#belajar day15 ramadhan 2021
Karena pernah mengalamai keajaiban memaafkan, aku punya kebiasaan sedekah maaf. Selalu memaafkan kesalahan orang walaupun orangnya tidak minta maaf. Tapi apakah dengan demikian diriku sepenuhnya bersih dari emosi tersebut? Tunggu dulu.
Memaafkan itu berarti terhapusnya perasaan jengkel, apalagi marah. Bila saat teringat nama seseorang yang keluar adalah rasa tidak enak, ini berarti masih menyimpan rasa jengkel dan ini berarti belum sepenuhnya memaafkan. Yang berarti pula masih terpenjara dalam emosi.
Jengkel pada keadaan, seperti lalu lintas yang macet, juga suara-suara keras dan bising saat Ramadhan yang membuat ibadah menjadi terganggu, adalah daftar selanjutnya.
Bagaimana menyelesaikannya? Dengan menerima, merasakan riak-riak emosi, lalu mengambil jarak dengan riak-riak itu, karena itu bukan aku. Aku yang asli adalah aku yang penuh kasih sayang. Aku yang asli menatap emosi-emosi itu sampai riaknya menjadi tenang.
Tidak mudah memang, menatap rasa jengkel ketika sumber kejengkelan itu tengah berlangsung. Tapi dicoba terus, gagal dan coba lagi.
Menatap emosi dan mengambil jarak dengan itu, terus menerus sampai riaknya reda. Menjaga aku yang asli agar tidak terseret dalam riak yang bisa berubah menjadi gelombang. Menyadari bila riak itu menjadi gelombang akan berbahaya dan menenggelamkan diri dalam permainan emosi yang menyakitkan.
Baru berhenti bila aku yang penuh kasih sayang telah kembali. Itulah memaafkan. Aku sudah tidak memikirkan lagi keajaibannya, perasaan yang ringan dan bersama Allah itu sudah lebih dari ajaib.
Setelah mendapatkan aku yang asli kembali, saat itu muncul solusi bagaimana mengatasinya. Misalnya, aku melukis untuk mengalihkan perhatianku dari suara keras dan bising yang amat mengganggu. Saat terjebak dalam lalu lintas yang macet, aku membaca buku yang aku bawa dari rumah, atau berdzikir untuk mengingat dan menyebut asma Allah yang indah-indah, atau melakukan tahanuts (bermeditasi), menyelam ke dalam diri sendiri untuk membersihkan memori yang masih mengganggu.
Bagaimana kalau sumber kejengkelan adalah orang? Ya dengan kembali pada unconditional love, memaklumi, menerima apa adanya, mendoakan dengan tulus. Juga dengan menyadari bahwa diri kitapun punya salah dan memerlukan maaf dari orang lain dan ampunan dari Tuhan.
Gandengannya sedekah maaf adalah kebesaran hati meminta maaf untuk kesalahan yang kita buat, baik kita sadari atau tidak. Disertai memperbaiki diri untuk tidak mengulang kesalahan yang sama.
Siapa sih yang paling sering kita salahi? Ya diri kita sendiri, tubuh dan jiwa kita. Tubuh sering kita masuki makanan tidak sehat atau kita paksa bekerja melebihi kapasitasnya karena dorongan ego. Jiwa kita yang sering kita kotori dengan memelihara emosi rendah. Jadi minta maaflah pada tubuh dan jiwa kita, disertai usaha memperbaiki diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar