Khalwat
#innuriinspirasi Sebaiknya di bulan ramadhan ini kita melakukan khalwat minimal 10 hari . Bisa dilakukan di masjid yang disebut i'tikaf , atau di rumah yang disebut khalwat. Walaupun khalwat juga bisa dilakukan di bulan yang lain dan sebenarnya bisa dilakukan setiap hari.
Nabi melakukan khalwat di Gua Hira. Sedangkan khalwat di rumah dilakukan oleh Maryam ibunda Nabi Isa.
Khalwat itu berdiam diri di dalam rumah , untuk menyelam ke dalam diri, tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Lebih utama dilakukan dalam keadaan suci (berwudhu dulu) dan di tempat yang suci, misalnya di tempat yang biasa kita lakukan shalat. Di dalam khalwat kita mengistirahatkan pikiran, hanya hati yang dihubungkan dengan Allah, merasakan kehadiranNya, merasakan kasih sayangNya dan terkadang menerima petunjukNya di hati kita. Hati adalah tempat manusia berkomunikasi dengan Allah. Bagaimana mengistirahatkan pikiran? Ada banyak cara dan metode untuk ini. Yang sering aku lakukan dengan hanya mengamati saja gejolak di pikiran, mencatatnya di pikiran juga lalu dipasrahkan pada Allah, setelah itu arah perhatian kembali ke hati. Begitu dilakukan terus sampai fokus di hati. Khalwat 10 hari maksudnya hatinya terus dikoneksikan dengan Allah dalam masa 10 hari itu, walaupun aktivitas fisik sedang mengerjakan tugas-tugas duniawi. Bila mungkin menyediakan waktu untuk menyendiri , misalnya setelah salat wajib diam sejenak dan masuk ke hati selama 1 jam atau beberapa menit, senyamannya. Malam melakukan shalat tahajud dilanjut dengan khalawat. Bagi yang waktunya memungkinkan untuk "ngebleng" selama 10 hari full tanpa mengerjakan tugas duniawi, silahkan dilakukan saja, diselingi salat sunah rawatib atau membaca al quran berikut terjemahannya. Saat beraktifitas , selalu hubungkan hati dengan Allah seperti yang pernah aku tulis 'topo ing rame'. Malakukan khalwat ini bila belum biasa akan terasa sulit. Maka mohon pertolongan Allah agar hati kita dibimbingNya. Setelah itu akan terasa indah dan mudah.
#innuriinspirasi Sebaiknya di bulan ramadhan ini kita melakukan khalwat minimal 10 hari . Bisa dilakukan di masjid yang disebut i'tikaf , atau di rumah yang disebut khalwat. Walaupun khalwat juga bisa dilakukan di bulan yang lain dan sebenarnya bisa dilakukan setiap hari.
Nabi melakukan khalwat di Gua Hira. Sedangkan khalwat di rumah dilakukan oleh Maryam ibunda Nabi Isa.
Khalwat itu berdiam diri di dalam rumah , untuk menyelam ke dalam diri, tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Lebih utama dilakukan dalam keadaan suci (berwudhu dulu) dan di tempat yang suci, misalnya di tempat yang biasa kita lakukan shalat. Di dalam khalwat kita mengistirahatkan pikiran, hanya hati yang dihubungkan dengan Allah, merasakan kehadiranNya, merasakan kasih sayangNya dan terkadang menerima petunjukNya di hati kita. Hati adalah tempat manusia berkomunikasi dengan Allah. Bagaimana mengistirahatkan pikiran? Ada banyak cara dan metode untuk ini. Yang sering aku lakukan dengan hanya mengamati saja gejolak di pikiran, mencatatnya di pikiran juga lalu dipasrahkan pada Allah, setelah itu arah perhatian kembali ke hati. Begitu dilakukan terus sampai fokus di hati. Khalwat 10 hari maksudnya hatinya terus dikoneksikan dengan Allah dalam masa 10 hari itu, walaupun aktivitas fisik sedang mengerjakan tugas-tugas duniawi. Bila mungkin menyediakan waktu untuk menyendiri , misalnya setelah salat wajib diam sejenak dan masuk ke hati selama 1 jam atau beberapa menit, senyamannya. Malam melakukan shalat tahajud dilanjut dengan khalawat. Bagi yang waktunya memungkinkan untuk "ngebleng" selama 10 hari full tanpa mengerjakan tugas duniawi, silahkan dilakukan saja, diselingi salat sunah rawatib atau membaca al quran berikut terjemahannya. Saat beraktifitas , selalu hubungkan hati dengan Allah seperti yang pernah aku tulis 'topo ing rame'. Malakukan khalwat ini bila belum biasa akan terasa sulit. Maka mohon pertolongan Allah agar hati kita dibimbingNya. Setelah itu akan terasa indah dan mudah.
Assalamualaikum.... Mbak innuri, saya suka dengan tulisan tulisan mbak membuat saya jadi lebih tenang menghadapi hidup ini. Bolehkah saya share tulisan mbak innuri ke blog saya?
BalasHapusWassalam...
waalaikum salam. boleh asal cantumkan sumbernya yaaa.
Hapus