Selasa, 25 Oktober 2016

Cara Bekerja Yang Membawa Keajaiban

Dear sahabat Innuri.

Bagaimana cara kamu bekerja ?
Apapun pekerjaannya, umumnya bisa kita lakukan dengan skill / ketrampilan dan dengan mencurahkan pikiran dan konsentrasi.  Betul ?

Pertanyaan selanjutnya ,  apa  unsur dalam dirimu yang Allah berikan ? Jawabnya jasmani dan ruhani. Jasmani melakukan skill / ketrampilan . Ruhani (tubuh yang tidak kelihatan)  terdiri dari pikiran dan perasaan melakukan bagian lainnya.

Pertanyaan selanjutnya lagi , sudahkah kau gunakan seluruh komponen yang ada dalam dirimu dalam bekerja ? Coba renungkan. Renungkan lagi.

Àpabila kamu sering merasa lelah dalam bekerja , kelelahan yang sangat sementara kamu seperti berkejaran dengan kebutuhan. Maka ini adalah pertanda bahwa ada kesalahan dalam menggunakan dirimu saat bekerja , ada ketidakseimbangan dan kamu tidak menyadarinya.

Ketidak seimbangan dalam hal apa ?
Dalam menggunakan unsur yàng ada dalam dirimu. Porsi jasmani dan pikiran terlàlu dominan dan bekerja terlalu keras. Sementara perasaan sering non aktif.

Barangkali ada yang bertanya ,  lah wong pekerjaannya ngukur jalan kok suruh pakai perasaan ,  pakai meteran kaleee. Kalau bekerja di bidang seni barangkali masih bisa pakai perasaan ,  mungkin ada sanggahan begini.

Perasaan apa yang bisa meringankan pekerjaanmu ?
Peŕasaan bersyukur. Ya. Gunakan kekuatan syukur saat bekerja. Rasa syukur bisa dicampur dalam pekerjaan apa saja. Mulai, selama dan mengakhiri pekerjaan dengan bersyukur ,  banyak mengingat Allah di jeda waktu. Programkan ini untuk kamu lakukan seperti selama ini kamu programkan dirimu bekerja. Programkan ini sebagai sebuah 'tool' wajib yang harus kau bawa saat bekerja.

Bersyukur yang bagaimana yang membawa keajaiban ?
Bersyukur sampai tidak ada keluhan lagi walau di sudut hatimu yang paling nylempit / tersembunyi sekalipun. Bersyukur yang membuatmu merasa yakin bahwa Allah selalu ada untukmu.
Bersyukur yang membuatmu merasa dekat dan selalu berinteraksi dengan Allah hingga kamu bisa bilang , "Cukup Allah bagiku".

Lakukan dan buktikan betapa luar biasanya hidupmu.

Kutunggu cerita manismu sahabat.

Sabtu, 15 Oktober 2016

Jodoh itu Ikhtiar Atau Takdir ?

Ini sambungan tulisanku tentang 'Biar Cepat Berjodoh'.

Jodoh itu misteri , yang kita emohi malah jadi pasangan hidup kita , gething nyanding kata orang jawa. Yang sudah pacaran bertahun-tahun , buyar di ujung jalan.

Menjawab pertanyaan jodoh itu takdir atau ikhtiar , aku jawab kombinasi keduanya. "Waaah , itu bukan jawaban kaleee bunda", katamu barangkali. Tapi jawaban pertanyaan itu tidak penting. Yang penting adalah cepat bertemu jodoh kan ? Dan membaca tulisan ini jadi salah satu ikhtiarnya kan ? Jadi ya ikhtiar saja lah . Ikhtiar menemukan jodoh juga tidak dilarang kan ? Cuma masalahnya , ikhtiar seperti apa dan bagaimana caranya biar ces pleng gitu ?

Apa perlu masuk ke biro jodoh ? Rajin ke salon biar kinclong ? Masuk ke berbagai komunitas biar banyak kenalan ? Ke dukun ?.... haha ... jangan keliru ke dukun beranak loh ya.  Wah .... itu kan ikhtiar untuk nyari perhatian lawan jenis.

Begini loh sayang.
Fitrah manusia itu adalah mendekati Tuhannya , fitrah makhluk adalah mendekati penciptanya. Begitupun jodoh , fitrahnya adalah mendekati Tuhannya.

Katakanlah , kita sedang ikhtiar membuat 'jimat  jodoh' , maka jimat tersaktinya adalah hati yang terhubung dengan Allah. Maka kembali pada tulisan pertamaku tentang jodoh , yaitu kembali fokus ke Allah , mempersembahkan hidup untuk Allah , memperbaiki diri juga untuk Allah . Inilah ikhtiar terces pleng dalam menemukan jodoh.

Yang menggerakkan hati lawan jenis untuk memilih kita adalah Allah. Yang menggerakkan hati kita untuk memilih seseorang juga Allah. Maka ikhtiar kita yo langsung saja ke Allah. Gak perlu kejar sana kejar sini .... emangnya ayam .... hahaha. Kalau perlu mengejar ya tunggu saat Allah mengkomandoi hati kita.

Jadi begitulah ceritanya dan masih banyak lagi cerita selanjutnya.

(Bersambung)

Agar Cepat Berjodoh 2

Karena bagian ini bakalan panjang , aku tulis di blog saja ya.

Jadi begini , di al quran tetulis bahwa Allah menciptakan segala sesuatu berpasangan. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik dan lelaki yang jelek untuk wanita yang jelek.

Berarti setiap kita punya pasangan, jadi anggap saja Allah sudah ciptakan pasangan buat kita. Tapi kenapa kok jomblo terus sampai ubanan nih bunda ? mungkin gitu deh pertanyaannya.

Jadi ada beberapa kemungkinan kenapa kok jadi jomblo berformalin alias awet.... haha. Bisa karena :
- Allah belum pertemukan dengan jodoh kita
- Allah sudah pertemukan tapi kita tolak tanpa kita sadari
- Allah urung mempertemukan karena ada penghalang di diri kita
-Allah akan mempertemukan bila kita sudah pantas menerimanya
- Allah mempertemukan di syurgaNya.

Point terakhir itu tuh yang ga enak, mungkin itu katamu . Maunya ketemu di dunia dan barengan masuk syurga.

Tapi kan kita gak tahu jomblo kita itu masuk kategori yang mana kan ya ? Jadi saranku , berdoalah terus dan pasrahkan harapan dan keinginan pada Allah.

Doa dan pasrah yang berhasil , bila setelah berdoa kita jadi tenang dan yakin dan tidak lagi dibebani keinginan punya pasangan. Sudah lepas itu keinginan , sudah dalam genggaman Allah. Dan kita bisa menikmati kehidupan ini dengan bahagia.

Bila terganggu lagi dengan keinginan punya pasangan , berdoa lagi dan pasrahkan lagi sampai hati jadi tenang lagi. Begitu seterusnya.

Jangan lupa juga berusaha memantaskan diri untuk jodoh kita dengan cara menjalani laku takwa versi al quran yang sering aku tulis. Muliakan diri dengan menjadikan al quran panduan hidup kita.

"Sudah rajin berdoa , tahajud , dzikir , tapi gak kunjung berjodoh ", kira-kira ada yang nanya begini nih. Maka bersabarlah , baca lagi awal tulisanku tentang jodoh. Kembalikan tujuan hidup untuk Allah, tata niat. Berdoa dan lupakan , kembali fokus pada Allah , banyak bersyukur.

(bersambung)

Agar Cepat Berjodoh

Copas dari tulisanku di instagram

Agar Cepat Berjodoh
#innuriinspirasi

Ini pertanyaan yang sejak lama ditanyakan padaku yang aku gak tahu jawabannya. Mudah-mudahan kali ini Allah menuntunku menjawabnya.  Dan jawabanku bisa panjang dan bersambung kayak telenovela .... hahaha. Khusus buat para jomblowan dan jomblowati.
Pertama, niat pingin berjodoh harus karena Allah ya. Pokoknya cari alasan agar niatnya murni karena Allah. Jangan karena usia sudah kepala 4 atau 10 ... haha. Jangan karena didesak orang tua , jangan pula karena diri sendiri. Ini penting.
Contoh alasannya begini : dengan adanya pasangan membuat lebih mudah mentaati Allah dalam hal menahan pandangan dan mengelola nafsu untuk selalu berada di jalan Allah.
Setelah bisa menata niat , harus yakin bahwa Allah sudah menciptakan jodoh kita ya. Mungkin belum dipertemukan , mungkin sudah bertemu tapi kita tolak tanpa kita sadari . Tentang bagaimana cara kita 'menolak tanpa kita sadari' , insyaAllah aku tulis di bab tersendiri .
Setelah yakin , berdoa , pasrah , maka  berbahagialah ,  nikmati hidup anugerah Allah ini.
Hidup ini untuk Allah , bukan untuk mencari jodoh kan ? Maka fokusnya melakukan segala tuntunanNya di al quran. Risau dengan jodoh malah bisa menjauhkannya, karena informasi yang tercetak tebal di bawah sadar kita adalah 'gak punya pasangan' ,  informasi itulah yang akan 'tampil' di layar kehidupan kita. "Jodoh , rezeki dan mati itu rahasia Allah ", tahu kalimat ini kan ? Jodoh itu berarti dua orang yang meniti jalan Allah bersama-sama . Maka bila sepasang suami istri yang satu menempuh jalan Allah , yang satu lagi menempuh jalan materi / harta benda / nafsu nafsi , maka mereka berdua bukan jodoh walau suami istri.
Jadi temukan jodohmu , bukan temukan suami / istrimu.
Tidak punya pasangan itu bukan dosa , bukan pula aib. Letakkan kebahagiaanmu pada Allah saja , bukan pada ada / tidaknya pasangan. Bahagia saja.
Belum tentu yang punya pasangan lebih bahagia daripada yang jomblo kan ? Maka jadilah jomblo yang bahagia, yang dekat dengan Allah.
Buatlah Allah bangga padamu dengan menerima dirimu apa adanya , ikhlas , kamu adalah kreasiNya yang indah. Banyak berbuat kebaikan karena Allah. (bersambung)

Selasa, 04 Oktober 2016

Hidup Untuk Allah agar Tidak Sekedar Wacana

Tulisan ini aku copas dari instagramku.

Agar Tak Tak Terhenti di Wacana
#innuriinspirasi "Hidup untuk Allah itu rasanya kok sekedar wacana ya bunda. Kenyataannya tetap saja berburu target, omzet, materi", katanya. "Maunya membesarkan manfaat , tapi kalau waktunya bayar ini itu ya mumet juga, akhirnya ya ngejar target", kata yang lain.
Semua memang perlu proses , perlu melatih diri dengan sengaja.

Pertama.
Hilangkan dulu pemikiran kalau hidup untuk Allah itu berarti jauh dari materi. Disini materi malah tersedia melimpah ruah , lah wong pemilik segala galanya cuman Allah. Jadi jangan takut mempersembahkan hidup untuk Allah.
Kedua.
Putuskan hidup untuk Allah dan bersedia mengikuti 'training'nya. Trainernya yang Maha Trainer yaitu Allah.
LATIHANNYA.
Rubah mind set dan heart set yang keliru.
Pada umumnya orang menganggap bahwa realita yang terlihat itulah yang mempengaruhi perasaan.
Contoh : tidak punya uang saat harus bayar ini itu  membuat perasaan sumpek dan tidak bahagia.
Nah, pemikiran seperti itu musti di rubah jadi : Perasaan sumpek dan tidak bahagia itu malah menutup datangnya rezeki uang. Maka aku harus tenang dan bahagia agar uang mengalir dengan mudah.
Bukan kenyataan yang mempengaruhi perasaan , tapi perasaanlah yang mempengaruhi kenyataan. Latih ini setiap hari dengan cara tidak terbawa hanyut dalam persoalan. Tapi kendalikan persoalan dari dalam dirimu , dari kedalaman dirimu yaitu dari hatimu.
Sang Maha Trainer setiap hari mengirim kita berbagai peristiwa dan pengalaman yang bisa kita jadikan latihan. Ikuti trainingNya.
Sekali lagi jangan terbawa hanyut dalam persoalan , jadikan itu sebagai latihan untuk bisa lebih trampil dalam mengendalikan  perasaan  sehingga persoalan akan 'tunduk' di bawah kendali rasamu .
Met berjuang yaa !
Tulisan ini masih ada lanjutannya, , karena menulis di instagram gak bisa panjang jadi sambung menyambung menjadi satu  kayak Indonesia .... hehe . Mau nulis di blog , wifinya gak jalan.
Silahkan kalau ada pertanyaan , bisa ditulis di komentar.

Hidup di Zona Ilahiyah
#innuriinspirasi
Ini lanjutan tulisanku yang 'agar hidup untuk Allah tidak sekedar wacana'. Aku analogikan saat kita menonton film. Kita bisa begitu masuk dalam alur cerita  sampai bisa merasakan perasaan sang tokoh, bisa sedih , kecewa , marah , takut , bahagia. Dengan mudahnya cerita film mempermainkan perasaan kita, bahkan hingga beberapa saat setelah film itu selesai kita tonton .

Bisa jadi saat menonton film sedih, kita sedang bahagia , tapi terpengaruh cerita dalam film itu , jadi ikutan sedih sampai nangis. Kita seperti tidak bisa memisahkan diri dari film yang tidak nyata dan membiarkan kita ditipunya.
Nah, sekarang coba lakukan hal terbalik . Anggap hidup kita yang nyata ini adalah sebuah film yang sedang kita tonton. Coba memisahkan perasaan dengan kehidupan dunia kita. Dan jadilah penonton yang tidak bisa ditipu oleh film yang sedang kita tonton.
Bagaimana memposisikan diri sendiri sedang menonton film yang dibintangi oleh kita sendiri ? Bagaimana cara memisahkan diri ? Membelah diri sebagai penonton dan yang ditonton ? Haha ... Kita ini aslinya penduduk syurga , 'makhluk langit'. Turun ke bumi hanya sebentar saja , lalu kembali ke langit.  Jadi berpikirlah sebagai makhluk langit dan jalani perilaku penduduk syurga.
Bila kita lakukan segala ciri-ciri penduduk syurga yang tersebut di al quran, maka kita akan dengan mudahnya bisa menatap kehidupan dunia kita seperti sedang menonton film , yang kita tidak perlu terpengaruh dengan jalan ceritanya. Dunia ini hanya tipu daya ! Tipuan. Jadi tetaplah menjadi penghuni syurga.
Allah hanya bisa dilihat di syurgaNya ,  karena itu tetaplah hidup di syurgaNya walau jazadmu ada di dunia ini , ini namanya hidup di zona ilahiyah.
Di syurgaNya tidak ada kesedihan dan duka cita , tidak ada rasa benci dan permusuhan , hanya ada rasa bahagia dan kasih sayang . Jadi hadapi segala peristiwa dalam hidup ini dengan tetap merasakan bahagia dan kasih sayang. Tidak usah terpengaruh dalam tipuan dunia.
Untuk bisa seperti itu musti rajin menjalankan al quran .
Untuk lebih memahami tulisan ini , juga musti membaca lagi tulisan-tulisanku yang lalu, karena terkait (bersambung)

Hidup Untuk Allah
#innuriinspirasi
Kemarin aku bilang sebaiknya memisahkan diri dari kehidupan dunia kita dan melesat di ketinggian syurgaNya , untuk menjadi penonton yang bisa  mengendalikan 'film' kehidupan dunia kita.
Caranya adalah dengan  melakukan amalan-amalan khas penghuni syurga yang tertulis di al quran. Seperti  laku taqwa di surat 3 : 133-135, memohon ampun di waktu malam dan bersedekah di siang harinya. Tidak menumpuk dan membanggakan  harta dan pengikut dll.  Silahkan buka dan pelajari al qurannya.

Sebagai penonton, perasaan kita jangan terlarut dalam ceritanya , tetap bahagia dan penuh kasih. Dan sebagai 'pemeran utama', maka peran kita adalah tetap menjaga alur cerita ke arah yang benar , yang telah disepakati antara kita dan Allah. Arahkan perjalanan hidupmu dan orang-orang terdekatmu hanya menuju Allah. "Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ..... ", itu perintah Allah di al quran. Yang berarti tempat kita sesungguhnya adalah syurgaNya.
Dengan pikiran dan perasaan yang berada di 'ketinggian' , maka persoalan-persoalan yang kita alami setiap hari akan lebih mudah kita kelola dan lebih mudah terlihat solusinya. Tugas kita hanya mengarahkan saja semuanya (termasuk diri sendiri) menuju Allah , dan Allahlah yang akan menyusun skenarionya.
Hidup ini adalah ikatan cinta antara kita dan Allah. Maka ikatkan selalu hatimu hanya pada Allah , jangan ikatkan hati pada makhluk.  Dengan cara banyak berdzikir , mengingat Allah di sepenuh hatimu , di segala aktifitasmu.
Jangan tertipu gemerlapnya dunia , juga jangan tertipu dengan hitam kelamnya dunia. Kembalilah pada syurgaNya , yang tidak ada kesedihan dan penderitaan.
Simak juga tulisanku di blog yang berjudul :"Jiwaku Telah Dia bawa ke syurgaNya". Selamat menikmati hari-hari indahmu sahabat.
Salam manis
Innuri .