Sabtu, 22 Agustus 2015

Kekayaan Untuk ....

Dear Allah lovers ,

Sampai di telingaku berita tentang seorang anak muda yang amat sukses secara finansial di usianya yang masih muda , dia berasal dari keluarga biasa-biasa saja , tidak terlalu kaya, tapi juga tidak terlalu sederhana.

"Alhamdulillah , dia anak yang baik", spontan keluar dari mulutku.

Tapi ketika si pembawa berita bilang bahwa anak muda itu tinggal di perumahan elite dan berkendaraan mobil mewah, spontan hatiku mak clekit . Tiba-tiba saja aku jatuh kasihan , dia sedang diuji dengan sesuatu yang berat bagi manusia, yaitu kekayaan, tiba-tiba pula aku jadi ingat akan tulisanku Dikebutne Sak Kebutan 

Beruntunglah orang-orang yang tidak diuji dengan kekayaan yang melimpah, karena di akhirat nanti bisa lolos dari pertanyaan : "Engkau gunakan untuk apa kekayaanmu ?".

Tentang kekayaan, di dalam al quran dikatakan bahwa yang memberikan kekayaan adalah Allah, jadi jangan menganggap bahwa  kekayaan itu adalah hasil usaha kita.  Allah juga melarang  iri terhadap mereka yang diberikan kekayaan dari Allah, jadi jangan silau dengan kekayaan orang lain, Allahlah yang  melebihkan sebagian manusia atas sebagian yang lain dalam hal rejeki.

Karena kekayaan itu dari Allah, maka menggunakannyapun harus sesuai yang dikehendaki Allah.

Kaya itu tidak haram ,  yang haram adalah bermegah-megahan.  Berlebih-lebihan saja tidak boleh, apalagi bermegah megahan.  Termasuk bangga dengan kekayaan adalah perilaku yang amat bodoh, karena kekayaan itu bukan hal yang abadi, cuma titipan yang sewaktu-waktu bisa diambil oleh Allah dan harus pula dipertanggung jawabkan di sisi Allah di akhirat nanti.

Apakah tinggal di rumah mewah dan punya mobil mewah termasuk bermegah-megahan ?

Barangkali tidak kalau hidupnya di negara yang seluruh penduduknya kaya raya, tidak ada orang miskin sama sekali. Dan iya bila hidup di sebuah kota yang penduduknya masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan, yang masih berjuang untuk makan hari ini dicari hari ini, yang untuk tempat tinggal saja masih mikir mengontrak atau tidur di emperan toko ....

Seandainya rumah mewahnya dijadikan rumah singgah bagi warga miskin , atau membuat kontrakan murah khusus dhuafa , atau dijadikan perumahan kecil-kecil yang bisa dicicil dengan amat ringan oleh dhuafa ....

Seandainya kendaraan mewahnya dijadikan ratusan sepeda motor becak dan dibagi-bagi gratis untuk tukang becak sekota , tentu pak tua tukang becak tidak perlu kelelahan mengayuh becaknya.

Kok jadi berandai-andai ya aku ? ... hehehe....

Renungkan ayat ini :

 QS. An-Nahl [16] : ayat 71
[16:71] Dan Allah melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?

Bila jaman sekarang sudah tidak ada lagi budak , maka kata budak disitu bisa diganti dengan orang yang posisinya berada di bawah dalam strata sosial , orang yang lemah atau disebut dhuafa.

Ayat ini merupakan sebuah guide agar kita menggunakan rejeki yang dilebihkan atas kita untuk diberikan (dikasihkan gratis) kepada orang yang benar-benar lemah (yang tidak ada  kemampuan membayar).  Atau bila mereka masih cukup mampu untuk membayar dengan harga subsidi , maka ini bisa menjadi alternatif agar mereka bisa berbuat baik pula kepada diri mereka sendiri.

Ayat ini juga mengandung hikmah yang tersembunyi, bahwa kehadiran orang-orang yang lemah bisa jadi merupakan ujian buat kita , apakah kita ikhlas berbagi dengan sebagian harta yang kita punya?  Sebagian  dan  bukan sebagian kecil .  Kehadiran mereka juga merupakan ladang amal bagi kita, peluang besar untuk bisa merenggut cintaNya.

Alangkah indahnya aturan Allah.

Salam manis,

Innuri

Jumat, 21 Agustus 2015

Antara Pepes dan Perjalanan Jiwa

Dear Allah lovers,

Kemarin di grup masak , aku membahas masalah pepes, perbedaan pepes Jawa dan Bali , berdasarkan pengalaman sebagai orang jawa yang pernah punya pembantu orang Bali.

Kataku pepes mayoritas orang jawa itu dikukus, ikannya ikan yang sudah dikukus pula (disebut ikan pindang kalau di tempatku) , sedangkan pepes bali , langsung dipanggang dan ikannya ikan segar.  Soal rasa dan kesatnya , aku lebih suka pepes bali.

Postinganku membuahkan komentar yang banyak sekali , tentang pepes di daerahnya masing-masing , sampai aku mendapat resep pepes ikan mas ala sunda yang durinya lunak yang biasanya jadi pilihanku kalau lagi ke warung ampera di Bandung.  Ternyata juga  ada pepes yang dimasukkan dalam abu yang panas di bawah tungku kayu bakar.

Tapi ealaaah, lah kok ada juga komentar yang 'sadis' , katanya jangan suka membanding bandingkan , dan jangan sembarangan bikin statement .... hahaha ... nggak punya selera humor blas nih orang, batinku. Padahal saat tinggal di Bali dan diledekin pembantu gara-gara pepesku netes netes, aku malah ketawa .

Tapi aku disini bukan mau membahas masalah pepes, tapi mau membahas soal reaksi batin kita saat ada orang berkomentar negatif.

Sering terjadi kita melakukan sesuatu dengan niat yang baik, diterima dengan baik oleh orang lain , tapi ada satu dua orang yang malah menanggapinya dengan sinis atau berkomentar menyakitkan.  Yang menjadi persoalan adalah mampukan kita menjaga hati kita untuk tetap datar menerima semua itu ?

Yang aku maksud tetap datar itu tidak ada rasa benci atau permusuhan pada saat orang lain memicunya, bahkan hati kita tetap berada dalam perasaan kasih sayang terhadap mereka.   Selengkapnya coba buka di tulisanku Olah Rasa .

Saat menghadapi hal yang menyakitkan, bila reaksi kita  jengkel dan marah , ini menunjukkan kualitas hati yang maaf , masih berada di level binatang.  Bila kita jengkel dan marah, lalu mencoba meredamnya dengan istighfar dan usaha lainnya lalu mencoba memaafkan, ini menunjukkan kita sudah manusia yang sadar. Bila tidak ada sama sekali perasaan jengkel , marah dan hati masih berkasih sayang , ini menunjukkan hati kita sudah melebihi derajad malaikat. Bila karena demikian jengkelnya, kita membalas dengan hal yang tak kalah menyakitkan, maka kita sudah berada di posisi syetan, menjadi syetan manusia , semoga Allah melindungi kita dari hal demikian.

Bila hidup itu sebuah perjalanan , maka itu adalah sebuah perjalanan jiwa , dari level terendahnya menuju level tertingginya, dengan pertolongan dan ijin Allah.

Bila hidup itu adalah pilihan , maka pilihan di tangan kita , berada di wilayah malaikat atau di wilayah yang lain.  Selanjutnya Allahlah yang membantu kita menemukan tempat yang kita pilih.

Namun manusia kadang tidak suka perjalanan dan tidak tahu pilihan dalam hidup, kuharap manusia seperti ini bukan aku atau kamu, bukan dia atau mereka.  Lantas siapa ? ... ehm ...

Salam sayang,

Innuri


Senin, 17 Agustus 2015

Kasih Sayang Dalam Iman dan Tawakal

Dear Allah lovers,

Seringkali terjadi padaku, kedalaman makna al quran baru aku fahami ketika sebuah ayat dibaca berulang-ulang, walau pada hakekatnya Allahlah yang membuka pemahaman itu.

Aku pernah menulis , sering malah , manusia itu hanya diperintahkan untuk beriman dan bertawakal, maka mengapa pusing  mikirin solusi ? Coba baca dulu tulisanku yang ini Bagaimana Menggunakan Pikiran.

 Tulisanku itu sama sekali tidak salah, karena juga berdasarkan al quran , tapi ada sebuah pengalaman yang lebih indah lagi untuk difahami.

Ceritanya ketika kemarin aku ke kebun, dan dalam perjalanan di pagi yang sejuk aku membaca surat al Mulk , aku begitu tertegun saat sampai di ayat ini :

Qul huwa rahmaanu aamannaa bihi wa alaihi tawakalna  

Katakanlah "Dia yang Maha Pengasih , kami beriman dan kepadaNyalah kami bertawakal".

Aku diam, merenung dan tiba-tiba menitikkan air mata.  Amati hubungan kata-kata di dalamnya , ada Ar Rahman yang artinya Maha Pemurah / Maha Pengasih , iman dan tawakal.

Allah yang Maha Pengasihlah yang menyuruh kita untuk beriman dan bertawakal.  Dengan kalimat lain , karena Kasih sayangNyalah kita disuruh beriman dan bertawakal .  Allah yang telah menetapkan bagi dirinya kasih sayang telah menyuruh kita beriman dan bertawakal.  Karena kasih sayang Allah yang amat besar, maka Allah memerintahkan kita untuk beriman dan bertawakal.  Allah bekerja atas dasar kasih sayang.

Jadi sebaiknya, saat hati sedang melakukan pekerjaan iman dan tawakal , maka rasakanlah pancaran kasih sayang Allah kepadamu.  Merasakan aliran kasih sayang Allah yang tiada henti kepadamu.  

Kasih sayang Allah adalah penyebab datangnya segala kebaikan dalam hidup ini, maka nikmatilah dengan sepenuh jiwa raga.  Rasakan kasih sayangNya mengaliri seluruh sel sel di tubuhmu, mengaliri orang-orang di sekelilingmu dan segala yang bisa kamu lihat dan nikmati, hingga akhirnya semua tampak begitu indah.

Segala yang diperintahkanNya adalah atas dasar kasih sayang , maka balaslah cintaNya dengan cintamu, agar cintaNya tidak bertepuk sebelah tangan.

Manusia saja bila cintanya bertepuk sebelah tangan, maka dia bisa mengabaikan yang dicintainya.  Dan betapa tidak enaknya bila yang mengabaikan kita adalah Allah.  Maka balaslah cintaNya.

Semoga hidupmu semakin diperindahNya.

Salam sayang,

Innuri.

Senin, 10 Agustus 2015

Cara Allah Menuntun

Dear Allah lovers,

Tersadar aku ketika salah seorang pembaca bukuku mengirim email , mengoreksi kata-kataku di buku dan menutupnya dengan kalimat, "Semoga menjadi bahan renungan buat ibu". Membaca emailnya yang menyerang bikin hati mak deg (baca: bikin emosi) ....... akhirnya aku merenung juga, tapi yang aku renungkan bukan topik yang dia minta, karena aku merasa tulisanku yang jadi buku itu sudah aku tulis berdasarkan pemahamanku akan al quran , sementara pendapat yang dia kemukakan berdasarkan tulisan di internet dan pendapat ulama. Lagipula aku menulis sudah diteliti oleh ustadzku tersayang , eyang Virien, dan yang ternomor satu sudah aku konsultasikan dengan Allah .

Lantas apa ya yang aku renungkan ? Mau tahu ? tapi cuma ada tempe ... gosong lagi ... hahahaha.

Begini lo , salah dua jawabanku atas email pembacaku itu begini :

"Apakah mbak rajin membaca al quran hingga mendapatkan kesan secara keseluruhan dari isi al quran itu ?"
"Bukankah sebaiknya membaca al quran dulu sebelum membaca pendapat siapapun , termasuk pendapat ulama besar dan terkenal sekalipun ".

Tapi lama-lama aku merasa, jawaban yang berupa pertanyaan  itu seperti ditujukan pada diriku sendiri ...hiks  (sebenarnya aku malu mengakuinya).  Bagaimana tidak , saat aku internetan , halaman pertama yang aku buka kalau gak fb , blog, atau googling, wes, tiga itu (kalian apa ?). Kadang waktu yang disediakan buat mengaji dikalahkan oleh kesibukan lain, kalian tidak kan ?

Akhirnya beberapa hari yang lalu aku 'mencanangkan' membuka al quran online dulu sebelum membuka halaman apa saja di internet.  Beberapa ayat aku baca dan aku fahami , kadang sampai nangis . Aku search di al quran online tema dan kata tertentu.  Setalah membaca beberapa ayat dengan disertai penghayatan, barulah aku membuka fb , blog dan lain lain.

Aku berterima kasih sekali dengan email dari pembacaku, beginilah cara Allah menyayangi dan membimbingku, tidak ada kejadian yang berlaku tanpa makna.  Bagi orang yang menyengaja hidupnya untuk mengabdi pada Allah, pasti Allah akan menuntunnya dengan berbagai cara dan peristiwa.

Punya cerita saat Allah menuntunmu ? Aku amat ingin mendengarnya.

Salam sayang

Innuri


Kamis, 06 Agustus 2015

Warung Ikhlas ; Bukan Sekedar Berbagi Nasi

Dear Allah lovers ,

Beberapa hari yang lalu, tepatnya tgl 4 agustus 2015 aku dkk melaunching Warung Ikhlas Malang , ini warung sedekah yang menjual seporsi nasi plus lauk pauknya yang sehat dengan harga Rp 1000, diperuntukkan buat dhuafa.

Ide membuat warung ikhlas ini muncul saat lebaran kemarin di Ngawi , sewaktu menonton acara Kick Andy di metro tivi,  ada mas Sonnie dan mbak Habsari dengan warung ikhlasnya.  Kata-kata yang keluar dari mereka berdua menggugah hatiku, mas Sonnie bilang kita dianjurkan untuk bergandengan tangan dalam perbuatan baik , lalu mbak Habsari bilang , uang 2000 yang kita terima dari pembeli nasi dimaksudkan agar mereka juga ikut terlibat dalam perbuatan baik.

Ya, dua kalimat itu yang menginspirasiku.  Bergandengan tangan tentu membuat kita lebih kuat dan lebih berdaya , mengajak dhuafa untuk terlibat dalam perbuatan baik tentu lebih mendidik daripada memberi mereka gratis.

Akhirnya aku browsing nyari mas Sonnie di fb , juga pak Bambang Jawa dan mbak Habsari . Ketemunya sama mas Sonnie dan pak Bambang, inbox-inboxan , sampai ditelepon pak Sonnie , dan subhanallah ! Aku bertemu dengan jiwa-jiwa yang terang, orang-orang yang terkenal di langit ! Bahkan pak Sonnie adalah seorang penghafal al quran dengan cara tanpa menghafal , tapi diinstal langung selama 40 hari oleh Allah.  Jadi kalimat-kalimat yang keluar dari lidah beliau adalah kalimat kalimat yang qur'ani , makanya terasa adeeeeem gitu saat berbincang dengan beliau.

Kisah ini berlanjut setelah pulang ke Malang , bertemulah aku dengan bu Emy pelangganku saat mengantar pesanan 5 hem batik suaminya, aku bercerita mau membuat warung ikhlas , dan beliau langsung mak jebret nitip 1,25 juta. Aku genapkan dengan zakat dan sedekahku dari hasil transaksi hari itu, jadi 1,5 juta.  Kupikir , aku bisa segera memulai nih, dengan uang segini bisa jadi 300 porsi nasi , bila sehari jualan 100 porsi , aku bisa jalan 3 hari , dan hari selanjutnya pasti Allah cukupkan entah dengan cara bagaimana.

Menjelang launching , aku bercerita pada beberapa teman dan mereka mau ikutan nitip, bahkan suplier telur di Innuri browniespun ikut nitip.  Sempat aku  postkan rencana Warung Ikhlasku di grup Malang kuliner,  maksud semula mau nanya apabila ada yang tahu tempat-tempat dhuafa berada , dan tidak kusangka-sangka bila mereka malah tertarik untuk menjadi sahabat warung ikhlas.

Bukan hanya itu kemudahan dari Allah, sampai soal karyawan yang masak saja seperti Allah sodorkan padaku.  Ceritanya siang-siang aku mikir, siapa ya yang bantuin masak , 100 porsi itu banyak loh, 10 kg beras , belum lauk pauknya, pembantuku cuma satu dan aku sibuk dengan butik dan pelatihan.  Tengah berpikir seperti itu , melintas di depan butik seorang ibu sedang menggandeng anaknya.   Spontan aku hampiri dan bla bla bla ......

Dia tetanggaku, istri seorang tukang becak , anaknya yang satu baru lulus SMK, yang satu masih TK. Sekarang becak sepi katanya, jadi kalau ada pekerjaan buruh bangunan , ya diambil saja, kalau tidak ada pekerjaan bangunan ya mbecak, begitulah ceritanya. Dia senang sekali aku tawari bantu-bantu masak, kalau membumbui masakan sih gak bisa  katanya, jadi cuma bantu goreng atau ngupas bawang, motong sayuran dan  yang mudah mudah. Yang meracik bumbu tetap chef andalanku, bu Kot.

Awal awal jualan, aku ikut bersama mas Hary dan Arif karyawanku.  Sasaran pertama kami pasar besar dan pasar comboran, tukang becak banyak sekali disini dan mereka kebanyakan perantauan dari Jember, lumajang, madura dan entah dari mana saja.  Mereka tinggal mengontrak di kontrakan sederhana yang dipakai beramai-ramai , ada yang tinggal di pasar untuk menghemat, begitulah yang aku tahu.

Saat kami berjualan, mereka sendiri yang men'sortir' pembeli dan membatasi pembelian, biar adil dan rata , kata mereka. Kami jadi terbantu 'mengendalikan' pembeli yang berdatangan grudug grudug.

Ada pesan khusus yang hanya bisa aku mengerti saat berbagi nasi, yaitu sentuhan kasih sayang.  Orang-orang yang hidup di lingkungan yang keras seperti mereka , sudah pula jauh dari keluarga , seperti jiwa-jiwa kerontang yang merindukan tetes embun kasih sayang.  Kehadiran kami , semoga menjadi sentuhan kasih  yang membuat mereka semakin mengerti betapa Maha Sayangnya Allah.

Akupun ingin mengembangkan warung ikhlas, bukan sekedar berbagi nasi , tapi apa saja yang bermanfaat buat masyarakat dan lingkungan. Apa itu , aku masih meraba-raba , semoga aku segera bisa menemukannya.

berbagi nasi - berbagi kasih - berbagi inspirasi - berbagi semangat  "

itu moto kami warung ikhlas malang.  Mohon doa restu dan dukungannya , agar warung ikhlas malang tetap bisa berjualan secara kontinyu,  sementara ini masih seminggu tiga kali , setiap selasa, kamis dan sabtu.

Bagi yang ingin bergabung menjadi sahabat Warung Ikhlas Malang , silahkan membuka fanpage Warung Ikhlas Malang , teristimewa bagi yang tinggal di Malang, mari kita berbuat baik , dimulai dari lingkungan kita yang trerdekat.  Dan bagi yang ingin membuka warung ikhlas di kota masing-masing, bisa kontak pak Sonnie Wicaksono atau pak Bambang Djawa .

Salam manis,

Innuri.