Mempersiapkan Diri Untuk Hal Buruk
#innuriinspirasi
Jadi aku belum melihat bagian belakang dan bagian dalam rumah mungilku. Ketika kemarin aku sempat kaget banget melihat bagian depan yang hancur, spontan aku mikir , aku musti mempersiapkan mental nih guna melihat bagian dalamnya yang baru bisa kulihat Sabtu besok.
Aku katakan pada diriku point-point ini :
- apapun yang terjadi , itu adalah hasil perbuatan dan kesalahanku sendiri
- kenyataan yang ada adalah sesuatu yang pantas untuk aku terima , bisa jadi itu adalah karma yang musti aku bayar
- berhentilah untuk 'playing victim' , merasa jadi korban dari siapapun yang terlihatnya seperti sedang mendholimi
- kenyataan tidaklah penting karena yang penting adalah pembelajaran dari kenyataan itu untuk tetap memilih Allah
- selalu memohon pada Allah untuk dituntunNya dalam memahami persoalan
Kalau dijabarkan kira-kira begini . Rumahku hancur atau tidak oleh orang yang telah aku tolong , itu tidaklah penting. Karena itu merupakan pembelajaran dalam sekolah kehidupan. Pembelajaran bagi diriku dan diri orang yang aku tolong itu , tentu dengan pembelajaran yang berbeda. Bagi diriku adalah pembelajaran untuk selalu memaafkan dan ikhlas. Juga bagaimana saat berbuat baik , kita tak butuh ucapan terima kasih dan balasan apapun dari manusia.
Sebaliknya dari sisi orang yang ditolong , orang inilah yang membutuhkan mengucap terimakasih dan membalas dengan hal yang lebih baik. Itulah cara bersyukur kepada Tuhan. Bila sebaliknya , maka kesulitan demi kesulitan akan mendatangi karena kurangnya syukur, menarik azab yang pedih.
Banyak orang yang mengalami hal buruk merasakan sedang menjadi korban , padahal itu buah perbuatannya sendiri. Termasuk diriku ini.
Bila kita memilih Tuhan , maka hati kita akan cenderung kepadaNya , tetap damai , penuh kasih dan selalu memaafkan.
Aku merasa lebih baik setelah mengikuti point yang aku jabarkan di atas. Semoga menginspirasi kalian yang akan menghadapi peristiwa yang bikin deg degan.
#innuriinspirasi
Jadi aku belum melihat bagian belakang dan bagian dalam rumah mungilku. Ketika kemarin aku sempat kaget banget melihat bagian depan yang hancur, spontan aku mikir , aku musti mempersiapkan mental nih guna melihat bagian dalamnya yang baru bisa kulihat Sabtu besok.
Aku katakan pada diriku point-point ini :
- apapun yang terjadi , itu adalah hasil perbuatan dan kesalahanku sendiri
- kenyataan yang ada adalah sesuatu yang pantas untuk aku terima , bisa jadi itu adalah karma yang musti aku bayar
- berhentilah untuk 'playing victim' , merasa jadi korban dari siapapun yang terlihatnya seperti sedang mendholimi
- kenyataan tidaklah penting karena yang penting adalah pembelajaran dari kenyataan itu untuk tetap memilih Allah
- selalu memohon pada Allah untuk dituntunNya dalam memahami persoalan
Kalau dijabarkan kira-kira begini . Rumahku hancur atau tidak oleh orang yang telah aku tolong , itu tidaklah penting. Karena itu merupakan pembelajaran dalam sekolah kehidupan. Pembelajaran bagi diriku dan diri orang yang aku tolong itu , tentu dengan pembelajaran yang berbeda. Bagi diriku adalah pembelajaran untuk selalu memaafkan dan ikhlas. Juga bagaimana saat berbuat baik , kita tak butuh ucapan terima kasih dan balasan apapun dari manusia.
Sebaliknya dari sisi orang yang ditolong , orang inilah yang membutuhkan mengucap terimakasih dan membalas dengan hal yang lebih baik. Itulah cara bersyukur kepada Tuhan. Bila sebaliknya , maka kesulitan demi kesulitan akan mendatangi karena kurangnya syukur, menarik azab yang pedih.
Banyak orang yang mengalami hal buruk merasakan sedang menjadi korban , padahal itu buah perbuatannya sendiri. Termasuk diriku ini.
Bila kita memilih Tuhan , maka hati kita akan cenderung kepadaNya , tetap damai , penuh kasih dan selalu memaafkan.
Aku merasa lebih baik setelah mengikuti point yang aku jabarkan di atas. Semoga menginspirasi kalian yang akan menghadapi peristiwa yang bikin deg degan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar