Senin, 26 Mei 2025

Berusaha tanpa Berusaha

 Segala peristiwa dan segala kelakuan orang (baik diri sendiri atau orang lain), semua itu dikendalikan dari 'kekuatan' yang paling halus yang disebut Al Latif.  Dan Yang Maha Halus ini terhubung dengan diri setiap manusia yaitu perasaannya yang terdalam.  Yang berarti perasaanmulah yang mengendalikan semuanya, bukan hanya mengendalikan dirimu sendiri, tetapi mengendalikan semua peristiwa yang terjadi di dalam kehidupanmu.

Jadi berdiam diri untuk mengamati segala gejolak perasaanmu adalah pekerjaan besar yang akan memengaruhi seluruh kehidupanmu.

Berdiam diri untuk menonton segala tayangan di pikiran dan perasaan, agar bisa melampaui (di atas) semua itu untuk kembali menjadi Al Latif (bersatu dengan Yang Maha Halus)

Saat kamu menyatu dengan Yang Maha Halus, kamu menjadi Dia dan semesta akan mengalir tanpa kontrol dari egomu, kecerdasan alam semestalah yang bekerja dan semuanya akan tertata dengan indahnya.

Baiklah, aku kasih contoh yang nyata bagaimana mempraktekkan ini.

Bayangkan saja kamu punya seorang anak yang bandel dan tak mempan dengan nasehat bijak dan kata-kata.  Sampai bosan dan stress kamu menghadapinya.  

Perlakuan halus tak mempan, perlakuan kasar apalagi, malah membuat anakmu marah dan menjauh.  Kamu sudah kehilangan seribu jurus dan semua itu tak berguna.  Tinggal satu jurus yang tersisa yang sekarang aku tawarkan padamu, yaitu jurus kembali menjadi Al Latif.

Caranya, kamu harus berdamai dulu dengan perasaan gagalmu menjadi orang tua, dengan cara menyadarinya, menonton perasaanmu dan berjarak dengannya.  Sampai kamu melampaui semuanya.  Kamu akan seperti berada di ketinggian dan melihat dirimu sendiri bergelut dengan perasaanmu.  Lakukan ini sampai hatimu merasa damai.  Lalu kamu akan merasakan insight dari dalam, kamu tercerahkan.

Innuri pernah menulis, bila ingin mengubah seseorang, alirkanlah cinta.  Maka alirkanlah cinta dari kedalaman hati yang damai, cinta itu harus mengusir dari kedamaian ya dan bukan dari rasa galau.  Jadi kamu harus menempuh dulu proses menyadari sampai tercerahkan seperti yang aku uraikan di atas, baru mengalirkan cinta.  Setelah itu kamu tak perlu berusaha, tak perlu ngapa-ngapain, biarkan anak berproses dari dalam dirinya sendiri, karena perasaanmu sudah menyatu dengan Al Latif yang membuat perasaanmu bisa memengaruhi perasaan anakmu. 

Inilah makna dari berusaha tanpa berusaha.

Minggu, 25 Mei 2025

Digenggam dan Menggenggam

 Dalam spiritual Timur, ada pelajaran untuk menonton segala emosi yang bersliweran di dalam diri kita, bahasa Jawanya 'nyawang'.  Bila ada gejolak emosi apa pun, ditonton saja sampai gejolaknya tenang dan berlalu, setelah itu kedamaian akan Mengalir disertai pemahaman-pemahaman baru yang mencerahkan (insight).

Bila sering melakukan itu, kamu akan tahu bedanya digenggam dan menggenggam dan tahu rasanya bahagia yang membebaskan.

Ketika kamu terbenam dan dipermainkan emosi dan hawa nafsu atau masalahmu, sejatinya kamu sedang digenggam emosimu, kamu dicengkeram emosimu sampai semuanya terlihat menyedihkan dan tak ada pintu keluar dari situasi itu.  Tapi ketika kamu bisa menonton emosimu, kamu berjarak dengan emosimu, maka masalah yang kamu hadapi berada dalam genggamanmu, bukan hanya masalah, dunia ini jadi terlihat kecil dan berada dalam genggamanmu. Di titik inilah segala solusi dan kemudahan berdatangan, alam semesta telah sepakat untuk membantumu.

Cobalah dan buktikan sendiri betapa indahnya bila segala sesuatu berada di dalam genggamanmu.


Sabtu, 24 Mei 2025

Menyatu dan Mengalir

Kesedihan atau hati yang berjelaga (hmm ... sok puitis) tapi bayangkan saat hati lagi gundah itu seperti ada noda kehitaman di hati, atau bahkan seperti ditenggelamkan ke dalam lumpur pekat.  Sampai kepinginnya pergi saja lari dari kenyataan, atau bahkan ingin mati saja.  Itu kesedihan yang terdalam.

Dalam keadaan sedih seperti yang aku gambarkan tadi, sebenarnya apa sih yang terjadi di dalam diri kita?  Apa sih akar permasalahan yang membuat manusia sesedih itu?

Masalah utamanya adalah karena manusia merasa terpisah / terpental dengan Tuhan.  Bukan soal diri si orang itu yang terpisah dengan Tuhan, tapi juga anggapannya bahwa segala sesuatu di luar dirinya terpisah dengan Tuhan.  

Apakah masih belum jelas?

Begini, terpisah dengan Tuhan itu bukan berarti tidak ingat atau tidak percaya Tuhan lagi.  Tapi merasa orang lain/suatu keadaan itu terjadi atas kemauan mereka sendiri, bukan atas kemauan Tuhan.

Diri kita sendiri, orang lain, makhluk hidup dan tak hidup (yang sebenarnya hidup) di sekitar kita, semua itu dalam genggaman Tuhan, saking melekatnya mereka dengan Tuhan, bisa disebut alam semesta ini = Tuhan. Kita semua di alam semesta ini tidak terpisah, karena semuanya adalah Tuhan.

Nah, ketika kita merasa tak terpisah, di point inilah kita bakalan lebih mudah menerima apa pun perlakuan orang atau apa pun peristiwa yang terjadi. karena semua itu adalah Tuhan atau perwujudan Tuhan.  Kita hanya mengalir saja sesuai peran kita masing-masing, mengalir saja dengan ikhlas, pasrah, bersyukur disertai kepercayaan penuh pada kecerdasan alam semesta (baca:Tuhan) dalam menjalankan peran kita masing-masing.  Itulah kebebasan, kemerdekaan dan kebahagiaan.

Kamis, 22 Mei 2025

Tidak Baik-Baik Saja

 Banyak yang mengatakan ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja, aku pun merasakannya, kami berdua -aku dan suami- sangat merasakannya.

Banyak yang merasa sedih, khawatir, takut menatap masa depan, bahkan digulung keresahan untuk sesuatu yang belum terjadi.

Katakan pada diri sendiri, apakah rasa khawatirku ini bisa mengubah keadaan?  Apakah keresahanku ini bisa memperbaiki masa depan?

Bila jawabannya tidak, berdamailah dengan rasa khawatir dan ketakutanmu itu, sampai berganti tayangannya menjadi damai, percaya dan yakin akan skenarioNya.

Masalah hadir bukan untuk menetap, dia hanya seorang tamu yang hendak memberimu 'sesuatu', terimalah pemberiannya dan dia pun akan segera berpamitan.   Sampai akan datang tamu yang lain, memberimu sesuatu dan berpamitan, seperti itulah hidup ini.  Selalu ada yang datang pergi silih berganti seperti musim yang berputar.  Hanya satu yang menetap dan hanya satu-satunya yang bisa kamu harap, yaitu Tuhan, Dia selalu membersamaimu di setiap keresahan dan kebahagiaanmu, berakrab-akrablah kamu denganNya.


Sabtu, 17 Mei 2025

Selalu Mendua

Bayangkan di suatu hari dengan cuaca yang tidak menyenangkan, hujan deras, petir menyambar, dan kamu meringkuk sendirian di rumah dengan coklat panas di hadapanmu.  Apa yang kamu keluhkan?  Kesendirianmu? Cuaca yang buruk? Petir yang mengagetkan?

Atau kamu berpikir sebaliknya, kamu merasakan nikmatnya mereguk sesendok demi sesendok coklat panas di tengah cuaca seperti itu, pun berada di dalam rumah yang aman.  Terasa hangat, terlindungi dan merasa disayang Allah.

Seperti itulah kehidupan ini, tidak ada yang benar-benar buruk, dan tidak ada yang benar-benar baik.  Keduanya selalu datang berbarengan.  Dalam kesedihan selalu ada kebahagiaan, dalam kebahagiaan selalu ada kesedihan.  Dalam lapang ada sempit, dalam sempit ada lapang.  Dalam kesulitan ada kemudahan, dalam kemudahan ada kesulitan.  Persoalannya hanyalah bagaimana menikmati kehidupan dengan aturan seperti itu.

Adalah fokus, ke mana kamu memfokuskan pikiran dan perasaanmu, maka di situlah letak kebahagiaan atau kesedihanmu.

Dalam contoh yang aku sebutkan di atas. bila fokus pada nikmat-nikmat yang ada, maka semua yang hadir adalah kombinasi sempurna yang menciptakan kebahagiaan.

Tak peduli keadaanmu saat ini, bila kamu bisa fokus pada hal-hal baik dan meramu segala hal yang terjadi menjadi serangkaian bunga indah kehidupan, maka kamu telah menggenggam dunia dan kebahagiaan menghiasi hatimu.

Kata orang bersyukur saja, dan penjabaranku di atas adalah salah satu makna bersyukur.  

Janga fokus pada keluhan, fokuslah pada hal yang membahagiakan maka segala hal yang membuatmu mengeluh akan berubah dengan sendirinya.  Percayalah dan buktikan sendirinya.




Senin, 12 Mei 2025

Gendam

 Pengalaman seru di warung terjadi kemarin, yang membawa banyak sekali pelajaran berharga dari tiga orang penipu. Yap, warungku didatangi tiga orang penipu yang sungguh lihai sekali memainkan peran mereka masing-masing, aku aja hampir kena gendam bila bukan karena pertolongan Allah dan kasih sayangNya.

Warungku baru buka satu minggu alias enam hari, Minggu libur, jadi Senin kemarin adalah awal dari minggu ke dua.

Sore aku kedatangan tiga orang pembeli yang minggu kemarin juga datang, jadi mereka datang untuk kedua kalinya. Yang melayani karyawanku dan ketika aku keluar dan sempat bertemu mereka, salah seorang dari mereka, sebut saja pak M, memuji-muji lukisanku dan menanyakan berapa ongkos bila memesan lukisan.  

Total lamanya pembicaraan sampai ketiganya pulang berlangsung sampai entah berapa jam! Haha ... sampai di sini aku tidak sadar kalau aku sedang digendam, karena terpesona pembicaraan tentang lukisan.  Karena Pak M mau pesan lukisan yang dilukis di dinding warung yang lebarnya lima meter kali tinggi dinding.  Katanya mau bikin warung bernuansa Jawa dan digambar salah satu fragmen di dalam pewayangan.

Nah, lucunya, warungnya itu masih mau nyari lokasi (di sinilah letak goblognya Innuri).  Pesan lukisan untuk warung yang belum ada saja kok ya dilayani sampai segitunya.

Lama-lama pembicaraan beralih topik ke warungku yang sepi, yang katanya ada penghalangnya, kali ini yang banyak bicara  Gus L (yang katanya paranormal yang nolongin Pak M dari keterpurukan).  Demi menghargai omongan si Gus (yang omongannya benar melulu), aku biarkan saja si Gus nolongin aku menghilangkan penghalang itu.  Aku sempat terpesona lihat garam dia tabur, disiram air lalu memunculkan percikan api dan sempat merinding juga sih (setelah itu aku tersadar dan googling, airnya dikasih zat kimia apa ya biar bereaksi dengan garam dan memunculkan percik api)

Dari situ aku mulai sadar loh, apa mereka bertiga ini penipu dengan peran mereka masing-masing untuk minta upah dari nolongin menghilangkan penghalang di warungku?  Eh ternyata si Gus nggak minta upah. Kata karyawanku 'kan mereka masuknya halus sekali, itu baru permulaan.  Mereka bisa datang lagi untuk 'serangan' berikutnya.

Memang pembicaraan agak aneh, seperti memancing-mancing aku untuk cari penglaris.  Untungnya pula aku bilang kalau buka warung itu sekedar bersenang-senang, memanfaatkan rumah di tepi jalan raya, aku bukan cari laris.  Aku bilang aku terima apa pun yang dihadirkan Allah, mau laris, mau sepi, terserah Allah, wong kehidupanku sudah tercukupi semuanya.

Setelah ketiganya pergi, baru karyawanku buka suara, katanya mereka itu sedang cari klien untuk jasa paranormalnya si Gus L, ya semacam cari warung yang sepi agar pemiliknya memakai jasa penglarisnya.   Begitulah ceritanya.

Dan pelajarannya aku rangkum di kesimpulan di bawah ini:

- Jangan mudah terpancing omongan yang kelihatannya benar, bahkan bisa memprediksi dengan benar, atau omongan yang menjanjikan apa pun, pokoknya jangan kepancing.

- Jangan mengerjar harta benda, semakin mengejar, kamu akan semakin kehilangan. Bayangkan seandainya aku cari penglaris, pasti aku sudah kena banyak, karena omongan Gus L itu sungguh luar biasa bikin orang percaya, karena semua yang dia katakan tentang aku benar.

- Setiap peristiwa selalu membawa dua hal, keburukan dalam kebaikan atau kebaikan dalam keburukan, terima saja dua hal itu agar hidupmu damai mengalir indah dan luar biasa.  Kehadiran penipu pun ada kebaikananya, menjadi pelajaran buat aku sekeluarga untuk berhati-hati.  Bahkan kehadirannya aku syukuri karena membuka pandangan mataku betapa aku punya karyawan yang bijak dan bisa aku percaya.  Sulit menggambarkan betapa bijaknya karyawanku menyikapi kasus ini, karena ceritanya panjang sekali.


Selasa, 06 Mei 2025

Berdoa Untuk Akar

 Akar permasalahan dalam kehidupan ini adalah merasa terpisah dengan kasih sayang Allah.  Karena merasa terpisah dengan jaminan perlindungan dan kasih sayang Allahlah maka segala peristiwa dihadirkan untuk mengembalikan manusia pada diri sejatinya yang tidak terpisah dengan Tuhan.

Aneka peristiwa dalam hidup ini adalah alatNya untuk membuat manusia kembali menyatu dengan Tuhannya, dengan kasih sayang dan perlindunganNya.  Dan di point inilah jebakan itu terjadi.  Jebakan apa?

Begini, ketika ada suatu peristiwa yang tidak enak terjadi, misalnya kondisi keuangan sedang tidak baik-baik saja, manusia berdoa untuk keuangan yang membaik dan menjadikan itu sebagai tujuannya menadahkan tangan mendekat kepada Tuhan.  Manusia berdoa untuk diperbaiki keadaannya, padahal bukan itu maksud dari kehadiran suatu peristiwa dalam hidup. 

Maksud dari kejadian apa pun adalah agar manusia kembali menyatu dengan kasih sayangNya dan semuanya pasti beres, tapi manusia hanya menginginkan keadaannya diperbaiki, bukannya ingin Allah, itulah jebakannya.  Ibarat mintanya mobil padahal Allah itu loh pabrik mobil dan bisa ngasih kamu mobil apa saja dan berapa saja.  Nah kan?

Lantas bagaimana?

Cukup kembali merasakan kasih sayang dan jaminan perlindungan, jaminan terpenuhinya segala kebutuhan hidup dari Allah. Lakukan saja upaya ini sampai ada keyakinan penuh di dalam hatimu bahwa Allah akan membawa semuanya menjadi luar biasa (bukan sekedar baik-baik saja).  Segala hal luar biasa yang tak terbayangkan olehmu.  Dan kamu tak perlu memikirkan bagaimana caranya karena pikiranmu tak akan sampai, inilah yang disebut upaya tanpa upaya.  Kamu ingin memperbaiki kondisi financial tanpa berusaha memperbaikinya, tetapi sebenarnya kamu sudah berusaha memperbaikinya dari dalam.  Adapun peristiwa di luar kamu percayakan pada mekanisme alam semesta dengan kecerdasannya yang Maha Cerdas.  Bukankah alam semesta ini dikendalikan oleh Allah, bahkan Allah itu tidak terpisah dengan alam semesta atau diri kita ini.

Setiap ada peristiwa yang menurut penilaianmu tidak enak, syukuri saja, karena itu seperti sinyal yang mengatakan bahwa kamu harus kembali, ada sesuatu yang harus ditata di dalam dirimu, kamu musti kembali pada keyakinan penuh akan jaminan Allah.  

Kasih sayang Allah itu jauh melebihi kasih sayang orang tua atau pun kekasih, Allah adalah Maha Kekasih.  Ya, Dia Sang Maha Kekasih tak pernah meninggalkanmu, dia lengket dalam dirimu, memandumu, bahkan mengendalikan segala-galanya untuk kebahagiaanmu.