Pagi-pagi di Ngawi, di penghujung ramadhan. Kulihat siluet seorang wanita berdiri di depan pintu, akupun datang menghampiri. Dia mencari mbah yut, nenek suamiku, kubilang mbah yut ke Magetan. Tapi dia bilang," Mbah yut pesan ini", katanya sambil menunjukkan dua buah benda di tangannya. Oh, baru kusadar, wanita ini tukang sayur langganan ibu mertuaku.
"Berapa?", tanyaku menanyakan harga pesanan mbah yut.
"Empat ribu", katanya lalu segera kubayar. Bersama mbak Lis, kakak iparku yang juga mudik, akupun belanja sayur dan ayam, tapi mbak Lis yang bayar belanjaan kami berdua.
Saat mbah yut pulang dari Magetan, mbah malah tidak mengaku kalau pesan sesuatu ke tukang sayur itu.
"Lontong sama cincau ini ta?", tanya mbah yut,"Tadi berapa?".
"Empat ribu".
"Haah? mahal sekali....", potong mbak Lis, "Tadi aku beli lontong seribu".
"Yaaa.... cincau sekecil ini mestinya cuma limaratus rupiah".
Akupun tertawa lebar, nyadar bila sudah dimahalin sama tukang sayur, mungkin 'potongan'ku kelihatan banget kalau tidak pernah belanja dan tidak tahu harga. Orang kayak gini memang enak jadi sasaran 'pemerasan'....hehehe.
"Gak usah belanja ke dia lagi, tukang sayur yang lain masih banyak", kata ibu mertuaku. Akupun mulai menghitung-hitung, hari ini wanita tukang sayur itu bisa meraup untung ratusan persen dariku, tapi dia bakalan merugi kehilangan seorang pelanggan, yaitu ibu mertuaku yang suka royal belanjanya. Untungnya cuma sekali, ruginya banyak kali....... siapa mau?
Tukang sayur itu mungkin belum pernah berkenalan dengan pakdhe Newton, makanya tidak pernah tahu hukum aksi reaksi yang bunyinya kira-kira : bila kita memberikan sebuah gaya kepada sebuah benda, maka benda itu akan memberikan gaya yang sama, hanya arahnya yang berlawanan. Coba saja meninju tembok ....... , pasti sakit ... hehehe, rasa sakit itu menunjukkan bahwa tembok memberikan gaya kepada anda yang besarnya sama dengan gaya yang anda berikan ke tembok, hanya arahnya berlawanan, anda ke arah tembok, tembok kearah anda.
Rasanya semua orang di dunia yang sudah pernah 'makan sekolahan' tahu dengan hukum Newton III ini, yaitu hukum aksi = -reaksi, tapi tidak semua orang tahu bahwa hukum Newton ini bukan hanya berlaku di alam fisik/benda, melainkan juga di alam kehidupan sosial. Buktinya ya itu tuh, tukang sayur langganan ibu mertuaku.
Merugikan orang lain berarti merugikan diri sendiri. Menolong dan membantu orang lain berarti menolong dan membantu diri sendiri. Agar semakin banyak kebaikan terjadi dalam hidup kita, kita musti banyak memberi kebaikan kepada orang lain dan alam semesta.
Dalam kenyataannya, kita suka sekali pelit berbuat kebaikan, sementara kita merasa sudah murah hati. Padahal kebaikan sekecil menyingkirkan duri di jalan sudah merupakan kebaikan yang bernilai di hadapan Allah. Kita umumnya suka menghitung dan merasa rugi telah berbuat baik, misalnya aku nih..... untuk menyetrika sepotong baju yang segera kupakai, aku suka menyuruh bu Kot, padahal orangnya sedang sibuk dan aku sebenarnya bisa mengerjakannya sendiri .... pelit kan? Coba cari sendiri 'kepelitan-kepelitan' yang tersimpan di hati anda.
Sering terjadi bila kita berbuat baik dengan ikhlas, reaksi yang kita terima jadi berlipat ganda, ibarat bersedekah 1 rupiah, kembali ke kita 1000 rupiah. Bukan berarti hukum aksi reaksi tidak berlaku lagi, karena Allah memperhitungkan kekuatan gaya ikhlas, bobot ikhlas yang luar biasa menciptakan reaksi yang luar biasa pula. Betapa Allah amat teliti perhitungannya, sampai hal selembut perasaanpun diukur dan dibalas dengan adil.
Kadang-kadang orang berbuat baik, tapi suka menyebut-nyebut pemberiannya, bahasa jawanya ngundat undat. Aku sering mendengar kalimat seperti ini : "Aku tuh gak kurang-kurang nolong dia, tapi yang ditolong malah .......".
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” (Al-Baqarah: 264)
Setiap manusia terikat dengan hukum-hukum yang Allah ciptakan, termasuk hukum aksi reaksi Newton itu. Karenanya bila menemukan hal-hal yang tidak menyenangkan yang terjadi dalam kehidupan, jangan buru-buru menyalahkan orang lain, mungkin anda pernah memberikan aksi negatif sehingga andapun menerima hal negatif.
Sudahkah kita banyak melakukan kebaikan hari ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar