Seorang pembacaku bertanya : bolehkah jimpitan berasnya dilakukan sebulan sekali ? Aku jawab boleh tentu saja, lah memang boleh kok ......
Tapi aku mau cerita kali ini, mudah mudahan bisa diambil hikmahnya, teristimewa buat sahabatku yang sekarang sedang mengalami masalah berat, apakah itu sakit, masalah keluarga, finansial , dll dll.
Begini sahabat,
Bila di dalam al quran disebut bahwa apapun kemalangan yang sedang menimpa kamu, itu adalah karena kesalahan kamu sendiri. Maka ini berarti, masalah yang sedang menghimpit kita saat ini adalah merupakan hasil panen dari tumpukan kesalahan di masa lalu. Dan untuk itulah kita perlu menghapus kesalahan itu dengan perbuatan baik. Itulah yang kita perlukan untuk meraih ridha Allah, karena bila Allah sudah ridha, apapun tinggal kun fayakun.
Tapi pada kenyataannya, apakah kita sudah cukup berbuat baik hingga bisa menghapus kesalahan di masa lalu ? ataukah dari hari ke hari kita malah sibuk mengurusi masalah-masalah itu hingga lupa mencerabut akar permasalahannya ? Renungkanlah point ini sahabat.
Kemudian renungkan lagi, apakah setiap hari kita bukannya malah menambah point kesalahan dengan berkeluh kesah, merasa terdhalimi, merasa paling menderita, dan sibuk dengan diri sendiri ?
Mari coba menghitung neraca kebaikan dan keburukan yang kita lakukan, semakin berat kemana ? dan apakah keburukan-keburukan kita mampu kita lihat sendiri ?
Bila kalian rajin membaca al quran, maka kalian akan bisa menangkap pesan di dalamnya, bahwa orang yang beruntung itu adalah orang yang lebih mengutamakan orang lain dibanding dirinya sendiri. Coba buka surat al Hashr.
Beruntung menurut versi Allah tentu lain dengan beruntung menurut versi manusia, karena beruntung menurut versi Allah itu lebih tak terbayangkan keberuntungannya, menyangkut seluruh kehidupan kita , whole life, di dunia tembus hingga akhirat.
Apa hubungannya penjelasanku di atas dengan jimpitan beras ya ? ..... Tentu ada.
Bukankah aku menganjurkan menjimpit atau memberi makan fakir miskin setiap hari ? Hikmahnya adalah tubuh kita setiap hari melakukan kebaikan, sedangkan kebaikan memberi makan fakir miskin itu adalah kebaikan yang sering disebut di al quran, yang berarti ini hal yang penting. Dan pasti ada nilai lebih tersendiri.
Kebaikan memberi makan fakir miskin itu merupakan kebaikan yang mudah dilakukan dan mudah pula merontokkan kesalahan kita di masa lalu, dan semakin memudahkan kita meraih ridha Allah. Ridha Allahlah yang membuat segala masalah berat yang sedang kita hadapi diangkatNya, dan hanya Allah satu-satunya penolong yang bisa mengangkat segala persoalan yang menjepit kita.
Bila tiap hari kita melakukan kebaikan sederhana seperti itu, sel-sel tubuh kita jadi terbiasa memikirkan orang lain, dan bila kebaikan itu terus ditingkatkan, semakin besar porsi kita mikirin orang lain, maka akan berlaku hukum Allah yang aku garis bawahi di tulisanku di atas, bahwa orang yang beruntung itu adalah orang yang lebih mengutamakan orang lain dibanding dengan dirinya sendiri.
Apa yang aku sarankan tentang menjimpit beras di 3 tulisanku yang lalu, itu merupakan sebuah terapi sederhana yang manjur untuk meraih keberkahan dan kebahagiaan dalam hidup, sekaligus mengeluarkan kita dari gelapnya persoalan.
Bila kalian mengikuti langkah-langkah yang aku uraikan di tulisanku yang lalu, insyaAllah kalian akan sampai di titik dimana kalian sudah tidak lagi sibuk dengan diri sendiri dan persoalannya , hidup ini akan diindahkanNya.
Jadi bagaimana jika jimpitannya tidak tiap hari ? Solusinya adalah lakukan sebanyak mungkin kebaikan setiap hari dan utamakan orang lain dibandingkan diri sendiri.
Oh, ada juga yang bertanya, jimpitan beras atau membagi nasi bungkus ? Jawabku, pada intinya sama yaitu memberi makan fakir miskin, lakukan dua-duanya boleh, atau salah satu boleh, mana yang lebih ringan dilakukan yang bisa dilakukan dengan konsisten, dan jangan lupa melakukan dengan penuh rasa bahagia dan syukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar