Selasa, 21 Januari 2025

Hal Penting dan Tidak Penting

 Apa sih hal paling penting yang perlu kita sematkan pada setiap tindakan yang kita lakukan? 

Aku jawab, ketulusan hati karena Allah.

Ketika kamu tulus karena Allah, kamu tak akan memedulikan hasilnya, kamu akan terus berbuat sesuatu, dan karena kamu selalu konsisten melakukan suatu kebaikan, bisa jadi kamu mendapatkan yang melebihi ekspektasimu.  Tapi itu pun tak penting, karena dunia ini hanya ilusi, kamu sudah mendapatkan hal yang amat penting itu yaitu menyadari hekekat tindakanmu, yaitu melakukan apa pun dengan ketulusan hati karena Allah. 

Ketika kamu bersama Allah, maka Allah akan menggerakkan hatimu untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, orang Jawa bilang krenteging ati , aku memaknainya hati yang digerakkan Allah, inilah hakekat dari niat itu.  

Kamu harus selalu mengingat apa hal yang penting dan apa yang tidak penting. Ikuti kata hatimu yang dibimbing Tuhan dan konsisten di jalan kebaikan yang telah kamu jalani.

Minggu, 05 Januari 2025

Perjalanan ke mana?

 Bila hidup adalah sebuah perjalanan, perjalanan ke mana?

Hidup itu adalah sebuah perjalanan untuk menyatu dengan Tuhan.

Itulah yang aku pelajari dari perjalanan hidupku selama 58 tahun ini dan ketika aku bersamaNya, aku benar-benar hidup.

Benar-benar hidup itu seperti apa sih? Kamu menikmati kehidupan ini, mengalir dan menari bersama kehidupan, tanpa melawan arusnya, hanya menikmati keindahannya, setiap momen, detik demi detik, langkah demi langkah, kamu tempuh dengan penuh kebahagiaan. Apa itu galau dan duka nestapa? Lupa bagaimana rasanya, karena isinya hanya sukacita. Kamu menyebarkan kasih sayang dan kebaikan, hidupmu sepenuhnya putih dan sebening kristal yang memantulkan warna pelangi. Peristiwa di luar tak bisa mengotorimu.

Live happily ever after itu nyata ketika kamu menempuh hidupmu bersama Tuhan.

Selama ini manusia hidup bersama Tuhan, melekat denganNya, lewat alam semesta ini Tuhan menjelma untuk memandu kekasih-kekasihNya, tetapi manusia banyak yang tak menyadari. Dengan menyadari hidupmu lekat dengan Tuhan, maka di situlah kamu merasakan benar-benar hidup, hidupmu abadi, kehidupan ini abadi.

Apa?? Kehidupan ini abadi?? Bukankah kita semua akan mati, bumi dan planet-planet pun akan runtuh?

Kehidupan ini bukanlah tentang apa yang terlihat oleh ilusi optik yang ditangkap mata, bahkan apa yang ditangkap mata dipahami berbeda oleh otak. Itu bukan kebenaran. Kehidupan di atas bumi ini hanyalah permukaan tipis dari kehidupan maha luas yang tak ada akhir. Kamu jangan terpaku pada ilusi optik atau kebohongan penglihatan yang terjadi setiap hari.

Tidak ada kecemasan, tidak ada rasa takut, tidak ada kesedihan, bahkan tidak ada kesenangan atau kegembiraan, kamu melampaui dualitas rasa itu, maka itu disebut suka cita / eudamonia / kebahagiaan. Ketika jiwamu stabil, maka kamu sudah menemukan makna hidup.

Tentang pelajaran hidup.

Aku banyak mendapat pelajaran hidup di bulan September-November 2024 , hari demi hari selama menjalankan khalwat selama 40 hari, menyendiri di sebuah rumah di Ngantang, Malang. Apa pelajaran yang baru aku sadari saat itu susah untuk dikatakan, karena orang harus mengalaminya sendiri untuk memahaminya. Tapi aku akan mencoba mengatakannya dalam beberapa poin ini:

  • Hidup ini dikendalikan oleh Allah. Allahlah yang mengendalikan segala urusan. Kedengarannya ini kalimat yang klise, banyak orang tahu, tetapi pernahkah kalian 'melihat'nya sendiri?
  • Alam semesta yang terbentang di luar diri kita itu sebenarnya 'permukaan' dari alam semesta yang sebenarnya. Yang sebenarnya di mana dong? Kamu harus mengalami bagaimana indahnya menyaksikan mikrokosmos di dalam dirimu lalu merasakan tembok pembatas makro dan mikrokosmos tersingkap.
  • Kehidupan ini baru indah setelah kamu merasakan menyatu dengan Allah (manunggaling kawula-Gusti)
  • Hidupmu terbuat dari rasa syukurmu.
Poin-poin lainnya, silakan dibuka di tulisan yang lain di blog ini ya.

Kamis, 02 Januari 2025

Kamu Kacau Bila Tidak Seimbang

 Hal yang mutlak diperlukan dalam hidup ini adalah keseimbangan.  Allah menciptakan alam semesta ini seimbang, maka kamu pun musti seimbang untuk hidup harmonis di atasnya, dengan begitu kamu selaras dengan alam dan dengan Tuhan, kamu menemukan inti dan itulah kebahagiaan.

Lihatlah orang-orang yang sakit, sakit apa pun, sakit fisik atau mental, mereka adalah orang-orang yang tidak / kurang seimbang.  Sakit adalah upaya tubuh untuk menyeimbangkan kembali yang awalnya tidak seimbang.  Contohnya kurang istirahat membuat kamu gampang terkena flu, saat flu kamu pun tidak bisa beraktifitas normal, kondisi itu memaksamu untuk beristirahat memulihkan diri.  Komposisi makan yang kurang serat membuatmu terkena aneka penyakit sindrom metabolik seperti naiknya kadar kolesterol, asam urat, gula darah dll.  Untuk mengatasinya maka kamu pun melakukan diet atau obat dari dokter.

Cobalah untuk hidup seimbang tanpa dipaksa oleh penyakit atau kejadian tertentu.

Dalam hal spiritual pun demikian, perlu seimbang antara melakukan aktifitas ke luar dan ke dalam.  Dalam keseharian kamu berbaur dengan banyak orang, tubuhmu sibuk, pikiranmu sibuk, perasaanmu sibuk, energimu bisa tersedot atau bertabrakan dengan energi orang lain.  Yang kamu perlukan adalah keheningan.  

Allah Maha Tahu kebutuhan hambaNya, makanya di al quran ada himbauan untuk bangun di malam hari untuk mengingat Tuhan, melakukan ibadah malam / salat tahajud.  Allah sedang mengajari kita semua untuk hidup seimbang.

Berdiri dan berjalan mengambil air wudu lalu melakukan salat saat lagi enak-enaknya tidur itu sesuatu yang berat, tetapi bila berhasil melawan rasa malas dan kantuk, lalu dengan keikhlasan hati melakukan salat untuk mendekatkan diri pada Allah, maka hasilnya akan luar biasa, ada energi dari dalam yang luar biasa untuk menghadapi tantangan kehidupan keesokkan harinya.  Hati juga menjadi lebih menangkap tuntunan Allah di hati dalam menyikapi segala masalah kehidupan.

Yuk, belajar hidup seimbang.