembiraanmu saat menerima keajaiban mengalahkan kegembiraanmu dekat dengan Allah dan bertemu denganNya dalam ruku dan sujudmu.

Kisi-kisi hati, ada kalanya perlu dibersihkan dan diluruskan, walau bengkoknya halus dan tidak kentara, tapi bengkoknya cukup membuat hidup kita menjadi muram dan sulit.

Alllah, tuntunlah hati kami agar lebih memahamiMu.

Senin, 27 Juli 2015

Bencana Yang Menelanjangi Kita

Sahabatku sayang, para pecinta Allah,

Sempatkah kalian mendengar berita Malang diguncang gempa 6,5 SR ? Adakah kalian memikirkanku ? (hahaha , memangnya aku siapa ya ? .... kok jadi amnesia aku). Tapi kukira bukan karena itu , barangkali karena Allah memikirkanku , maka dikirimkanNya gempa.

Bukan kebetulan bila saat terjadi gempa aku berada di dalam kamar mandi dan belum menutup aurat secara sempurna. Lantai yang kuinjak tiba-tiba berguncang dengan mesranya membuat tubuhku oleng ke kiri dan ke kanan.  Spontan yang ada di dalam pikiranku adalah segera menutup aurat dan ke luar rumah, dan itulah yang aku lakukan.

Begitu sampai di luar, kulihat tetangga kiri dan kanan juga keluar rumah dan saling bertanya :"Gempa ya ?".

Kejadian yang berlangsung tidak sampai satu menit itu menyadarkanku bahwa aku belum fokus pada Allah !

Bagiku kejadian menegangkan yang berlangsung tiba-tiba , akan memunculkan secara jujur bagaimana sejatinya kita.  Dan syukurlah aku jadi tahu tentang diriku sendiri dan semoga Allah menunjukiku bagaimana aku mesti mengelolanya.

Bila fokusku pada Allah, yang pertama muncul di pikiranku adalah Allah, memohon perlindungan padaNya dan membesarkan asmaNya, sambil menyelamatkan diri aku terus mengingatNya.  Tapi aku malah panik, masih untung aku masih sempat mikir menutup aurat , dan untungnya Allah masih melindungiku dengan kasih sayangNya walau hatiku lalai dariNya.

Benarlah apa yang tertulis di al quran , saat hari akhir terjadi dan bumi berguncang susul menyusul, seseorang tidak lagi mengingat ayahnya, anaknya atau  pasangan hidupnya .  Manusia kocar kacir seperti gabah diinteri ....

Pernahkah kalian mengalami bencana yang datang tiba-tiba ?

Ya Allah , lindungi kami semua dari mengalami kejadian hari kiamat.

Minggu, 26 Juli 2015

Rasa Tidak Memiliki Yang Membawa Keajaiban

 Dear Allah lovers,

Wanita mulia itu bercerita padaku dengan meneteskan air mata, seiring sinar matahari yang mulai naik, disaksikan garis-garis sinarnya yang jatuh ke lantai abu-abu kuno di teras yang sejuk.

"Aku hanya tekankan pada anakku, bahwa orang yang ridha dan ikhlas dalam sakitnya, maka Allah akan menggugurkan dosa-dosanya dan membuat doa-doanya menjadi makbul".

"Allahlah penyembuh , bukan dokter.  Dokter hanya perantara, sehebat apapun dokter yang menangani, bila Allah tidak ridha, ya tidak akan sembuh".

"Sungguh kemudahan dari Allah aku alami secara beruntun hingga saat ini.  Saat itu aku begitu ingin bertemu mbak Indah, dan ternyata mbak Indah punya tanaman obat untuk kanker, dan anakkupun mau makan itu", air matanya mulai menitik.

"Saat berobat ke Singapura, kagetnya aku akan uang deposit yang musti dibayar duluan, karena aku tidak punya uang sebanyak itu. Dan tiba-tiba, ada seorang yang tidak aku kenal, menawarkan diri meminjamkan uang untuk uang deposit, nanti bisa ditransfer saja, katanya, yang penting anaknya tertangani. Bila bukan karena Allah, tidak mungkin ada orang yang begitu percaya padaku begitu saja".

"Barangkali dia malaikat mbak", potongku, dan akupun mulai ikutan nangis.

"Dan ternyata , biaya yang kami keluarkan tidak sebanyak uang deposit, melainkan sejumlah uang yang aku punya , pas banget.  Subhanallah !".

"Disana aku browsing, dapat info daun kelor itu cukup ampuh dalam mengobati kanker, dan tahukah mbak Indah? di Singapura itu, aku bisa menemukan daun kelor dijual di pasar .... daun kelor di Singapura loh ! ", katanya dengan mimik keheranan, akupun ikutan heran, wong di pasar Pakis saja tidak ada yang jualan daun kelor.

"Selama anakku menjalani perawatan, kami banyak menerima amplop,  kadang anakku langsung mengamalkannya dan diantara amplop itu ada yang jumlahnya puluhan juta ! angkanya persis yang aku butuhkan .  Subhanallah", katanya dan wanita itu jadi menangis terisak-isak.

"Sungguh Allah Maha Pengasih dan Penyayang, sampai tiap bangun pagi aku selalu berdoa, jangan tinggalkan aku ya Allah".

Dia bercerita padaku akan keajaiban demi keajaiban yang melimpahi hidupnya, dan salah satu hal yang menjadi pembuka bagi segala pertolongan dan kemudahan dari Allah adalah perasaan TIDAK MEMILIKI , semuanya kepunyaan Allah, uang , harta , anak , suami , juga dirinya sendiri dan bahkan merasa tidak memiliki penyakit dan persoalan ! Wanita ini berada dalam rasa tidak memiliki yang benar-banar nol, pasrah total , dan diapun mengajak serta suami dan anak-anaknya untuk berada di dalam perasaan yang sama, hingga mereka sekeluarga menyaksikan kebesaran Allah bersama-sama.   Subhanallah!!

"Suamiku sempat ragu memotong pendapatan kami untuk berzakat (zakat penghasilan maksudnya) dan sedekah, karena kami membutuhkan banyak uang, tapi aku meyakinkannya, uang ini kepunyaan Allah, dan Allah memerintahkan untuk bersedekah dalam lapang dan sempit, jadi kita musti nurut, wong kita bukan yang punya.  Dan ketika zakat dan sedekah itu kami keluarkan , baru kami ngeh , ternyata Allah memerintahkan bersedekah dalam kesempitan itu untuk menjemput kelapangan ! ", katanya. Sebuah qoute baru nih buatku :

* Allah memerintahkan bersedekah dalam kesempitan  untuk menjemput kelapangan *

Pagipun beranjak siang, aku pamit setelah menerima pembayaran untuk 5 buah hem eksklusif dan 3 mukena pesanannya, plus titipan sejumlah uang sedekah untuk proyek-proyek amalku.  Aku meninggalkan rumah wanita itu, wanita yang anaknya menderita kanker otak , meninggalkan rumah dinas yang luas dan asri , rumah dinas petinggi ABRI yang di dalamnya ada sebuah keluarga yang dirahmati Allah.

Lewat keluarga ini, Allah mengajariku sesuatu, bahwa aku musti belajar untuk merasa TIDAK MEMILIKI , karena semuanya milik Allah, semuanya ....


Kamis, 23 Juli 2015

Olah Rasa

Dear Allah Lovers ,

Ada ungkapan yang sering aku dengar :"Cara membalas orang yang menghinamu, adalah dengan membuat kehidupanmu lebih sukses dibanding dia".  Ungkapan ini kelihatannya benar dan memotivasi , tapi bagiku salah besar, karena hidup bukan soal balas membalas, atau sebuah perlombaan sukses, bukankah hidup itu untuk mengabdi kepada Allah ?

Maka bila ada orang yang menghinamu lantas perasaanmu masuk ke dalam rasa ingin lebih baik dari dia, ini sebenarnya adalah 'jebakan' untuk membelokkan arah hidup ini, yang semula untuk mengabdi kepada Allah menjadi nafsu ingin lebih sukses dari yang lain.  Berhati-hatilah dalam mengelola perasaan.

Perasaan yang benar saat dalam kondisi dihina, adalah perasaan yang biasa-biasa saja , plain , tidak sakit hati, dan tetap fokus pada niat semula untuk mempersembahkan hidup ini untuk Allah.  Lebih mulia lagi, bila kita bisa menjaga perasaan kita tetap kasih sayang pada orang yang menghina , ini bisa dan mudah bila kita sudah memahami hakekat hidup ini.

Orang yang menyengaja hidupnya untuk Allah, dia akan melewati berbagai tingkatan (maqam) , setelah Allah mengajarinya memahami hakekat di balik segala peristiwa , selanjutnya Allah menuntunnya di kedalaman hatinya di wilayah rasa.

Aku menyebutnya olah rasa, secara tehnis kita sendirilah yang berusaha untuk mengelola perasaan agar tetap fokus pada Allah,  tapi pada hakekatnya Allahlah yang memberi tuntunan di hati kita.

Bagaimana caranya agar Allah berkenan mengajari dan menuntun kita dalam olah rasa ?  Terlebih dulu kita musti terbiasa (membiasakan diri) memaknai hidup ini dan berbagai peristiwa di dalam kehidupan kita sebagai cara Allah 'berbicara' pada kita.  Selanjutnya, setiap ada peristiwa yang mengusik perasaan, mohonlah petunjuk kepada Allah, bagaimana sikap batin (rasa) yang benar dalam menyikapi itu, dan mohon tuntunanNya agar hati kita sampai pada rasa itu.

Hati yang fokus pada Allah itu hati yang terbuka, segala kebaikan , energi , kasih sayang akan mengisinya, dan semua itu menghasilkan kebahagiaan,  perasaan lembut yang amat berharga dan kedudukan tinggi dan  mulia di sisi Allah

Salam kasih,

Innuri

Selasa, 21 Juli 2015

Mengukur Kebaktian Pada Orang Tua

Dear Allah lovers,

Tahun lalu aku menulis tentang Sungkeman , sebuah tradisi jawa disaat anak memohon restu/maaf/doa  dengan cara berlutut di hadapan ayah bundanya.

Aku mencoba mengajari anak-anakku untuk sungkem pada kami orang tuanya dan pada para pinisepuh di dalam keluarga.  Tapi rupanya, yang aku ajarkan belum lengkap, ternyata membangun kesadaran untuk menghargai dan menghormati orang tua tidak cukup dengan mengajari mereka melakukan sungkeman secara lahiriyah.  Anak-anak jaman sekarang tidak mudah faham dengan simbol-simbol ajaran nenek moyang, mereka harus dijelaskan dengan rinci bagaimana sikap lahir dan sikap batin yang benar, mirip SOP di sebuah perusahaan ... haha.

Jadi begini, yang pertama musti disadari oleh kita sebagai anak (kita semua anak kan ? anak dari orang tua kita) , kedudukan seorang ibu dan bapak adalah di bawah Allah.  Kedudukan ini tidak tergeser walau kita sudah menikah , karena di dalam al quran tidak ada pembatalan dan penjelasan yang mengatakan kedudukan ibu dan bapak bisa diganti oleh suami saat sudah menikah.


[17:23] Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

[31:14] Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Ridha Allah terletak di ridha orang tua , bila orang tua kita orang yang beriman , yang berarti Allah berada di fihak orang tua.  Bila doa seorang ibu lebih kuat dari pada doa 40 ulama (al hadits) , maka air mata seorang ibu yang marah dan kecewa padamu lebih kuat daripada air bah (al Innuri  :D )

Kebahagiaan , kemudahan dan keberlimpahan dalam hidup ini ada di ridha Allah, dan bila kita menginginkan ridha Allah, maka jalan pintasnya adalah meraih ridha orang tua. Percuma melakukan kebaikan segede gunung, bila kita tidak berbuat baik kepada orang tua. Dan bisa jadi kita sudah merasa berbuat baik kepada orang tua, tapi pada kenyataannya malah membuat pedih hati mereka. Cek listnya ada di  pertanyaan di bawah ini :

- pernahkan mereka mengungkapkan kekecewaannya padamu ? bila pernah, berhati-hatilah, karena itu sebuah pertanda bahwa sikapmu ada yang salah atau bahkan salah besar. Bila sikapmu salah, orang tua mudah memaafkan , tapi bila sudah salah besar, mereka terpaksa mengungkapkannya.

- pernahkan kamu membantahnya ? membantah perintahnya , membantah pendapatnya dengan cara yang menyakitkan, berkeluh kesah dengan permintaannya padahal bisa kamu lakukan dengan mudah ? bila pernah, maka berhati-hatilah, dan jangan salahkan siapapun bila hidupmu menjadi suram.

- adakah di dalam hatimu perasaan, bahwa kamu lebih baik daripada orang tuamu ? lebih baik dalam pendapat, dalam bekerja, dalam memahami hidup, dalam kebijakan dan kebaikan ? lebih sukses ? bila perasaan ini ada padamu, berarti kamul sendirilah yang ketempatan perasaan sombong dan seperti kacang lupa dengan kulitnya, karena berkat bimbingan dan doa-doa merekalah, maka kamu bisa menjadi baik, bahkan mereka berdoa siang dan malam untuk kebaikan dan kesuksesanmu.

- adakah di dalam hatimu perasaan bahwa kamu sudah sukses dan mandiri dan tidak lagi membutuhkan restu orang tua ? dan kamu bersilaturahim dan sungkem di hari raya hanya sebagai sebuah rutinitas. Bila ada, maka ini perasaan anak yang durhaka, harus bertobat memohon ampun kepada Allah dan minta maaf kepada orang tua.

- pernahkah kamu merendahkan orang tuamu ? baik secara lisan, atau hanya di dalam hati saja. Ingatlah , seburuk apapun orang tuamu, ibulah yang mengandung dan melahirkanmu, menyusuimu dengan menahan rasa sakit, merawat hingga kamu besar dan mandiri dengan penuh kasih.  Apakah semua itu hendak kamu balaskan dengan cara merendahkan mereka ?

- pernahkan kamu membuat orang tuamu menangis ? atau menangis di belakangmu secara sembunyi sembunyi ? atau membuat hati mereka tersayat pedih ?  bila pernah, maka berhati-hatilah dengan hidupmu bila tidak segera memohon maaf kepada keduanya.

- pernahkan menyalah nyalahkan orang tuamu baik di perkataan atau di hatimu ? bila di hatimu ada rasa kasih dan cinta, tidak akan ada rasa seperti ini, yang ada adalah memahami dan memaafkan bila mereka salah.

- apakah di hatimu ada rasa benci dan jengkel kepada orang tuamu ?
- pernahkah kamu berbohong kepada keduanya ?
- pernahkan membicarakan keburukan (mengghibah)  orang tuamu ?
- pernahkan berkata 'aah' , meninggikan suara di atas suara mereka atau bahkan membentak ?
- saat mereka membutuhkan pertolonganmu, apakah kamu bersegera datang menolong ?
- pernahkah kamu berburuk sangka kepada mereka ?

Sahabatku sayang,
Bila aku bilang bahwa air mata seorang ibu/bapak karena marah dan kecewa kepada anaknya itu dasyatnya melebihi air bah, itu aku katakan  berdasarkan fakta yang aku lihat sendiri.

Aku saksikan anak yang pernikahannya diiringi air mata orang tuanya (karena tidak setuju), rumah tangganya morat marit tidak karuan, sudah kena KDRT , diperas hartanya oleh suaminya sendiri, dan bermusuhan pula dengan anaknya. Kepedihan yang bertumpuk.

Pernah pula aku ikut menangisi seorang gadis yang dipermainkan oleh seorang lelaki hidung belang, sementara si gadis tidak bisa diingatkan dengan cara apapun. Sampai suamiku bilang :"Semua itu berlaku karena perbuatannya sendiri".  Dan aku jadi ingat, bila gadis ini adalah gadis yang pernah membuat bapaknya purik dan pergi dari rumahnya sendiri, walau gadis itu berbakti pada ibunya, tapi durhaka pada bapaknya.

Sementara itu, ada 4 bersaudara yang begitu iri dengan salah seorang diantara mereka (sebut saja si X), bukan iri secara materi, tapi iri secara perhatian, karena orang tua mereka selalu membangga-banggakan X dan memuji-mujinya sebagai anak yang penuh pengertian.  Ternyata rahasianya, si X dalam hatinya penuh kasih sayang kepada orang tuanya, selalu berprasangka baik, menghormati dan berbakti kepada orang tuanya, tidak suka menentang dan dia berbicara dengan bahasa jawa halus kepada orang tuanya.  Ridha Allah terlihat dari kehidupan rumah tangga X yang penuh kebahagiaan, punya suami yang penyayang dan anak-anak yang manis.

Semoga kita semua dilindungi Allah dari sifat-sifat durhaka, atau memiliki keturunan yang durhaka kepada orang tua.

 Aamiin.

Senin, 20 Juli 2015

Bukan cuma Sedekah

Dear Allah lovers,

Pernahkah kalian mendengar seruan untuk bersedekah agar kaya ? juga bersedekah untuk menyelesaikan segala persoalan ? Dan pernah jugakah kalian mendengar pendapat lain tentang sedekah , agar sebaiknya semata-mata ditujukan kepada Allah dan bukannya berharap dikembalikan dalam jumlah yang berlipat ganda ?

Ada seorang sahabat yang sedang bingung di antara kedua pendapat tadi. Sebaiknya bagaimana ?  Ada juga seorang sahabat yang curhat, sudah rajin bersedekah, kok masalah bukannya malah selesai seperti cerita keajaiban sedekah, tapi masalah malah semakin membesar.  Lantas sebaiknya harus bagaimana ?

Sebaiknya tidak usah bingung ... hehehe. Menurutku gerakan bersedekah agar kaya cukup ampuh dalam menggerakkan orang untuk mau bersedekah. Hanya saja, seiring perjalanan waktu , niatnya perlahan-lahan musti diperbaiki, bila semula niat bersedekahnya untuk mendapat hasil yang berlipat ganda, dirubah jadi murni bersedekah karena Allah.  Bukankah Allah sudah melimpahi kita dengan kehidupan yang indah sejak kita lahir procot ke dunia ini tanpa kita bersedekah duluan ? Artinya, pemberian Allah sejak kita lahir hingga kini saja tidak bisa dibalas dengan sedekah kita , karuniaNya jauh lebih besar daripada apa yang pernah kita sedekahkan. Jadi Allah itu tidak itung-itungan dalam memberi, tapi kok kitanya yang itung itungan sama Allah, apa gak malu ?

Tapi tidak perlu menyalahkan orang yang bersedekah dengan mengharap imbalan, karena perjalanan iman mereka sampainya masih disitu.  Setiap orang punya maqam sendiri-sendiri dan sebaiknya kita saling menghargai dan saling mengingatkan dengan cara yang baik.  Begitu 'kan tuntunan al quran ? saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran.

Hidup ini memang untuk Allah, jadi sebaiknya bersedekah juga untuk Allah semata-mata.

Aku sendiri pernah melihat di televisi, orang yang bersedekah dengan menghabiskan hampir seluruh tabungan yang mereka miliki untuk mendapatkan solusi atas permasalahan yang sedang menghimpit mereka.  Setelah itu merekapun mendapatkan apa yang mereka butuhkan, bahkan kehidupan mereka begitu berkelimpahan. Akhirnya aksi sedekah merekapun diikuti oleh banyak orang.

Penyebab segala keajaiban itu bukanlah sedekah, tapi Allahlah yang bisa menjadikan semua itu terjadi. 

Berdasarkan analisa seorang 'ahi akik' Innuri (huahahaha ... ) , saat seseorang menyedekahkan seluruh hartanya hingga tinggal sedikit saja yang tersisa untuk dirinya (itupun tidak mencukupi), orang ini mengalami pengenolan pengharapan, hingga harapan dia satu-satunya cuma Allah.  Dan saat seseorang benar-benar mengharap pada Allah dengan sepenuh hatinya, maka Allahpun turun menolongnya.

Kata kuncinya terletak di nolnya harapan pada makhluk, hingga hatinya dipenuhi pengharapan pada Allah secara total.

Tidak semua pelaku sedekah yang habis-habisan menyedekahkan hartanya berhasil melewati fase itu, makanya ada orang yang malah bangkrut setelah bersedekah dengan gaya seperti itu. Karena di hatinya masih berharap pada makhluk , bahkan ada yang melakukannya karena percayanya pada sang ustadz, bukan pada Allah. Ini namanya kepleset iman, dan semoga Allah melindungi kita semua dari hal demikian.

Bila ingin bersedekah dengan gaya habis-habisan, silahkan saja, tapi renungkan dulu satu ayat di dalam al quran, coba buka surat Al Furqaan :

[25:67] Dan orang-orang yang apabila menafkahkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah di tengah-tengah antara yang demikian. 

Kukira cara bersedekah berdasarkan ayat ini adalah cara bersedekah yang paling keren , karena Allah yang memberikan panduannya.

Sedekah itu perintah Allah, sebaiknya lakukan karena Allah, untuk bersyukur kepadaNya dan karena kita mematuhiNya. Bila mau yang ajaib-ajaib, maka kebaikan yang bisa mendatangkan keajaiban itu bukan hanya sedekah , dan kebaikan yang dianjurkan di al quran bukan cuma sedekah. Sedekah itu juga tidak harus uang , sedekah ilmu, sedekah memaafkan tanpa diminta, sedekah doa , sedekah senyum , ringan tangan menolong orang yang membutuhkan, dll dll.

Sudah tidak bingung lagi kan ?

Jumat, 17 Juli 2015

Kisah Pemilik Kebun (2)

Dear Allah lovers,

Awal puasa lalu aku ke kebun, bersama si cantik Alni , mas Hary dan seorang karyawan.  Kebun pisangku ini sering mengingatkanku akan kisah para pemilik kebun di surat Al Qalam.  Saat musim penghujan, sumber mata air di tengah kebun mengalir menjadi sungai kecil yang bening airnya, saat kemaraupun sumber mata airnya tidak pernah kering, cuma musti pakai diesel untuk mengambil airnya.

Dikisahkan di dalam al quran tentang beberapa pemilik kebun yang diuji, kebunnya sudah siap panen, tapi mereka berniat tidak akan bersedekah.  Maka kebun itupun rusak karena malapetaka dalam semalam dan keesokkan harinya mereka melihat kebun mereka dalam keadaan rusak dan menghitam. Merekapun saling menyalahkan satu sama lain.  Salah seorang dari mereka yang paling baik pikirannya bilang, hendaklah bertasbih kepada Allah, lalu merekapun  memohon ampun dan memohon kepada Allah diganti dengan kebun yang lebih baik.  Dijelaskan itulah azab di dunia, sedangkan di akhirat lebih besar.

Itulah yang kuingat ketika mendengar berita dari mas Saidi yang sempat membuatku merenung, yaitu  menurunnya panen pisang di sebagian besar kebun pisang disana, hampir semua pemilik kebun mengalaminya. Parahnya lagi , di saat panen pisang menurun, harga pisang juga anjlog.

"Karena nutrisi di dalam tanah sudah diserap pisang, musti melakukan usaha untuk mengembalikan kesuburan tanah", kata suamiku mencoba menganalisa masalah, penjelasan yang logis, tapi ....

Banyak sekali variabel sukses yang hanya sedikit yang kita tahu, banyak pula variabel gagal yang tahunya setelah terjadi.  Intinya pengetahuan manusia itu terbatas, pemikiran manusia juga terbatas, kalau cuma mengandalkan logika dan pemikiran saat melakukan sebuah usaha, bisa-bisa mengalami seperti yang dialami para pemilik kebun di al quran  dengan versi lain, barangkali panennya bagus tapi harga jualnya rendah sampai rugi puluhan juta dan banyak kemungkinan lain yang unpredictable.

Contoh soal kasus kebun pisang yang sedang menurun hasil panennya . Bila menganut penyelesaian secara logika , kebun pisang itu perlu dipupuk untuk mengembalikan kesuburan tanahnya. Bila proses pemupukan dijalankan dengan jenis pupuk dan takaran yang tepat, benarkah akan memberi hasil yang lebih baik ke depannya ?  Belum tentu ! lah kalau kena hama ? bila tidak kena hama, tapi kena angin ribut yang merobohkan berhektar hektar kebun pisang (pernah terjadi di kebun tetangga) ? bila  tidak kena hama dan tidak kena angin ribut, tapi dimaling orang (pernah terjadi di kebunku) ?

Itulah perlunya usaha dan tawakal yang dijalankan barengan, usaha lahiriyahnya pakai logika, tapi di dalam hati yakin bila penyebab keberhasilah tanaman dan kebun kita hanyalah Allah , bukan pupuk atau apapun.

Tidak menjadikan logika sebagai penyebab, itu merupakan sebuah pengakuan bahwa ilmu Allah sangat luas, yang tidak terjangkau pikiran manusia.

Kisah para pemilik kebun di dalam surat Al Qalam itupun memberi tuntunan, saat menghadapi kegagalan, hal pertama yang harus kita lakukan adalah  kembali kepada Allah, memohon ampun dan berharap kepadaNya. Setelah itu baru memikirkan langkah selanjutnya disertai memohon petunjuk Allah.  Kisah itu juga mengandung hikmah, agar kita tidak sibuk menyalahkan apa saja, baik menyalahkan orang lain atau keadaan yang sulit dikendalikan.

Bila tidak boleh menyalahkan, lantas apa ? Bila itu perkara kebun, selain memohon petunjuk Allah, juga mencoba 'berbicara' dengan kebun, dengan tanah dan tanamannya, apa sih yang sebenarnya mereka butuhkan ? Ini tidak sulit kok, asal kita punya rasa kasih sayang ke alam, jawaban mereka bisa dengan mudah kita tangkap di kedalaman hati kita. Setelah itu , jangan lupa untuk mengajak mereka untuk mengabdi kepada Allah dengan memberikan hasil yang terbaik.

Untuk pengertian yang lebih lengkap, silahkan buka Bagaimana menggunakan Pikiran dan Kisah Pemilik Kebun (1)

Salam manis


Innuri

Rabu, 15 Juli 2015

Mereka Yang Mendapat Lailatul Qadar


Dear Allah lovers,

Berada di penghujung ramadhan, di hari terakhir puasa , bagaimana perasaan kalian ? Sudah mendapat lailatul qadar ? Hmmm .....

Tulisanku Memantaskan Diri Untuk Lailatul Qadar , menghasilkan tulisan lagi Tips Agar Mudah Memaafkan , seperti trilogi ...  :D , tulisanku sekarang ada hubungannya dengan kedua tulisanku terdahulu. Eh, juga jangan lupa membaca dulu Malam Turunnya Al Quran .... jadi tetralogi dong ya .... Keempatnya saling terkait , agar mendapat pengertian yang utuh.

Orang yang mendapat lailatul qadar adalah orang yang dipilih Allah, jadi bisa siapa saja asal dipilih Allah.  Kadang mereka yang dipilih Allah itu orang yang ahli ibadah dan rajin menyucikan dirinya lahir dan batin , kadang orang yang dipilih itu orang yang membaca al quran saja masih grathul grathul ... hehehe, kadang yang dipilih Allah itu orang yang masih banyak dosa dan hatinyapun masih sangat kotor, lalu Allah menyucikannya di malam itu dan mengganti hatinya dengan hati yang suci dan penuh kasih sayang.  Semua itu hak mutlak Allah.

Bisa jadi dengan sebuah kebaikan kecil yang dilakukan, seorang pendosa bisa mendapat lailatul qadar yang merubah seluruh hidupnya menjadi penuh kebaikan, kesucian dan kemuliaan, itu hak Allah.  Jadi lakukan kebaikan besar atau kecil untuk Allah terus menerus di sepanjang usia kita , agar Allah berkenan menurunkan ketetapan (qadar) yang baik dan mulia untuk kita di malam lailatul qadar.

Bagaimana tanda-tanda malam lailatul qadar sudah banyak yang menuliskannya , silahkan googling saja , aku mau membahas tanda-tanda orang yang mendapat lailatul qadar yang antara lain seperti ini :
- tercerabutnya segala perasaan negatif seperti sakit hati, dendam , iri, dengki , marah, kecewa, sedih dan khawatir. Allahlah yang menghilangkan segala perasaan itu tanpa usaha, seiring dengan hadirnya perasaan damai yang tiba-tiba mak nyeeesss , turun begitu saja dengan kehendak Allah
- tergantikan dengan rasa kasih sayang yang begitu mendominasi hatinya, rasa kasih sayang itu menghasilkan rasa bahagia dan pengabdian pada Allah.
- perasaan yang menyatu dengan alam semesta , bisa merasakan getaran alam dan dzikir alam raya
- kehidupannya menjadi harmonis dengan lingkungan

Malam lailatul qadar disebut juga malam penetapan, malam turunnya al quran dan malam kemuliaan , korelasi antara penetapan , turunnya al quran dan kemuliaan, bila digabung, adalah malam turunnya al quran ke hati seorang manusia  sehingga manusia itu ditetapkan Allah sebagai orang yang punya kedudukan mulia di sisiNya.

Dijelaskan dalam al quran bahwa pada malam itu malaikat dan ruh turun ke bumi,  merekalah yang menurunkan al quran itu ke hati manusia , manusia yang ditetapkan Allah menduduki 'jabatan' tertentu di alam.

Itulah mengapa banyak hadits yang menganjurkan agar kita berusaha mendapatkan malam lailatul qadar, karena 'jabatan' dan 'kedudukan' di alam semesta ini adalah sebuah jabatan yang prestisius, entah sebagai apa , yang jelas berada di dalam struktur pemerintahan Allah Yang Maha Agung.

Para 'pejabat' dalam pemerintahan Allah ini bila dilihat dari kesehariannya barangkali hanya orang yang biasa-biasa saja, tapi mereka punya kedudukan mulia di sisi Allah.  Mereka bisa jadi orang yang terkenal di bumi dan terkenal di langit , tapi jumlah yang seperti ini sedikit sekali, kebanyakan mereka adalah yang tidak terkenal di bumi tapi terkenal di langit. 

Aku bilang bahwa mereka adalah pejabat Allah di alam semesta, bukan di bumi , karena hanya kaki mereka yang menginjak bumi, sementara pengaruh mereka sampai ke langit, hanya fisik yang berada di bumi, jiwa mereka mempengaruhi alam semesta.

Semoga kita adalah salah satu dari mereka.

Salam manis

innuri

Tips agar Mudah Memaafkan


Dear Allah lovers,

Ada yang curhat padaku , katanya susah banget menghapus perasaan dendam, terutama pada seseorang yang telah melukai perasaannya begitu dalam dengan kata-kata yang tidak pantas.  Sulit melupakan apalagi memaafkan, padahal dia sendiri ingin bisa melupakan dan memaafkan.

Ingin memaafkan tapi tidak bisa , apakah ada yang mengalaminya ?

Kadang seseorang perlu memberikan berbagai argumentasi untuk dirinya sendiri agar bisa memaafkan, sementara bagi orang lain begitu mudah melakukannya.  Tiap orang punya kondisi yang berbeda.  Tapi yang harus disadari adalah yang bisa mencerabut perasaan dendam dan sakit hati itu adalah Allah, bukan usaha kita.  Tapi kita sendiri harus berusaha , karena itu adalah perintahNya.

Diantara usaha yang bisa kita lakukan adalah :

- menyadari bahwa kita juga membutuhkan maaf orang lain
- kita juga membutuhkan ampunan Allah dan dengan memaafkan orang lain , Allah bisa membuka ampunanNya untuk kita (ada di surat At Taghabun)
- menyadari bahwa memelihara perasaan sakit dan dendam adalah seperti menyimpan sampah di dalam hati kita sendiri, sampah yang akan mendatangkan lalat (peristiwa tidak enak) dalam kehidupan kita.
- membuang dendam dan sakit hati sama dengan membuang kesialan untuk diri kita sendiri yang berarti telah memberi jalan untuk kebahagiaan kita sendiri
- berdoa memohon pada Allah dengan penuh kerendahan hati

Dicoba ya sobat , semoga Allah berkenan mencerabut perasaan sakit hati dan dendam dari hati kita semua.

Salam manis dari Karangjati Ngawi (mudik ke mertua nih)

Innuri

Senin, 13 Juli 2015

Memantaskan Diri Untuk Lailatul Qadar

Dear Allah Lovers,

Kemarin ada seorang sahabat bertanya :"Sudahkah turun malam lailatul qadar ?".
Aku jawab :"Belum". Dan arti kata 'belum' disini bisa jadi belum turun untukku, bisa jadi untuk orang lain sudah ... hmmm ...

Aku pernah menulis bahwa malam lailatul qadar itu adalah malam turunnya al quran ke dalam hati orang yang beriman.  Hasilnya adalah pribadi muslim yang hatinya diterangi al quran, yang menerangi sekelilingnya dengan al quran hingga bisa membawa kehidupan yang penuh harmoni.  Yang aku maksud menerangi sekelilingnya dengan al quran itu bukanlah orang yang pandai melantunkan ayat-ayat dan berdakwah dengan ayat-ayat , tapi orang yang bisa 'membawakan' al quran dalam perilakunya sehari-hari.

Selengkapnya bisa dibuka di  Malam Turunnya Al Quran .

Hanya orang yang dipilih Allah yang mendapat lailatul qadar seperti yang aku maksudkan di tulisanku tersebut.  Dan orang yang dipilih Allah itu salah satunya adalah orang yang 'memilih Allah', orang yang dengan sengaja memilih Allah sebagai tujuan hidupnya.

Banyak orang ingin mendapatkan lailatul qadar dengan cara melekan (tidak tidur semalaman), untuk berdzikir, shalat atau membaca al quran. Tapi untuk orang-orang macam aku, yang kalau tidak tidur semalam, siangnya malah bisa semaput, musti mencari strategi lain ... hehe.

Bila ingin mendapatkan malam lailatul qadar, yang kita lakukan adalah mempersiapkan hati hingga pantas untuk menerima anugerah itu. Hati yang pantas itu hati yang bagaimana ? Tentunya hati yang suci, hati yang suci itu bukan berarti hati yang tidak pernah kotor, tapi hati yang disucikan dari kotoran.

Karena turunnya al quran itu di dalam hati, bila memang benar-benar menginginkan malam lailatul qadar, maka bersihkanlah hati dari segala penyakit seperti iri , dengki , dendam , sakit hati , marah, kecewa, khawatir dan bermacam perasaan negatif lainnya.

Selain mensucikan hati, juga mensucikan niat, niat semata-mata untuk Allah, hidup dan mati untuk Allah.

Dua hal yang kedengarannya mudah , sucikan hati dan sucikan niat.  

Semoga Allah memilih kita menjadi salah seorang yang mendapatkan malam lailatul qadar.

Salam manis,

Innuri

Senin, 06 Juli 2015

Tanaman Yang Membuatku Menangis

Dear Allah Lovers,

Sore itu, untuk pertama kalinya ada tanaman yang mampu membuatku menangis selain bawang merah.

Tanaman itu sayur kesukaanku , gingseng jawa.  Siang tadi karyawanku Pendik membuatkan Alni 'kolam pasir putih' di halaman depan, beberapa tanaman termasuk gingseng jawa dia pindahkan, daripada daunnya layu terbuang, aku pakai saja untuk membuat mie buat buka puasa nanti.

Maka duduklah aku sore tadi  di lantai di depan pintu dapur memetik daun gingseng, membuang bunganya yang mungil dan cantik, memilih daunnya dan membuang tangkainya.  Pasti Allah sedang menuntun pikiranku, hingga di sana ada pembicaraan seperti ini :

"Betapa sayangnya Allah pada manusia, hingga diciptakanNya tanaman ini, berdaun menarik, enak dimakan, cepat sekali memasaknya, berkhasiat, mudah ditanam, cuma batang ditancepin ke tanah, maka dia tumbuh dengan suburnya. Mana bunganya cantik lagi, kecil-kecil berwarna shocking pink yang mencolok, bila ditanam di halaman, dia jadi tanaman hias, multi fungsi , selain mempercantik halaman sekaligus bermanfaat buat sayur yang menyehatkan tubuh.  Seluruh bagian tanaman bisa dimanfaatkan, akarnya bisa jadi obat, batangnya yang keras untuk perkembang biakannya".

"Betapa Maha Sayangnya Allah pada manusia, hingga diciptakanNya  tanaman kesukaanku ini, Allah seperti tidak ingin membuat manusia repot", maka akupun menangis merasakan kasih sayang Allah yang begitu lembut.

Itu baru satu tanaman, sudah membuatku merenung lama dan menangis, belum merenungi sel sel di tubuh yang bekerja dengan kompak dan akur hingga tubuhku sehat, belum merenungi penciptaan alam semesta, matahari dan bulan .... CiptaanNya yang sungguh tak terperi indahnya, kecilnya maupun besarnya.

Maka nikmat Allah yang manakah yang aku dustakan ?
Maka nikmat Allah yang manakah yang sedang tidak sengaja aku dustakan ?
Maka nikmat Allah yang manakah yang sedang aku abaikan ?
Maka nikmat Allah yang manakah yang sedang tertutup oleh kabut gelisah dan galau ?

Sabtu, 04 Juli 2015

Bagaimana Menggunakan Pikiran ?



Dear Allah lovers,

Aku sering sekali bilang, di saat kita berada dalam situasi kepepet , baik kepepet finansial atau masalah lainnya, sebaiknya kita meletakkan logika , gak usah mikir, yang penting pasrah ( tawakal ) dan yakin .  Sebenarnya bukan aku yang bilang begini, melainkan al quran.

Barangsiapa bertawakal kepada Allah , maka Allah akan memberinya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka dan mencukupinya.

Seingatku ayatnya ada di surat At Thalaq, silahkan dicari sendiri ayat nomer berapa dan terjemahan aslinya bagaimana.

Bila tuntunanNya hanya beriman dan bertawakal , maka mengapa manusia musti mempersulit diri dengan berpikir dan berusaha keras ?

Nah, sekarang menjawab pertanyaan pembacaku :
"Bukankah Allah memberi kita pikiran dan tenaga untuk berikhtiar ?". 
"Apakah kita cuma diam menunggu keajaiban dan tidak melakukan apa-apa ?".
"Bukankah Allah tidak mau merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu mau merubah nasibnya sendiri ?"

Bagaimana menggunakan pikiran ?

Tiap hari aku menggunakan pikiran lo, saat memasak, perbandingan bumbu-bumbunya musti tepat biar gak aneh rasa masakannya.  Bikin baju pesanan juga begitu, musti pakai ukuran pemesan , konyol kan kalau aku pakai ukuranku yang XL untuk baju pelangganku yang ukurannya M ? Itu namanya cari perkara .

Untuk usaha Innuri browniesku aku juga pakai logika, berapa jumlah brownies yang aku produksi, aku sesuaikan dengan  daya serap pasar, aku gak bisa ngawur atau seenaknya sendiri bila ingin usahaku tetap tegak berdiri.

Berapa liter bensin untuk menempuh perjalanan sejauh 100 km ?

Berapa jumlah pupuk kandang yang perlu disiapkan untuk 1000 pohon pisang ?

Semua yang aku ceritakan itu  pakai pikiran, gak bisa cuma diyakini di dalam hati., apalagi dipasrahkan sama Allah.

"Ya Allah, aku pasrahkan semua pohon pisangku kepadaMu saja, berbuah atau tidak terserah kehendakMu, aku hanya mau berdzikir menunggu keajaiban dariMu ", ini adalah pasrah yang aneh bin ajaib.

Jadi begini, pikiran itu kita gunakan pada tempatnya.  Tempatnya pikiran dan logika itu berada di wilayah kerja seperti yang aku ceritakan, bukan di wilayah iman dan tawakal.  Kalau iman dan tawakal itu pekerjaan hati. Keduanya bisa dijalankan bersamaan atau  dijalankan beriringan.

Contoh bila dijalankan bersamaan , saat memupuk pisang, lakukan dengan takaran yang tepat, tapi dalam hati yakin bahwa yang menjadi sebab pisang itu menghasilkan buah yang besar manis dan hasil melimpah adalah Allah, bukan pupuk. Keyakinannya pada Allah, takaran dan jenis pupuknya pakai logika.

Contoh dijalankan beriringan, saat berada dalam situasi kepepet finansial ,  aku pasrahkan persoalanku pada Allah, saat ini hanya hati yang bekerja.  Dan saat datang keajaibanNya berupa pesanan ribuan mukena, aku hitung kebutuhan kain, kebutuhan tenaga kerja dll pakai pikiran dan logika.

Di dalam al quran, pikiran juga digunakan untuk merenungkan ciptaanNya untuk menyampaikan kita pada keimanan.

:(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia.
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
(QS. Ali 'Imran, 3:191)


Dua pertanyaan di atas terjawab sudah.

Untuk pertanyaan ke tiga. Perubahan nasib itu musti dimulai dari perubahan mind set dan heart set yang benar dulu.  Hatinya dilurusin dulu, pikirannya diluruskan juga , baru diikuti perubahan tingkah laku dan perbuatan.  Bagaimana cara merubah nasib itu tidak lepas dari tuntunan al quran, maka jadikan al quran sebagai panduan .

Salam manis dari kota Malang yang dingin,

Innuri.

Jumat, 03 Juli 2015

Beberapa Jalan Untuk Yakin

Para pecinta Allah yang aku sayangi,

Kemarin aku menulis, bagaimana ciri orang yang pasrah, antara lain sudah tidak perlu mempertanyakan nanti bagaimana ? karena di dalam hatinya yakin bahwa pertolongan Allah  sudah tersedia, juga yakin bahwa tiap persoalan yang datang, Allah selalu mengiringinya dengan jalan keluar.

Perjalanan hati untuk menjadi yakin itulah yang terkadang tidak mudah, tapi bukankah sesuatu yang berharga biasanya diperoleh dengan penuh perjuangan ? Jadi mari kita berjuang.

Percayai dulu bila jalan keluar dari Allah itu selalu tersedia , bahasa jawanya 'nyepak', dan ini tertulis di al quran , tapi diri kitalah yang belum mampu melihatnya.  Untuk bisa melihat pertolongan itu, mata batin kita musti terbuka, bila perlu dibersihkan dari segala kotoran yang menghalangi pandangan antara kita dengan pertolongan Allah.

Hati yang bersih, itu salah satu jalan untuk bisa melihat pertolonganNya. Jadi bersihkan hati dari berbagai penyakit seperti rasa iri, marah, cemburu, dengki, prasangka buruk, dll. Gantilah dengan hati yang mudah memaafkan, mudah mendoakan dan penuh kasih sayang.

Fahami ayat-ayat Allah di al quran dan di alam semesta, sediakan waktu yang cukup untuk memahami al quran.  Al quran itu menuntun hati dan pikiran untuk lurus dan benar dalam memahami hidup, dari al quran juga kita bisa lebih mengenal Allah , sifat-sifat dan perbuatanNya.  Lebih mengenal Allah membuat hati lebih yakin.

Letak keyakinan itu di dalam hati, bukan di pikiran, maka biarkan pikiran menjalani masa 'istirahat' dulu, istilah eyang Syamsul'alam adalah 'menonaktifkan pikiran'.  Pikiran cenderung mencari jalan keluar dengan logika, sedangkan pertolongan Allah  sama sekali tidak memerlukan logika, tinggal kun fayakun , semua mudah bagi Allah.  Al quran menyebutnya 'dari arah yang tidak disangka-sangka' yang berarti di luar perkiraan dan pikiran manusia.

Nah, sekarang berdoalah dengan yakin.  Ingat, berdoa itu bukan mengeluh, tapi menyampaikan dan memasrahkan  harapan dan keinginan , dan bersyukurlah, bersyukur karena Allah telah memberi persoalan, persoalan yang membuat kita jadi dekat dengan Allah.  Katakanlah bahwa keridhaan Allahlah tujuan kita, dan kepada Allahlah kita persembahkan hidup kita.

Doa yang disampaikan dengan penuh kerendahan diri di hadapan Allah, mengakui kelemahan diri dan mengagungkan kekuasaanNya, kadang membuat Allah 'menurunkan' jawabanNya di hati kita, jawaban yang bisa kita fahami dengan jelas, yang membuat kita yakin akan jaminanNya.

Ada yang bertanya ; perlukan berikhtiar ?
Bila yang dimaksud adalah ikhtiar pinjam sana sini saat jatuh tempo membayar hutang, maka ini tidak perlu dilakukan.  Sering kubilang bahwa pertolongan dan keajaiban Allah itu mendatangi, bukan dicari.  Bila perlu usaha, maka akan ada petunjuk di hati perlu melakukan apa karena hati sudah berada dalam tuntunanNya.

Hidup itu bukan untuk menyelesaikan persoalan, jadi jangan membawa persoalan ke dalam hatimu, cukup Allah saja yang ada di hati.  Hidup itu untuk mengabdi kepada Allah, fokuskan di point ini saja , dan biarkan persoalan mengalir dan berlalu dengan kasih sayangNya.

Salam manis ,

Innuri.



Kamis, 02 Juli 2015

Mencermati Hati

 Dear Allah lovers,
Ada pembaca curhat nih, kusebut saja pak K, tapi kukira beliau tidak mengikuti tulisanku, bila mengikutipun , kurasa beliau kurang faham.

"Selamat berbuka mba,.lama tak curhat., moga setelah ini ada pencerahan lagi. aku terus melakukan apa yang terbaik, sholat puasa dan amalan lain.termasuk tak lupa untuk ngasih pada peminta.fakir miskin dan sumbangan lain. Aku juga pasrah semuanya pada Allah. tapi kian hari hutang terus menumpuk. aku jenuh, jenuh mengeluh juga. tapi hari ini rasanya pengin kiamat saja. mohon pencerahan mba.salam".

Aku pernah menulis tentang ini, coba buka di artikel yang kutulis di bulan november 2012  Menomor Satukan Allah , ada jawaban yang cukup lengkap disitu.

"Sudah membaca artikelku yang kutulis di bulan ramadhan ini ? jangan fokus pada hutang, fokus pada Allah saja". tulisku menjawab inboxnya. 

Tapi beliau malah menjawab : "Saya berusaha semampuku mba. ke masjid sesuai waktu .tapi saat tempo jatuh.uang ga cukup pula".

Aku dalam hati :"?????".

Yang aku maksud dengan fokus pada Allah itu bukan rajinnya ke masjid.  Percuma rajin ke masjid kalau pikirannya masih terfokus pada dunia, hutang itu termasuk dunia.  Dan pasrah pada Allah itu tidak cukup terucap di bibir :"Aku sudah pasrah pada Allah" , sementara batinnya bilang, "kok pertolongan Allah gak datang-datang ?".  Bila masih ada komplain ini itu berarti dia belum pasrah, dan maaf, anda pasti mendapatkan apa yang anda sangkakan kepada Allah, adil bukan ?

Pasrah pada Allah itu perbuatan hati, fokus pada Allah itu juga perbuatan hati.  Bila ingin menilai diri sendiri apakah sudah benar pasrah atau apakah sudah fokus pada Allah ? cobalah untuk menyelam ke dalam hati kita sendiri, apakah disana asma Allah lebih dominan ? ataukah persoalan persoalan hidup ini yang memenuhi hati ? 

Bila hati masih dipenuhi dengan persoalan , itu tandanya belum pasrah dan belum fokus pada Allah. 

Pasrah itu menyerahkan , yang berarti diri kita sudah tidak 'ketempatan' hal itu lagi.  Memasrahkan persoalan itu berarti diri kita sudah tidak punya persoalan itu lagi, persoalannya sudah berada di tangan Allah.

Lantas bagaimana bila ada orang yang nagih ? , mungkin  begini pertanyaan pak K selanjutnya.  Ketahuilah saudara-saudara sebangsa dan setanah air , orang yang pasrah itu pasti yakin bila Allah menurunkan persoalan , pasti lengkap dengan solusinya sekaligus (baca tulisanku Paket 2 in 1 ). Orang yang pasrah itu tidak perlu bertanya : "Nanti bagaimana bila ... ?" , karena dalam hatinya yakin bila pertolongan Allah itu sudah ada , bahasa jawanya nyepak

Bagaimana bisa turun pertolongan Allah bila dirinya sendiri sudah menutup dengan prasangkanya ? Makanya bangun prasangka baik kepada Allah dan baca baca lagi tulisanku yang aku tulis di bulan ramadhan ini, inshaAllah semakin jelas.

Maafkan ya bila ada salah salah kata.

Salam manis,
Innuri