Dear Allah lovers,
Kemarin aku membaca artikel tentang pendapat para ilmuwan dunia yang mengatakan kalau dunia itu ilusi, persis kisah dalam film Matrix , cuma kita gak perlu ditancepin kabel-kabel, karena 'kabel kabel'nya sudah terbangun saat kita diciptakan.
Walau tidak semua yang dikatakan ilmuwan itu aku setuju, bahkan ada pendapat mereka yang bikin gemes juga , masak Allah Yang Maha Agung disebut Robot Tuhan, tapi soal dunia itu ilusi memang benar tersirat di al quran.
"Dunia itu hanya main-main dan senda gurau" , itu salah satu yang tertulis di al quran.
"Kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan di akhirat", yang ini lebih tegas lagi mengungkapkan bahwa kehidupan dunia ini bukan kehidupan yang sebenarnya.
"Kita hidup di dunia sehari saja", itu kata manusia di ahirat nanti yang diterangkan di al quran.
Hanya saja , para ilmuwan tidak punya cukup ilmu untuk keluar dari ilusi , atau sekedar trik untuk merubah ilusi menjadi sesuatu yang benar-benar nyata.
Lantas, bagaimana cara cerdas menyikapi kehidupan yang cuma ilusi ini ?
Ilusi itu tipuan, jadi jangan tertipu dengan tipu daya dunia, cari kesejatian !
Nyari dimana ? ... haha ... sebenarnya kita tidak perlu mencarinya, karena sudah ada dan kita hanya perlu menemukannya, harus pandai melihat mana yang tipuan dan mana kesejatian, melihatnya pakai buku manualnya manusia, al quran. Kalau nggak pakai buku manual, tertipu lagi nanti, atau mentog di jalan buntu
Persoalan dan masalah itu tipuan, makanya kita disuruh memasrahkannya pada Allah, karena Allahlah yang akan 'bertugas' mengaturnya lewat sistem yang Dia ciptakan. Jangan bayangkan Allah turun langsung mengatasi persoalan kita kayak 'superman', tapi Allah menciptakan sistem yang pasti, kayak komputer raksasa yang kalau kita masukkan 'input' pasrah, maka segala komponen di alam semesta , atom-atom, kabel kabel , aliran energi, semuanya akan merespon dan bergerak secara otomatis sesuai ketetapanNya.
Jadi jangan tertipu masalah dan persoalan yang cuma membuat kita terjerat di dalamnya, kebulet kayak kepompong tak kunjung jadi kupu kupu. Kita hidup bukan untuk persoalan, karena persoalan itu ilusi, kita hidup untuk Allah, karena Allahlah kesejatian itu. Jadi keluarlah dari persoalan , terbanglah kayak kupu-kupu yang menemukan udara segar dan pemandangan yang luas.
Tandanya kalau kita sudah tidak tertipu dunia adalah kita merasa bebas , perasaan yang bebas, pikiran yang bebas dari segala masalah. Yang ada di pikiran dan perasaan kita adalah kesejatian dan Allahlah kesejatian itu.
Segala yang kita lihat, dengar dan rasakan yang merupakan ilusi musti bisa mengantarkan kita pada kesejatian dan Allahlah kesejatian itu.
Segala sesuatu yang kita lakukan, bila itu diniatkan untuk selain Allah, maka itu akan lenyap karena kita melakukan ilusi untuk sesuatu yang ilusi. Tapi bila kita mempersembahkan apa yang kita lakukan untuk Allah, itulah yang mengeluarkan ilusi menjadi kesejatian, itulah hukum Allah yang pasti, yang tetap.
Bahkan sekedar berpikirpun bisa mengantarkan kita pada kesejatian, bila yang kita pikirkan soal penciptaan langit dan bumi hingga menyampaikan pada kesimpulan bahwa tidak sia-sia Allah menciptakan ilusi itu.
Yups, dunia itu adalah ilusi yang diciptakan dengan tidak main-main, ilusi yang amat indah, merupakan tanda-tanda kebesaran Allah yang mengantarkan kita pada keyakinan bahwa kebesaranNya juga yang nanti akan mengantarkan kita pada kehidupan yang sebenarnya di akhirat.
Al quran juga mengajarkan pada kita agar kita tidak mencintai dunia, tapi mencintai Allah dan lebih mencintai kehidupan akhirat dibandingkan kehidupan di dunia.
Bagaimana caranya lebih mencintai akhirat sedangkan akhirat itu tidak pernah kita tahu ? Caranya dengan banyak-banyak berbuat kebaikan untuk Allah, maka Allah akan bukakan pengertian-pengertian indah di hati kita.
Jangan terbiasa berpikir logika , karena logika itu juga tipuan, berpikirnya pakai iman. Contohnya : saat bersedekah, jangan merasa uang kita berkurang, karena kekurangan itu adanya dalam ilusi, jadi cuekin saja ilusi 'kurang' atau merasa 'nanti tidak cukup'. Sedekah yang ikhlas itu akan melepaskan pikiran kita dari jeratan ilusi, saat pikiran kita terlepas dari ilusi, saat itulah kita akan menemukan kesejatian.
Temukan tempat terindahmu di dunia, itulah tempat kesejatian berada, tempat yang terindah itu adalah di sisiNya, saat kita mengingatNya sambil berdiri, berbaring atau duduk, saat bersujud dan ruku kepadaNya. Rindunya kita akan saat-saat itu adalah pertanda bila kita mencintaiNya, sebaliknya bila kita sering lalai, malas dan tidak fokus saat menghadapNya, itu merupakan peranda bahwa kita telah terjerat dalam ilusi, jadi keluarlah dari ilusi dan berjuanglah untuk menemukan kesejatian.
Ternyata aku pernah menulis tentang ilusi dunia di tulisanku yang ini nih Jangan Berpijak Di atas Ilusi , tulisan ini lebih jelas lagi mengungkap bagaimana cara memenangkan diri keluar dari ilusi.
Kemarin aku membaca artikel tentang pendapat para ilmuwan dunia yang mengatakan kalau dunia itu ilusi, persis kisah dalam film Matrix , cuma kita gak perlu ditancepin kabel-kabel, karena 'kabel kabel'nya sudah terbangun saat kita diciptakan.
Walau tidak semua yang dikatakan ilmuwan itu aku setuju, bahkan ada pendapat mereka yang bikin gemes juga , masak Allah Yang Maha Agung disebut Robot Tuhan, tapi soal dunia itu ilusi memang benar tersirat di al quran.
"Dunia itu hanya main-main dan senda gurau" , itu salah satu yang tertulis di al quran.
"Kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan di akhirat", yang ini lebih tegas lagi mengungkapkan bahwa kehidupan dunia ini bukan kehidupan yang sebenarnya.
"Kita hidup di dunia sehari saja", itu kata manusia di ahirat nanti yang diterangkan di al quran.
Hanya saja , para ilmuwan tidak punya cukup ilmu untuk keluar dari ilusi , atau sekedar trik untuk merubah ilusi menjadi sesuatu yang benar-benar nyata.
Lantas, bagaimana cara cerdas menyikapi kehidupan yang cuma ilusi ini ?
Ilusi itu tipuan, jadi jangan tertipu dengan tipu daya dunia, cari kesejatian !
Nyari dimana ? ... haha ... sebenarnya kita tidak perlu mencarinya, karena sudah ada dan kita hanya perlu menemukannya, harus pandai melihat mana yang tipuan dan mana kesejatian, melihatnya pakai buku manualnya manusia, al quran. Kalau nggak pakai buku manual, tertipu lagi nanti, atau mentog di jalan buntu
Persoalan dan masalah itu tipuan, makanya kita disuruh memasrahkannya pada Allah, karena Allahlah yang akan 'bertugas' mengaturnya lewat sistem yang Dia ciptakan. Jangan bayangkan Allah turun langsung mengatasi persoalan kita kayak 'superman', tapi Allah menciptakan sistem yang pasti, kayak komputer raksasa yang kalau kita masukkan 'input' pasrah, maka segala komponen di alam semesta , atom-atom, kabel kabel , aliran energi, semuanya akan merespon dan bergerak secara otomatis sesuai ketetapanNya.
Jadi jangan tertipu masalah dan persoalan yang cuma membuat kita terjerat di dalamnya, kebulet kayak kepompong tak kunjung jadi kupu kupu. Kita hidup bukan untuk persoalan, karena persoalan itu ilusi, kita hidup untuk Allah, karena Allahlah kesejatian itu. Jadi keluarlah dari persoalan , terbanglah kayak kupu-kupu yang menemukan udara segar dan pemandangan yang luas.
Tandanya kalau kita sudah tidak tertipu dunia adalah kita merasa bebas , perasaan yang bebas, pikiran yang bebas dari segala masalah. Yang ada di pikiran dan perasaan kita adalah kesejatian dan Allahlah kesejatian itu.
Segala yang kita lihat, dengar dan rasakan yang merupakan ilusi musti bisa mengantarkan kita pada kesejatian dan Allahlah kesejatian itu.
Segala sesuatu yang kita lakukan, bila itu diniatkan untuk selain Allah, maka itu akan lenyap karena kita melakukan ilusi untuk sesuatu yang ilusi. Tapi bila kita mempersembahkan apa yang kita lakukan untuk Allah, itulah yang mengeluarkan ilusi menjadi kesejatian, itulah hukum Allah yang pasti, yang tetap.
Bahkan sekedar berpikirpun bisa mengantarkan kita pada kesejatian, bila yang kita pikirkan soal penciptaan langit dan bumi hingga menyampaikan pada kesimpulan bahwa tidak sia-sia Allah menciptakan ilusi itu.
Yups, dunia itu adalah ilusi yang diciptakan dengan tidak main-main, ilusi yang amat indah, merupakan tanda-tanda kebesaran Allah yang mengantarkan kita pada keyakinan bahwa kebesaranNya juga yang nanti akan mengantarkan kita pada kehidupan yang sebenarnya di akhirat.
Al quran juga mengajarkan pada kita agar kita tidak mencintai dunia, tapi mencintai Allah dan lebih mencintai kehidupan akhirat dibandingkan kehidupan di dunia.
Bagaimana caranya lebih mencintai akhirat sedangkan akhirat itu tidak pernah kita tahu ? Caranya dengan banyak-banyak berbuat kebaikan untuk Allah, maka Allah akan bukakan pengertian-pengertian indah di hati kita.
Jangan terbiasa berpikir logika , karena logika itu juga tipuan, berpikirnya pakai iman. Contohnya : saat bersedekah, jangan merasa uang kita berkurang, karena kekurangan itu adanya dalam ilusi, jadi cuekin saja ilusi 'kurang' atau merasa 'nanti tidak cukup'. Sedekah yang ikhlas itu akan melepaskan pikiran kita dari jeratan ilusi, saat pikiran kita terlepas dari ilusi, saat itulah kita akan menemukan kesejatian.
Temukan tempat terindahmu di dunia, itulah tempat kesejatian berada, tempat yang terindah itu adalah di sisiNya, saat kita mengingatNya sambil berdiri, berbaring atau duduk, saat bersujud dan ruku kepadaNya. Rindunya kita akan saat-saat itu adalah pertanda bila kita mencintaiNya, sebaliknya bila kita sering lalai, malas dan tidak fokus saat menghadapNya, itu merupakan peranda bahwa kita telah terjerat dalam ilusi, jadi keluarlah dari ilusi dan berjuanglah untuk menemukan kesejatian.
Ternyata aku pernah menulis tentang ilusi dunia di tulisanku yang ini nih Jangan Berpijak Di atas Ilusi , tulisan ini lebih jelas lagi mengungkap bagaimana cara memenangkan diri keluar dari ilusi.
Betul sudah sejak dari smp ana juga berpikir seperti itu. Semua yang ada di dunia ini adalah ilusi alias tidak ada , kecuali Allah Sang Maha Pencipta
BalasHapus👍
BalasHapus