Aku tulis ini untuk sahabatku sayang, mbak Sari yang minta disemangati menghafal quran, dan juga untuk pembacaku sayang semuanya, mudah-mudahan apa yang aku sampaikan ini memberi inspirasi dan semangat dalam mempelajari al quran.
Hmm ..... maksud judulku di atas adalah menghafal al quran sendiri alias tanpa masuk pondok pesantren atau lembaga sejenisnya.
Aku baru hafal 3 juz dan kutempuh dalam 3 tahun, itu sudah membuat aku amat bahagia karena sambil ngapain saja bisa sambil ngaji, mana ngerti artinya lagi. Sesuatu yang tak terbayangkan olehku dulunya.
Awal menghafal 4 agustus 2011 (aku catat baik-baik) , aku memulainya dari juz ama, alasanku karena yang pertama turun adalah ayat-ayat makiyah (yang diturunkan di mekah), dan itu ada di juz ama. Jadi aku bisa menghayati kronologi turunnya ayat-ayat.
Kalau menurut ustadz Virien, kalau mau menghafal al quran, boleh dimulai dari surat mana saja yang disukai, tidak harus dari juz 1 , 2 , 3 atau dari juz 30 sepertiku.
Ohya, perlu dicatat juga, aku menghafal di usia duapuluh dikali dua ditambah sekian ...... hehehe, aku mulai menghafal saat otak sudah susah diajak mengingat apalagi menghafal, karena sudah tidak remaja dan tidak muda lagi, tapi tetap masih anak-anak, yaitu anaknya ibuku .... hehehe.
Selain usia yang sudah banyak kepalanya, aku juga tidak lancar membaca al quran. Ketahuan deh Indah , maluuuu sebenarnya (pingin ngumpet di lemari), tapi aku harus jujur biar kalian mengerti bahwa tidak lancar membaca al quran, tidak tahu tajwid, tidak bisa melafalkan huruf arab dengan prononcation yang benar (apa sih istilahnya ?), semua itu bukanlah alasan dan bukan pula kendala dalam menghafalkan al quran.
Tapi keraguan terbesarku saat itu adalah, mampukah aku yang sudah setua ini menghafal ? Dan muncul jawaban / bisikan di hatiku bahwa bukanlah usahaku yang membuatku bisa menghafal al quran, melainkan Allahlah yang 'meletakkan' al quran itu di dadaku, dan al quranpun juga memilih kepada siapa dia 'memberikan' kalimat kalimatnya. Sebenarnyalah yang kita lakukan cuma 'menyediakan diri' untuk 'ditempati' Al Quran. Selanjutnya hanyalah Allah yang memproses 'copy paste' nya al quran ke dalam hati dan pikiran kita.
Kalimat yang aku garis bawahi dan aku cetak tebal itu adalah filosofi dasar yang musti difahami dulu buat kalian yang punya niat menghafal al quran. Ohya, jangan lupa NIATnya musti karena Allah saja loh yaaa, bukan karena disuruh orang tua, bukan karena ingin memberi contoh buat anak-anak, bukan karena pacar, bukan karena apapun selain Allah.
Nah, setelah memahami filosofi dasarnya dan niatnya sudah lurus karena Allah, sekarang tinggal melaksanakan saja.
Jangan lupa berdoa memohon perlindungan diri dari godaan syetan atas semua yang kita niatkan dan kita lakukan. Boleh ditambah doa ala Innuri ini :
"Ya Allah, jadikanlah al quran itu pikiranku, perasaanku, lisanku dan perbuatanku".
Setelah itu pilih metode menghafalnya. Yang ini aku tidak bisa cerita banyak, karena aku cuma kenal satu metode, yaitu metodeku sendiri.
Metodeku ini berangkat dari ide di masa remaja dulu. Dulu di tahun 80-an, kalau ada lagu baru yang populer, spontan dimana-mana diputar lagu itu, ya di radio tetangga, di televisi, di tape recorder orang hajatan, dll, sampai karena seringnya mendengar, jadi hafal tanpa menghafal.
Nah, itu dia metodenya, "hafal tanpa menghafal". Cerdik kan ?
Yang aku lakukan, browsing di youtube mencari murattal yang aku suka, dan bertemulah dengan Syeh Misary Alafasy. Setiap pagi aku mendengarkan target hafalanku dari video Syeh Misary, mendengarkan saja selama beberapa hari. Lama-lama jadi setengah hafal. Bila sudah setengah hafal, aku menghafalnya dengan sengaja berikut arti per katanya dari buku terjemah al quran secara lafdziyah.
Setelah hafal, aku setor hafalan ke ustadz Virien. Walaupun judulnya menghafal al quran selfie, aku tetap menganjurkan kalian punya ustadz. Peran ustadz disini untuk mengontrol bacaan , membantu memahami tafsir, juga jadi teman berdiskusi saat bertemu hafalan yang susah, dll. Kalau tidak punya ustadz, berdoa saja meminta sama Allah dikasih ustadz yang ganteng dan asyik , eit .... maksudku minta dikasih ustadz yang benar-benar faham akan ilmu agama.
Saat menghafal surat yang baru, jangan lupa memelihara bacaan surat lama yang terlebih dulu dihafal. Yang dibutuhkan disini adalah keikhlasan / kerelaan hati untuk mengijinkan ayat-ayat itu bertempat di pikiran dan hati kita, tidak merasa terpaksa walaupun harus mengulang-ulang bacaan, dan tidak merasa terbebani dengan bacaan itu. Senang karena al quran 'bertempat' di hati dan pikiran kita, dan senang pula dalam memeliharanya.
Menghafal al quran dengan cara dilagukan, mempermudah kita dalam mengingat panjang pendeknya bacaan, dan juga memudahkan dalam menghafal itu sendiri. Selain itu juga lebih enak didengar, minimal dinikmati sendiri.
Untuk orang yang tidak mengerti tajwid sepertiku, ternyata dengan berjalannya hafalan, jadi mengerti juga meskipun tidak sesempurna ahlinya. Ustadz Virien bilang ; Allah Maha tahu kalau lidahnya bunda lidah jawa, bukan lidah arab. Yaaa, ustadzku memang baik, sabar dan tahuuu saja cara memotivasi murid cantiknya ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar