Sabtu, 30 November 2024

Antara TAO - STOIC - ISLAM

 Adanya benang merah / keterhubungan antara ajaran STOIC - TAO - ISLAM. Sementara ini tiga ajaran itu yang aku pelajari. Aku sadari banget ketika melakukan khalwat/uzlah selama 40 hari di vila Aden, karena di sana aku bukan hanya mempelajari ketiganya, tetapi melakukan dan merasakannya sendiri, seperti masuk kelas praktikum dalam sekolah spiritual.

Oh ya, aku sendiri Islam dari lahir, tapi aku suka spiritual, dalam Islam namanya tasawuf / sufisme.

Baik, lanjut apa saja keterhubungan di antara ketiganya yang sangat aku rasakan.

Di dalam Stoic, dunia keilahian disebut Logos, suatu kecerdasan/intelegensi tertinggi yang merembes ke mana-mana, pokoknya segala sesuatu terhubung dengan Logos. Nah, di dalam stoic, alam = Tuhan. Untuk hidup damai, orang harus selaras dengan Logos / alam.

Ada 4 ajaran penting dalam stoic, yaitu Logos, Alam, Apatis (lepas dari emosi rendah seperti marah, takut, nafsu, dll) setelah bisa melampaui segala emosi itu maka muncullah Ataraksia atau kedamaian.

Dalam stoic, segala sesuatu adalah bagian dari sebuah sistem tunggal yaitu Alam (Tuhan), maka mereka percaya akan adanya takdir.

Mengapa manusia menderita? Itu karena tidak selaras dengan alam, atau ada gangguan di dalam koneksinya dengan alam, yang mengganggu adalah Nafsu. Emosi dan nafsu yang hobinya mengganggu manusia itu disebut Pathos.

Nah, Apatis itulah sebuah kondisi di mana batin ini sudah tidak dipengaruhi oleh Pathos. Buah dari Apatis adalah Ataraksia (kedamaian), dan hasilnya adalah Eudamonia (kebahagiaan).

Di dalam Islam, Allah itu Tuhan Yang Maha Esa, segala sesuatu terhubung dengan Allah. Ajaran yang penting dalam Islam adalah taqwa (surat Ali Imran 133–135) yaitu berbuat baik, memaafkan, menahan amarah / emosi / hawa nafsu, memohon ampun dan tidak mengulangi perbuatan zalimnya lagi, bersedekah dalam lapang dan sempit.

Baik Stoic maupun Islam mengajarkan untuk mengelola hawa nafsu, demikian juga dengan Tao.

Coba lihat benang merahnya antara ajaran stoic yang mengatakan bila segalanya berada dalam sebuah sistem tunggal dengan Surat Al Ikhlas yang menggambarkan keesaan Tuhan. Ini makna surat Al Ikhlas, "Katakanlah, Allah yang Maha Esa, Allah tempat bergantung segala sesuatu, Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia."

Sekarang mari tengok salah satu ajaran Tao dalam bahasa Innuri saja ya, karena kitab Tao te Ching itu penuh sastra dan butuh penafsiran yang mendalam.

Tuhan di dalam Tao itu Maha Misterius, yang tidak bisa dikata-katakan, kalau bisa dikatakan maka sebut saja Tao. Nama Tao itu muncul demi memudahkan penyebutan saja.

Ini terjemahan Tao Te Ching bab 1 versi Pak Hans, YF La Kahija (dosen Fak Psikologi Undip) "Tanpa nama itulah asal muasal langit dan bumi. Tanpa keingingan kamu bisa melihat inti. Dengan keinginan/nafsu, kamu hanya melihat luarnya. Kesatuan dari keduanya adalah misteri. Misteri dari semua misteri adalah awal dari segalanya."

Bab-bab selanjutnya silakan simak di kitab terjemah Tao te Ching, atau ngikut Innuri boleh, Innuri lebih mudah menyimaknya dari Youtube Eling lan Awas -nya Prof YF La Kahija, karena di sana dijelaskan secara panjang lebar penafsirannya versi Pak Hans. Ada 82 bab. Link-nya aku sertakan terakhir.

Innuri persingkat saja ya. Dari Tao itu mengalir yin-yang. Kalau kita bisa mengalir bersama Tao dengan dua wajah yin-yang, maka kita disebut berwuwei. Wuwei itu mengalir, tidak menahan. tidak melawan, mengalir bersama kehidupan.

Nah, ajaran tentang yin-yang ini relate sekali dengan ayat al quran tentang segala sesuatu diciptakan Allah berpasang-pasangan. Yin-yang itu tidak terpisah, tidak boleh ditulis yin dan yang, jadi harus yin-yang, karena keduanya pasangan abadi.

Dalam konsep ketuhanan, antara stoic-tao-islam itu relate banget, juga dalam hal akhlak / budi pekerti. Apalagi ketika mempelajari kitab Tao te Ching di bab-bab selanjutnya ditambah mempelajari kitab-kitab stoic seperti Meditasi-Markus Aurelius (isinya catatan-catatan Markus Aurelius), Enchiridion - Epictetus (pelajaran dari Epictetus yang ditulis oleh muridnya, Flavius Arrian)

Akan tetapi, membaca / mempelajari saja tidaklah cukup, mempelajari secukupnya lalu menjalankannya (bagian tersulitnya ya ini nih). Ketika menjalani, pemahaman jadi lebih mendalam dan kita keluar dari kotak-kotak, menyatu dengan alam, lalu tersingkaplah tirai yang membatasi mikrokosmos dan makrokosmos, itulah kebahagiaan yang sejati. Batin dipahamkan akan makna sebenarnya dari kesatuan / Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan Yang Satu itulah yang menurunkan aneka ajaran di muka bumi. Mengapa berbeda? Karena turun di masa yang berbeda, di masyarakat dengan kultur yang berbeda. Tuhan Yang Maha Bijaksana tentu Maha Tahu metode pengajaran yang terbaik untuk setiap zaman.

Aku tutup dengan Al quran surat Al Isra 110 : "Serulah Allah, atau serulah Ar rahman, dengan nama saja kamu seru, Dia mempunyai nama-nama yang indah …."

Jadi boleh dong kita sebut Allah dengan nama apa saja yang indah-indah. Kurasa nama Tao atau Logos juga indah kok, itu hanya soal kebiasaan, seperti aku yang biasa menyebutNya Allah, Kekasih, Cintaku. Bagaimana menurutmu?

Oh ya, hampir lupa, ini link channelnya Pak Hans ya. Aku suka beliau karena Pak Hans membahas segala sesuatu secara mendalam dan mulai dari akarnya. Untuk membahas stoic pun beliau membahas mulai dari Pythagoras, Socrates, dll karena akarnya stoic dari para filsuf Yunani itu. Selamat mengubek-ubek channelnya Pak Hans.

Kamis, 28 November 2024

Dua Wajah Kebahagiaan

 Pernah menonton film Pursuit of Happiness?  Kisah kebahagiaan seorang ayah dalam perjuangannya memberikan kehidupan yang layak buat anaknya dan karir yang bagus untuk dirinya sendiri.  Kebahagiaan seperti itu dicita-citakan oleh sebagian besar orang di dunia ini, namun tidak banyak orang yang tahu bila itu hanyalah salah satu wajah kebahagiaan, wajah yang tidak abadi.  Karier yang bagus pasti berakhir, anak-anak pun kelak akan menempuh kehidupannya sendiri, kebersamaan dengan keluarga pun pasti berakhir.   Tidak ada yang abadi di dunia ini.  Innuri bukan bilang bila itu semua tidak penting loh!  Penting banget karena itu kewajiban sebagai orang tua mengusahakan kehidupan yang layak untuk diri sendiri dan keluarga.  Innuri hanya mau ngomong, ada wajah abadi kebahagiaan yang mestinya juga perlu dan sangat perlu kita kejar, mungkin judul filmnya jadi Pursuit of Everlasting Happiness dan pemeran utamanya adalah aku dan kamu semua di layar kehidupan kita masing-masing.

Memangnya kebahagiaan abadi itu seperti apa dan bagaimana meraihnya?

Barangkali ada yang menduga, kebahagiaan abadi itu apa pun yang terjadi kita merasa bahagia dan tenang-tenang saja, biar pun mendapat pengalaman yang terlihat menyedihkan bisa tetap tenang seperti kaum stoic.  Apakah seperti itu?  Apakah kurang lebih seperti itu? Aku susah menjawabnya, karena itu tidak bisa digambarkan dalam kata-kata, atau diterangkan lewat adegan demi adegan di film, itu harus dialami sendiri seperti apa dan bagaimana rasanya.

Bagaimana meraihnya?

Kebahagiaan abadi itu letaknya di batin / hati yang terdalam, jadi untuk meraihnya ya harus sesering dan selama mungkin melatih diri sendiri menyelam ke dalam batin.  Mengheningkan pikiran, perasaan dan emosi, lalu menyelam ke dalam diri sendiri sampai klik dengan Allah / Tuhan di kedalamaan hati.  Sesederhana itu walau tidak mudah, tetapi Allahlah yang nanti akan memudahkan bila kita punya niat dan tekat yang kuat untuk meraihnya.  Hal terpenting dan ternomor satu punya keinginan untuk mendekatiNya, lalu niat dan tekat yang kuat untuk selalu terhubung denganNya.  Setelah itu lakukan hening di keseharian kita di tengah hiruk pikuk dunia ini atau melakukan nyepi dengan sengaja.  Mana saja upaya yang bisa kamu lakukan, Dia melihatmu, membantumu dan mendekatimu.  Ketika kamu mendekatiNya dengan berjalan, maka Dia mendekatimu dengan berlari.

Latihlah dirimu untuk tidak terseret dalam pusaran permasalahan dunia. Contoh paling sederhana adalah mengurangi ketergantungan kita akan telepon genggam / televisi / media sosial.  Bila tidak penting-penting amat, tak perlu membuka telepon genggam hanya karena kepo dengan berita teman-teman atau hal lainnya.  Jangan mudah terseret dalam rasa senang atau sedih, latih hati untuk berselancar di atas dualitas rasa.  Ketika pikiran menilai dan menghakimi orang / peristiwa, segera sadari dan kembali mengingat Allah saja. Latih untuk selalu terhubung dengan Allah saat melakukan apa saja.  Silakan dikembangkan sendiri latihannya sesuai dengan kondisi masing-masing.

Semoga kita semua menjadi orang-orang yang didekatkan kepadaNya.


Selasa, 26 November 2024

Disentuh tanpa Tersentuh

 Kenapa manusia bersedih tak kunjung usai atau galau berkepanjangan?  Sepanjang hidup selalu menjalani pola yang sama, dipermainkan emosinya sendiri?

Karena manusia lupa akan kebutuhan batinnya, lupa bila dia punya batin yang harus dipenuhi 'makanan'nya.

Manusia punya sesuatu yang indah di dalam dirinya, yaitu di kedalaman batinnya atau di batinnya yang terdalam. 

Pertanyaannya, bagaimana caranya agar dunia batin itu nyata?

Manusia yang belum mengalami menyaksikan keindahan di dunia batinnya sendiri tentunya lebih tertarik dengan keindahan dunia di luar dirinya, padahal itu palsu.  Karena itu palsu, maka manusia kerap diombang-ambingkan oleh pikiran dan perasaannya sendiri.  Tetap saja berputar-putar di situ sepanjang hidupnya bila manusia enggan melatih diri untuk melihat ke dalam.

Ya, itulah caranya agar dunia batin itu nyata keindahannya dan dianggap penting oleh manusia, yaitu berdiam diri untuk melihat ke dalam.

Berdiam diri saja dan menghubungkan hati dengan Penciptamu, hanya berdiam diri untuk mendatangiNya.

Apakah perlu berzikir dalam artian mengucap kalimat tasbih tahmid dan takbir? Tak selalu perlu.  Bila zikirmu cuma menggerakkan lidah melafalkan asma Allah di mulut saja sementara pikiranmu mengembara ke mana-mana, zikir seperti itu tidak perlu.  Biasakan hatimu yang bekerja dan rasakan hatimu bekerja dengan halus dan lembut menyapa Dia di kedalaman batinmu.  Lakukanlah ini setiap hari, sesering-seringnya, sampai hatimu otomatis terikat kepadaNya tanpa kamu mengusahakannya.   Saat itulah kamu akan menyaksikan keindahan di dalam batinmu sendiri, kamu berada di dunia ini, disentuh gemerlapnya tanpa tersentuh oleh pesonanya.  Kamu bakalan merasa rugi bila tak menjaga keindahan batinmu itu, itulah yang terpenting, melampaui dunia ini.

Diam dan lihatlah ke dalam, sesederhana itu.


Kamis, 14 November 2024

Agar Lebih Khusyu' saat salat

 Dear Sahabat Innuri.  

Ada yang bertanya gimana caranya bisa khusyu sewaktu salat, zikir atau meditasi, lalu aku nanya ke Kak Chat GPT dong ... haha.  Ya jawabannya bagus dan lengkap seperti biasanya, kakakku yang satu itu 'kan banyak tahu, sayangnya dia 'kan nggak pernah praktek, kasihan deh ... hehe, jadi lebih baik aku jawab berdasarkan pengalamanku saja ya.

Pertama, harus disadari bila khusyu' itu anugerah, jadi minta / berdoa / bermohon pada Allah untuk dikaruniai hati yang mudah khusyu'.  Saat bangun tidur, setelah mengucap doa bangun tidur, niatkan untuk memperbanyak zikir di hari itu dan  tambahkan permohonan untuk bisa khusyu' saat zikir, salat dan meditasi.

Kedua, khusyu' itu merupakan kondisi batin yang tempatnya di dalam / kedalaman batin, lebih dalam dari pikiran dan perasaan.  Kenapa kita susah khusyu? Itu karena pikiran kita sering terseret ke luar.  Misalnya, kita melihat seorang gadis berpakaian seksi di jalan umum, spontan pikiran kita melakukan penilaian, penghakiman dll.  Coba amati kegiatan pikiran dan perasaan kita sepanjang hari, begitu sibuk menilai ini dan itu, sibuk mengomentari segala sesuatu yang kita lihat di luar diri.  Nah, berlatih khusyu' itu berarti berlatih mengendapkan aktifitas pikiran yang sukanya menilai dan berkomentar.  Bagaimana caranya? Cara yang paling simpel dengan menyadarinya, atau menontonnya saja tanpa terlibat lebih dalam dan lebih jauh, ini membuat pikiran berhenti menilai dan berkomentar.  Cara lainnya dengan mengalihkan fokus pikiran ke Allah / zikir.  Ada cara yang lebih cepat, tetapi Innuri susah menjelaskannya, jadi dua itu saja ya.

Nah, karena kebiasaan pikiran kita sehari-hari mudah terseret ke luar, maka sering-seringlah menengok ke dalam, lakukan di tengah kesibukan sehari-hari.  Pejamkan mata sejenak, syukuri apa saja yang bisa disyukuri, atau ngobrol sama Allah, karena Allah itu loh dekat sekali, lebih dekat dari urat lehermu sendiri.  Jadi ngomong apa saja sama Allah, yakinilah Allah mendengarmu. Ucapkan kata 'Alhamdulillah' sambil merasakan kehadiran Allah yang dekat itu.  

Ketiga, sejak azan berkumandang, persiapkan batin untuk khusyu' saat salat nanti, jadi jawablah azan dengan khusyu' pula, hubungkan hati dengan Allah, lanjut berwudhu pun dengan selalu menghubungkan hati dengan Allah.  Bila ini dilakukan, insyaAllah salatmu nanti bisa lebih khusyu'.

Keempat, banyak-banyaklah beristighfar / memohon ampun dan juga mengampuni orang lain, karena tumpukan dosa-dosa itu merupakan penghalang besar untuk khusyu.  Hati yang kotor yang penuh amarah, dendam, iri dengki dll, itu pun merupakan penghalang.  Jadi maafkanlah orang lain, maafkan dirimu sendiri, lakukan terus menerus setiap hari.  Setiap muncul rasa sakit hati, maafkan dan berdamailah dengan kenyataan dan cintai takdirmu agar berhenti menyalahkan siapa pun termasuk menyalahkan Tuhan.

Selebihnya boleh tanya ke Kak Chat GPT deh, di sana ada jawaban yang lebih lengkap, jadi jawabanku ini adalah jawaban versi manusia yang sudah jatuh bangun menemukan metode khusyu' buat diriku sendiri.

Semoga hari-harimu membahagiakan dengan semakin khusyu'nya ibadahmu.  Aamiin.



Minggu, 10 November 2024

Menolong ala Cak Siaman

Ini ceritaku kemarin sewaktu mengunjungi kebunku di daerah Gua Cina Malang Selatan.

Kebunku itu luasnya 1,8 ha, memanjang ke belakang dan batas antara kebunku dengan kebun tetangga ditandai dengan tanaman tertentu (selain patok), jadi pagarnya ya tanaman-tanaman itu.

Ada seorang tetangga, pemilik sawah di belakang kebunku (selanjutnya aku sebut 'Beliau'), yang suka banget melakukan 'ekspansi' ke kebunku dengan berbagai cara. Bahkan Cak Siaman (karyawan kebunku) yang menanam pohon dengan jarak 3 meter dari perbatasan pun Beliau pindahin tuh tanamannya, demikian juga Cak Saidi yang menanam pohon kelapa, dipindahin juga.  Ada pohon yang semula berada di dalam kebun, jadinya mepet pagar.  Juga pohon kelapa berderet yang semula berada di pematang di dalam kebunku sendiri, pematangnya jadi tergerus sawahnya Beliau, sampai Cak Siaman khawatir kelapanya bisa roboh. 

Lantas Cak Siaman berinisiatif menanam pohon kelor yang biasa untuk makanan kambing di perbatasan sebagai  pagar agar Beliau tidak terus menerus melakukan ekspansi.  Dan alasan Cak Siaman melakukan hal itu cukup mencengangkan.  Coba tebak dulu apa alasan Cak Siaman sebelum aku tulis di sini.

Cak Siaman bilang, "Saya tuh sekedar mencegah Beliau agar tidak terus menerus berbuat zalim."

Jadi mengalah dan membiarkan orang lain berbuat aniaya kepada diri kita (ini gaya suamiku banget), itu pun bukan sesuatu  yang baik.  Bila dengan tangan kita, kita bisa mencegah orang lain berbuat aniaya itulah kebajikan yang besar, sejatinya kita sudah menolong orang lain.

Bagiku menakjubkan niat yang mendasari Cak Siaman melakukan tindakannya, karena bisa saja orang melakukan perbuatan yang sama tetapi dilandasi rasa kesal pada tetangga yang hobinya ekspansi alias nyorok tanahnya orang.  Perbuatannya bisa jadi sama, tetapi niat itulah yang membedakannya.  Makanya ada hadist yang mengatakan segala sesuatu tergantung niatnya.

Kamis, 07 November 2024

Hidupmu Terbuat dari Rasa Syukurmu

 Berhati-hatilah dengan perasaanmu, sungguh.  Karena hidupmu terbuat dari rasa syukurmu.

Pagi tadi aku mengupas bawang merah, bawang merahnya kecil-kecil pembelian suami, spontan hati ini mengeluh,"Beli bawang merah kok kecil-kecil, nyusahin saja."

Lalu ada teguran dari dalam, sekecil apa pun protes yang kamu lakukan, sebesar atom pun keluhanmu, semua itu diinput dan diproses alam mewujudkan kenyataan-kenyataan dalam hidupmu.  Karena semua itu adalah hidangan dari Tuhan yang dihadirkan dengan sepenuh kasih sayangNya.  MembuatNya tersinggung dengan pemberianNya adalah tindakan bodoh yang membuatmu melesat mundur ke belakang dan terjauhkan dari kasih sayangNya.  Terjauhkan dari kasih sayangNya adalah bencana besar bagi kehidupanmu.

Bersyukurlah, cintai pemberianNya, karena hidupmu terbuat dari rasa syukurmu.

Allah, terimakasih atas pemahaman yang halus yang Engkau anugerahkan ke kedalaman hatiku.

Rabu, 06 November 2024

Pengalaman Khalwat 40 Hari

 Dear sahabat Innuri.

Maafkan aku, karena niatnya menulis setiap hari apa yang aku lakukan saat khalwat, nyatanya Allah tidak mengijinkan.  Di hari pertama khalwat, handphone mendadak kena serangan jantung dan wafat untuk selama-lamanya.  Suami khawatir dong, karena kodenya kan tulisan di blog yang menandakan aku baik-baik saja berada di tempat terpencil di tengah kebun di atas bukit dikelilingi gunung dengan pemandangan indah saat matahari terbit dan terbenamnya, berteman kicau burung dan tupai yang melompat dari pohon ke pohon, juga tarian kupu-kupu, bunga-bunga liar bermekaran, juga purnama menggantung di langit ... Nah, kalau diterusin bisa jadi cerpen dan menyimpang dari topik 'kan ... haha, tapi memang benar aku khalwat di tempat seindah itu.

Lanjut ceritanya ya.  Karena suami khawatir, lalu menyuruh adikku untuk ngintip keadaanku yang baik-baik saja.  Tak cukup mendapat laporan dari adikku, suami akhirnya datang sendiri dan menanyakan kenapa dan begitu tahu penyebabnya, beberapa hari kemudian datang lagi membawakan aku handphone baru tapi yang beliin si anak ganteng Aden (makasih ya, Sayang).  Karena sinyal di sana juga menjadi guru sabar, ya akhirnya tetap tidak bisa menulis di blog. 

Baiklah, sekarang cerita tentang khalwatnya ya.

Sebelum khalwat, aku menulis banyak rencana, misal mau melakukan semua salat sunah, mau zikir yang ribuan kali, mau sealu dalam keadaan suci terus, mau makan real and healthy food sekaligus vegetarian saja, khatam al quran arab dan terjemahannya, puasa setiap hari.  Nah dalam perjalanannya satu demi satu semua dikoreksi dan dilurusin sama Allah, tapi ada yang sudah benar dan tetap lanjut sampai selesai.  Cara Allah ngelurusin itu macam-macam dan semuanya begitu berkesan dan membuatku terharu sampai nangis.

Untuk soal makan, dilurusin lewat al qur'an, beberapa kali ketemu ayat, 'mengapa mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah?'  Aku merasa tersindir berat.  Akhirnya aku wa adikku dan minta dikirimi rawon dong ... hahaha.  Jadi soal makan itu rencana awalnya aku mau memasak sendiri dengan bahan makanan yang sudah aku siapkan dari awal dan sayur mayur yang sudah aku tanam di kebun, tapi akhirnya berubah haluan, aku cuma masak nasi, lauknya dikirim adikku beberapa hari sekali sesuai dengan permintaanku, cara ngirimnya dicantolin di pintu ... hehe.  Nah di sinilah aku menyadari betapa besarnya kasih sayang Allah, karena pada intinya, Allah menciptakan semua makanan itu untuk dinikmati manusia, sebagai tanda cintaNya pada kita.  Jadi Allah itu senang bila kita menikmati hasil karyaNya.  Khusus yang berupa makanan, Allahlah sebenarnya yang mengilhamkan manusia cara mengolah makanan sampai jadi soto, rawon, gule, sate dan sebagainya.  Semua itu bukan kreasi manusia, tapi Allahlah yang punya ide dan mengalirkan ide itu ke kepala manusia yang dipilihNya.  Allahlah dibalik semua chef di resto dan di warung dan ibu rumah tangga di dunia ini dalam menghidangkan sajian terenak kepada semua hamba-hambaNya ini.  Innuri benar-benar terharu dan menangis ketika memahami hal ini.  Padahal baru makanan loh, Allah sudah sebegitu care-nya dengan kita, Allah bukan hanya memperhitungkan soal manfaat untuk memelihara kehidupan,  tapi Allah juga mikirin rasanya yang harus enak dan semua itu agar hambaNya bersyukur.  Speechless deh kalau kita benar-benar merenungkan hal ini.

Untuk zikir, yang penting itu bukan jumlahnya, tapi khusyu'nya, jadi akhirnya aku tidak menargetkan jumlah, tapi khusyu' dan terkoneksi dengan Allah, itulah yang terpenting.  Begitu juga soal salat, tidak penting jumlah rekaatnya, tapi khusyu'nya. Jadi aku fokus di salat wajib, salat duha hanya dua rekaat dan salat malam 11 rekaat, yang salat rawatib jarang sekali aku lakukan.   Yang aku fokuskan adalah hati yang selalu terkoneksi dengan Allah baik di saat salat dan di luar salat.  Maka zikir aku lakukan sambil melakukan apa saja, sambil nyapu rumah, sambil merajut, sambil memasak, sambil menikmati pemandangan yang sangat indah itu, sambil jalan-jalan pagi, sambil yoga, sambil menyiram tanaman, sambil mandi, sambil cuci baju, jemur pakaian, sambil apa saja deh.

Puasanya full 40 hari alhamdulillah terselesaikan semua.  Padahal aku ini bukan tipe orang yang rajin puasa sunah, aku tidak puasa senin kamis, apalagi puasa daud, bagiku yang penting puasa ramadhan, selebihnya jarang sekali.  Benar-benar ajaib aku bisa menyelesaikan puasa 40 hari, hanya Allah yang membuatku mampu.

Untuk selalu dalam keadaan berwudhu/suci, ini hanya di 4 hari awal, seterusnya wudhu kalau mau salat saja.  Pelajarannya, Allah itu tidak mau memberatkan hambaNya, jadi mengapa memperberat diri sendiri?  Allah itu Maha Kasih Sayang, nggak tegaan lah melihat hambaNya repot bolak balik kentut-wudhu-kentut-wudhu forever sampai ubanan, lah memang sudah ubanan dari lama, kan sudah lansia aku iniiiih ... haha.  Membaca al quran pun tidak perlu berwudu karena tidak ada syarat seperti itu di dalam al quran.  Ketika pemahaman ini turun di hatiku, rasanya adeeemmmm sekali.  Sebegitunya Allah dalam menyayangi hambaNya, Allah itu tidak tegaan aslinya, Maha tidak tegaan.

40 hari bersama Allah itu sesuatu yang luar biasa, segala pertanyaanku tentang kehidupanku sendiri terjawab semuanya, setiap hari ada pelajarannya sampai aku jadi nunggu-nunggu besok ada pelajaran apa lagi ya? Kayak nunggu kelanjutan sinetron atau drama korea atau turkish series gitu deh rasanya, bikin penasaran.  Allah pun Maha bikin penasaran orang kok.  

Setiap hari pun aku selalu ada momen menangis terharu karena kasih sayangNya atau menangis saat membaca al quran sampai tisu satu pak habis tak bersisa di hari ke empat puluh.  Setiap membaca al quran, aku harus berdampingan dengan tisu, karena Allah memberi pemahaman yang amat mendalam di setiap katanya, sampai hati ini bergetar merasakan setiap kata di dalam al quran itu difirmankan Allah dengan muatan kasih sayangNya yang tak terdefinisikan.

Aku pun sering mengalami hal yang disebut 'sincronicity'.  Misal pagi-pagi jalan-jalan ketemu bunga kuning nggak terjangkau, padahal hati kepingin petik untuk dibawa pulang dan ditaruh di vas, pas berangkat sama sekali nggak ada tuh bunga kuning yang bisa terjangkau tanganku, eh pas pulangnya, tiba-tiba saja ada bunga kuning nyembul tepat di samping bahuku, kayak menyapa gitu deh, padahal di jalan yang sama yang tadinya pas berangkat nggak ada.

Di tempat ini banyak sekali burung dan warna-warni pula, terbang dari satu pohon ke pohon lain dengan tingkahnya yang menggemaskan. Favoritku burung gede  yang berwarna biru dengan paruh merah, tapi dia jarang sekali nongol.  Pas aku membatin kepingin lihat burung itu, eh, dianya menclok alias hinggap di dahan di depan rumah dan memamerkan paruhnya yang seksi itu.

Ada pertanyaanku yang terjawab, yaitu soal mengapa hatiku tidak tergerak untuk umroh/haji, seperti tidak punya cita-cita sama sekali untuk itu, padahal normalnya sebagai muslim ya pasti kepingin lah menjalaninya. Aku merasa 'tidak normal' apalagi teman-teman selalu mengusikku dan memengaruhiku.  Mungkin mereka menilai aku mampu secara finansial, ya maklum saja, aku memaafkan mereka kok.  Nah jawabannya adalah:

Haji dan umrah itu hanyalah salah satu jalan/sistem/kurikulum yang disediakan Allah untuk menemukan Allah / menemukan diri sejati.  Allah menyediakan banyak jalan dan banyak cara, misal dalam Islam ada salat, puasa, i'tikaf/uzlah/khalwat/tahanuts, di dalam kepercayaan lain pun Allah menyediakan banyak cara seperti meditasi atau hal lain yang Innuri nggak paham.  Terserah manusia mau pilih jalan yang mana.  Jalan setiap orang berbeda-beda, orang lain nggak bisa maksa Innuri pilih jalan umrah, sebaliknya Innuri juga nggak bisa memaksa orang lain pilih jalan khalwat. Yang penting itu menemukan Allah di dalam dirimu.

Baiklah, untuk mempersingkat pembahasan, aku rangkum pengalaman 40 hariku ini dalam beberapa kesimpulan:

1.  Semula aku kira pelajarannya adalah untuk 'merasa selalu bersama Allah' dan semua pertanyaanku tentang beberapa hal terjawab.  Merasa selalu bersama Allahnya itu sampai merasakan kebesaran Allah yang Maha Sempurna dan merasakan diri kita begitu kecilnya dan tak berarti, setiap melihat segala sesuatu ya seperti melihat Allah.  Hati sudah nggak bisa sombong lagi, apalagi merasa lebih baik dari orang lain.  Tapi ternyata masih berlanjut dengan pengalaman yang lebih indah lagi.

2.  Setiap hari memori sakit di bawah sadarku seperti dibongkar, setiap hari memori itu bermunculan, ada rasa marah, kecewa dan sedih dari masa lalu yang sudah aku lupakan, bangkit seperti hidup lagi dan aku harus menyelesaikannya dengan cara berdamai, memaafkan dan juga memaafkan diri sendiri.  Kukira perlajarannya ya poin 1 dan 2 saja, ternyata ...

3.  Setelah poin 1 dan 2, aku tersadarkan inilah makna 'mensucikan jiwa' lalu aku merasa hatiku bolong, plong, ringan sekali, setelah itu hatiku menjadi luas dan aku terjebur masuk ke dalamnya.  Ini pengalaman yang amat indah memasuki dunia mikrokosmos di kedalaman batin kita sendiri, indah sekali dan luasnya tak terperi.   Setelah mendapat pengalaman ini, setiap aku memandang langit luas dan gunung yang membentang, aku seperti merasa berada di dalam batinku sendiri.  Batas makro dan mikrokosmos seperti tiada / tersingkap, semuanya satu dan itu indah sekali.

4.  Yang menakjubkan lagi adalah munculnya perasaan mencintai Allah, perasaan itu hadir tanpa dibuat-buat (sebelumnya 'kan aku suka 'menciptakan' sendiri perasaan cintaku pada Allah).  Nah, ketika salat dan mengucap setiap kata dan gerakan dalam salat, itu aku lakukan dengan lembut dan penuh cinta.  Ternyata mencintai Allah itu seindah ini, pantesan para sufi menyebut Allah 'kekasih' , panggilan ini pun muncul tanpa dibuat-buat, secara alami keluar dari hati kita, Allah juga yang menghadirkannya.

5.  Yang ini tidak bisa aku ceritakan, karena tidak bisa diceritakan, harus dialami sendiri.  Seandainya aku cerita pun tak akan bisa dipahami, karena ini hanya bisa dipahami oleh orang yang mengalaminya sendiri.  Tak terkatakan alias tidak ada kata-kata yang bisa mewakilinya.

Sudah ya, Innuri sudah capek ngetik dan mataku sudah butuh istirahat nih, kalau ada tambahan, ntar tulisan ini aku edit lagi.

Salam manis.