Dua minggu terakhir di bulan desember ini aku selalu berdua dengan suamiku, keliling ke beberapa kota di Jawa Timur memberi pelatihan melukis diatas kain.
Terlepas dari kesibukan rumah dan usaha yang ribet, membuat pikiranku jadi terlalu meganggur. Tak banyak yang kulakukan dan yang kupikirkan setelah memberi pelatihan yang materinya sudah aku hafal betul. Membuatku jadi melakukan aktifitas yang tak biasanya, yaitu mengamati suamiku. Kusadari betapa istimewanya lelaki yang Allah pilih menjadi pendamping hidupku ini.
Diantara istimewanya dia adalah keinginannya mudah sekali dan cepat sekali dikabulkan Allah, dan dengan hal yang lebih, lebih dan lebih baik.
Dia pernah bilang, "Aku ingin pergi denganmu, berdua saja, nginap di hotel yang nyaman, sesekali ". Eh, Allah mengabulkannya tidak lama lagi, dan berkali - kali pula. Saat berkeliling memberi pelatihan ini, membuat kami selalu berdua, tentu saja nginap di hotel yang nyaman karena semuanya dibiayai, dapat honor yang gede pula untuk kami berdua (dia asistenku ... hehehe).
Pernah pula waktu kami mencari penginapan di suatu kota, dia bilang ingin nginap di hotel yang masih baru. Dapatnya kami nginap di wisma milik koperasi yang masih gress, pintu dan lemarinya masih bau pelitur, kamar mandinya masih bau semen, showernya saja masih ada barcodenya, wisma tersebut belum launching malah, jadi kami berdua yang nganyari.
Banyak hal kecil dan besar yang Allah kabulkan untuk keinginannya, sampai membuatku takjub. Apalagi suamiku ini bukanlah orang yang rajin mengamalkan amalan sunnah, kalau amalan wajib sih dia tertib banget. Jadi apa sih rahasianya? Dan ketika ini kutanyakan padanya, jawabannya hanya satu kalimat.
" Itu sih karena Allah sayang sama kita ", katanya. Dia memang tidak pandai mendiskripsikan perasaannya, jadi aku harus memikirkan apa makna kalimatnya yang hanya beberapa kata ini.
Kesimpulanku, dia adalah orang yang meletakkan kasih sayang Allah dibalik semua peristiwa ajaib yang dialaminya. Dia juga bukan orang yang suka minta ini itu pada Allah, karena dia pernah bilang padaku," Aku ini lo dik malu kalau minta-minta sama Allah ". Untuk kalimatnya yang ini aku menerjemahkannya sendiri, berarti dia merasa Allah sudah memberikan semua yang dia butuhkan, jadi dia tinggal mensyukuri dan membesarkan cintanya pada Allah saja.
Meskipun dia suamiku, kadang susah juga memahami kata-katanya. Tapi untuk kalimat ini," Itu sih karena Allah sayang sama kita ", membuatku harus banyak belajar dalam menyikapi peristiwa kecil atau besar dalam hidup.
Contohnya kemarin, suamiku memuji manisnya apel fuji yang kupilih, lalu aku jawab," Ini gara-gara karyawan supermarket ngajari aku milih yang warnanya merah merata, katanya itu yang manis ". Sejenak kemudian aku tersadar, bukankah tidak ada hal kecil atau besar melainkan Allah penyebabnya, jadi Allahlah yang menghadiahiku apel fuji yang manis, menyehatkan mulutku sehingga aku bisa menikmatinya, semua bersumber dari kasih sayang Allah. Mestinya aku tadi bilang." Itu sih karena Allah sayang sama kita".
Dear Bu Innuri
BalasHapusTulisan-tulisan pengalaman spiritual ibu sangat inspiratif, mirip dengan pengalamanku yg masih sedikit
Ayo dibuat buku Bu, supaya lebig banyak lagi yang bisa belajar dari pengalaman Ibu.
Bikin buku ya bu...