Dear Allah lovers.
Ceritanya ada pembaca yang curhat soal cobaan finansial yang sedang dijalani. Galaunya dia, sang suami shalatnya hanya 5 waktu , tidak pernah mau diajak shalat dhuha atau shalat tahajud. Sedangkan dia punya keyakinan, keajaiban rejeki akan datang bila rajin ibadah sunah, apalagi bila dilakukan berdua dengan suami.
Begitulah, dan dia sering merasa dongkol dengan sang suami yang susah diajak ibadah sunah, walaupun suaminya amat baik dan sering membantu pekerjaan rumah tangga.
Karena rejeki yang dia maksudkan adalah rejeki dalam arti uang dan materi, jadi aku membahasnya mengikuti jalan pikiran dia dulu ya.
Yuuk aku coba bahas satu persatu.
Apakah ibadah sunah bisa melancarkan rejeki (rejeki dalam arti uang dan materi) ?
Lah orang-orang kaya level dunia banyak yang non muslim tuh, mereka gak tahu ada yang namanya shalat dhuha atau shalat tahajud dan tentunya gak pernah melakukannya kan ? kok pada kaya ya mereka. Ehm .....
Kusarankan, jangan beribadah untuk melancarkan rejeki atau mengharapkan kejaiban dari Allah, niatnya musti karena Allah saja, soal nanti setelah shalat berdoa memohon pertolongan dan kemudahan, silahkan, tapi niat dan tujuannya untuk Allah semata mata.
Cara menata pikiran dan hati agar bisa beribadah karena dan untuk Allah.
Bangunlah perasaan syukur dan cinta. Bila belum bisa beribadah dengan penuh cinta, maka beribadahlah dengan penuh rasa syukur. Bersyukurlah karena Allah memberi cobaan, sadari bahwa cobaan inilah yang membuat kita mendekat padaNya. Keterbatasan-keterbatasan yang sedang kita alami itu hanyalah cara Allah mengatakan pada kita bahwa hanya Dialah yang Maha Kaya , yang padaNya kita musti bersandar dan kembali. Bahkan kekurangan yang menghimpit itulah yang membuat kita tidak sombong dan jadi lembut hati.
Tandanya bila sudah bisa beribadah dengan rasa syukur, perasaan menjadi ringan, beban menghilang, bisa menerima keadaan dengan ikhlas karena inilah pemberian Allah yang bermanfaat untuk kebaikan kita, maka kita bisa menjalani dengan senang hati.
Bila sudah terbiasa mensyukuri segala kondisi, kita akan mendapatkan berbagai pelajaran (hikmah) yang membuat kita memahami mengapa Allah memberi kita berbagai pengalaman itu ? kita sudah bisa memasuki (memahami) kebijaksanaan Allah. Berbagai hikmah dan pelajaran yang kita dapatkan membuat kita lebih mengenalNya dan terbangunlah perasaan cinta kepada Allah.
Tandanya bila sudah bisa beribadah dengan rasa cinta, kita seperti 'bertemu' dan 'berdialog' dengan Allah dengan akrab , dan kita sering merasa rindu untuk bertemu dan bertemu denganNya lagi. Di titik ini segala persoalan hidup menghilang, sudah di dalam kendaliNya, kita menjalani pekerjaan dan ibadah dengan penuh totalitas untuk Allah saja. Kehidupan jadi mengalir begitu indah.
Pentingnya istri ridha dengan suami dan sebaliknya.
Dia sering dongkol karena suami tidak mau diajak shalat sunah. Perasaan dongkol adalah perasaan tidak menerima (tidak ikhlas/tidak ridha), padahal itu kan suami pemberian Allah. Dia menganggap suami salah karena tidak mau diajak ibadah sunah, yang menurutnya ini membuat mereka tidak kunjung mendapat pertolongan Allah. Padahal perasaan dongkol inilah yang salah. Bagaimana Allah bisa ridha terhadap orang yang tidak ridha kepadaNya ?
Dalam keadaan apa saja, kita selalu membutuhkan keridhaan Allah, keridhaan Allah inilah yang menurunkan kemudahan , pertolongan dan keajaibanNya. Untuk meraih keridhaanNya, maka kita musti ridha dengan pemberianNya.
Jadi jangan merasa dongkol dengan suami, tidak shalat sunah kan bukan dosa ? bahkan kalau dia tidak shalat wajibpun , kita gak usah dongkol, karena tugas kita hanya mengingatkan, kalau yang diingatkan gak mau, ya didoakan saja dan tetap memelihara kasih sayang dengan jalan melihat kebaikan-kebaikannya.
Seandainya suami dipaksa shalat dan nurut, tapi dalam hatinya dia shalat hanya biar istrinya gak rame, dan bukan karena Allah, ini juga gak ada gunanya, malah bikin dosa baru. Bukan berarti aku mendukung orang yang tidak shalat loh yaaa , aku bicara begini dalam konteks menata hati agar bisa ridha dengan pasangan.
Jangan pernah merasa diri kita lebih baik dari pasangan kita, ini point pentingnya. Kalau perasaan lebih baik itu dipelihara, kita bisa jadi merasa sok benar sendiri, dan mudah kecewa dengan pasangan. Rasa kecewa bisa men'cancel' keridhaan Allah, otomatis jauh dari kemudahan dan keajaibanNya, rugi banget kan ?
Lihatlah hal yang positif dari pasangan, abaikan kelemahannya (dimaafkan dan didoakan saja). Sadarilah bahwa diri kita sendiripun punya kekurangan yang mungkin bisa membuat jengkel dan kecewa pasangan. Intropeksi dan perbaiki diri, banyak memohon ampun kepada Allah untuk orang tua, diri kita sendiri dan pasangan kita.
Ridha dengan suami itu membuat kita bisa mencintainya dengan sepenuh hati, memandangnya sebagai suami yang sempurna karunia Allah. Sempurna karena kita mengabaikan kekurangannya, dan fokus terhadap kelebihannya.
Bila dua orang suami istri sudah saling ridha satu sama lain, tidak ada lagi halangan yang membuat rahmat dan pertolongan Allah turun kepada keluarga mereka berdua. Sebaliknya bila masih masih menyimpan perasaan jengkel, kecewa atau marah, maka jangan salahkan siapapun bila tak kunjung mendapat kemudahan dan pertolonganNya, karena kita sendirilah yang telah menutup pintu kemudahan itu.
Pasangan kita itu manusia yang punya kekurangan, maafkanlah sebagaimana kita juga menginginkan kekurangan kita dimaafkan olehnya. Bagaimana ? Deal ?
Bila sudah bisa merubah sikap batin menjadi seperti yang aku sarankan, boleh dicatat perubahan kehidupan rumah tangga kalian. Kuucapkan selamat tercengang akan keajaiban pertolonganNya.
Ceritanya ada pembaca yang curhat soal cobaan finansial yang sedang dijalani. Galaunya dia, sang suami shalatnya hanya 5 waktu , tidak pernah mau diajak shalat dhuha atau shalat tahajud. Sedangkan dia punya keyakinan, keajaiban rejeki akan datang bila rajin ibadah sunah, apalagi bila dilakukan berdua dengan suami.
Begitulah, dan dia sering merasa dongkol dengan sang suami yang susah diajak ibadah sunah, walaupun suaminya amat baik dan sering membantu pekerjaan rumah tangga.
Karena rejeki yang dia maksudkan adalah rejeki dalam arti uang dan materi, jadi aku membahasnya mengikuti jalan pikiran dia dulu ya.
Yuuk aku coba bahas satu persatu.
Apakah ibadah sunah bisa melancarkan rejeki (rejeki dalam arti uang dan materi) ?
Lah orang-orang kaya level dunia banyak yang non muslim tuh, mereka gak tahu ada yang namanya shalat dhuha atau shalat tahajud dan tentunya gak pernah melakukannya kan ? kok pada kaya ya mereka. Ehm .....
Kusarankan, jangan beribadah untuk melancarkan rejeki atau mengharapkan kejaiban dari Allah, niatnya musti karena Allah saja, soal nanti setelah shalat berdoa memohon pertolongan dan kemudahan, silahkan, tapi niat dan tujuannya untuk Allah semata mata.
Cara menata pikiran dan hati agar bisa beribadah karena dan untuk Allah.
Bangunlah perasaan syukur dan cinta. Bila belum bisa beribadah dengan penuh cinta, maka beribadahlah dengan penuh rasa syukur. Bersyukurlah karena Allah memberi cobaan, sadari bahwa cobaan inilah yang membuat kita mendekat padaNya. Keterbatasan-keterbatasan yang sedang kita alami itu hanyalah cara Allah mengatakan pada kita bahwa hanya Dialah yang Maha Kaya , yang padaNya kita musti bersandar dan kembali. Bahkan kekurangan yang menghimpit itulah yang membuat kita tidak sombong dan jadi lembut hati.
Tandanya bila sudah bisa beribadah dengan rasa syukur, perasaan menjadi ringan, beban menghilang, bisa menerima keadaan dengan ikhlas karena inilah pemberian Allah yang bermanfaat untuk kebaikan kita, maka kita bisa menjalani dengan senang hati.
Bila sudah terbiasa mensyukuri segala kondisi, kita akan mendapatkan berbagai pelajaran (hikmah) yang membuat kita memahami mengapa Allah memberi kita berbagai pengalaman itu ? kita sudah bisa memasuki (memahami) kebijaksanaan Allah. Berbagai hikmah dan pelajaran yang kita dapatkan membuat kita lebih mengenalNya dan terbangunlah perasaan cinta kepada Allah.
Tandanya bila sudah bisa beribadah dengan rasa cinta, kita seperti 'bertemu' dan 'berdialog' dengan Allah dengan akrab , dan kita sering merasa rindu untuk bertemu dan bertemu denganNya lagi. Di titik ini segala persoalan hidup menghilang, sudah di dalam kendaliNya, kita menjalani pekerjaan dan ibadah dengan penuh totalitas untuk Allah saja. Kehidupan jadi mengalir begitu indah.
Pentingnya istri ridha dengan suami dan sebaliknya.
Dia sering dongkol karena suami tidak mau diajak shalat sunah. Perasaan dongkol adalah perasaan tidak menerima (tidak ikhlas/tidak ridha), padahal itu kan suami pemberian Allah. Dia menganggap suami salah karena tidak mau diajak ibadah sunah, yang menurutnya ini membuat mereka tidak kunjung mendapat pertolongan Allah. Padahal perasaan dongkol inilah yang salah. Bagaimana Allah bisa ridha terhadap orang yang tidak ridha kepadaNya ?
Dalam keadaan apa saja, kita selalu membutuhkan keridhaan Allah, keridhaan Allah inilah yang menurunkan kemudahan , pertolongan dan keajaibanNya. Untuk meraih keridhaanNya, maka kita musti ridha dengan pemberianNya.
Jadi jangan merasa dongkol dengan suami, tidak shalat sunah kan bukan dosa ? bahkan kalau dia tidak shalat wajibpun , kita gak usah dongkol, karena tugas kita hanya mengingatkan, kalau yang diingatkan gak mau, ya didoakan saja dan tetap memelihara kasih sayang dengan jalan melihat kebaikan-kebaikannya.
Seandainya suami dipaksa shalat dan nurut, tapi dalam hatinya dia shalat hanya biar istrinya gak rame, dan bukan karena Allah, ini juga gak ada gunanya, malah bikin dosa baru. Bukan berarti aku mendukung orang yang tidak shalat loh yaaa , aku bicara begini dalam konteks menata hati agar bisa ridha dengan pasangan.
Jangan pernah merasa diri kita lebih baik dari pasangan kita, ini point pentingnya. Kalau perasaan lebih baik itu dipelihara, kita bisa jadi merasa sok benar sendiri, dan mudah kecewa dengan pasangan. Rasa kecewa bisa men'cancel' keridhaan Allah, otomatis jauh dari kemudahan dan keajaibanNya, rugi banget kan ?
Lihatlah hal yang positif dari pasangan, abaikan kelemahannya (dimaafkan dan didoakan saja). Sadarilah bahwa diri kita sendiripun punya kekurangan yang mungkin bisa membuat jengkel dan kecewa pasangan. Intropeksi dan perbaiki diri, banyak memohon ampun kepada Allah untuk orang tua, diri kita sendiri dan pasangan kita.
Ridha dengan suami itu membuat kita bisa mencintainya dengan sepenuh hati, memandangnya sebagai suami yang sempurna karunia Allah. Sempurna karena kita mengabaikan kekurangannya, dan fokus terhadap kelebihannya.
Bila dua orang suami istri sudah saling ridha satu sama lain, tidak ada lagi halangan yang membuat rahmat dan pertolongan Allah turun kepada keluarga mereka berdua. Sebaliknya bila masih masih menyimpan perasaan jengkel, kecewa atau marah, maka jangan salahkan siapapun bila tak kunjung mendapat kemudahan dan pertolonganNya, karena kita sendirilah yang telah menutup pintu kemudahan itu.
Pasangan kita itu manusia yang punya kekurangan, maafkanlah sebagaimana kita juga menginginkan kekurangan kita dimaafkan olehnya. Bagaimana ? Deal ?
Bila sudah bisa merubah sikap batin menjadi seperti yang aku sarankan, boleh dicatat perubahan kehidupan rumah tangga kalian. Kuucapkan selamat tercengang akan keajaiban pertolonganNya.