Butik dan rumahku terletak di tepi jalan raya besar yang menghubungkan kota Malang ke arah kecamatan Tumpang, Poncokucumo, beberapa kecamatan lagi lalu kabupaten Lumajang. Tentu saja kendaraan yang lalu lalang ramai sekali, baru sepi sekitar jam dua belas malam. Selain ramai, padat, bising, juga sering terjadi kecelakaan. Dulu beberapa tahun yang lalu, hampir tiap bulan ada kecelakaan di depan butik, sering korbannya di gotong ke teras butik. Prihatin tentu saja, tapi prihatin saja tak cukup....
Yang bisa kulakukan adalah, pagi saat melantunkan doa sebelum kerja bersama karyawan, aku ajak mereka mendoakan 'jalan raya', agar tidak terjadi kecelakaan lagi.
Doa yang dilantunkan dengan penuh ketulusan mudah dikabulkan Allah. Hingga sekarang tak pernah terjadi kecelakaan di depan butik, semoga untuk selamanya.
Doa untuk jalan raya itu menjadi moment yang membuat kami semua begitu yakin akan keajaiban doa. Doa adalah senjata rahasia untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam hidup, dan juga untuk mewujudkan sejuta harapan dalam kehidupan.
Tak terhitung sudah berapa kali doa 'bekerja' untukku dan keluarga dalam menghadapi saat-saat sulit. Membuatku tak peduli bila ada orang bilang, doa saja tanpa usaha sama saja bohong. Itu kalimat yang perlu dibalik, usaha saja tanpa doa sama saja bohong.....iya kan?
Doa dan usaha yang kita lakukan semestinya dipersembahkan kepada Allah, sebagai bentuk kepatuhan kita akan perintahNya untuk berdoa dan berusaha, bukan untuk sesuatu yang bersifat materi atau kesuksesan duniawi. Bukankah materi dan dunia sudah ada jatahnya, hingga setiap kita akan disempurnakan 'pembayaran' seluruh rejeki kita hingga kita menemui ajal (ada hadisthya tapi lupa riwayatnya..hehehe).
Lihat kasus doa untuk jalan raya yang kuceritakan itu, bukankah kami cuma berdoa tanpa usaha sama sekali, lalu Allah mengabulkannya.
Apakah doa perlu di sertai usaha, musti melihat kasusnya dulu. Kadang pula doa dan usaha tak cukup, yang sering terjadi kita perlu berdoa dan berusaha semaksimal mungkin, setelah itu harus disertai memasrahkannya pada Allah.
Mungkin diantara kita sering mengalami, mengharapkan dan mengusahakan sesuatu dari X, tapi hasilnya malah dari Y, itulah perlunya memasrahkan hasil kepada Allah, agar kita tidak usah men'dikte' Allah saat berdoa. Biarlah Allah yang memutuskan lewat jalan mana doa kita terkabul, karena Dia lebih tahu yang terbaik buat kita.
Selain berdoa untuk diri sendiri dan keluarga, ajaran agama menganjurkan kita mendoakan orang lain, mulai dari nabi-nabi terdahulu, sesama muslim di seluruh dunia teristimewa muslim yang tengah didhalimi, sahabat, anak-anak.......
Nabi Muhammad amat suka mendoakan anak kecil, menyentuh dan membelai mereka, lalu bermohon agar Allah mencintai mereka karena beliau telah mencintainya.
Aku pernah melihat sendiri, efek ajaib dari doaku untuk anak kecil, membuatku hingga sekarang suka sekali mendoakan anak kecil.
Kejadiannya bertahun tahun yang lalu. Di samping rumah bapak ibu mertuaku di Ngawi, tinggal sepasang suami istri petani yang lugu, dengan dua orang anak, yang sulung perempuan dan adiknya lelaki. Saat itu anak lelakinya masih bayi, ganteng dan gemuk menggemaskan, sayangnya kedua orang tuanya bukan orang yang taat beribadah (tidak menjalankan shalat lima waktu maksudku).
Tiap kali aku melihat bayi lelaki itu, aku mendoakannya dalam hati agar dia tumbuh menjadi anak yang shaleh, pintar dan membuat orang tuanya bangga.
Akupun segera melupakan doaku, apalagi tiap aku berkunjung ke Ngawi, aku jarang bertemu dengan anak itu, hingga suatu hari, saat anak itu sudah SMA, aku menanyakan kepada ibunya bagaimana kabar putranya. Tahukah jawaban ibunya?
Dia mendiskripsikan anak lelaki itu persissss sis dengan doa yang aku ucapkan pada Allah saat dia masih bayi. Shaleh, pintar dan membanggakan. Begitupun komentar yang kudengar dari tetangga tentang anak lelaki itu. Mencengangkan bukan? Sayangnya hanya aku sendiri yang tercengang, karena si ibu tak tahu apa yang pernah aku lakukan pada anaknya. Alhamdulillah, kini keluarga petani itu sudah taat beribadah.
Anakku Aden, pernah bilang begini: " Ibu kan dicintai sama Allah, makanya doanya cepat terkabul. Sedang aku.....aku kan banyak dosanya".
Wah, baguslah... merasakan diri berdosa itu tandanya disayang sama Allah, justru bahaya kalau kita merasa 'suci'. Yang perlu diluruskan, merasa tidak dicintai sama Allah. Sebagai ibunya, aku melihat begitu banyak nikmat yang Allah berikan padanya, tangan, kaki, panca indra... lengkap dan sehat, bisa makan setiap hari, punya orang tua yang lengkap dan bisa kuliah di universitas ter........ di Indonesia.
Banyak dan tak mampu kita menghitung nikmat karunia Allah, itulah tanda cinta Allah pada kita, tinggal kitanya, cinta sama Allah apa enggak? jadi hamba yang tahu diri apa enggak?
Mudah terkabulnya doa juga bukan ukuran besarnya cinta Allah pada kita, karena cinta Allah itu tak terukur besarnya....
Aden kecil pernah begitu penasaran ingin melihat Allah. Pasalnya dia sering aku ajak berdoa, contohnya saat dia sakit, aku ajak berdoa agar segera sembuh, saat dia kehilangan mainan, aku ajak berdoa agar Allah membantu menemukannya..... dan doanya selalu dikabulkan Allah. Dimatanya, Allah begitu baik dan Maha Mengabulkan Doa, sampai ingin bertemu dengan Allah.
Memang ada tuntunan dalam berdoa yang disebut adab/tata krama berdoa, bisa dipelajari di buku doa yang banyak dijual di pasar, toko dan kios buku, bahkan dijajakan di bis, silahkan membeli dan mempelajarinya.
Tapi tak ada larangan untuk berdoa dalam keadaan apa saja.
Berdoa berarti menghubungkan hati dengan Allah, sangat dianjurkan mengingat Allah dalam berbagai keadaan, dalam keadaan duduk, berbaring, atau berdiri (cari sendiri ayatnya di Al Qur'an yaa....)
Doa juga merupakan sedekah yang murah tapi berkah. Gemar mendoakan orang lain merupakan sedekah yang mudah sekali dilakukan, tapi membawa dampak yang luar biasa.
Saat dalam perjalanan, dari dalam mobil aku suka mendoakan tiap hal yang aku lewati, sawah, anak kecil, orang tua, toko, warung, pokoknya yang terlihat olehku. Hati menjadi lebih sering terhubung dengan Allah, hati juga menjadi lembut dan mudah menyayangi orang lain, dan hati menjadi selalu bahagia.
Yang bisa kulakukan adalah, pagi saat melantunkan doa sebelum kerja bersama karyawan, aku ajak mereka mendoakan 'jalan raya', agar tidak terjadi kecelakaan lagi.
Doa yang dilantunkan dengan penuh ketulusan mudah dikabulkan Allah. Hingga sekarang tak pernah terjadi kecelakaan di depan butik, semoga untuk selamanya.
Doa untuk jalan raya itu menjadi moment yang membuat kami semua begitu yakin akan keajaiban doa. Doa adalah senjata rahasia untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam hidup, dan juga untuk mewujudkan sejuta harapan dalam kehidupan.
Tak terhitung sudah berapa kali doa 'bekerja' untukku dan keluarga dalam menghadapi saat-saat sulit. Membuatku tak peduli bila ada orang bilang, doa saja tanpa usaha sama saja bohong. Itu kalimat yang perlu dibalik, usaha saja tanpa doa sama saja bohong.....iya kan?
Doa dan usaha yang kita lakukan semestinya dipersembahkan kepada Allah, sebagai bentuk kepatuhan kita akan perintahNya untuk berdoa dan berusaha, bukan untuk sesuatu yang bersifat materi atau kesuksesan duniawi. Bukankah materi dan dunia sudah ada jatahnya, hingga setiap kita akan disempurnakan 'pembayaran' seluruh rejeki kita hingga kita menemui ajal (ada hadisthya tapi lupa riwayatnya..hehehe).
Lihat kasus doa untuk jalan raya yang kuceritakan itu, bukankah kami cuma berdoa tanpa usaha sama sekali, lalu Allah mengabulkannya.
Apakah doa perlu di sertai usaha, musti melihat kasusnya dulu. Kadang pula doa dan usaha tak cukup, yang sering terjadi kita perlu berdoa dan berusaha semaksimal mungkin, setelah itu harus disertai memasrahkannya pada Allah.
Mungkin diantara kita sering mengalami, mengharapkan dan mengusahakan sesuatu dari X, tapi hasilnya malah dari Y, itulah perlunya memasrahkan hasil kepada Allah, agar kita tidak usah men'dikte' Allah saat berdoa. Biarlah Allah yang memutuskan lewat jalan mana doa kita terkabul, karena Dia lebih tahu yang terbaik buat kita.
Selain berdoa untuk diri sendiri dan keluarga, ajaran agama menganjurkan kita mendoakan orang lain, mulai dari nabi-nabi terdahulu, sesama muslim di seluruh dunia teristimewa muslim yang tengah didhalimi, sahabat, anak-anak.......
Nabi Muhammad amat suka mendoakan anak kecil, menyentuh dan membelai mereka, lalu bermohon agar Allah mencintai mereka karena beliau telah mencintainya.
Aku pernah melihat sendiri, efek ajaib dari doaku untuk anak kecil, membuatku hingga sekarang suka sekali mendoakan anak kecil.
Kejadiannya bertahun tahun yang lalu. Di samping rumah bapak ibu mertuaku di Ngawi, tinggal sepasang suami istri petani yang lugu, dengan dua orang anak, yang sulung perempuan dan adiknya lelaki. Saat itu anak lelakinya masih bayi, ganteng dan gemuk menggemaskan, sayangnya kedua orang tuanya bukan orang yang taat beribadah (tidak menjalankan shalat lima waktu maksudku).
Tiap kali aku melihat bayi lelaki itu, aku mendoakannya dalam hati agar dia tumbuh menjadi anak yang shaleh, pintar dan membuat orang tuanya bangga.
Akupun segera melupakan doaku, apalagi tiap aku berkunjung ke Ngawi, aku jarang bertemu dengan anak itu, hingga suatu hari, saat anak itu sudah SMA, aku menanyakan kepada ibunya bagaimana kabar putranya. Tahukah jawaban ibunya?
Dia mendiskripsikan anak lelaki itu persissss sis dengan doa yang aku ucapkan pada Allah saat dia masih bayi. Shaleh, pintar dan membanggakan. Begitupun komentar yang kudengar dari tetangga tentang anak lelaki itu. Mencengangkan bukan? Sayangnya hanya aku sendiri yang tercengang, karena si ibu tak tahu apa yang pernah aku lakukan pada anaknya. Alhamdulillah, kini keluarga petani itu sudah taat beribadah.
Anakku Aden, pernah bilang begini: " Ibu kan dicintai sama Allah, makanya doanya cepat terkabul. Sedang aku.....aku kan banyak dosanya".
Wah, baguslah... merasakan diri berdosa itu tandanya disayang sama Allah, justru bahaya kalau kita merasa 'suci'. Yang perlu diluruskan, merasa tidak dicintai sama Allah. Sebagai ibunya, aku melihat begitu banyak nikmat yang Allah berikan padanya, tangan, kaki, panca indra... lengkap dan sehat, bisa makan setiap hari, punya orang tua yang lengkap dan bisa kuliah di universitas ter........ di Indonesia.
Banyak dan tak mampu kita menghitung nikmat karunia Allah, itulah tanda cinta Allah pada kita, tinggal kitanya, cinta sama Allah apa enggak? jadi hamba yang tahu diri apa enggak?
Mudah terkabulnya doa juga bukan ukuran besarnya cinta Allah pada kita, karena cinta Allah itu tak terukur besarnya....
Aden kecil pernah begitu penasaran ingin melihat Allah. Pasalnya dia sering aku ajak berdoa, contohnya saat dia sakit, aku ajak berdoa agar segera sembuh, saat dia kehilangan mainan, aku ajak berdoa agar Allah membantu menemukannya..... dan doanya selalu dikabulkan Allah. Dimatanya, Allah begitu baik dan Maha Mengabulkan Doa, sampai ingin bertemu dengan Allah.
Memang ada tuntunan dalam berdoa yang disebut adab/tata krama berdoa, bisa dipelajari di buku doa yang banyak dijual di pasar, toko dan kios buku, bahkan dijajakan di bis, silahkan membeli dan mempelajarinya.
Tapi tak ada larangan untuk berdoa dalam keadaan apa saja.
Berdoa berarti menghubungkan hati dengan Allah, sangat dianjurkan mengingat Allah dalam berbagai keadaan, dalam keadaan duduk, berbaring, atau berdiri (cari sendiri ayatnya di Al Qur'an yaa....)
Doa juga merupakan sedekah yang murah tapi berkah. Gemar mendoakan orang lain merupakan sedekah yang mudah sekali dilakukan, tapi membawa dampak yang luar biasa.
Saat dalam perjalanan, dari dalam mobil aku suka mendoakan tiap hal yang aku lewati, sawah, anak kecil, orang tua, toko, warung, pokoknya yang terlihat olehku. Hati menjadi lebih sering terhubung dengan Allah, hati juga menjadi lembut dan mudah menyayangi orang lain, dan hati menjadi selalu bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar