Senyum Menuju Hati
#innuriinspirasi
Beberapa hari yang lalu , R seorang karyawanku terjerat masalah yang mengandung polisi. Pasalnya dalam sebuah pertengkaran, anaknya memukul menantunya , lalu menantunya membuat visum dan melaporkannya ke polisi. R menjadi saksi atas kejadian itu.
Dari kantor polisi, R meneleponku dengan nada sedih dan khawatir , karena anaknya terancam masuk penjara. Minta doa dan aku doakan saja.
Saat mendoakan itulah aku merasa si R bisa melakukan sesuatu yang bisa membantu mencairkan masalah. Lalu aku telepon dia.
"Coba kamu lakukan senyum tapi di hati , senyum itu ditujukan ke hati setiap orang yang terlibat dalam masalah itu. Satu per satu. Pak polisinya senyumin hati ke hati , anak kamu , menantu kamu , para saksi juga. Hati gak boleh jengkel , sedih atau benci , hati musti penuh kasih sayang . Senyumnya senyum hati loh ya , ditujukan ke hati . Soal nanti jadi senyum di bibir itu ya biarkan saja mengalir dari hati ", begitu kataku.
Besoknya R masuk kerja dengan senyum lebar. Masalah sudah selesai , si menantu akhirnya mencabut laporannya. Malamnya mereka bersilaturahim ke besan si R , 2 keluarga bertemu dan saling bermaaf-maafan. Happy ending.
Walau contoh ceritaku seperti itu , tak perlu menunggu masalah untuk melakukan senyum dari hati ke hati. Barangkali sudah sering kita lakukan pada keluarga yang kita sayangi. Sekarang coba deh lakukan pada setiap orang yang berinteraksi dengan kita dalam keseharian , sampai jadi otomatis . Rasakanlah bedanya dengan pergaulan yang hanya senyum di bibir saja.
Senyum dari hati , membentuk lengkungan indah di bibir, ditujukan ke hati orang lain , tersentuhlah hati mereka. Senyum jugalah ke alam semesta , langit , pepohonan dan bunga-bunga . Dan jangan lupa tersenyum kepadaNya , ucapan syukur akan terasa lebih indah.
Foto : bapak , anak dan menantu di pantai Teluk Asmara.
#innuriinspirasi
Beberapa hari yang lalu , R seorang karyawanku terjerat masalah yang mengandung polisi. Pasalnya dalam sebuah pertengkaran, anaknya memukul menantunya , lalu menantunya membuat visum dan melaporkannya ke polisi. R menjadi saksi atas kejadian itu.
Dari kantor polisi, R meneleponku dengan nada sedih dan khawatir , karena anaknya terancam masuk penjara. Minta doa dan aku doakan saja.
Saat mendoakan itulah aku merasa si R bisa melakukan sesuatu yang bisa membantu mencairkan masalah. Lalu aku telepon dia.
"Coba kamu lakukan senyum tapi di hati , senyum itu ditujukan ke hati setiap orang yang terlibat dalam masalah itu. Satu per satu. Pak polisinya senyumin hati ke hati , anak kamu , menantu kamu , para saksi juga. Hati gak boleh jengkel , sedih atau benci , hati musti penuh kasih sayang . Senyumnya senyum hati loh ya , ditujukan ke hati . Soal nanti jadi senyum di bibir itu ya biarkan saja mengalir dari hati ", begitu kataku.
Besoknya R masuk kerja dengan senyum lebar. Masalah sudah selesai , si menantu akhirnya mencabut laporannya. Malamnya mereka bersilaturahim ke besan si R , 2 keluarga bertemu dan saling bermaaf-maafan. Happy ending.
Walau contoh ceritaku seperti itu , tak perlu menunggu masalah untuk melakukan senyum dari hati ke hati. Barangkali sudah sering kita lakukan pada keluarga yang kita sayangi. Sekarang coba deh lakukan pada setiap orang yang berinteraksi dengan kita dalam keseharian , sampai jadi otomatis . Rasakanlah bedanya dengan pergaulan yang hanya senyum di bibir saja.
Senyum dari hati , membentuk lengkungan indah di bibir, ditujukan ke hati orang lain , tersentuhlah hati mereka. Senyum jugalah ke alam semesta , langit , pepohonan dan bunga-bunga . Dan jangan lupa tersenyum kepadaNya , ucapan syukur akan terasa lebih indah.
Foto : bapak , anak dan menantu di pantai Teluk Asmara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar