Dear Allah lovers,
Entah sudah kali ke berapa aku menjalani meditasi jalan dalam meditasi Vipassana, hari minggu kemarin aku jalani berdua dengan Alni, 30 menit meditasi duduk dan 30 menit meditasi jalan. Alni bisa mengikutiku sampai selesai, walau sehabis itu dia mengeluh capek tangannya.
Nah, selama beberapa kali menjalankan meditasi Vipassana, aku merasakan kasih sayang bumi dan keajaiban grafitasinya. Jadi grafitasi bumi itu pertama bisa membersihkan cakra, mulai cakra dasar sampai cakra mahkota, meliputi keseluruhan cakra yang ada di tubuh kita yang entah berapa jumlahnya. Pembersihan cakra ini berjalan dari bawah dari bagian telapak kaki mengalir (aku melihat seperti pancaran cahaya putih) secara vertikal di tubuh sampai ke kepala atau cakra mahkota. Aku tidak tahu bagaimana kok pembersihan seperti ini bisa terjadi, yang jelas aku mengkombinasikan antara miracle walking atau RBA (Rahasia Berjalan Alami) dengan meditasi jalan Vipassana. Keduanya hanya aku pelajari dari youtube dan internet. Jadi bila ingin memperoleh hasil seperti ini sebaiknya memakai cara yang aku pakai, tanpa ditambah dan dikurangi. Tanpa ditambah dan dikurangi ini penting, karena aku sempat menambah dan malah kacau dan tidak berhasil, aku akan ceritakan nanti.
Pembersihan yang kedua yang telah aku alami adalah pembersihan hal negatif yang berada di tubuh fisik kita dan sekaligus di tubuh non fisik kita. Kita tahu di tubuh kita banyak 'sampah' yang musti dibersihkan, secara fisik berada di dalam darah atau tersembunyi di otot tubuh. Sedangkan di tubuh non fisik ada hal negatif seperti rasa takut, trauma, khawatir, dendam, marah, karma, dll. Aku melihat kotoran-kotoran ini berwarna hitam yang membuat berbagai masalah dalam kehidupan, bisa masalah kesehatan atau masalah kejiwaan.
Melakukan meditasi jalan secara benar, sekaligus menjalani RBA secara terus menerus selama 30 menit, telah membuatku kehilangan 'hitam-hitam' itu. Rupanya grafitasi kasih sayang bumi telah menyerap semuanya, kali ini caranya adalah diserap perlahan-lahan seperti spons menyerap air tapi arahnya ke bawah. Aku sendiri mengabaikan saja segala yang aku lihat secara batin itu, tetap fokus di langkah kaki.
Tentang cara meditasi jalan sudah pernah aku jelaskan di tulisanku sebelumnya, silahkan dicari sendiri, sedangkan RBA bisa dipelajari di youtube.
Sebelum melakukan meditasi jalan dan RBA sekaligus, lebih baik berdoa dulu menurut keyakinannya masing-masing, doanya memohon Allah untuk membimbing dalam melakukannya, sudah, doanya jangan diperlebar atau dipersempit ya, bisa tidak berhasil.
Kenapa kok harus pas dan tidak boleh ditambah dan dikurangi? Karena kalau ditambah atau dikurangi bisa tidak berhasil, aku telah membuktikannya.
Ceritanya, ketika aku tahu bila grafitasi bumi itu ajaib, aku sengaja berdiri untuk memulai meditasi jalan dengan berdoa dulu, doaku dengan memohon pada Allah dan meminta bumi untuk membersihkan darahku karena sedang gatal-gatal. Aku bayangkan histamin di dalam darahku akan terbuang dan dinetralisir bumi dan aku menyelesaikan meditasi dengan gatal-gatal yang sudah sembuh.
Ternyata oh ternyata, bumi tidak merespon sesuatu yang dilakukan dengan mengharap pamrih atau tidak ada ketulusan hati di dalamnya, sudah pembersihan tidak terjadi, pikiranku malah kacau dan susah fokus. Akupun buru-buru minta ampun pada Allah dan minta maaf pada bumi. Pikiranku kembali tenang dan aku berjalan meditasi seperti biasa, mengembalikan niatku yang lalu-lalu yaitu untuk lebih mengenal diri sendiri agar lebih mengenal Allah. Aku menikmati saja meditasi jalan dan pikiran terfokus pada langkah kaki dan dalam hati mencatat 'step ... step ... step'.
Pada saat aku telah mengembalikan posisi hatiku seperti biasa, aku menikmati meditasiku yang indah, merasakan kasih sayang bumi dan bumi menyambutku, aku seperti dibawa terbenam di kedalaman dan keluasan kasih sayang Allah yang dititipkanNya di bumi, meraskan kasih sayang Allah menyatu dengan bumi dan aku berada di dalamnya, dalam kasih sayang Allah yang luasnya tak terperikan! Melihat kasih sayang Allah yang menyatu dengan bumi itu susah dilukiskan dengan kata-kata ... bisa menimbulkan salah persepsi bagi yang membaca tapi tidak mengalami. Jadi lebih baik ya mengalami sendiri.
Kesimpulan yang bisa aku ambil, alam semesta itu tidak bisa dibohongi, sekecil apapun akan ketahuan bila tujuan kita melakukan sesuatu sudah tidak tulus, tidak benar, dan menyimpang. Seperti kesalahan yang aku lakukan, bila tujuannya untuk sembuh, untuk dibersihkan atau untuk sehat, maka alam semesta tidak akan merespon. Alam semesta dan seisinya ini diciptakan untuk beribadah kepada Tuhan, maka sebaiknya kita dalam melakukan apapun ya karena beribadah kepada Tuhan saja.
Tuhan telah menetapkan bagi diriNya kasih sayang, maka lakukan apapun atas dasar cinta dan kasih sayang. Ketika kita melakukan meditasi jalan dengan kasih sayang dan ketulusan hati, maka bumi akan membalas kasih sayang kita dengan memancarkan kasih sayang yang lebih besar. Kasih sayang kita dan bumi bertemu, disinilah terjadi segala kebaikan, maka ketika jasmani dan rohani kita membutuhkan sesuatu, bumi akan memenuhinya tanpa kita minta atau kita dikte.
Sederhana sekali sebenarnya. Manusia suka sekali membuat yang sederhana menjadi rumit dan aku telah membuktikan kegagalannya.
Entah sudah kali ke berapa aku menjalani meditasi jalan dalam meditasi Vipassana, hari minggu kemarin aku jalani berdua dengan Alni, 30 menit meditasi duduk dan 30 menit meditasi jalan. Alni bisa mengikutiku sampai selesai, walau sehabis itu dia mengeluh capek tangannya.
Nah, selama beberapa kali menjalankan meditasi Vipassana, aku merasakan kasih sayang bumi dan keajaiban grafitasinya. Jadi grafitasi bumi itu pertama bisa membersihkan cakra, mulai cakra dasar sampai cakra mahkota, meliputi keseluruhan cakra yang ada di tubuh kita yang entah berapa jumlahnya. Pembersihan cakra ini berjalan dari bawah dari bagian telapak kaki mengalir (aku melihat seperti pancaran cahaya putih) secara vertikal di tubuh sampai ke kepala atau cakra mahkota. Aku tidak tahu bagaimana kok pembersihan seperti ini bisa terjadi, yang jelas aku mengkombinasikan antara miracle walking atau RBA (Rahasia Berjalan Alami) dengan meditasi jalan Vipassana. Keduanya hanya aku pelajari dari youtube dan internet. Jadi bila ingin memperoleh hasil seperti ini sebaiknya memakai cara yang aku pakai, tanpa ditambah dan dikurangi. Tanpa ditambah dan dikurangi ini penting, karena aku sempat menambah dan malah kacau dan tidak berhasil, aku akan ceritakan nanti.
Pembersihan yang kedua yang telah aku alami adalah pembersihan hal negatif yang berada di tubuh fisik kita dan sekaligus di tubuh non fisik kita. Kita tahu di tubuh kita banyak 'sampah' yang musti dibersihkan, secara fisik berada di dalam darah atau tersembunyi di otot tubuh. Sedangkan di tubuh non fisik ada hal negatif seperti rasa takut, trauma, khawatir, dendam, marah, karma, dll. Aku melihat kotoran-kotoran ini berwarna hitam yang membuat berbagai masalah dalam kehidupan, bisa masalah kesehatan atau masalah kejiwaan.
Melakukan meditasi jalan secara benar, sekaligus menjalani RBA secara terus menerus selama 30 menit, telah membuatku kehilangan 'hitam-hitam' itu. Rupanya grafitasi kasih sayang bumi telah menyerap semuanya, kali ini caranya adalah diserap perlahan-lahan seperti spons menyerap air tapi arahnya ke bawah. Aku sendiri mengabaikan saja segala yang aku lihat secara batin itu, tetap fokus di langkah kaki.
Tentang cara meditasi jalan sudah pernah aku jelaskan di tulisanku sebelumnya, silahkan dicari sendiri, sedangkan RBA bisa dipelajari di youtube.
Sebelum melakukan meditasi jalan dan RBA sekaligus, lebih baik berdoa dulu menurut keyakinannya masing-masing, doanya memohon Allah untuk membimbing dalam melakukannya, sudah, doanya jangan diperlebar atau dipersempit ya, bisa tidak berhasil.
Kenapa kok harus pas dan tidak boleh ditambah dan dikurangi? Karena kalau ditambah atau dikurangi bisa tidak berhasil, aku telah membuktikannya.
Ceritanya, ketika aku tahu bila grafitasi bumi itu ajaib, aku sengaja berdiri untuk memulai meditasi jalan dengan berdoa dulu, doaku dengan memohon pada Allah dan meminta bumi untuk membersihkan darahku karena sedang gatal-gatal. Aku bayangkan histamin di dalam darahku akan terbuang dan dinetralisir bumi dan aku menyelesaikan meditasi dengan gatal-gatal yang sudah sembuh.
Ternyata oh ternyata, bumi tidak merespon sesuatu yang dilakukan dengan mengharap pamrih atau tidak ada ketulusan hati di dalamnya, sudah pembersihan tidak terjadi, pikiranku malah kacau dan susah fokus. Akupun buru-buru minta ampun pada Allah dan minta maaf pada bumi. Pikiranku kembali tenang dan aku berjalan meditasi seperti biasa, mengembalikan niatku yang lalu-lalu yaitu untuk lebih mengenal diri sendiri agar lebih mengenal Allah. Aku menikmati saja meditasi jalan dan pikiran terfokus pada langkah kaki dan dalam hati mencatat 'step ... step ... step'.
Pada saat aku telah mengembalikan posisi hatiku seperti biasa, aku menikmati meditasiku yang indah, merasakan kasih sayang bumi dan bumi menyambutku, aku seperti dibawa terbenam di kedalaman dan keluasan kasih sayang Allah yang dititipkanNya di bumi, meraskan kasih sayang Allah menyatu dengan bumi dan aku berada di dalamnya, dalam kasih sayang Allah yang luasnya tak terperikan! Melihat kasih sayang Allah yang menyatu dengan bumi itu susah dilukiskan dengan kata-kata ... bisa menimbulkan salah persepsi bagi yang membaca tapi tidak mengalami. Jadi lebih baik ya mengalami sendiri.
Kesimpulan yang bisa aku ambil, alam semesta itu tidak bisa dibohongi, sekecil apapun akan ketahuan bila tujuan kita melakukan sesuatu sudah tidak tulus, tidak benar, dan menyimpang. Seperti kesalahan yang aku lakukan, bila tujuannya untuk sembuh, untuk dibersihkan atau untuk sehat, maka alam semesta tidak akan merespon. Alam semesta dan seisinya ini diciptakan untuk beribadah kepada Tuhan, maka sebaiknya kita dalam melakukan apapun ya karena beribadah kepada Tuhan saja.
Tuhan telah menetapkan bagi diriNya kasih sayang, maka lakukan apapun atas dasar cinta dan kasih sayang. Ketika kita melakukan meditasi jalan dengan kasih sayang dan ketulusan hati, maka bumi akan membalas kasih sayang kita dengan memancarkan kasih sayang yang lebih besar. Kasih sayang kita dan bumi bertemu, disinilah terjadi segala kebaikan, maka ketika jasmani dan rohani kita membutuhkan sesuatu, bumi akan memenuhinya tanpa kita minta atau kita dikte.
Sederhana sekali sebenarnya. Manusia suka sekali membuat yang sederhana menjadi rumit dan aku telah membuktikan kegagalannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar