Kemarin, ustadz Virien cerita tentang kegiatan di pesantren Gubug yang semakin banyak saja.
Salah satunya ada pengajian umum yang mengundang kiai dari luar sebulan sekali, banyak pengunjung datang dari desa sekitar pesantren. Ada kira-kira 100 orang yang datang untuk mengikuti pengajian yang disuguh nasi semua. Aku bermaksud menyumbang beras saja, kuhitung-hitung memerlukan 10 kg beras untuk sekali pengajian.
"Berapa ya harga beras sekilonya?", tanyaku. Bukannya mendapat jawaban, tapi ustadz Virien malah tertawa.
"Ibu rumah tangga kok tidak tahu harga beras. Tahu nggak bunda, orang sana (maksudnya orang gunung yang tinggal di sekitar pondok) bahkan tahu kenaikan harga trasi ", kata ustadz Virien sambil tetap tertawa.
"Ya aku kan ga pernah belanja, kan tugasnya bu Kot. Kadang-kadang belanja juga sih, tapi kan belanja macam-macam, ga perhatikan harga per itemnya berapa", kataku. Baru kusadari aku tidak tahu harga beras, gula, tepung terigu, minyak goreng, telur, dll, dll, apalagi kenaikan harga-harga kebutuhan pokok itu dan berapa kali harganya naik.
"Itulah bunda, yang dipikirin bunda, Allah sih, makanya kebutuhan hidup itu bukan menjadi persoalan lagi", akhirnya ustadz Virien bilang juga apa arti tawanya. Oh, begitu to maksudnya. Ustadz Virien lalu cerita tentang banyaknya orang yang merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Aku sering bilang pada mereka, pikirkan Allah saja, maka dunia akan mengikuti kita....", lanjutnya.
Yah, benar juga apa yang dikatakan ustadz Virien, bila yang ada di pikiran kita adalah Allah, bagaimana menjadi lebih baik dan dekat denganNya, juga bagaimana berjuang di jalanNya, maka Allah akan memudahkan urusan dunia kita, bahkan melimpahi kita dengan rejeki dan berbagai kemudahan dalam hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar