Anak-anak adalah makhluk luar biasa yang begitu berharga dalam pandangan Allah. Anak-anak tidak boleh tidak jadi anak yang hebat. Di tangan orang tuanya terletak amanah yang agung ini, bagaimana 'mengolah bahan dasar' yang sudah luar biasa ini menjadi 'bentuk jadi' yang luar biasa pula.
Aku punya cerita tentang Zelika, gadisku yang sekarang kuliah di ISI Yogyakarta itu.
Dulu semasa dia masih SMP pernah mengikuti lomba rancang busana muslimah yang diikuti oleh mayoritas pemilik butik se Malang Raya. Dia adalah peserta termuda dan satu-satunya peserta yang masih berstatus pelajar. Saat mengikuti lomba itu, tak pernah terpikir dia bakalan keluar sebagai salah satu juara, wong dia musti beradu dengan ibu-ibu pengusaha butik yang sudah berpengalaman.
"Zeli mengikuti lomba ini musti diniatkan karena Allah, agar perintah Allah untuk menutup aurat ini semakin memasyarakat dan dengan rancangan Zeli yang bagus, wanita jadi tertarik untuk memakai busana muslimah", kataku pada Zeli, pesanku ini rupanya merasuk ke dalam hatinya dan bisa dia 'terjemahkan' dengan baik di hatinya.
Zeli membawakan sendiri busananya, tanpa latihan sebelumnya, karena dia tidak bisa meninggalkan sekolahnya untuk melakukan latihan dan gladi bersih. Siang itu saat berada di ruang rias, Zeli tidak mau dirias sebelum melaksanakan shalat dhuhur, sementara peserta lainnya rela hati meninggalkan shalat dhuhur demi sebuah peragaan busana !!
Gadis imutku itu memperagakan busana rancangannya dengan penuh percaya diri dan dengan baik sekali. Akhirnya dia bisa keluar sebagai juara, walaupun juara harapan 2, bagiku itu sebuah pencapaian yang luar biasa karena anak SMP bisa mengalahkan banyak peserta yang sudah bertahun-tahun sebagai pekerja mode.....
"Tadi waktu di panggung, Zeli ingat terus pesan ibuk untuk mempersembahkan karya Zeli buat Allah. Mulanya grogi, begitu ingat Allah, jadi tenang, yakin dan percaya diri", kata Zeli menceritakan rahasia penampilannya yang sukses dengan gembira. Anak sekecil itu bisa merasakan hati yang tenang dengan mengingat Allah.... alangkah eloknya.
Apa kesimpulan anda dari ceritaku tentang Zeli?
Seorang anak dan juga seorang manusia tua atau muda terlahir dengan segenap potensi yang Allah berikan padanya. Potensi itu akan bekerja maksimal tatkala dia telah mensettingkan niat di hatinya untuk mempersembahkan seluruh potensi dirinya itu kepada Penciptanya, yaitu Allah.
Ajarilah anak-anak untuk mengerti betapa sayangnya Allah padanya dan betapa berartinya dia bagi Allah. Ajarilah dia untuk mempersembahkan apapun yang dilakukannya untuk Allah, sebagai rasa syukurnya akan nikmat yang tak terhingga yang Allah berikan padanya. Anak-anak lebih mudah mengerti dan lebih pintar mengaplikasikannya dalam kehidupan, karena jiwa mereka masih suci. Dan lihatlah akan ada banyak hal tak terduga yang bisa dilakukannya, pencapaian mereka akan potensi yang dimilikinya bisa melebihi perkiraan orang tuanya.
Aku punya cerita tentang Zelika, gadisku yang sekarang kuliah di ISI Yogyakarta itu.
Dulu semasa dia masih SMP pernah mengikuti lomba rancang busana muslimah yang diikuti oleh mayoritas pemilik butik se Malang Raya. Dia adalah peserta termuda dan satu-satunya peserta yang masih berstatus pelajar. Saat mengikuti lomba itu, tak pernah terpikir dia bakalan keluar sebagai salah satu juara, wong dia musti beradu dengan ibu-ibu pengusaha butik yang sudah berpengalaman.
"Zeli mengikuti lomba ini musti diniatkan karena Allah, agar perintah Allah untuk menutup aurat ini semakin memasyarakat dan dengan rancangan Zeli yang bagus, wanita jadi tertarik untuk memakai busana muslimah", kataku pada Zeli, pesanku ini rupanya merasuk ke dalam hatinya dan bisa dia 'terjemahkan' dengan baik di hatinya.
Zeli membawakan sendiri busananya, tanpa latihan sebelumnya, karena dia tidak bisa meninggalkan sekolahnya untuk melakukan latihan dan gladi bersih. Siang itu saat berada di ruang rias, Zeli tidak mau dirias sebelum melaksanakan shalat dhuhur, sementara peserta lainnya rela hati meninggalkan shalat dhuhur demi sebuah peragaan busana !!
Gadis imutku itu memperagakan busana rancangannya dengan penuh percaya diri dan dengan baik sekali. Akhirnya dia bisa keluar sebagai juara, walaupun juara harapan 2, bagiku itu sebuah pencapaian yang luar biasa karena anak SMP bisa mengalahkan banyak peserta yang sudah bertahun-tahun sebagai pekerja mode.....
"Tadi waktu di panggung, Zeli ingat terus pesan ibuk untuk mempersembahkan karya Zeli buat Allah. Mulanya grogi, begitu ingat Allah, jadi tenang, yakin dan percaya diri", kata Zeli menceritakan rahasia penampilannya yang sukses dengan gembira. Anak sekecil itu bisa merasakan hati yang tenang dengan mengingat Allah.... alangkah eloknya.
Apa kesimpulan anda dari ceritaku tentang Zeli?
Seorang anak dan juga seorang manusia tua atau muda terlahir dengan segenap potensi yang Allah berikan padanya. Potensi itu akan bekerja maksimal tatkala dia telah mensettingkan niat di hatinya untuk mempersembahkan seluruh potensi dirinya itu kepada Penciptanya, yaitu Allah.
Ajarilah anak-anak untuk mengerti betapa sayangnya Allah padanya dan betapa berartinya dia bagi Allah. Ajarilah dia untuk mempersembahkan apapun yang dilakukannya untuk Allah, sebagai rasa syukurnya akan nikmat yang tak terhingga yang Allah berikan padanya. Anak-anak lebih mudah mengerti dan lebih pintar mengaplikasikannya dalam kehidupan, karena jiwa mereka masih suci. Dan lihatlah akan ada banyak hal tak terduga yang bisa dilakukannya, pencapaian mereka akan potensi yang dimilikinya bisa melebihi perkiraan orang tuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar