Keajaiban Berhati Lapang (2)
#innuriinspirasi
Ini cerita sahabatku , mba Rani Setyowati :
Bu, baca postingannya yang ttg keajaiban memaafkan. Saya gatel mau cerita. Saya kan mulai dagang pakaian anak. Saya posting dagangan di sebuah grup. Ada seorang yang komentar, bukan tanya barangnya, tp tanya dimana lokasi rumah saya. Maksudnya mau langsung ambil. Niatan saya berjualan hanya online saja. Karena di rumah saya egonya mau prioritas ke anak saya. Selain itu, juga tidak ada tempat untuk display, jadi barang dagangan saya ngelimpruk di kamar saya di lantai atas, sedangkan ruang tamu ada di bawah penuh dengan barang ibu saya (ibu saya penjahit, pasti sudah bisa dibayangkan bgmn rumah penjahit). Kebetulan juga sedang hamil tua, yang alhamdulillah dapat yang gampang capek, nggak kuat berdiri.
Kembali ke orang tadi, saya jawab pertanyaan beliau dengan mengatakan bahwa saat ini saya hanya melayani online saja. Dijawab lagi: kenapa mba? Kan enak di mba gak perlu repot. Saya jawab: tidak apa Bu, belum berminat saja. Dijawab lagi: kalau nggak tahu rumahnya gini susah, repot nanti kalau ada apa-apa, ya sudah gak jadi beli. Saya jawab: iya Bu tidak apa, maaf sudah merepotkan. Ini dia nggak ada tanya barang jualan saya sekali ya, cuman tanya lokasi dan berakhir seperti itu. Dan setelah komentarnya, yang lain mengikuti dengan komentar: gak jadi nyimak ah/saya jadi awang2en mau beli baca komentar di atas/enakan ke rumah sambil lihat barang lain. Saya esemi saja, sambil jawab: maaf ya Ibu-Ibu utk saat ini saya memang belum melayani untuk COD atau ambil ke rumah, tidak apa kalau awang2en. Ada juga pedagang lain yg langsung terang2an promosi di lapak saya, bilang: ke tempat saya saja Bu, bebas bisa lihat barang ke rumah. Malah saya timpali: ini lo monggo di tempat bapak (orangnya saya tag) bisa ambil di rumah.
Saya hanya berpikir, ya rejeki saya belum sama beliau-beliau. Dan saya malah senang dibuat nggak jadi transaksi dengan beliau. Pasti semua ada alasannya.
Dan yang terjadi tidak lama setelah itu adalah dagangan say diborong habis sama orang lain, tanpa tawar, tanpa ba bi bu lsg deal dan kirim, setelah kirimpun beliau puas.
#innuriinspirasi
Ini cerita sahabatku , mba Rani Setyowati :
Bu, baca postingannya yang ttg keajaiban memaafkan. Saya gatel mau cerita. Saya kan mulai dagang pakaian anak. Saya posting dagangan di sebuah grup. Ada seorang yang komentar, bukan tanya barangnya, tp tanya dimana lokasi rumah saya. Maksudnya mau langsung ambil. Niatan saya berjualan hanya online saja. Karena di rumah saya egonya mau prioritas ke anak saya. Selain itu, juga tidak ada tempat untuk display, jadi barang dagangan saya ngelimpruk di kamar saya di lantai atas, sedangkan ruang tamu ada di bawah penuh dengan barang ibu saya (ibu saya penjahit, pasti sudah bisa dibayangkan bgmn rumah penjahit). Kebetulan juga sedang hamil tua, yang alhamdulillah dapat yang gampang capek, nggak kuat berdiri.
Kembali ke orang tadi, saya jawab pertanyaan beliau dengan mengatakan bahwa saat ini saya hanya melayani online saja. Dijawab lagi: kenapa mba? Kan enak di mba gak perlu repot. Saya jawab: tidak apa Bu, belum berminat saja. Dijawab lagi: kalau nggak tahu rumahnya gini susah, repot nanti kalau ada apa-apa, ya sudah gak jadi beli. Saya jawab: iya Bu tidak apa, maaf sudah merepotkan. Ini dia nggak ada tanya barang jualan saya sekali ya, cuman tanya lokasi dan berakhir seperti itu. Dan setelah komentarnya, yang lain mengikuti dengan komentar: gak jadi nyimak ah/saya jadi awang2en mau beli baca komentar di atas/enakan ke rumah sambil lihat barang lain. Saya esemi saja, sambil jawab: maaf ya Ibu-Ibu utk saat ini saya memang belum melayani untuk COD atau ambil ke rumah, tidak apa kalau awang2en. Ada juga pedagang lain yg langsung terang2an promosi di lapak saya, bilang: ke tempat saya saja Bu, bebas bisa lihat barang ke rumah. Malah saya timpali: ini lo monggo di tempat bapak (orangnya saya tag) bisa ambil di rumah.
Saya hanya berpikir, ya rejeki saya belum sama beliau-beliau. Dan saya malah senang dibuat nggak jadi transaksi dengan beliau. Pasti semua ada alasannya.
Dan yang terjadi tidak lama setelah itu adalah dagangan say diborong habis sama orang lain, tanpa tawar, tanpa ba bi bu lsg deal dan kirim, setelah kirimpun beliau puas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar