Aku gak tahu kenapa, beberapa hari yang lalu tiba-tiba aku keranjingan ngegame. Bukan game yang sulit-sulit dan bukan pula game online, cuma puzzle express. Tahunya ada game ini di laptopku juga dari Alni, gadisku yang masih TK itu.
Lucu juga, Alni itu belum bisa membaca, tapi dia bisa mengklik game, memainkan banyak sekali game tanpa ada yang mengajari, bahkan dialah yang jadi guruku..hehehe. Ini potret balita jaman sekarang mungkin.
Gak tahu juga, apa yang kucari dari puzzle express, wong ini mainan anak sak Alni. Tapi namanya juga sedang ketagihan main game, begitu ada kesempatan ngegame, ya ngegame, bahkan ga perlu menunggu ada kesempatan, malah nyari kesempatan...hehehe.
Anakku Insan yang keheranan lihat ibunya punya 'penyakit' baru, bertanya-tanya, "Kok ibu main game terus?" Aku jawab, "Ibu penasaran nih, ibu kuat sampai level berapa, pokoknya kalau sudah level 20 keatas, ibu ga mau main game ini lagi".
"Kok??", Insan bertanya heran.
"Iyaalah, kalau sudah level 20, ibu pasti sudah bosan ".
Insan belum tahu, kalau aku punya rahasia saat ngegame, karena dia ga pernah disampingku saat aku 'in action', beda dengan Alni yang sering ada di sisiku, dia tahu banget apa yang aku lakukan.
"Kok ibu baca nama Allah", begitu komentar Alni.
"Ini namanya berdzikir, sayang. Berdzikir sambil main game", jawabku.
Sebagai orang yang sudah tua dan bertobat, aku sungguh tidak mau menghambur-hamburkan waktu untuk sesuatu yang sia-sia. Makanya, aku menjadikan potongan2 puzzle express sebagai pengganti butiran tasbih, tiap aku mengklik sepotong puzzle, berarti satu asma Allah kusebut, demikian kulakukan terus menerus. Bila potongan puzzle telah lengkap, dan gambar cantik mulai tersingkap, akupun tak henti mengucap tasbih dan tahmid melihat betapa indahnya pemandangan yang tersuguhkan di hadapanku.
Rasanya bermain game dengan cara seperti ini lebih enak dan lebih indah bila dibandingkan dengan main game tanpa dzikir. Bila ingin membuktikannya silahkan coba main game tanpa dzikir, lalu main game lagi dengan dzikir, rasakan bedanya.
Kebiasaan bermain sambil berdzikir ini rupanya menjadikan aku terbawa berdzikir juga saat melakukan hal lain. Rasanya aku menjadi terlatih melakukan segala sesuatu dengan diiringi dzikir, enak banget loh. Sebagaimana kita merasa tenang dan bahagia saat bekerja dengan kekasih berada disamping kita, bukankah kekasih selalu mendukung, selalu mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya pada kita. Sedang Allah lebih besar kasih sayang dan dukunganNya kepada kita, memberi kita kebahagiaan dan support yang lebih besar pula.
Walau sekarang aku sudah tidak lagi keranjingan main game, tapi pelajaran yang telah diberikannya akan selalu kuingat sebagai sebuah hal manis yang selalu terkenang.
Lucu juga, Alni itu belum bisa membaca, tapi dia bisa mengklik game, memainkan banyak sekali game tanpa ada yang mengajari, bahkan dialah yang jadi guruku..hehehe. Ini potret balita jaman sekarang mungkin.
Gak tahu juga, apa yang kucari dari puzzle express, wong ini mainan anak sak Alni. Tapi namanya juga sedang ketagihan main game, begitu ada kesempatan ngegame, ya ngegame, bahkan ga perlu menunggu ada kesempatan, malah nyari kesempatan...hehehe.
Anakku Insan yang keheranan lihat ibunya punya 'penyakit' baru, bertanya-tanya, "Kok ibu main game terus?" Aku jawab, "Ibu penasaran nih, ibu kuat sampai level berapa, pokoknya kalau sudah level 20 keatas, ibu ga mau main game ini lagi".
"Kok??", Insan bertanya heran.
"Iyaalah, kalau sudah level 20, ibu pasti sudah bosan ".
Insan belum tahu, kalau aku punya rahasia saat ngegame, karena dia ga pernah disampingku saat aku 'in action', beda dengan Alni yang sering ada di sisiku, dia tahu banget apa yang aku lakukan.
"Kok ibu baca nama Allah", begitu komentar Alni.
"Ini namanya berdzikir, sayang. Berdzikir sambil main game", jawabku.
Sebagai orang yang sudah tua dan bertobat, aku sungguh tidak mau menghambur-hamburkan waktu untuk sesuatu yang sia-sia. Makanya, aku menjadikan potongan2 puzzle express sebagai pengganti butiran tasbih, tiap aku mengklik sepotong puzzle, berarti satu asma Allah kusebut, demikian kulakukan terus menerus. Bila potongan puzzle telah lengkap, dan gambar cantik mulai tersingkap, akupun tak henti mengucap tasbih dan tahmid melihat betapa indahnya pemandangan yang tersuguhkan di hadapanku.
Rasanya bermain game dengan cara seperti ini lebih enak dan lebih indah bila dibandingkan dengan main game tanpa dzikir. Bila ingin membuktikannya silahkan coba main game tanpa dzikir, lalu main game lagi dengan dzikir, rasakan bedanya.
Kebiasaan bermain sambil berdzikir ini rupanya menjadikan aku terbawa berdzikir juga saat melakukan hal lain. Rasanya aku menjadi terlatih melakukan segala sesuatu dengan diiringi dzikir, enak banget loh. Sebagaimana kita merasa tenang dan bahagia saat bekerja dengan kekasih berada disamping kita, bukankah kekasih selalu mendukung, selalu mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya pada kita. Sedang Allah lebih besar kasih sayang dan dukunganNya kepada kita, memberi kita kebahagiaan dan support yang lebih besar pula.
Walau sekarang aku sudah tidak lagi keranjingan main game, tapi pelajaran yang telah diberikannya akan selalu kuingat sebagai sebuah hal manis yang selalu terkenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar