Pengalaman seru di warung terjadi kemarin, yang membawa banyak sekali pelajaran berharga dari tiga orang penipu. Yap, warungku didatangi tiga orang penipu yang sungguh lihai sekali memainkan peran mereka masing-masing, aku aja hampir kena gendam bila bukan karena pertolongan Allah dan kasih sayangNya.
Warungku baru buka satu minggu alias enam hari, Minggu libur, jadi Senin kemarin adalah awal dari minggu ke dua.
Sore aku kedatangan tiga orang pembeli yang minggu kemarin juga datang, jadi mereka datang untuk kedua kalinya. Yang melayani karyawanku dan ketika aku keluar dan sempat bertemu mereka, salah seorang dari mereka, sebut saja pak M, memuji-muji lukisanku dan menanyakan berapa ongkos bila memesan lukisan.
Total lamanya pembicaraan sampai ketiganya pulang berlangsung sampai entah berapa jam! Haha ... sampai di sini aku tidak sadar kalau aku sedang digendam, karena terpesona pembicaraan tentang lukisan. Karena Pak M mau pesan lukisan yang dilukis di dinding warung yang lebarnya lima meter kali tinggi dinding. Katanya mau bikin warung bernuansa Jawa dan digambar salah satu fragmen di dalam pewayangan.
Nah, lucunya, warungnya itu masih mau nyari lokasi (di sinilah letak goblognya Innuri). Pesan lukisan untuk warung yang belum ada saja kok ya dilayani sampai segitunya.
Lama-lama pembicaraan beralih topik ke warungku yang sepi, yang katanya ada penghalangnya, kali ini yang banyak bicara Gus L (yang katanya paranormal yang nolongin Pak M dari keterpurukan). Demi menghargai omongan si Gus (yang omongannya benar melulu), aku biarkan saja si Gus nolongin aku menghilangkan penghalang itu. Aku sempat terpesona lihat garam dia tabur, disiram air lalu memunculkan percikan api dan sempat merinding juga sih (setelah itu aku tersadar dan googling, airnya dikasih zat kimia apa ya biar bereaksi dengan garam dan memunculkan percik api)
Dari situ aku mulai sadar loh, apa mereka bertiga ini penipu dengan peran mereka masing-masing untuk minta upah dari nolongin menghilangkan penghalang di warungku? Eh ternyata si Gus nggak minta upah. Kata karyawanku 'kan mereka masuknya halus sekali, itu baru permulaan. Mereka bisa datang lagi untuk 'serangan' berikutnya.
Memang pembicaraan agak aneh, seperti memancing-mancing aku untuk cari penglaris. Untungnya pula aku bilang kalau buka warung itu sekedar bersenang-senang, memanfaatkan rumah di tepi jalan raya, aku bukan cari laris. Aku bilang aku terima apa pun yang dihadirkan Allah, mau laris, mau sepi, terserah Allah, wong kehidupanku sudah tercukupi semuanya.
Setelah ketiganya pergi, baru karyawanku buka suara, katanya mereka itu sedang cari klien untuk jasa paranormalnya si Gus L, ya semacam cari warung yang sepi agar pemiliknya memakai jasa penglarisnya. Begitulah ceritanya.
Dan pelajarannya aku rangkum di kesimpulan di bawah ini:
- Jangan mudah terpancing omongan yang kelihatannya benar, bahkan bisa memprediksi dengan benar, atau omongan yang menjanjikan apa pun, pokoknya jangan kepancing.
- Jangan mengerjar harta benda, semakin mengejar, kamu akan semakin kehilangan. Bayangkan seandainya aku cari penglaris, pasti aku sudah kena banyak, karena omongan Gus L itu sungguh luar biasa bikin orang percaya, karena semua yang dia katakan tentang aku benar.
- Setiap peristiwa selalu membawa dua hal, keburukan dalam kebaikan atau kebaikan dalam keburukan, terima saja dua hal itu agar hidupmu damai mengalir indah dan luar biasa. Kehadiran penipu pun ada kebaikananya, menjadi pelajaran buat aku sekeluarga untuk berhati-hati. Bahkan kehadirannya aku syukuri karena membuka pandangan mataku betapa aku punya karyawan yang bijak dan bisa aku percaya. Sulit menggambarkan betapa bijaknya karyawanku menyikapi kasus ini, karena ceritanya panjang sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar