Apa sih hobby manusia yang malah membuat hidupnya sengsara? Yaitu suka mengontrol segala sesuatu di dalam kendalinya, seperti tidak percaya pada Tuhan yang mengatur segala urusan ini dengan sempurna.
Contohnya begini, anakku harusnya jadi anak yang patuh, rajin belajar, rajin ibadah, harus bekerja di bidang yang banyak duitnya. Suami/istriku harusnya begini dan begitu. Ustaz itu harusnya mendamaikan, bukan memicu kebencian, dan lain-lain.
Dari pak RT, pak polisi sampai presiden tak luput dari 'aturan' yang dibuat di pikirannya sendiri. Suka mengomentari dan menilai segala sesuatu itu sama saja dengan mengontrol dan ingin mengendalikan semuanya, meski itu hanya di level pikirannya sendiri.
Pada orang-orang yang di bawah kekuasaannya, misalnya pada pasangan, anak atau karyawan, dia menetapkan standar yang dibuatnya sendiri dan mengharuskan mereka bersikap seperti standarnya, bukan lagi di level pikiran, tapi juga di ucapan dan perbuatan.
Hobby mengontrol dan mengendalikan ini sampai terbawa dalam doa-doanya loh. Innuri pernah dengar sendiri temanku bercerita soal doanya agar anak-anaknya semua jadi PNS dan tinggalnya di Jawa Timur semua. Keinginan anaknya untuk keluar dari pegawai negri untuk berwirausaha ditentang habis-habisan.
Begitulah manusia, termasuk diriku sendiri dulunya begitu juga. Setelah aku sadari bila hobby mengontrol dan mengendalikan itu tak membawa kebaikan bagiku sekeluarga, aku melepaskannya. Inilah yang disebut berpasrah pada Allah.
Aku merenung, apa sih hasilnya dari hobby yang paling banyak peminatnya itu? Hasilnya adalah kehidupan yang serba repot, karena berusaha mengendalikan semua orang dan mengontrol setiap peristiwa. Orang-orang di sekelilingku tetap tidak berubah, karena aku sendiri tidak berubah.
Pasrah pada Allah itu berarti mempercayakan semua prosesnya ke alam semesta, alam semesta ini punya kecerdasan yang tak terbatas. Lepaskan kontrol itu meski pun hanya di pikiran, terima semua peristiwa yang ada dan mengalirlah mengikuti kehendak alam semesta (kehendak Allah). Mengandalkan kecerdasanmu sendiri tak akan cukup, karena kehidupan ini rumit dan kompleks.
Apa yang terjadi setelah aku melepaskan kontrol dan kendali? Alam semesta ikut membimbing diriku, suamiku, anak-anakku, juga orang-orang yang dekat denganku mengalir dalam tarian yang indah.
Juga lepaskan kontrol atas keinginan dan harapanmu ke alam semesta, maka lihatlah keinginan itu berproses dengan indahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar