Asrama tempat Aden tinggal selama kuliah terletak di tempat yang agak tinggi, Jl Cisitu Lama 35 Bandung, ini asrama milik ITB, dihuni sekitar delapan puluh orang mahasiswa. Bangunan asrama terdiri dari dua gedung yang berhadapan. Lapangan basket dan taman yang terawat memisahkan kedua gedung itu. Masing-masing gedung berlantai empat dengan tata ruang yang enak. Bayanganku tentang asrama yang padat dan musti ngantri mandi tidak berlaku disini. Juga bayangan tentang asrama cowok yang kumuh....lewat, walaupun bangunan ini sudah tua dan tidak cantik lagi, asrama ini cukup bersih.
Asrama terbagi menjadi beberapa 'lantai', yang dimaksud lantai disini adalah dua 'flat' yang dipisahkan oleh balkon. Di balkon yang penuh semilir angin ini penghuninya bisa duduk-duduk ngobrol atau menerima tamu. Masing-masing flat terdiri dari tiga kamar tidur, satu ruang tamu, satu kamar mandi dan satu dapur. Aku sering berandai-andai, nih 'flat' cocok banget dihuni keluarga kecil, satu kamar ibu bapak, satu kamar anak, dan satu kamar buat mushala. Dapurnya tidak terlalu kecil sehingga bisa merangkap ruang makan. Ah... aku memang suka rumah kecil, tidak ribet dan tidak capek membersihkannya.
Di awal-awal kuliahnya, saat pulang ke Malang, Aden paling semangat bercerita tentang asramanya ini. Kata Aden, ini asrama teladan nasional, punya 'sistem pemerintahan' yang dikelola sendiri oleh para penghuninya. Ada presiden dengan kabinetnya lengkap dengan jendralnya juga, ada semacam MPR, DPR... dll. Asrama juga punya "BUMN", yaitu unit usaha yang bisa menghasilkan pemasukan buat asrama, diantaranya mini market, foto copy, laundry dan penyewaan lahan untuk pedagang kecil. Pemasukan dari unit usaha ini digunakan untuk menggaji karyawan dll sehingga menciptakan penurunan 'uang pajak' atau uang sewa asrama, otomatis 'rakyat'nya tak perlu dibebani biaya tinggi untuk tinggal di asrama ini. Mungkin ini adalah asrama termurah di Bandung.
Selain uang asrama yang murah, kata Aden, asrama ini juga 'baik hati'. Berkat pengelolaan keuangan yang baik, asrama telah memberikan penghargaan yang layak untuk para karyawannya yang telah pensiun. Beberapa bulan yang lalu ada tiga orang satpam yang pensiun, dan masing-masing mendapat uang pensiun yang sesuai dengan peraturan ketenaga kerjaan. Puluhan juta telah diterima oleh ketiga karyawan itu, dihitung sesuai dengan masa bakti berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Selain uang pensiun yang lumayan, ketiga pensiunan itu juga mendapat penghormatan di acara 'wisuda karyawan', acara yang meriah dan penuh haru. Untuk pertama kalinya asrama melepas kepergian karyawan yang sudah bekerja dengan penuh tanggung jawab dan kasih sayang.
Aden bilang," Bila sebuah negara dikelola dengan baik, ternyata semua fihak akan merasa diuntungkan dan disejahterakan, ya rakyatnya, pemimpinnya, karyawannya ...". Ah... Aden benar, mungkin para petinggi negara kita perlu belajar dari anak-anak asrama BG. Bahkan menurutku bukan hanya segenap penghuni yang diuntungkan, tetangga negara dan semua fihak yang berinteraksi dengan negara itu akan merasa diuntungkan juga. Contohnya ya aku ini...hehehe, bila nginap di asrama Aden, cukup membayar 10 ribu per orang atau seikhlasnya ...maksudnya dilebihi juga boleh... Murah kan? Tapi ini khusus untuk anggota keluarga penghuni sih...
Mungkin diantara wali mahasiswa yang tinggal di asrama ini, akulah pemegang 'rekor' tertinggi dalam jumlah kunjungan. Yaa, sudah 3 kali Aden sakit, akulah yang menungguinya disini. Bila pameran ke Jakarta, pulangnya musti mampir Aden, apalagi pamerannya cuma di Bandung, wajiblah nginap disini.
Kamar Aden berpindah-pindah sesuai dengan aturan 'menteri' yang menangani hal ini. Kata Aden, biar seluruh penghuni saling mengenal dan akrab semuanya.
Sekarang kamar Aden di lantai empat. Pemandangan indah tersaji disini, bila sore tiba langit kota Bandung berhias cahaya kuning kemerahan memayungi rumah penduduk yang satu-satu mulai menyalakan lampu, diselingi warna pepohonan yang mulai meremang. Angin dingin yang bertiup meninggalkan perasaan 'entah dimana'. Saat malam, langit berhias gemintang memanjakan mata, lebih indah saat purnama, bulan bulat dikelilingi lingkaran pelangi. Pantas saja banyak seniman lahir dari kota ini, dan banyak sarjana hebat berawal dari asrama ini.
Aku suka sekali menikmati 'pemandangan' Aden dengan segala aktifitasnya di kamar asramanya ini. Dia paling betah berada di depan laptopnya, kadang menggambar, kadang main game, kadang chatting dengan teman luar negrinya. Bila aku melihat Aden 'meringkuk' di kasurnya yang tipis di tengah sehingga mirip perahu, aku sering berangan-angan, setelah ini dimana lagi aku akan melihat anak sayangku ini?
Tak terasa waktu, Aden sudah tinggal di asrama Bumi Ganesha selama empat tahun. Sekarang Aden sudah tugas akhir, mendekati lulus. Asrama inipun bakal menjadi tempat yang penuh kenangan buat Aden dan buatku juga. Aku masih suka bertanya dalam hati, setelah ini dimana lagi aku bisa melihat anak sayangku ini? Moga dia selalu berada di tempat yang membuatnya makin dekat dengan Allah, makin meningkatkan kualitas dirinya dan tempat yang bisa mengajarinya hal baik seperti asrama Bumi Ganesha ini.
Asrama terbagi menjadi beberapa 'lantai', yang dimaksud lantai disini adalah dua 'flat' yang dipisahkan oleh balkon. Di balkon yang penuh semilir angin ini penghuninya bisa duduk-duduk ngobrol atau menerima tamu. Masing-masing flat terdiri dari tiga kamar tidur, satu ruang tamu, satu kamar mandi dan satu dapur. Aku sering berandai-andai, nih 'flat' cocok banget dihuni keluarga kecil, satu kamar ibu bapak, satu kamar anak, dan satu kamar buat mushala. Dapurnya tidak terlalu kecil sehingga bisa merangkap ruang makan. Ah... aku memang suka rumah kecil, tidak ribet dan tidak capek membersihkannya.
Di awal-awal kuliahnya, saat pulang ke Malang, Aden paling semangat bercerita tentang asramanya ini. Kata Aden, ini asrama teladan nasional, punya 'sistem pemerintahan' yang dikelola sendiri oleh para penghuninya. Ada presiden dengan kabinetnya lengkap dengan jendralnya juga, ada semacam MPR, DPR... dll. Asrama juga punya "BUMN", yaitu unit usaha yang bisa menghasilkan pemasukan buat asrama, diantaranya mini market, foto copy, laundry dan penyewaan lahan untuk pedagang kecil. Pemasukan dari unit usaha ini digunakan untuk menggaji karyawan dll sehingga menciptakan penurunan 'uang pajak' atau uang sewa asrama, otomatis 'rakyat'nya tak perlu dibebani biaya tinggi untuk tinggal di asrama ini. Mungkin ini adalah asrama termurah di Bandung.
Selain uang asrama yang murah, kata Aden, asrama ini juga 'baik hati'. Berkat pengelolaan keuangan yang baik, asrama telah memberikan penghargaan yang layak untuk para karyawannya yang telah pensiun. Beberapa bulan yang lalu ada tiga orang satpam yang pensiun, dan masing-masing mendapat uang pensiun yang sesuai dengan peraturan ketenaga kerjaan. Puluhan juta telah diterima oleh ketiga karyawan itu, dihitung sesuai dengan masa bakti berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Selain uang pensiun yang lumayan, ketiga pensiunan itu juga mendapat penghormatan di acara 'wisuda karyawan', acara yang meriah dan penuh haru. Untuk pertama kalinya asrama melepas kepergian karyawan yang sudah bekerja dengan penuh tanggung jawab dan kasih sayang.
Aden bilang," Bila sebuah negara dikelola dengan baik, ternyata semua fihak akan merasa diuntungkan dan disejahterakan, ya rakyatnya, pemimpinnya, karyawannya ...". Ah... Aden benar, mungkin para petinggi negara kita perlu belajar dari anak-anak asrama BG. Bahkan menurutku bukan hanya segenap penghuni yang diuntungkan, tetangga negara dan semua fihak yang berinteraksi dengan negara itu akan merasa diuntungkan juga. Contohnya ya aku ini...hehehe, bila nginap di asrama Aden, cukup membayar 10 ribu per orang atau seikhlasnya ...maksudnya dilebihi juga boleh... Murah kan? Tapi ini khusus untuk anggota keluarga penghuni sih...
Mungkin diantara wali mahasiswa yang tinggal di asrama ini, akulah pemegang 'rekor' tertinggi dalam jumlah kunjungan. Yaa, sudah 3 kali Aden sakit, akulah yang menungguinya disini. Bila pameran ke Jakarta, pulangnya musti mampir Aden, apalagi pamerannya cuma di Bandung, wajiblah nginap disini.
Kamar Aden berpindah-pindah sesuai dengan aturan 'menteri' yang menangani hal ini. Kata Aden, biar seluruh penghuni saling mengenal dan akrab semuanya.
Sekarang kamar Aden di lantai empat. Pemandangan indah tersaji disini, bila sore tiba langit kota Bandung berhias cahaya kuning kemerahan memayungi rumah penduduk yang satu-satu mulai menyalakan lampu, diselingi warna pepohonan yang mulai meremang. Angin dingin yang bertiup meninggalkan perasaan 'entah dimana'. Saat malam, langit berhias gemintang memanjakan mata, lebih indah saat purnama, bulan bulat dikelilingi lingkaran pelangi. Pantas saja banyak seniman lahir dari kota ini, dan banyak sarjana hebat berawal dari asrama ini.
Aku suka sekali menikmati 'pemandangan' Aden dengan segala aktifitasnya di kamar asramanya ini. Dia paling betah berada di depan laptopnya, kadang menggambar, kadang main game, kadang chatting dengan teman luar negrinya. Bila aku melihat Aden 'meringkuk' di kasurnya yang tipis di tengah sehingga mirip perahu, aku sering berangan-angan, setelah ini dimana lagi aku akan melihat anak sayangku ini?
Tak terasa waktu, Aden sudah tinggal di asrama Bumi Ganesha selama empat tahun. Sekarang Aden sudah tugas akhir, mendekati lulus. Asrama inipun bakal menjadi tempat yang penuh kenangan buat Aden dan buatku juga. Aku masih suka bertanya dalam hati, setelah ini dimana lagi aku bisa melihat anak sayangku ini? Moga dia selalu berada di tempat yang membuatnya makin dekat dengan Allah, makin meningkatkan kualitas dirinya dan tempat yang bisa mengajarinya hal baik seperti asrama Bumi Ganesha ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar