Harmoni
#innuriinspirasi
Pemandangan yang aku temui saat jalan-jalan pagi dengan mas Hary kemarin, di pagi yang segar karena sore sebelumnya hujan membasahi tanah kami. Seorang kakek yang sedang merumput sementara sepeda tuanya dibiarkan bersandar pada sebatang pohon.
Kakek yang rajin, sepagi itu sudah beraktifitas. Sementara di kejauhan terdengar lagu Indonesia Raya berkumandang. Pasti dari pangkalan TNI AU yang para tentaranya sedang apel pagi , tentara yang rajin dan disiplin.
Kakek yang rajin, tentara yang rajin di pagi yang sejuk. Kakek pencari rumput dan tentara, keduanya berbeda dan barangkali tak bisa saling bertemu, tapi coba memandang dari sebuah ketinggian. Mereka telah dipertemukan oleh pagi dalam sebuah harmoni, dan aku yang memotretnya adalah bagian lain dari harmoni itu, ditingkahi kicauan burung-burung dan sinar matahari yang lembut menghangatkan. Indah sekali.
Apa yang hendak aku sampaikan adalah bahwa harmoni itu tersusun dari perbedaan yang memperindah satu sama lain. Seperti sebuah lagu yang terdiri dari berbagai nada.
Memaksakan orang lain untuk sama dengan diri kita adalah sebuah kekonyolan yang melelahkan. Contoh nyatanya, lihat saja debat antara yang pro pak Jokowi versus yang pro pak Prabowo ... hmm ... Contoh lainnya coba cari di dalam rumah ... haha, bisa perbedaan pendapat antara suami-istri, ibu-anak, anak dengan anak. Bagaimana situasi di dalam rumah kalian? Apakah perbedaan-perbedaan itu membentuk harmoni? Ataukah membentuk ciyat ciyaaaat ! ... 😁😁
Harmoni terbentuk karena kesadaran akan adanya persamaan. Belajar memandang seperti Allah memandang, yaitu memandang dengan kasih sayang. Belajar melihat dari sebuah ketinggian , maka kita akan dituntunNya menjadi bijak. Kok aku jadi ingat lagu the Prayernya Celine Dion-Josh Groban.
Menjaga diri untuk selalu dalam harmoni itu penting untuk kebahagiaan kita sendiri. Yang artinya menjaga hati selalu bersama Allah, agar hati selalu berada dalam cahaya dan kasih sayangNya dan bisa melihat seperti Allah melihat.
Allah itu dekat, dan Dia akan selalu menuntun hambaNya bila hambaNya bersedia dituntunNya.
Salam dari Innuri untuk hatimu yang manis.
#innuriinspirasi
Pemandangan yang aku temui saat jalan-jalan pagi dengan mas Hary kemarin, di pagi yang segar karena sore sebelumnya hujan membasahi tanah kami. Seorang kakek yang sedang merumput sementara sepeda tuanya dibiarkan bersandar pada sebatang pohon.
Kakek yang rajin, sepagi itu sudah beraktifitas. Sementara di kejauhan terdengar lagu Indonesia Raya berkumandang. Pasti dari pangkalan TNI AU yang para tentaranya sedang apel pagi , tentara yang rajin dan disiplin.
Kakek yang rajin, tentara yang rajin di pagi yang sejuk. Kakek pencari rumput dan tentara, keduanya berbeda dan barangkali tak bisa saling bertemu, tapi coba memandang dari sebuah ketinggian. Mereka telah dipertemukan oleh pagi dalam sebuah harmoni, dan aku yang memotretnya adalah bagian lain dari harmoni itu, ditingkahi kicauan burung-burung dan sinar matahari yang lembut menghangatkan. Indah sekali.
Apa yang hendak aku sampaikan adalah bahwa harmoni itu tersusun dari perbedaan yang memperindah satu sama lain. Seperti sebuah lagu yang terdiri dari berbagai nada.
Memaksakan orang lain untuk sama dengan diri kita adalah sebuah kekonyolan yang melelahkan. Contoh nyatanya, lihat saja debat antara yang pro pak Jokowi versus yang pro pak Prabowo ... hmm ... Contoh lainnya coba cari di dalam rumah ... haha, bisa perbedaan pendapat antara suami-istri, ibu-anak, anak dengan anak. Bagaimana situasi di dalam rumah kalian? Apakah perbedaan-perbedaan itu membentuk harmoni? Ataukah membentuk ciyat ciyaaaat ! ... 😁😁
Harmoni terbentuk karena kesadaran akan adanya persamaan. Belajar memandang seperti Allah memandang, yaitu memandang dengan kasih sayang. Belajar melihat dari sebuah ketinggian , maka kita akan dituntunNya menjadi bijak. Kok aku jadi ingat lagu the Prayernya Celine Dion-Josh Groban.
Menjaga diri untuk selalu dalam harmoni itu penting untuk kebahagiaan kita sendiri. Yang artinya menjaga hati selalu bersama Allah, agar hati selalu berada dalam cahaya dan kasih sayangNya dan bisa melihat seperti Allah melihat.
Allah itu dekat, dan Dia akan selalu menuntun hambaNya bila hambaNya bersedia dituntunNya.
Salam dari Innuri untuk hatimu yang manis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar