Dear Allah lovers ,
Bagaimana rasanya menyambut iedul qurban tanpa bisa berkurban ? .... tanyakan padaku sekarang .... ehm ... rasanya campur aduk .
Ini salahku sendiri , hari raya qurban kemarin, aku berkurban di kebun karena disana tidak ada yang berkurban katanya . Lalu aku tambahi pula dengan mengirim daging kurban dari teman-teman , kupikir agar masyarakat sana bisa kebagian semua. Eh, ternyata disana juga mendapat kiriman daging kurban dari tempat lain, singkat kata melimpah limpah sampek mblenger istilah jawanya. Kejadian seperti itu juga terjadi di pesantren Gubug.
Menyaksikan semua itu membuatku spontan bilang :"Baiklah, aku mau ngalah saja , tahun depan aku berkurban belakangan saja , tidak usah pas iedul adha atau hari tasyriq , asal lebih bermanfaat buat orang banyak , kurasa itu bakal lebih baik dan Allah Yang Maha Tahu pasti mengerti".
Eeeh , kalimatku menjadi kenyataan sekarang ... hiks , dan rasanya tidak enaaaak ! sungguh ! Aku tidak bisa berkurban karena sedang labil ekonomi ... haha ... Aku sedang 'mabuk pelatihan' , di bulan agustus sampai september , aku mendapat jatah proyek pelatihan belasan kegiatan, yang untuk itu aku harus menyiapkan dana duluan yang jumlahnya cukup besar bagiku , sampai gak bisa berkurban !
"Nah, kapoklah kamu Indah, ngomong jangan asal njeplak!", kata cicak di dinding. Ya cicak, aku menyesal, tidak akan aku ulangi . Akupun sudah mohon ampun kepada Allah, semoga Allah mengampuni.
Tapi kedatangan eyang Virien tadi siang sungguh membuka mata batinku. Saat aku bercerita tentang kepleset lidah yang membuatku benar-benar tidak bisa berkurban.
"Bunda-bunda , warung ikhlasnya bunda itu kan sudah melebihi qurban", kata eyang yang membuatku tercenung.
Iya ya , Allah memang tidak memampukan aku untuk berkurban tahun ini , tapi Allah telah memberi peluang padaku untuk berkurban yang nilainya (kata eyang) melebihi kurban. Berkurban hanya sekali setahun , tapi kegiatan warung ikhlasku berlangsung hampir setiap hari di rumahku . Bukankah itu sebuah penggantian yang luar biasa ?
Terimakasih Allah , aku terima keputusanMu dengan ikhlas dan senang hati.
Adakah kalian yang tidak bisa berkurban tahun ini ?
Jangan sedih , barangkali Allah sedang mengganti dengan hal lain yang lebih baik.
Salam manis,
Innuri.
Bagaimana rasanya menyambut iedul qurban tanpa bisa berkurban ? .... tanyakan padaku sekarang .... ehm ... rasanya campur aduk .
Ini salahku sendiri , hari raya qurban kemarin, aku berkurban di kebun karena disana tidak ada yang berkurban katanya . Lalu aku tambahi pula dengan mengirim daging kurban dari teman-teman , kupikir agar masyarakat sana bisa kebagian semua. Eh, ternyata disana juga mendapat kiriman daging kurban dari tempat lain, singkat kata melimpah limpah sampek mblenger istilah jawanya. Kejadian seperti itu juga terjadi di pesantren Gubug.
Menyaksikan semua itu membuatku spontan bilang :"Baiklah, aku mau ngalah saja , tahun depan aku berkurban belakangan saja , tidak usah pas iedul adha atau hari tasyriq , asal lebih bermanfaat buat orang banyak , kurasa itu bakal lebih baik dan Allah Yang Maha Tahu pasti mengerti".
Eeeh , kalimatku menjadi kenyataan sekarang ... hiks , dan rasanya tidak enaaaak ! sungguh ! Aku tidak bisa berkurban karena sedang labil ekonomi ... haha ... Aku sedang 'mabuk pelatihan' , di bulan agustus sampai september , aku mendapat jatah proyek pelatihan belasan kegiatan, yang untuk itu aku harus menyiapkan dana duluan yang jumlahnya cukup besar bagiku , sampai gak bisa berkurban !
"Nah, kapoklah kamu Indah, ngomong jangan asal njeplak!", kata cicak di dinding. Ya cicak, aku menyesal, tidak akan aku ulangi . Akupun sudah mohon ampun kepada Allah, semoga Allah mengampuni.
Tapi kedatangan eyang Virien tadi siang sungguh membuka mata batinku. Saat aku bercerita tentang kepleset lidah yang membuatku benar-benar tidak bisa berkurban.
"Bunda-bunda , warung ikhlasnya bunda itu kan sudah melebihi qurban", kata eyang yang membuatku tercenung.
Iya ya , Allah memang tidak memampukan aku untuk berkurban tahun ini , tapi Allah telah memberi peluang padaku untuk berkurban yang nilainya (kata eyang) melebihi kurban. Berkurban hanya sekali setahun , tapi kegiatan warung ikhlasku berlangsung hampir setiap hari di rumahku . Bukankah itu sebuah penggantian yang luar biasa ?
Terimakasih Allah , aku terima keputusanMu dengan ikhlas dan senang hati.
Adakah kalian yang tidak bisa berkurban tahun ini ?
Jangan sedih , barangkali Allah sedang mengganti dengan hal lain yang lebih baik.
Salam manis,
Innuri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar