Segala peristiwa dan segala kelakuan orang (baik diri sendiri atau orang lain), semua itu dikendalikan dari 'kekuatan' yang paling halus yang disebut Al Latif. Dan Yang Maha Halus ini terhubung dengan diri setiap manusia yaitu perasaannya yang terdalam. Yang berarti perasaanmulah yang mengendalikan semuanya, bukan hanya mengendalikan dirimu sendiri, tetapi mengendalikan semua peristiwa yang terjadi di dalam kehidupanmu.
Jadi berdiam diri untuk mengamati segala gejolak perasaanmu adalah pekerjaan besar yang akan memengaruhi seluruh kehidupanmu.
Berdiam diri untuk menonton segala tayangan di pikiran dan perasaan, agar bisa melampaui (di atas) semua itu untuk kembali menjadi Al Latif (bersatu dengan Yang Maha Halus)
Saat kamu menyatu dengan Yang Maha Halus, kamu menjadi Dia dan semesta akan mengalir tanpa kontrol dari egomu, kecerdasan alam semestalah yang bekerja dan semuanya akan tertata dengan indahnya.
Baiklah, aku kasih contoh yang nyata bagaimana mempraktekkan ini.
Bayangkan saja kamu punya seorang anak yang bandel dan tak mempan dengan nasehat bijak dan kata-kata. Sampai bosan dan stress kamu menghadapinya.
Perlakuan halus tak mempan, perlakuan kasar apalagi, malah membuat anakmu marah dan menjauh. Kamu sudah kehilangan seribu jurus dan semua itu tak berguna. Tinggal satu jurus yang tersisa yang sekarang aku tawarkan padamu, yaitu jurus kembali menjadi Al Latif.
Caranya, kamu harus berdamai dulu dengan perasaan gagalmu menjadi orang tua, dengan cara menyadarinya, menonton perasaanmu dan berjarak dengannya. Sampai kamu melampaui semuanya. Kamu akan seperti berada di ketinggian dan melihat dirimu sendiri bergelut dengan perasaanmu. Lakukan ini sampai hatimu merasa damai. Lalu kamu akan merasakan insight dari dalam, kamu tercerahkan.
Innuri pernah menulis, bila ingin mengubah seseorang, alirkanlah cinta. Maka alirkanlah cinta dari kedalaman hati yang damai, cinta itu harus mengusir dari kedamaian ya dan bukan dari rasa galau. Jadi kamu harus menempuh dulu proses menyadari sampai tercerahkan seperti yang aku uraikan di atas, baru mengalirkan cinta. Setelah itu kamu tak perlu berusaha, tak perlu ngapa-ngapain, biarkan anak berproses dari dalam dirinya sendiri, karena perasaanmu sudah menyatu dengan Al Latif yang membuat perasaanmu bisa memengaruhi perasaan anakmu.
Inilah makna dari berusaha tanpa berusaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar