Pesan Dari Rasa Sakit (2)
#innuriinspirasi
#pesansakit
Jadi dalam 2 bulan sudah 4 anggota keluargaku opname di Rumah Sakit, salah satunya cucu gantengku Elonio. Banyak pelajaran yang kami sekeluarga peroleh.
Ya. Sakit itu membawa pelajaran. Agar sakit yang sama tidak terulang, ya kita mesti mengambil pelajarannya. 4 anggota keluarga sakit dengan sakit yang berbeda-beda, tentunya banyak pelajaran, bisa jadi buku juga... haha (dasar otak penulis😁) Orang yang sakit itu membawa aura muram dalam keluarga, walau tidak semua orang yang sakit auranya muram, tapi kebanyakan begitu. Aura muram ini memancar dengan begitu kuat ke sekelilingnya, membuat yang sehat-sehat terbawa muram dan kelabu.
Memangnya gak boleh sedih kalau ada anggota keluarga yang sakit? Boleh, tapi jangan larut, karena untuk mempercepat kesembuhan pasien, dia butuh energi positif dari sekelilingnya. Jangan terbawa hanyut dalam aura muram si pasien.
Sebaliknya bila kita dalam posisi sakit, jangan memancarkan aura muram ke lingkungan, itu malah memperlambat proses penyembuhan di dalam diri sendiri. Jangan fokus ke diri sendiri atau ke sakit yang dirasakan, coba cari hal-hal yang menyenangkan agar bisa menyerap sebanyak mungkin energi positif dari lingkungan.
Rasa syukur, ikhlas, bahagia dan menerima ujian dari Allah , akan memancarkan eura positif ke lingkungan, maka diri kitapun akan menerima energi yang sama dan tubuh kita akan merespon energi itu untuk mempercepat proses penyembuhan.
Allah menciptakan tubuh manusia ini begitu ajaib, sel-sel tubuh kita bisa memperbaiki kerusakan di dalam dirinya sendiri . Jadi tidak perlu risau dengan rasa sakit, karena merasakan sakit itu adalah bagian dari proses penyembuhan. Dan untuk mempercepat prosesnya, kita hanya perlu bersikap lahir dan batin yang positif.
Sakit adalah bagian dari pembelajaran dari Allah, jadi nikmati sakit itu sebagai kasih sayang Allah yang besar kepada diri kita. Sakit adalah bahasa kasihNya, kerinduanNya. Tak perlu mendramatisir sakit , yang perlu adalah mengambil pelajarannya.
Salam kasih dari Innuri sekeluarga di Malang.
#innuriinspirasi
#pesansakit
Jadi dalam 2 bulan sudah 4 anggota keluargaku opname di Rumah Sakit, salah satunya cucu gantengku Elonio. Banyak pelajaran yang kami sekeluarga peroleh.
Ya. Sakit itu membawa pelajaran. Agar sakit yang sama tidak terulang, ya kita mesti mengambil pelajarannya. 4 anggota keluarga sakit dengan sakit yang berbeda-beda, tentunya banyak pelajaran, bisa jadi buku juga... haha (dasar otak penulis😁) Orang yang sakit itu membawa aura muram dalam keluarga, walau tidak semua orang yang sakit auranya muram, tapi kebanyakan begitu. Aura muram ini memancar dengan begitu kuat ke sekelilingnya, membuat yang sehat-sehat terbawa muram dan kelabu.
Memangnya gak boleh sedih kalau ada anggota keluarga yang sakit? Boleh, tapi jangan larut, karena untuk mempercepat kesembuhan pasien, dia butuh energi positif dari sekelilingnya. Jangan terbawa hanyut dalam aura muram si pasien.
Sebaliknya bila kita dalam posisi sakit, jangan memancarkan aura muram ke lingkungan, itu malah memperlambat proses penyembuhan di dalam diri sendiri. Jangan fokus ke diri sendiri atau ke sakit yang dirasakan, coba cari hal-hal yang menyenangkan agar bisa menyerap sebanyak mungkin energi positif dari lingkungan.
Rasa syukur, ikhlas, bahagia dan menerima ujian dari Allah , akan memancarkan eura positif ke lingkungan, maka diri kitapun akan menerima energi yang sama dan tubuh kita akan merespon energi itu untuk mempercepat proses penyembuhan.
Allah menciptakan tubuh manusia ini begitu ajaib, sel-sel tubuh kita bisa memperbaiki kerusakan di dalam dirinya sendiri . Jadi tidak perlu risau dengan rasa sakit, karena merasakan sakit itu adalah bagian dari proses penyembuhan. Dan untuk mempercepat prosesnya, kita hanya perlu bersikap lahir dan batin yang positif.
Sakit adalah bagian dari pembelajaran dari Allah, jadi nikmati sakit itu sebagai kasih sayang Allah yang besar kepada diri kita. Sakit adalah bahasa kasihNya, kerinduanNya. Tak perlu mendramatisir sakit , yang perlu adalah mengambil pelajarannya.
Salam kasih dari Innuri sekeluarga di Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar