Dear Allah lovers.
Seorang sahabat yang rajin sekali bersedekah bercerita kalau usahanya sepi dalam beberapa bulan.
Beberapa waktu lalu, sahabatku yang lain yang juga rajin bersedekah mengalami hal yang serupa tapi tak sama. Padahal omzet usahanya tahun lalu 1M setiap bulannya , tahun 2016 ini berasa terjun bebas. Tapi dia tetap konsisten dengan sedekahnya.
Akupun pernah mengalaminya , sepi order dalam beberapa bulan dan harus ekstra kreatif untuk mempertahankan kebiasaan berbuat baik.
Jadi ....
Di titik keimanan tertentu , Allah mengajari kita hal yang lebih besar daripada sekedar materi sebagai balasan dari perbuatan baik yang kita lakukan. Itulah pelajaran yang Allah berikan lewat peristiwa-peristiwa. Allah menuntun kita pada kedewasaan iman , sampai kita merasakan bahwa Allah lebih kita butuhkan dibandingkan makhlukNya.
Ibarat anak kecil saat melakukan hal baik , dia mendapat hadiah berupa kue yang disukainya. Ketika dia semakin besar , dia melakukan hal baik bukan lagi karena menginginkan kue , melainkan karena rasa tanggung jawab dan sesuatu yang lebih berharga daripada sekedar kue.
Ketika dulu rajin bersedekah , Allah limpahi kita dengan kemudahan-kemudahan yang sifatnya materi . Di 'tingkat lanjutan' , Allah memberi hal lain yang lebih besar dibandingkan materi.
Bisa jadi kita malah terhempas dalam masalah finansial , yang membuat kita dengan susah payah tetap bersedekah dan berbuat baik. Di kala kondisi jiwa dalam keadaan seperti inilah , pengenalan kita akan Allah menjadi semakin mendalam dan membekas. 'Bisikan-bisikan'Nya menjadi terdengar , kasih sayangNya menjadi terlihat. Kita tak hanya mengenal Allah sebagai Asy Syakur , melainkan juga sebagai Yang Maha Mencinta , Yang Maha Mendampingi , Yang Maha Lembut , ......
"Cukuplah Allah bagiku", kalimat ini menjadi begitu terhayati dan membuat hati terlepas dari ketergantungan pada makhluk dan materi.
Cukuplah Allah yang membuat kita merasa nyaman dan bahagia. Dekatnya hati dengan Allah akan mudah tercapai justru di saat kita dalam kondisi amat membutuhkan pertolonganNya, bukan pada saat kita sedang berada dalam kemudahan dan keberlimpahan.
Dan Allahlah sebaik-baik penolong. PadaNya saja hati bersandar.
Hidup ini bukan cuma soal bagaimana memperbesar rejeki atau melancarkan rejeki. Rejeki yang pada umumnya dimaknai dengan materi.
Hidup ini adalah ikatan kita dengan Allah , dan segala yang kita lakukan adalah dalam rangka mendekatiNya dan meraih ridhaNya.
Allah melapangkan rejeki dan menyempitkan rejeki bagi siapa yang dikehendakiNya. Tapi kita diperintahkan untuk bersedekah dalam lapang dan sempit. Jadi ....
Ikhlas saja yaaa ....
Seorang sahabat yang rajin sekali bersedekah bercerita kalau usahanya sepi dalam beberapa bulan.
Beberapa waktu lalu, sahabatku yang lain yang juga rajin bersedekah mengalami hal yang serupa tapi tak sama. Padahal omzet usahanya tahun lalu 1M setiap bulannya , tahun 2016 ini berasa terjun bebas. Tapi dia tetap konsisten dengan sedekahnya.
Akupun pernah mengalaminya , sepi order dalam beberapa bulan dan harus ekstra kreatif untuk mempertahankan kebiasaan berbuat baik.
Jadi ....
Di titik keimanan tertentu , Allah mengajari kita hal yang lebih besar daripada sekedar materi sebagai balasan dari perbuatan baik yang kita lakukan. Itulah pelajaran yang Allah berikan lewat peristiwa-peristiwa. Allah menuntun kita pada kedewasaan iman , sampai kita merasakan bahwa Allah lebih kita butuhkan dibandingkan makhlukNya.
Ibarat anak kecil saat melakukan hal baik , dia mendapat hadiah berupa kue yang disukainya. Ketika dia semakin besar , dia melakukan hal baik bukan lagi karena menginginkan kue , melainkan karena rasa tanggung jawab dan sesuatu yang lebih berharga daripada sekedar kue.
Ketika dulu rajin bersedekah , Allah limpahi kita dengan kemudahan-kemudahan yang sifatnya materi . Di 'tingkat lanjutan' , Allah memberi hal lain yang lebih besar dibandingkan materi.
Bisa jadi kita malah terhempas dalam masalah finansial , yang membuat kita dengan susah payah tetap bersedekah dan berbuat baik. Di kala kondisi jiwa dalam keadaan seperti inilah , pengenalan kita akan Allah menjadi semakin mendalam dan membekas. 'Bisikan-bisikan'Nya menjadi terdengar , kasih sayangNya menjadi terlihat. Kita tak hanya mengenal Allah sebagai Asy Syakur , melainkan juga sebagai Yang Maha Mencinta , Yang Maha Mendampingi , Yang Maha Lembut , ......
"Cukuplah Allah bagiku", kalimat ini menjadi begitu terhayati dan membuat hati terlepas dari ketergantungan pada makhluk dan materi.
Cukuplah Allah yang membuat kita merasa nyaman dan bahagia. Dekatnya hati dengan Allah akan mudah tercapai justru di saat kita dalam kondisi amat membutuhkan pertolonganNya, bukan pada saat kita sedang berada dalam kemudahan dan keberlimpahan.
Dan Allahlah sebaik-baik penolong. PadaNya saja hati bersandar.
Hidup ini bukan cuma soal bagaimana memperbesar rejeki atau melancarkan rejeki. Rejeki yang pada umumnya dimaknai dengan materi.
Hidup ini adalah ikatan kita dengan Allah , dan segala yang kita lakukan adalah dalam rangka mendekatiNya dan meraih ridhaNya.
Allah melapangkan rejeki dan menyempitkan rejeki bagi siapa yang dikehendakiNya. Tapi kita diperintahkan untuk bersedekah dalam lapang dan sempit. Jadi ....
Ikhlas saja yaaa ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar