Ketika pagi itu si anak ganteng berangkat bekerja, dengan mengendarai motor, maka kebiasaan aku adalah mendoakannya selamat sampai tujuan, terlaksana segala rencana indahnya hari itu, hingga pulang kembali ke rumah dalam keadaan sehat dan utuh. Dan aku tidak bisa tidak juga mendoakan orang-orang yang sedang berada di jalan raya, semuanya selamat dan utuh hingga pulang ke rumahnya masing-masing seperti aku mengharap itu untuk anakku.
Ketika di sepertiga malam terakhir aku mendoakan anak-anakku agar menjadi anak yang penuh kebijaksanaan dan kasih sayang. Maka kembali aku tidak bisa tidak mendoakan seluruh anak di permukaan bumi ini dengan doa yang sama seperti aku mendoakan anak-anakku.
Dan ketika aku mendoakan kedua orang tuaku dan kedua orang tua suamiku agar diberikan kebahagiaan abadi. Akupun tidak bisa tidak mendoakan seluruh orang tua di jagat raya ini sama seperti doa yang aku panjatkan untuk kedua orang tuaku.
Siang itu aku ikut suami mengantar jeruk nipis hasil kebun kami ke pelanggan. Tengah menunggunya di mobil, aku menyaksikan sepasang suami istri sedang bekerja di sebuah warung tenda dengan ketulusannya, dengan harapannya, juga dengan kegelisahannya, untuk mendapatkan karuniaNya. Akupun mendoakannya agar hidupnya penuh berkah dan kebahagiaan. Dan kembali aku tidak bisa tidak mendoakan seluruh manusia yang sedang berupaya di bidang apapun agar kehidupannya dipenuhi keberkahan dan kebahagiaan.
Tidak bisa tidak. Seperti otomatis. Perlakukanlah orang lain seperti kamu ingin diperlakukan. Cintai sesamamu seperti kamu mencintai dirimu sendiri. Berbuat baiklah seperti Allah berbuat baik kepadamu.
Aku ... Tidak bisa tidak selalu merasa bahagia dan terberkati.
Allah... Benar adanya, ternyata Dia benar Maha Kasih Sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar