Minggu, 22 Juni 2025

Mendamaikan Perang

 Perang. Perang dunia ke tiga kata orang. 

Manusia disibukkan oleh peperangan dengan berbagai perannya masing-masing. Bahkan yang jauh dari kancah peperangan pun sibuk dengan penilaian dan sebagian sibuk mengkhawatirkan ini itu sebagai dampak perang. 

Manusia memang suka sekali menyibukkan diri dengan hal-hal yang terjadi di luar dirinya, membawa hal di luar masuk ke dalam, menciptakan kekacauan baru, karena di dalam sudah kacau, jadi bertambahlah kacaunya. 

Sebenarnya peperangan di dalam diri tak kalah sengitnya dengan peperangan di luar diri. Sebenarnya pula tugas kita hanyalah mendamaikan peperangan di dalam ini, karena kita yang bukan siapa-siapa ini tak bisa cawe-cawe dengan perang nun jauh di sana . Pemikiran kita, kegelisahan kita, kekhawatiran, kutukan kita pada biang kerok kejahatan di muka bumi dan sebagainya, tidak memberi kontribusi apa pun pada perdamaian. 

Tapi coba damaikan di dalam, terima apa pun yang terjadi di luar, cintai semuanya, kasihi jiwa yang bergejolak penuh angkara murka. Kamu akan melihat bahwa pengobar peperangan adalah jiwa yang paling menderita di dunia ini, jiwa yang paling gelisah dan tersiksa.  Mereka membutuhkan sentuhan kasihmu. 

Seberapa jauh jarak terbentang, tak akan menghalangi kasih yang kau kirimkan pada mereka, pasti tersampaikan.  Karena kasih sayang bekerja di level quantum, level yang halusnya tak terbayangkan. Dengan begini kamu sudah menggetarkan perdamaian dunia. 

Damai itu tidak menyambut api dengan api, tapi dengan air kesejukan. 

Biarkan pikiranmu beristirahat, dan ijinkan hatimu bekerja. Kamu tak akan menyangka betapa kuatnya pekerjaan hati, bahkan bom. nuklir pun tak bisa menandinginya. 

Ayo kita kerjakan bersama-sama. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar