Judulnya berupa pertanyaan. Pertanyaan itu seperti bunyi petir yang membuatku diam terpaku karena kaget. Pertanyaan itu terdengar saat aku membaca ayat ke dua dari Surat Al Falaq.
"Katakanlah aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan makhlukNya. "
Di benakku aku berlindung dari kejahatan makhluk tak kasat mata, dari kejahatan manusia dan dari kejahatan binatang yang berbahaya, karena aku sedang sendirian (tapi bersama Allah) di vila di tengah kebun. Lalu pertanyaan itu pun mencuat dengan nyaringnya. "Kamu makhluk apa bukan? "
Ya, aku makhluk dan makhluk paling dekat dengan diriku adalah diriku sendiri. Gembong penjahat yang membahayakan diriku adalah diriku sendiri.
Setiap saat pikiran ini membisikkan hal-hal yang membuat diriku khawatir sedih dan ujung ujungnya bisa sakit fisik yang disebut psikosomatis. Siapa biang keroknya? Ya diriku sendiri.
Hawa nafsu dengan entengnya menyuruh makan makanan yang merugikan kesehatan. Banyak manusia melakukannya karena mereka pikir yang dimakan adalah makanan halal. Padahal bahayanya melebihi santet. Orang nyantet pasti ada sebabnya dan pasti butuh proses, sedangkan diri kita sendiri tak butuh waktu lama untuk melahap makanan enak yang meracuni tubuh dan berpotensi membunuh secara perlahan-lahan, merepotkan anak cucu pula.
Kamu makhluk apa bukan? Pertanyaan itu terngiang-ngiang terus di batinku. Siapa sih yang bisa menjamin diri ini tidak jadi jahat?
Jadi?
Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan diriku kepada diriku sendiri dan berlindung dari menjadi jahat pada orang lain.
Kamu makhluk apa bukan?
Hmm....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar