Tidak ada yang menang dan kalah bila tujuan hidupnya untuk Allah.
Tapi bila tujuan hidupnya untuk jabatan dan kawan-kawannya, maka boleh merasa kalah dan boleh merasa menang, dan itu semua cuma jebakan. Yang kalah merasa tidak terima, menuduh sana sini curang, yang menang bisa sombong. Keduanya menjerumuskan ke dalam kehancuran.
Jadi siapapun yang tujuan hidupnya Allah, pasti akan menerima dengan ikhlas dan lapang dada, tidak merasa menang atau kalah. Karena semua hanya soal pembagian tugas.
Dalam pemilu kali ini kita semua bekerja untuk Indonesia yang lebih baik bukan? Dan ketika kalian beranggapan bahwa hanya pilihan kalianlah yang bisa, dan yang satunya tidak, ini namanya menggantungkan harapan pada makhluk dan merasa kemeruh, lebih tahu dari Allah, saatnya untuk kembali berharap hanya kepada Allah saja. Karena hanya Allah yang tahu dan hanya kepadaNya kita berharap.
Untuk menjadi berguna bagi tanah air, seseorang tidak harus menjadi presiden. Betapa banyaknya jalan untuk berguna bagi bangsa dan negara, maka bila salah satu jalan telah Allah tugaskan kepada seseorang, maka tinggal mencari jalan yang lain. Sesederhana itu sebenarnya bila kita memang hidup benar-benar untuk Allah. Menjadi rumit bila apa yang kita lakukan sudah bukan lagi untuk Allah dan menjadi banyak sekali alasan untuk membantah tulisan Innuri ini. Boleh kok tidak setuju dengan cara pandang Innuri, setiap orang berhak berpendapat bukan? Dan setiap orang yang cerdas pasti tahu konsekuensi dari pendapat dan cara pandangnya sendiri. Bila tidak setuju dengan Innuri, pasti hatinya dipenuhi kegalauan, marah, tidak terima dan gelisah. Masihkah kuat memelihara rasa sakit itu?
Foto: kemarin habis nyoblos, rekreasi ke kebun, lanjut ke pantai dan naik perahu di Ungapan. Aseeek sekali. Terimakasih Allah untuk presiden yang Engkau pilih untuk bangsa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar