Ramadhan sebentar lagi berlalu, air mata jatuh karenanya. Andai setiap bulan adalah ramadhan .....
Kemarin, sewaktu duduk menata parcel, Windy karyawanku berkata dengan berat, katanya ramadhan terasa begitu singkat, dan terasa hampa bila mengingat ramadhan akan segera pergi. Aku larut dalam kalimat-kalimat Windy.
Ramadhan, kedatangannya begitu dinanti dan perginya membuat kita ingin berjumpa dengannya lagi. Karena kedatangannya membawa kebaikan, anugerah, berkah, keajaiban .....dan segala hal baik terkumpul di ramadhan.
Bila ramadhan pergi, kita hanya bisa bertanya kepada diri, sudahkah kita menerima semua kebaikan yang tlah dipersembahkannya pada kita?
Sudahkan Al Qur'an menjadi hiasan hati?
Sudahkah kelembutan rasa menjadi milik hati?
Sudahkan kita terampil menimang nafsu?
Sudahkah tangan kita terhias gelang kasih pada sesama?
Sudahkah ... sudahkah ....
Ramadhan tempat kita berguru. Apakah kita adalah manusia yang dirindukan kehadirannya dan terasa hampa bila kita tiada? Ataukah kita manusia yang dirindukan ketiadaan kita? bahkan alampun enggan menampung jazad kita? (Naudzubillah...) Ataukah ada dan tiadanya diri kita tidak 'ngaruh' sama sekali?
Jadilah seperti ramadhan yang sejuk, si pembawa kebaikan, yang kehadirannya begitu dinanti dan kepergiannya membuat rindu ingin berjumpa lagi.
Di antara semua itu, ramadhan adalah 'guide' yang mengantar kita menuju ridhaNya, bila kita ikhlas menjalankan segala tuntunan Allah selama ramadhan.
Ustadz Virien pernah bilang, ada haji mabrur, begitupun puasa, ada "puasa mabrur" ditandai dengan bertambah baiknya diri kita seusai ramadhan. Bila tidak, berarti kita tak memperoleh banyak hal dari ramadhan ini selain lapar, haus, buka puasa, sahur, lebaran.....
Kalau eyang Syamsul'alam bilang, ramadhan adalah training massal. Setelah ramadhan usai, diharapkan semua 'peserta' bisa menjalankan segala hal yang diajarkan selama masa training itu. Segala yang dilakukan selama ramadhan mustinya tetap dilakukan setelah ramadhan. Bila selama ramadhan rajin shalat malam sebelas rakaat, maka hal ini akan tetap dilakukannya sepanjang tahun hingga bertemu ramadhan lagi. Begitupun 'gaya' bersedekah saat ramadhan, bertutur kata sopan dan menjauhi hal yang sia-sia, dan banyak kebiasaan lain selama ramadhan yang harus kita pertahankan sepanjang tahun dan sepanjang usia kita.
Kita adalah 'alumni' ramadhan, sebuah 'sekolah kepribadian' ciptaan Yang Maha Agung, yuk kita bawa kebaikan 'almamater' kita. Allah Sang Maha Guru akan selalu mendampingi, membimbing dan menolong kita sepanjang usia kita. Tak ada sekolah kepribadian yang lebih hebat dari ramadhan, asalkan kita ikhlas menjadi pesertanya.
Ramadhan, terimakasih
kami akan selalu mengenangmu
dan menjaga apa yang kau bawa
Ramadhan, selamat jalan
teriring cinta dan hormat kami
temui lagi
dalam keadaan lebih baik
lebih shaleh
lebih ikhlas
Ramadhan,
teriring rinduku
selamat jalan sahabat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar