Kampanye itu tujuannya apa sih? Mengajak orang lain untuk memilih jagoannya kan? Tapi Innuri amati, tujuan kampanye sudah menjadi nomor ke dua belas, nomor satunya menyerang lawan, nomor duanya mengumbar kata-kata yang penuh kebencian terhadap yang disebutnya kubu sebelah, nomor tiga dan seterusnya Innuri tanyain dulu sama cucuku Elonio .... hahaha.
Coba tanyakan di hati, cara kampanye seperti itu apakah bisa menambah jumlah orang yang mengikuti ajakanmu? Atau malah membuat mereka lari marathon trus gak mau menuju finish ... bahahaha. Pikirkan lagi deh, dari kubu manapun kalian.
Haruskah pendukung A otomatis menjadi pembenci B ? Dan pendukung B automatically hatersnya A?
Tidak, katamu, aku pendukung B dan bukan pembenci A, begitu katanya. Dan kataku, saat kamu posting sesuatu dan ketika kamu ketik kata 'kubu sebelah', apakah yang ada di hatimu? Rasa gemas, kesal, marah, karena kamu menilai kubu sebelah suka menebar hoax dan kebencian dan fitnah.
Ketika kamu menuliskan penilaianmu pada sosok yang tidak kamu dukung, apakah yang ada di hatimu?
Kebencian itu tempatnya di hati, hati kamu yang bisa merasakan dan menilainya. Tidak membenci, tak akan benar-benar tidak membenci bila hanya sekedar ucapan di bibir saja.
Tidak membenci, itu memerlukan latihan, latihan ruhani, latihan menyelam ke dalam diri dan memohon bimbinganNya agar cahayaNya menerangi hati.
Sekarang renungkan ya. Pak Jokowi, Kiai Ma'ruf, apakah mereka berdua orang yang dikasihi Allah ? Ya. Apakah pak Prabowo , pak Sandi, orang yang dikasihi Allah ? Ya, buktinya mereka berempat dikasih hidup dan kebahagiaan, masih dipelihara sama Allah. Yang masih dipelihara Allah, ya tentunya mereka masih dikasih sayangi Allah. Lantas mengapa kalian membenci orang-orang yang dikasihi Allah ? Allah saja kasih sayang dan memelihara mereka, mengapa manusia kecil dan lemah ini berani-beraninya membenci sesamanya yang dikasihi Allah.
Meluruskan hoax itu harus, tapi saat menulis atau berbicara, tengok ke dalam dulu, karena yang dari dalam itulah yang menggerakkanmu. Amati apakah yang menggerakkanmu kebencian atau kasih sayang, bila kebencian yang menggerakkanmu, berhentilah atau tulis dan hapus. Bila kasih sayang Allah yang menggerakkanmu, lanjutkan.
Innuri tidak berani membenci siapapun, Innuri doakan saja semuanya kembali ke dalam kasih sayang Allah. Walaupun aku memilih pak Jokowi untuk Indonesia yang lebih gemilang ke depan, aku mengasihi pak Prabowo sama seperti aku mengasihi pak Jokowi. Seperti itulah kasih sayang mentari, seperti itulah kasih sayang Allah walau kita tak akan bisa membayangkan kasih sayangNya.
Coba tanyakan di hati, cara kampanye seperti itu apakah bisa menambah jumlah orang yang mengikuti ajakanmu? Atau malah membuat mereka lari marathon trus gak mau menuju finish ... bahahaha. Pikirkan lagi deh, dari kubu manapun kalian.
Haruskah pendukung A otomatis menjadi pembenci B ? Dan pendukung B automatically hatersnya A?
Tidak, katamu, aku pendukung B dan bukan pembenci A, begitu katanya. Dan kataku, saat kamu posting sesuatu dan ketika kamu ketik kata 'kubu sebelah', apakah yang ada di hatimu? Rasa gemas, kesal, marah, karena kamu menilai kubu sebelah suka menebar hoax dan kebencian dan fitnah.
Ketika kamu menuliskan penilaianmu pada sosok yang tidak kamu dukung, apakah yang ada di hatimu?
Kebencian itu tempatnya di hati, hati kamu yang bisa merasakan dan menilainya. Tidak membenci, tak akan benar-benar tidak membenci bila hanya sekedar ucapan di bibir saja.
Tidak membenci, itu memerlukan latihan, latihan ruhani, latihan menyelam ke dalam diri dan memohon bimbinganNya agar cahayaNya menerangi hati.
Sekarang renungkan ya. Pak Jokowi, Kiai Ma'ruf, apakah mereka berdua orang yang dikasihi Allah ? Ya. Apakah pak Prabowo , pak Sandi, orang yang dikasihi Allah ? Ya, buktinya mereka berempat dikasih hidup dan kebahagiaan, masih dipelihara sama Allah. Yang masih dipelihara Allah, ya tentunya mereka masih dikasih sayangi Allah. Lantas mengapa kalian membenci orang-orang yang dikasihi Allah ? Allah saja kasih sayang dan memelihara mereka, mengapa manusia kecil dan lemah ini berani-beraninya membenci sesamanya yang dikasihi Allah.
Meluruskan hoax itu harus, tapi saat menulis atau berbicara, tengok ke dalam dulu, karena yang dari dalam itulah yang menggerakkanmu. Amati apakah yang menggerakkanmu kebencian atau kasih sayang, bila kebencian yang menggerakkanmu, berhentilah atau tulis dan hapus. Bila kasih sayang Allah yang menggerakkanmu, lanjutkan.
Innuri tidak berani membenci siapapun, Innuri doakan saja semuanya kembali ke dalam kasih sayang Allah. Walaupun aku memilih pak Jokowi untuk Indonesia yang lebih gemilang ke depan, aku mengasihi pak Prabowo sama seperti aku mengasihi pak Jokowi. Seperti itulah kasih sayang mentari, seperti itulah kasih sayang Allah walau kita tak akan bisa membayangkan kasih sayangNya.
Saya juga sudah sejak lama muak dengan black campaign, Mbak.. betul, kalau isinya menjelek-jelekkan lawan, bukannya meraih simpati, malah membuat orang jadi antipati terhadap pilihannya.
BalasHapusslow saja lah yaa.. sambil berdoa semoga siapapun yang terpilih nanti, bisa membawa negeri ini ke arah yang lebih baik.
aamiin.
HapusDoa mba terkabul deh ...