Dear Allah lovers,
Ada seorang sahabat yang curhat, soal seorang saudaranya yang sulit mendapatkan pekerjaan dan sulit mencari nafkah, padahal sejak kecil dia anak yang shaleh, pintar, lulusan fakultas tehnik dari perguruan tinggi ternama, lalu menlanjutkan kuliah di luar negri.
"Adekku ini tadinya SMA dan kuliah sholeh banget dan rajin sholat. Saat kuliah dia malah rajin menghafal Alquran, tapi sedihnya, karena cobaan sulit mencari nafkah, dia sepertinya jadi skeptis tentang Allah... dia jadi pelit sekali (ga mau beramal) dia jadi sangat pemarah, dan males sholat.. seolah-olah protes, salah saya apa ".
Apakah Allah salah dalam menentukan nasib seseorang ? Tidak pernah ! karena Dia Maha Bijaksana dan Maha kasih sayang.
Lantas ?
Aku jadi teringat akan seorang teman kuliah yang nasibnya memelas banget, begitu sulitnya mencari nafkah sampai pernah menjadi cleaning service , sarjana lulusan perguruan tinggi yang saat itu susah sekali masuknya ! yang lulusannya paling gampang cari kerja.
Aku juga teringat cerita seorang teman, yang punya kenalan sekeluarga lulusan perguruan tinggi negri terfavorit di Jawa Timur, tapi tidak sukses secara finansial setelah lulus kuliah, 3 bersaudara yang pintar-pintar dan semuanya tanpa kecuali gagal di dunia kerja !
Apa yang salah ?
Barangkali kita perlu mendengarkan cerita salah seorang temanku . Dia adalah senior di sebuah bank pemerintah, dia pula yang menangani rekruitment karyawan baru. Dan dia bilang, dia tidak menerima lulusan dengan IPK tinggi tapi tidak punya pengalaman berorganisasi, karena biasanya itu menandakan dia tidak bisa bekerja sama dalam sebuah team, padahal bekerja di sebuah perusahaan membutuhkan ketrampilan berorganisasi yang baik.
Dan ternyata benar, si adik sahabatku itu memang pendiam dan tidak punya pengalaman berorganisasi.
Itu tadi adalah jawaban logisnya. Jawaban spiritualnya membuatku bercerita tentang Aden dan Zeli, anak-anakku.
Aden itu lulus ITB dengan waktu yang 'tepat sekali' yaitu 6 tahun. Tapi begitu lulus, dia tidak mencari pekerjaan, tapi pekerjaan yang mencarinya. Dia ditawari bekerja di sebuah bank pemerintah, ditelepon langsung dari Jakarta dan dia juga ditawari menjadi dosen di sebuah Perguruan Tinggi Negri di Malang. Keduanya tidak dia tanggapi ... hehehe, memilih menjadi tukang gambar. Dia founder dari Next Heaven , sebuah komunitas yang menerbitkan majalah anime pertama di Indonesia, juga menerbitkan berbagai karya buku anime yang pemasarannya ke seluruh dunia, sempat berpameran hingga ke Jepang. Keren ya ....
Begitupun Zeli, sejak SMA dia sudah berjualan online dan laris , bisa untung jutaan dalam sebulan masa liburannya. Sekarang dia sudah lulus ISI Yogyakarta dan sudah berkeluarga dan masih berjualan online, tapi memproduksi sendiri dagangannya, produknya bantal lukis, cuma bantal lukis dan sudah punya 2 karyawan. Itu sebuah prestasi tersendiri untuk pebisnis pemula seperti dia.
Pernah aku ngomong ke suamiku, ngrasani anak-anak :"Kok mereka gampang sekali ya cari uang, kayak ibunya ", .... hahahaha .
Sebenarnya rahasianya terletak di pola berpikir dan pola berperasaan. Sederhana gak pakai ribet, aku mendidik anak-anakku untuk mempersembahkan semua yang dia lakukan untuk Allah. Niatnya sekolah ya untuk Allah, bukan untuk mencari kerja. Niatnya berusaha ya untuk Allah, bukan untuk nyari uang. Soal rejeki berupa sandang pangan papan dan materi, itu sudah dijamin Allah buat yang beriman dan bertakwa, bukan usaha dan pekerjaan kita yang bisa memenuhinya, tapi Allahlah yang memberikan karunia itu.
Bila niat hidup ini untuk mengejar materi, maka lari menjauhlah dia , takut, wong dikejar. Kalau yang dikejar Allah, maka mendekatlah Dia lebih cepat dari langkah kita, sedangkan Allah adalah pemilik materi yang bisa memberikan apa saja kepada mereka yang dipilihNya.
Sudah terjawabkan pertanyaan sahabatku ?
Ada seorang sahabat yang curhat, soal seorang saudaranya yang sulit mendapatkan pekerjaan dan sulit mencari nafkah, padahal sejak kecil dia anak yang shaleh, pintar, lulusan fakultas tehnik dari perguruan tinggi ternama, lalu menlanjutkan kuliah di luar negri.
"Adekku ini tadinya SMA dan kuliah sholeh banget dan rajin sholat. Saat kuliah dia malah rajin menghafal Alquran, tapi sedihnya, karena cobaan sulit mencari nafkah, dia sepertinya jadi skeptis tentang Allah... dia jadi pelit sekali (ga mau beramal) dia jadi sangat pemarah, dan males sholat.. seolah-olah protes, salah saya apa ".
Apakah Allah salah dalam menentukan nasib seseorang ? Tidak pernah ! karena Dia Maha Bijaksana dan Maha kasih sayang.
Lantas ?
Aku jadi teringat akan seorang teman kuliah yang nasibnya memelas banget, begitu sulitnya mencari nafkah sampai pernah menjadi cleaning service , sarjana lulusan perguruan tinggi yang saat itu susah sekali masuknya ! yang lulusannya paling gampang cari kerja.
Aku juga teringat cerita seorang teman, yang punya kenalan sekeluarga lulusan perguruan tinggi negri terfavorit di Jawa Timur, tapi tidak sukses secara finansial setelah lulus kuliah, 3 bersaudara yang pintar-pintar dan semuanya tanpa kecuali gagal di dunia kerja !
Apa yang salah ?
Barangkali kita perlu mendengarkan cerita salah seorang temanku . Dia adalah senior di sebuah bank pemerintah, dia pula yang menangani rekruitment karyawan baru. Dan dia bilang, dia tidak menerima lulusan dengan IPK tinggi tapi tidak punya pengalaman berorganisasi, karena biasanya itu menandakan dia tidak bisa bekerja sama dalam sebuah team, padahal bekerja di sebuah perusahaan membutuhkan ketrampilan berorganisasi yang baik.
Dan ternyata benar, si adik sahabatku itu memang pendiam dan tidak punya pengalaman berorganisasi.
Itu tadi adalah jawaban logisnya. Jawaban spiritualnya membuatku bercerita tentang Aden dan Zeli, anak-anakku.
Aden itu lulus ITB dengan waktu yang 'tepat sekali' yaitu 6 tahun. Tapi begitu lulus, dia tidak mencari pekerjaan, tapi pekerjaan yang mencarinya. Dia ditawari bekerja di sebuah bank pemerintah, ditelepon langsung dari Jakarta dan dia juga ditawari menjadi dosen di sebuah Perguruan Tinggi Negri di Malang. Keduanya tidak dia tanggapi ... hehehe, memilih menjadi tukang gambar. Dia founder dari Next Heaven , sebuah komunitas yang menerbitkan majalah anime pertama di Indonesia, juga menerbitkan berbagai karya buku anime yang pemasarannya ke seluruh dunia, sempat berpameran hingga ke Jepang. Keren ya ....
Begitupun Zeli, sejak SMA dia sudah berjualan online dan laris , bisa untung jutaan dalam sebulan masa liburannya. Sekarang dia sudah lulus ISI Yogyakarta dan sudah berkeluarga dan masih berjualan online, tapi memproduksi sendiri dagangannya, produknya bantal lukis, cuma bantal lukis dan sudah punya 2 karyawan. Itu sebuah prestasi tersendiri untuk pebisnis pemula seperti dia.
Pernah aku ngomong ke suamiku, ngrasani anak-anak :"Kok mereka gampang sekali ya cari uang, kayak ibunya ", .... hahahaha .
Sebenarnya rahasianya terletak di pola berpikir dan pola berperasaan. Sederhana gak pakai ribet, aku mendidik anak-anakku untuk mempersembahkan semua yang dia lakukan untuk Allah. Niatnya sekolah ya untuk Allah, bukan untuk mencari kerja. Niatnya berusaha ya untuk Allah, bukan untuk nyari uang. Soal rejeki berupa sandang pangan papan dan materi, itu sudah dijamin Allah buat yang beriman dan bertakwa, bukan usaha dan pekerjaan kita yang bisa memenuhinya, tapi Allahlah yang memberikan karunia itu.
Bila niat hidup ini untuk mengejar materi, maka lari menjauhlah dia , takut, wong dikejar. Kalau yang dikejar Allah, maka mendekatlah Dia lebih cepat dari langkah kita, sedangkan Allah adalah pemilik materi yang bisa memberikan apa saja kepada mereka yang dipilihNya.
Sudah terjawabkan pertanyaan sahabatku ?
Tulisan yang bagus dan menginspirasi :)
BalasHapusTerimakasih.
Hapussubhanallah..banyak sekali tulisan anda bermanfaat untuk membuka mata dan pikiran saya..semoga Aĺlah swt membalas kebaikan untuk anda...
BalasHapusaamiin , terimakasih apresiasinya.
HapusSeperti biasa, tulisan mba Indah selalu membuat saya terpukau, berpikir dan kemudian berdzikir. Terimakasih sharingnya..
BalasHapus