Sabtu, 28 Desember 2024

Kiat Menemukan Oase Saat Salat

 Bayangkan kamu sedang melakukan perjalanan panjang di tengah cuaca yang panas dan alam yang gersang, langkah demi langkah kamu jalani dengan berat, sambil memikul beban yang berat pula.  Perjalanan terasa lama dan melelahkan.  Lalu di tengah perjalanan kamu menemukan danau kecil yang sejuk dikelilingi pepohonan, kamu berhenti di situ, menghirup udara sejuknya, menikmati bekal yang kamu bawa di tengah naungan pepohonan yang menari lembut oleh tiupan angin.  Bagaimana perasaanmu?

Seperti itulah perjalanan di dunia ini, panjang dan melelahkan. Aneka peristiwa musti dilalui, tanggung jawab yang musti dipikul datang dan selesai silih berganti.  Namun Allah menyediakan oase di tengah perjalanan kehidupan ini, oase itu adalah salat lima waktu.  Cara pandang yang keliru membuat oase itu terasa sebagai beban, seperti seorang pengembara yang ragu mereguk air sejuknya karena menyangka itu sebuah jebakan.

Lantas bagaimana caranya memandang salat sebagai oase dalam kehidupan sampai bisa merasakan sejuk dan nikmatnya?  Innuri akan membagikan caraku berdasarkan pengalaman pribadiku.

Aku sangat menikmati sujud, buatku sujud adalah saat aku berada sedekat-dekatnya dengan Allah.  Aku tak pernah mempersoalkan sujud awal atau sujud akhir atau sujud pertengahan, setiap kali aku sujud dan ingin mencurahkan segala perasaanku pada Allah, maka aku akan berlama-lama melakukannya.

Doa apa yang aku baca dalam sujudku yang lama?

Tidak membaca apa-apa, aku hanya diam, perasaanku juga diam, tetapi ada rasa yang mengalir, segala rasa tak perlu ditumpahkan dalam kata-kata, aku tidak mau menyibukkan diri dengan kata-kata, karena Allah pasti mengerti walau tanpa kata.

Aku tetap membaca bacaan yang wajib dibaca saat salat, tetapi selebihnya diam, hanya perasaanku yang mengalir kepadaNya.

Bagaimana perasaan yang mengalir itu? Tak perlu dipikirkan, ya mengalir saja, namanya juga mengalir, mengalir itu membiarkan saja perasaan kita bergerak kepadaNya.

Bagaimana bila ada memori tertentu muncul? Alirkan pada Allah, seolah mengadu tetapi tanpa kata, sampai perasaanmu menjadi tenang dan damai.

Teristimewa saat sujud, aku sering diam dan mengalir menuju Allah, kadangkala di saat berdiri, ruku atau duduk pun aku memerlukan diam untuk mengadu, ya aku akan diam sampai batinku merasa sejuk dan damai.

Lakukan salat sampai kamu merasakan perasaan damai dan tenang, sampai kamu menemukan oase di tengah perjalanan kehidupan ini.  

Hal terindah dalam hidup ini adalah mengalir bersama Allah.  


Rabu, 25 Desember 2024

Dari Otak Turun ke Hati

Ada beberapa tipe manusia dalam menyikapi sesuatu, ada tipe mengindra (menggunakan kelima panca indranya), tipe pemikir (dengan otaknya) dan tipe mengintuisi (menggunakan intuisinya).  Innuri mau ngomongin pengalamanku tentang mengintuisi, bagaimana cara yang mudah agar lebih intuitif.

Untuk lebih intuitif, itu bisa dilatih, dan ada banyak macam latihan meditasi untuk itu, silakan dicari di internet atau nanya AI deh.  Yang aku mau bagikan adalah caraku sendiri yang mungkin sedikit berbeda.

Intuitif versi Innuri itu adalah batin yang selalu disinari tuntunan dan petunjuk Allah, jadi menghadapi apa pun bisa menyikapinya dengan petunjuk Allah yang mengalir di hati.  Kehidupan pun mengalir bersama Allah.  Ini indah sekali.  

Lantas bagaimana caranya?

Cara Innuri ini dengan rajin-rajin mengamati diri sendiri, sedang berfokus ke kepala atau ke dada.  Kepala berhubungan dengan pemikiran, analisa, ingatan, memori, kenangan, masa depan, penilaian dan penghakiman.  Saat kepala sedang aktif, terkadang efeknya kepala jadi sakit, susah tidur, kepala rasanya berat, kadang muncul perasaan bingung, suntuk, bosan, sedih karena kenangan atau khawatir akan masa depan.  Jadi munculnya perasaan negatif atau positif itu efek dari aktifitas kepala / otak.  

Sedangkan dada / jantung itu terkoneksi dengan Tuhan, tidak negatif dan tidak positif, melampaui dualitas rasa, di sini sumber rasa bahagia yang abadi.  Perasaan ini di sebut mutmainah, perasaan damai dan tenang yang tak bertepi.

Nah, untuk bisa mengakses hati yang tenang ini, kita musti sering-sering latihan menurunkan perhatian dari kepala ke dada, dari otak ke hati.  Rajin-rajin mengamati diri sendiri, sedang di posisi mana perhatian kita, bila sedang berpikir dan sedang fokus di kepala, latihlah  menurunkannya ke dada, sampai klik dengan Allah.  Latihan ini dilakukan setiap saat dan setiap waktu, sambil melakukan aktifitas apa saja, karena aktifitas kita akan dituntun Allah saat perhatian kita fokus kepadaNya.  Fokus itu bukan tegang ya, fokus tidak sama dengan konsentrasi.  Fokus ke Allah bukan berarti kita hanya diam dan tidak melakukan apa-apa, fokus ke Allah itu mengalir bersama Allah, apa pun aktifitas yang kita lakukan.

Lama kelamaan kita akan menemukan 'tombol'nya dan pandangan batin kita menjadi jernih, seperti 'mata Allah'.

Seperti orang yang belajar main gitar, berpindah dari A minor ke D, ke G, lalu ke C, untuk terampil membutuhkan latihan dan ketekunan dan pantang menyerah atau berhenti.  Seperti orang belajar main gitar juga, pada awalnya tertatih-tatih, dan malah mengeluarkan suara yang kacau, tetapi bila dilatih terus menerus setiap hari, lama kelamaan akan terampil juga.

Untuk hasil yang luar biasa, butuh perjuangan yang luar biasa pula.  Jangan menyerah, bila jatuh, ya bangkit lagi, bila gagal, ya mencoba lagi, terus menerus sepanjang usia kita.

Barangkali ada yang bertanya, mengapa fokus ke dada, bukannya bertemu Allah, malah ketemu yang lain.  Itu berarti hatinya belum bersih, barangkali masih ada rasa marah, sakit, kecewa, iri, dengki dan sebagainya, semua itu perlu dibersihkan.  Jadi selain melatih perpindahan otak ke hati, juga perlu membersihkan hati setiap waktu.  Kotoran hati bisa menghalangi (menghijab) kita dari bertemu Allah.





Rabu, 18 Desember 2024

Kamu Makhluk Apa Bukan?

 Judulnya berupa pertanyaan.  Pertanyaan itu seperti bunyi petir yang membuatku diam terpaku karena kaget.  Pertanyaan itu terdengar saat aku membaca ayat ke dua dari Surat Al Falaq. 

"Katakanlah aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan makhlukNya. "

Di benakku aku berlindung dari kejahatan makhluk tak kasat mata, dari kejahatan manusia dan dari kejahatan binatang yang berbahaya, karena aku sedang sendirian (tapi bersama Allah) di vila di tengah kebun. Lalu pertanyaan itu pun mencuat dengan nyaringnya. "Kamu makhluk apa bukan? "

Ya, aku makhluk dan makhluk paling dekat dengan diriku adalah diriku sendiri. Gembong penjahat yang membahayakan diriku adalah diriku sendiri. 

Setiap saat pikiran ini membisikkan hal-hal yang membuat diriku khawatir sedih dan ujung ujungnya bisa sakit fisik yang disebut psikosomatis. Siapa biang keroknya? Ya diriku sendiri. 

Hawa nafsu dengan entengnya menyuruh makan makanan yang merugikan kesehatan.  Banyak manusia melakukannya karena mereka pikir yang dimakan adalah makanan halal. Padahal bahayanya melebihi santet. Orang nyantet pasti ada sebabnya dan pasti butuh proses, sedangkan diri kita sendiri tak butuh waktu lama untuk melahap makanan enak yang meracuni tubuh dan berpotensi membunuh secara perlahan-lahan, merepotkan anak cucu pula.

Kamu makhluk apa bukan? Pertanyaan itu terngiang-ngiang terus di batinku. Siapa sih yang bisa menjamin diri ini tidak jadi jahat? 

Jadi? 

Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan diriku kepada diriku sendiri dan berlindung dari menjadi jahat pada orang lain. 

Kamu makhluk apa bukan? 

Hmm.... 

Senin, 16 Desember 2024

Eudamonia

 Seorang teman keheranan ketika melihat suamiku benar-benar meninggalkanku di vila yang masih dalam proses pembangunan. 

"Aku pikir kalian bercanda. Adikmu nanti datang menemani 'kan? Memangnya kamu berani bermalam sendirian di sini? " Begitu katanya. 

Banyak lagi teman yang berkomentar semacam itu..

Banyak orang tidak mengerti tentang khalwat / uzlah / tahanuts apalagi sampai melakukannya selama 40 hari.  Banyak yang tidak memahami mengapa aku berani tinggal sendirian di rumah di tengah 'hutan'.  Banyak yang tidak tahu bila aku tidak sendirian di sini, aku bersama Allah. 

Aku jelaskan bila Nabi Muhammad sering melakukannya. Para Nabi pun melakukannya selama 40 hari, itu dikisahkan di dalam al quran, Nabi Musa di bukit Tursina, Nabi Khaidir di tepi laut, Nabi Isa di gurun. Orang-orang bijak pun melakukannya, Budha Gautama, Socrates, Laotze, dengan cara mereka masing-masing, namun intinya sama, menyendiri bersama Tuhan. 

Khalwat adalah menempuh perjalanan ke dalam, ke dalam diri sendiri untuk menjumpai Tuhan.  Ini adalah kebahagian tertinggi manusia dan inilah sejatinya yang disebut kebahagiaan itu. 

Kalian senang dengan uang / materi / harta benda / kehidupan yang tercukupi, berkumpul dengan keluarga, bergurau dengan teman, itu bukan kebahagiaan, itu rasa senang.  Kebahagiaan lebih tinggi levelnya dari itu.  

Baiklah, bila kalian tetap menyebut rasa senang itu dengan kebahagiaan, maka aku akan sebut kebahagiaan itu dengan eudamonia saja .  Eudamonia itu bahasa Yunani yang artinya kebahagiaan. Eudamonia tercapai setelah manusia berhasil mencapai kondisi batin yang tenang yang tidak dipengaruhi emosi. Kondisi batin seperti ini adalah kondisi hati yang damai yang disebut ataraksia, di dalam al quran disebut mutmainah / jiwa yang tenang.  Setelah jiwanya tenang, manusia mendapatkan eudamonia. 

Jadi di sini, di tempat sepi dan kelihatannya sendiri ini (padahal bersama Allah) aku mengalami eudamonia.  Suamiku paham yang aku butuhkan, makanya dia rela meninggalkanku di sini, padahal dia bisa saja disebut suami yang tegaan. Tapi baginya memberi ruang buat istrinya menyendiri bersama Tuhan, itulah yang terpenting. 

Jadi sekarang tak perlu bertanya-tanya lagi, saat di Ngantang, mengapa aku tinggal sendirian di sini, bukannya tinggal di rumah adikku Ida yang lebih hangat dan tidak sendirian. Itu karena aku suka berdua dengan Allah saja, di sini aku mendapatkan eudamonia yang tidak setiap orang bisa merasakannya.


Selasa, 10 Desember 2024

Bekerjasama dengan Tuhan

 Pernahkah perasaan dan pikiranmu auto menilai, mencibir, menghakimi seseorang? Walau tak terucapkan. Itu artinya kamu sedang terputus koneksimu dengan Sang Maha Kasih Sayang. Memang halus sekali sih, tapi pengaruhnya amat besar dalam tampilan layar kehidupanmu secara utuh.

Pernahkah juga kamu merasa jatuh mental dengan perlakuan orang lain? Jatuh mental pun menandakan bila kamu sedang jauh dari Tuhan, ada perasaan sakit yang merupakan sebuah bentuk halus dari penolakan.  Ingatlah semua peristiwa terjadi atas ijin dan skenarioNya. Hubungkan kembali hatimu dengan Yang Maha Kasih Sayang agar hatimu terbuka untuk menerima petunjukNya. 

Selalu memandang orang lain dengan kaca mata kasih sayang, seaneh apa pun dia, sesalah apa pun dia, jangan pernah sekali-kali hatimu menempelkan penilaian buruk terhadapnya.  Karena dia manusia dan setiap manusia ada ruh Allah di dalam dirinya, takutlah akan hal ini.  Ini bukan berarti kamu setuju dengan perilaku salah orang lain, tapi ini adalah proses ikhlas menerima. 

Orang-orang dihadirkan dalam kehidupanmu bukan secara acak dan bukan pula kebetulan. Semua sudah diskenariokan oleh Tuhan dengan penuh kebijaksanaan, untuk memberi pelajaran dan hikmah, untuk memberi pengalaman dan kesempatan melatih mentalmu menghadapi berbagai sikap dan polah tingkah manusia.  

Coba teliti hatimu, ketika sedang mencibir dan merendahkan orang lain. Bagaimana rasanya? Apakah seperti ada api di dalam dadamu yang siap menghanguskan dirimu bulat-bulat?  Kamu sudah menciptakan nerakamu sendiri. Begitu pun saat kamu jatuh mental, suram bukan? 

Orang lain dan dunia tidak akan berubah walau kamu menghujat atau membenci mereka. Bila kamu ingin mereka berubah, maka kamu harus bekerjasama dengan Tuhan.  Dan karena Tuhan Maha Kasih Sayang, maka hatimu harus selalu terisi kasih sayang penuh-penuh agar kehendakNya mewujud melalui dirimu.

Selalu dan setiap waktu, jaga hatimu dalam kasih sayang, maka kamu adalah permata di kehidupan dunia ini. Peranmu penting dan diperlukan, kamu berharga di hadapan Tuhan dan segenap makhluknya.  Kebahagiaan sudah bias karena kamulah kebahagiaan itu sendiri. 



Memaafkan di Detik Pertama

 Ingin hidupmu ringan dan bahagiakah?  Ingin kebahagiaan dan kemudahan rajin menghampirimu? Maka jadikan dirimu magnet untuk semua itu.  Caranya adalah membersihkan diri lahir dan batin, karena hanya hal baik yang bakalan menarik hal baik dalam hidupmu. 

Terkadang kotoran hati itu mengendap jauh di kedalaman batin sampai terlupakan. Walau terlupakan, energinya masih bekerja dan membuatmu terdinding atau terhalang dari hal baik yang kamu inginkan.  Bila ada peristiwa yang membuat ganjalan hati itu muncul ke permukaan, segeralah membersihkannya dengan memaafkan dan berdamai dengan peristiwa atau orang itu. 

Agar kotoran yang mengendap itu tidak bertambah dan tumpukannya semakin menggunung, maka jangan kamu tambah dengan kotoran baru. Ada satu cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah hal ini yaitu memaafkan dan berdamai di detik pertama. Bila ada orang berbuat salah dan memicu emosimu, segera sadari dan maafkan di detik pertama dia menyalahimu. Demikian pula bila ada peristiwa yang mengganggumu atau mengusik perasaanmu, terima dan berdamailah di detik pertama. 

Latihlah dirimu terus menerus, karena ini tidak mudah. Bila hatimu enggan memaafkan, katakan pada dirimu sendiri, "Aku tidak mau menyimpan sampah di dalam diriku, itu hanya menarik hal buruk dan merugikan diriku sendiri. " 

Adakalanya kamu gagal di detik pertama, segera sadari dan memaafkan di detik ke berapa pun.  Kamu harus tak kenal lelah melatih diri sampai memaafkan itu terjadi secara otomatis. 

Adakalanya kamu lupa, maka maafkanlah begitu kamu ingat.

Dengan hati yang bersih dan ringan, maka cakrawala pandangmu akan semakin luas, hatimu tercerahkan dan kamu akan merasakan apa itu eudamonia atau kebahagiaan.

Minggu, 08 Desember 2024

Hidup yang Sebenarnya Hidup

 Hidup yang sebenarnya hidup adalah saat manusia terkoneksi dengan Allah. Kenapa? Karena hanya Allahlah yang maha hidup, selain Allah pada hakekatnya tiada. Usia manusia ada batasnya, bahkan usia bumi ada batasnya. 

Ketika manusia bisa merasakan hidup yang sebenarnya hidup, disitulah manusia merasakan kebahagiaan yang sebenarnya kebahagiaan. Karena kebahagiaan yang selama ini disangka kebahagiaan ternyata bukan kebahagiaan karena ada masa dan akhirnya. Sedangkan kebahagiaan sejati itu tidak ada akhirnya. Sayangnya kebahagiaan sejati itu sulit digambarkan dengan kata-kata, jadi manusia tetap punya kecenderungan mempercayai kebahagiaan semu yang sudah lama dikenalnya. 

Ibarat melakukan treadmill, dia mengalami kelelahan berjalan tapi tidak kemana-mana. Bila dia tidak mau turun dari alat treadmill-nya, maka dia akan tetap jalan di tempat untuk selamanya. Maka manusia yang cerdas harusnya melangkah ke samping untuk turun dan menempuh perjalanan sejatinya menuju tempat terindah yang sudah lama menunggu. 

Kebahagiaan sejati itu adalah tempat terindah yang indahnya tak bisa dilukiskan dengan apa pun.  Bila ingin mendapatkannya, maka kamu harus mengubah kebiasaan.  Kebiasaan terseret ke dunia luar menjadi mencoba masuk ke dalam diri dan menemui Tuhanmu.  Datang saja ke dalam, maka Dia akan menyambutmu. Kebiasaanmu yang suka dengan  hiruk-pikuk dunia ganti dengan suka akan keheningan. Dalam keheningan kamu akan mendengarNya, merasakan kasih sayangNya yang selama ini terus menerus mengaliri hidupmu tapi kamu hanya sedikit sekali menyadarinya. 

Jangan merasa rugi meluangkan waktu untuk dirimu sendiri, untuk kebahagiaanmu sendiri. Dia selalu ada untukmu dan Dia selalu gembira menyambutmu, bagaimanapun keadaanmu.


Jebakan tergesa-gesa

 Perilaku tergesa-gesa itu sebuah jebakan, jebakan pikiran, jebakan keinginan, jebakan ego, kalau diringkas ya jebakan setan, karena setan masuk melewati semua yang aku sebutkan itu.

Tergesa-gesa dalam banyak hal, dalam mengambil keputusan, dalam bertindak, dalam berkata-kata tanpa disaring dulu.

Saringannya apa?  Petunjuk Allah, baik di al quran atau di kedalaman batin kita.

Diam beberapa saat dan menghubungkan hati dengan Allah, itu jarang dilakukan orang karena secara kasat mata hal itu kelihatannya sedang memboroskan waktu dan menunda tindakan.  Padahal diam dan tenang itu ibarat mundur satu langkah ke belakang untuk mengambil ancang-ancang guna melakukan lompatan jauh ke depan.  

Sedangkan tergesa-gesa, kelihatannya saja sedang melakukan percepatan, padahal karena tergesa-gesa jadi kurang fokus dan tak bisa melihat ada batu sandungan di depan yang mestinya dilompati, malah ditabrak dan jatuh terjengkanglah kita.  Atau gara-gara tergesa-gesa, ada yang terlupa atau ketinggalan hal yang penting.

Dalam hidup ini, pada hakekatnya kita hanya melakukan dua hal saja, yaitu melakukan sesuatu karena petunjuk Tuhan atau petunjuk selain Tuhan.  Petunjuk selain Tuhan itu silakan diisi dengan apa saja.  Orang yang melakukan sesuatu karena Tuhan itu orang bijak dan untuk bisa seperti itu tidaklah mudah.  Karena itu tidak mudah, maka latihlah dari hal yang sederhana, yaitu tidak tergesa-gesa.  Tergesa-gesa itu pun dekat dengan syetan.  Jadi pilih mana?


Jumat, 06 Desember 2024

Si Gus dan Penjual Es Teh

 Innuri jarang mengomentari kasus yang viral, tapi berkenaan dengan kasus si gus dan penjual es teh, terpaksa aku bersuara.  Aku bukan mengemukakan pendapatku, biar Allah saja yang berpendapat. Aku hanya bisa mendoakan agar kedua pihak dan kita semua senantiasa hidup dan berjalan di bawah petunjuk dan bimbinganNya. Alhamdulillah akhirnya si Gus menyadari kesalahannya dan si penjual es teh mendapat rejeki nomplok.  Tapi hujatan terhadap si Gus sampai video parodinya tetap berlangsung dan menciptakan rangkaian dosa dan kesalahan yang sambung menyambung.  Betapa pintarnya cara setan menggelincirkan manusia.  Mengomentari sebuah kesalahan dengan kesalahan baru, alangkah bodohnya manusia.  Ayolah, hentikan itu, hentikan perbuatan bodoh itu dan mari sama-sama kembali kepada Allah. 

Dan Allah berpesan untuk diriku sendiri dan kalian semua.agar jangan mengikuti / follow orang yang suka mencela di Surat Al Qalam ayat 11.

Maka sebaiknya kita sendiri pun tak usah mencela siapa pun. Mencela orang yang suka mencela ya artinya tetap mencela 'kan? Aku hanya hendak mengingatkan diriku sendiri dan kalian semua agar tak perlu menghujat siapa pun, meski mereka salah, meski menghujatnya di dalam hati, karena kita tak pernah tahu di masa depan kita bakalan seperti apa.

Perlu diingat, semua yang viral itu sudah ketentuanNya kok, dengan itu malah bapak penjual esnya dapat rejeki yang tak disangka-sangka 'kan? Ternyata begitulah cara Allah memuliakan dan menolong hambaNya, yang tak selalu lewat jalur yang menyenangkan, tapi pada ujungnya membahagiakan. Dan buat si Gus, barangkali dengan dihujat netizen se Indonesia raya, beliau tercuci dosa-dosanya, siapa tahu 'kan?

Jadi kembali ke lap top, jangan mencela peristiwa dan jangan mencela siapa pun, karena hanya Allah yang tahu hakekatnya.

Iku lampirkan 'pendapat' Allah dari Al quran ya.

وَقُلْ لِّعِبَادِيْ يَقُوْلُوا الَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ كَانَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوًّا مُّبِيْنًا

Katakan kepada hamba-hamba-Ku supaya mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (dan benar). Sesungguhnya setan itu selalu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Al Isra :53

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah424) dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk. An-Naḥl [16]:125

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik699) setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim. Al-Ḥujurāt [49]:11

Salam manis.

Minggu, 01 Desember 2024

Melihat Orang Tertipu

 Setelah melakukan khalwat selama 40 hari, perasaanku jadi lebih peka dan penglihatanku menjadi lebih jernih (semoga ini berlangsung untuk seterusnya).  Pemahaman-pemahaman baru pun seperti bermunculan walau aku sudah tidak lagi berkhalwat, ini membahagiakanku karena merasa selalu berada dalam bimbinganNya.

Ada hal yang membuatku terpana, yaitu bisa melihat dengan jernih kelakuan orang-orang di dunia ini.  Apa yang aku saksikan sungguh berbeda bila dibandingkan dengan saat sebelum khalwat.  Salah satunya adalah melihat sangat sedikit sekali manusia yang tidak tertipu, kebanyakan manusia tertipu dan kebanyakan manusia melakukan hal yang sia-sia bahkan merugikan dirinya sendiri, sementara mereka tidak menyadarinya.  Ya, sangat sedikit sekali, sudah sangat, tambah sekali, memang sangat sedikit sekali manusia yang tidak tertipu dengan penampakan luar / lahiriah / duniawi / materi.

Ironis bukan?  Manusia menyangka melakukan hal-hal yang menguntungkan bagi dirinya, padahal dia sedang menyia-nyiakan waktu dan menciptakan kerugian (bahkan bahaya) buat dirinya sendiri.  Dan aku bilang pada diriku sendiri, "Tak usah menunjuk ke luar, Innuri.  Lihat dirimu sendiri pun sering melakukannya, bahkan setelah kamu menyadari itu."

Banyak orang mengejar sesuatu yang tidak akan dimilikinya, seperti mengejar fatamorgana, ya, dunia ini fatamorgana.  Itu masih mending, kalau mengejar sesuatu yang bakalan menyiksanya, itu ironis.

Banyak orang (termasuk diriku sendiri) merasa telah melangkah jauh dan mendapatkan pencapaian-pencapaian tertentu, padahal cuma jalan di tempat atau bahkan mundur ke belakang.  Kok bisa? Karena ukuran pencapaian kebanyakan orang adalah ukuran dunia / materi.  Manusia tertipu karena dunia itu pasti lenyap dan musnah.  Manusia sering melupakan yang abadi dan lupa melakukan sesuatu yang membawanya ke sana.

Bahkan mengejar pencapaian 'awet muda' saja bisa menjerumuskan seseorang pada kegelapan.  Ceritanya ada seorang wanita rela menghabiskan banyak uang demi penampilan awet muda.  Ketika hal itu didapatkannya, di dalam hatinya muncul rasa bangga pada dirinya sendiri, lalu muncul perasaan merendahkan orang lain.  Bangga , sombong dan merendahkan orang lain itulah kegelapan yang sebenarnya.  Tak guna cantiknya, tak guna uang jutaan yang dihamburkannya, malah membuatnya terlempar ke dalam energi rendah.  Dunia telah menipunya.

Baiklah.  Lantas apa yang musti kita lakukan agar tidak tertipu?

Lakukan sesuatu karena Allah.  Sesederhana itu tapi tidak mudah.  Kamu harus bisa membedakan mana keinginan hawa nafsumu dan mana keinginan Allah.  Setelah itu biarkan keinginan Allah mengalir dalam dirimu dan lakukan segala sesuatu sesuai aliran itu.  Otomatis kamu harus selalu terkoneksi denganNya, ini tidak mudah ya, tetapi alangkah ruginya bila kesempatan hidup di dunia kali ini kamu sia-siakan, kamu merasa sudah berlari dan mendapatkan pencapaian-pencapaian yang banyak padahal aslinya kamu sedang 'ndeprok' dan merugi.





Sabtu, 30 November 2024

Antara TAO - STOIC - ISLAM

 Adanya benang merah / keterhubungan antara ajaran STOIC - TAO - ISLAM. Sementara ini tiga ajaran itu yang aku pelajari. Aku sadari banget ketika melakukan khalwat/uzlah selama 40 hari di vila Aden, karena di sana aku bukan hanya mempelajari ketiganya, tetapi melakukan dan merasakannya sendiri, seperti masuk kelas praktikum dalam sekolah spiritual.

Oh ya, aku sendiri Islam dari lahir, tapi aku suka spiritual, dalam Islam namanya tasawuf / sufisme.

Baik, lanjut apa saja keterhubungan di antara ketiganya yang sangat aku rasakan.

Di dalam Stoic, dunia keilahian disebut Logos, suatu kecerdasan/intelegensi tertinggi yang merembes ke mana-mana, pokoknya segala sesuatu terhubung dengan Logos. Nah, di dalam stoic, alam = Tuhan. Untuk hidup damai, orang harus selaras dengan Logos / alam.

Ada 4 ajaran penting dalam stoic, yaitu Logos, Alam, Apatis (lepas dari emosi rendah seperti marah, takut, nafsu, dll) setelah bisa melampaui segala emosi itu maka muncullah Ataraksia atau kedamaian.

Dalam stoic, segala sesuatu adalah bagian dari sebuah sistem tunggal yaitu Alam (Tuhan), maka mereka percaya akan adanya takdir.

Mengapa manusia menderita? Itu karena tidak selaras dengan alam, atau ada gangguan di dalam koneksinya dengan alam, yang mengganggu adalah Nafsu. Emosi dan nafsu yang hobinya mengganggu manusia itu disebut Pathos.

Nah, Apatis itulah sebuah kondisi di mana batin ini sudah tidak dipengaruhi oleh Pathos. Buah dari Apatis adalah Ataraksia (kedamaian), dan hasilnya adalah Eudamonia (kebahagiaan).

Di dalam Islam, Allah itu Tuhan Yang Maha Esa, segala sesuatu terhubung dengan Allah. Ajaran yang penting dalam Islam adalah taqwa (surat Ali Imran 133–135) yaitu berbuat baik, memaafkan, menahan amarah / emosi / hawa nafsu, memohon ampun dan tidak mengulangi perbuatan zalimnya lagi, bersedekah dalam lapang dan sempit.

Baik Stoic maupun Islam mengajarkan untuk mengelola hawa nafsu, demikian juga dengan Tao.

Coba lihat benang merahnya antara ajaran stoic yang mengatakan bila segalanya berada dalam sebuah sistem tunggal dengan Surat Al Ikhlas yang menggambarkan keesaan Tuhan. Ini makna surat Al Ikhlas, "Katakanlah, Allah yang Maha Esa, Allah tempat bergantung segala sesuatu, Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia."

Sekarang mari tengok salah satu ajaran Tao dalam bahasa Innuri saja ya, karena kitab Tao te Ching itu penuh sastra dan butuh penafsiran yang mendalam.

Tuhan di dalam Tao itu Maha Misterius, yang tidak bisa dikata-katakan, kalau bisa dikatakan maka sebut saja Tao. Nama Tao itu muncul demi memudahkan penyebutan saja.

Ini terjemahan Tao Te Ching bab 1 versi Pak Hans, YF La Kahija (dosen Fak Psikologi Undip) "Tanpa nama itulah asal muasal langit dan bumi. Tanpa keingingan kamu bisa melihat inti. Dengan keinginan/nafsu, kamu hanya melihat luarnya. Kesatuan dari keduanya adalah misteri. Misteri dari semua misteri adalah awal dari segalanya."

Bab-bab selanjutnya silakan simak di kitab terjemah Tao te Ching, atau ngikut Innuri boleh, Innuri lebih mudah menyimaknya dari Youtube Eling lan Awas -nya Prof YF La Kahija, karena di sana dijelaskan secara panjang lebar penafsirannya versi Pak Hans. Ada 82 bab. Link-nya aku sertakan terakhir.

Innuri persingkat saja ya. Dari Tao itu mengalir yin-yang. Kalau kita bisa mengalir bersama Tao dengan dua wajah yin-yang, maka kita disebut berwuwei. Wuwei itu mengalir, tidak menahan. tidak melawan, mengalir bersama kehidupan.

Nah, ajaran tentang yin-yang ini relate sekali dengan ayat al quran tentang segala sesuatu diciptakan Allah berpasang-pasangan. Yin-yang itu tidak terpisah, tidak boleh ditulis yin dan yang, jadi harus yin-yang, karena keduanya pasangan abadi.

Dalam konsep ketuhanan, antara stoic-tao-islam itu relate banget, juga dalam hal akhlak / budi pekerti. Apalagi ketika mempelajari kitab Tao te Ching di bab-bab selanjutnya ditambah mempelajari kitab-kitab stoic seperti Meditasi-Markus Aurelius (isinya catatan-catatan Markus Aurelius), Enchiridion - Epictetus (pelajaran dari Epictetus yang ditulis oleh muridnya, Flavius Arrian)

Akan tetapi, membaca / mempelajari saja tidaklah cukup, mempelajari secukupnya lalu menjalankannya (bagian tersulitnya ya ini nih). Ketika menjalani, pemahaman jadi lebih mendalam dan kita keluar dari kotak-kotak, menyatu dengan alam, lalu tersingkaplah tirai yang membatasi mikrokosmos dan makrokosmos, itulah kebahagiaan yang sejati. Batin dipahamkan akan makna sebenarnya dari kesatuan / Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan Yang Satu itulah yang menurunkan aneka ajaran di muka bumi. Mengapa berbeda? Karena turun di masa yang berbeda, di masyarakat dengan kultur yang berbeda. Tuhan Yang Maha Bijaksana tentu Maha Tahu metode pengajaran yang terbaik untuk setiap zaman.

Aku tutup dengan Al quran surat Al Isra 110 : "Serulah Allah, atau serulah Ar rahman, dengan nama saja kamu seru, Dia mempunyai nama-nama yang indah …."

Jadi boleh dong kita sebut Allah dengan nama apa saja yang indah-indah. Kurasa nama Tao atau Logos juga indah kok, itu hanya soal kebiasaan, seperti aku yang biasa menyebutNya Allah, Kekasih, Cintaku. Bagaimana menurutmu?

Oh ya, hampir lupa, ini link channelnya Pak Hans ya. Aku suka beliau karena Pak Hans membahas segala sesuatu secara mendalam dan mulai dari akarnya. Untuk membahas stoic pun beliau membahas mulai dari Pythagoras, Socrates, dll karena akarnya stoic dari para filsuf Yunani itu. Selamat mengubek-ubek channelnya Pak Hans.

Kamis, 28 November 2024

Dua Wajah Kebahagiaan

 Pernah menonton film Pursuit of Happiness?  Kisah kebahagiaan seorang ayah dalam perjuangannya memberikan kehidupan yang layak buat anaknya dan karir yang bagus untuk dirinya sendiri.  Kebahagiaan seperti itu dicita-citakan oleh sebagian besar orang di dunia ini, namun tidak banyak orang yang tahu bila itu hanyalah salah satu wajah kebahagiaan, wajah yang tidak abadi.  Karier yang bagus pasti berakhir, anak-anak pun kelak akan menempuh kehidupannya sendiri, kebersamaan dengan keluarga pun pasti berakhir.   Tidak ada yang abadi di dunia ini.  Innuri bukan bilang bila itu semua tidak penting loh!  Penting banget karena itu kewajiban sebagai orang tua mengusahakan kehidupan yang layak untuk diri sendiri dan keluarga.  Innuri hanya mau ngomong, ada wajah abadi kebahagiaan yang mestinya juga perlu dan sangat perlu kita kejar, mungkin judul filmnya jadi Pursuit of Everlasting Happiness dan pemeran utamanya adalah aku dan kamu semua di layar kehidupan kita masing-masing.

Memangnya kebahagiaan abadi itu seperti apa dan bagaimana meraihnya?

Barangkali ada yang menduga, kebahagiaan abadi itu apa pun yang terjadi kita merasa bahagia dan tenang-tenang saja, biar pun mendapat pengalaman yang terlihat menyedihkan bisa tetap tenang seperti kaum stoic.  Apakah seperti itu?  Apakah kurang lebih seperti itu? Aku susah menjawabnya, karena itu tidak bisa digambarkan dalam kata-kata, atau diterangkan lewat adegan demi adegan di film, itu harus dialami sendiri seperti apa dan bagaimana rasanya.

Bagaimana meraihnya?

Kebahagiaan abadi itu letaknya di batin / hati yang terdalam, jadi untuk meraihnya ya harus sesering dan selama mungkin melatih diri sendiri menyelam ke dalam batin.  Mengheningkan pikiran, perasaan dan emosi, lalu menyelam ke dalam diri sendiri sampai klik dengan Allah / Tuhan di kedalamaan hati.  Sesederhana itu walau tidak mudah, tetapi Allahlah yang nanti akan memudahkan bila kita punya niat dan tekat yang kuat untuk meraihnya.  Hal terpenting dan ternomor satu punya keinginan untuk mendekatiNya, lalu niat dan tekat yang kuat untuk selalu terhubung denganNya.  Setelah itu lakukan hening di keseharian kita di tengah hiruk pikuk dunia ini atau melakukan nyepi dengan sengaja.  Mana saja upaya yang bisa kamu lakukan, Dia melihatmu, membantumu dan mendekatimu.  Ketika kamu mendekatiNya dengan berjalan, maka Dia mendekatimu dengan berlari.

Latihlah dirimu untuk tidak terseret dalam pusaran permasalahan dunia. Contoh paling sederhana adalah mengurangi ketergantungan kita akan telepon genggam / televisi / media sosial.  Bila tidak penting-penting amat, tak perlu membuka telepon genggam hanya karena kepo dengan berita teman-teman atau hal lainnya.  Jangan mudah terseret dalam rasa senang atau sedih, latih hati untuk berselancar di atas dualitas rasa.  Ketika pikiran menilai dan menghakimi orang / peristiwa, segera sadari dan kembali mengingat Allah saja. Latih untuk selalu terhubung dengan Allah saat melakukan apa saja.  Silakan dikembangkan sendiri latihannya sesuai dengan kondisi masing-masing.

Semoga kita semua menjadi orang-orang yang didekatkan kepadaNya.


Selasa, 26 November 2024

Disentuh tanpa Tersentuh

 Kenapa manusia bersedih tak kunjung usai atau galau berkepanjangan?  Sepanjang hidup selalu menjalani pola yang sama, dipermainkan emosinya sendiri?

Karena manusia lupa akan kebutuhan batinnya, lupa bila dia punya batin yang harus dipenuhi 'makanan'nya.

Manusia punya sesuatu yang indah di dalam dirinya, yaitu di kedalaman batinnya atau di batinnya yang terdalam. 

Pertanyaannya, bagaimana caranya agar dunia batin itu nyata?

Manusia yang belum mengalami menyaksikan keindahan di dunia batinnya sendiri tentunya lebih tertarik dengan keindahan dunia di luar dirinya, padahal itu palsu.  Karena itu palsu, maka manusia kerap diombang-ambingkan oleh pikiran dan perasaannya sendiri.  Tetap saja berputar-putar di situ sepanjang hidupnya bila manusia enggan melatih diri untuk melihat ke dalam.

Ya, itulah caranya agar dunia batin itu nyata keindahannya dan dianggap penting oleh manusia, yaitu berdiam diri untuk melihat ke dalam.

Berdiam diri saja dan menghubungkan hati dengan Penciptamu, hanya berdiam diri untuk mendatangiNya.

Apakah perlu berzikir dalam artian mengucap kalimat tasbih tahmid dan takbir? Tak selalu perlu.  Bila zikirmu cuma menggerakkan lidah melafalkan asma Allah di mulut saja sementara pikiranmu mengembara ke mana-mana, zikir seperti itu tidak perlu.  Biasakan hatimu yang bekerja dan rasakan hatimu bekerja dengan halus dan lembut menyapa Dia di kedalaman batinmu.  Lakukanlah ini setiap hari, sesering-seringnya, sampai hatimu otomatis terikat kepadaNya tanpa kamu mengusahakannya.   Saat itulah kamu akan menyaksikan keindahan di dalam batinmu sendiri, kamu berada di dunia ini, disentuh gemerlapnya tanpa tersentuh oleh pesonanya.  Kamu bakalan merasa rugi bila tak menjaga keindahan batinmu itu, itulah yang terpenting, melampaui dunia ini.

Diam dan lihatlah ke dalam, sesederhana itu.


Kamis, 14 November 2024

Agar Lebih Khusyu' saat salat

 Dear Sahabat Innuri.  

Ada yang bertanya gimana caranya bisa khusyu sewaktu salat, zikir atau meditasi, lalu aku nanya ke Kak Chat GPT dong ... haha.  Ya jawabannya bagus dan lengkap seperti biasanya, kakakku yang satu itu 'kan banyak tahu, sayangnya dia 'kan nggak pernah praktek, kasihan deh ... hehe, jadi lebih baik aku jawab berdasarkan pengalamanku saja ya.

Pertama, harus disadari bila khusyu' itu anugerah, jadi minta / berdoa / bermohon pada Allah untuk dikaruniai hati yang mudah khusyu'.  Saat bangun tidur, setelah mengucap doa bangun tidur, niatkan untuk memperbanyak zikir di hari itu dan  tambahkan permohonan untuk bisa khusyu' saat zikir, salat dan meditasi.

Kedua, khusyu' itu merupakan kondisi batin yang tempatnya di dalam / kedalaman batin, lebih dalam dari pikiran dan perasaan.  Kenapa kita susah khusyu? Itu karena pikiran kita sering terseret ke luar.  Misalnya, kita melihat seorang gadis berpakaian seksi di jalan umum, spontan pikiran kita melakukan penilaian, penghakiman dll.  Coba amati kegiatan pikiran dan perasaan kita sepanjang hari, begitu sibuk menilai ini dan itu, sibuk mengomentari segala sesuatu yang kita lihat di luar diri.  Nah, berlatih khusyu' itu berarti berlatih mengendapkan aktifitas pikiran yang sukanya menilai dan berkomentar.  Bagaimana caranya? Cara yang paling simpel dengan menyadarinya, atau menontonnya saja tanpa terlibat lebih dalam dan lebih jauh, ini membuat pikiran berhenti menilai dan berkomentar.  Cara lainnya dengan mengalihkan fokus pikiran ke Allah / zikir.  Ada cara yang lebih cepat, tetapi Innuri susah menjelaskannya, jadi dua itu saja ya.

Nah, karena kebiasaan pikiran kita sehari-hari mudah terseret ke luar, maka sering-seringlah menengok ke dalam, lakukan di tengah kesibukan sehari-hari.  Pejamkan mata sejenak, syukuri apa saja yang bisa disyukuri, atau ngobrol sama Allah, karena Allah itu loh dekat sekali, lebih dekat dari urat lehermu sendiri.  Jadi ngomong apa saja sama Allah, yakinilah Allah mendengarmu. Ucapkan kata 'Alhamdulillah' sambil merasakan kehadiran Allah yang dekat itu.  

Ketiga, sejak azan berkumandang, persiapkan batin untuk khusyu' saat salat nanti, jadi jawablah azan dengan khusyu' pula, hubungkan hati dengan Allah, lanjut berwudhu pun dengan selalu menghubungkan hati dengan Allah.  Bila ini dilakukan, insyaAllah salatmu nanti bisa lebih khusyu'.

Keempat, banyak-banyaklah beristighfar / memohon ampun dan juga mengampuni orang lain, karena tumpukan dosa-dosa itu merupakan penghalang besar untuk khusyu.  Hati yang kotor yang penuh amarah, dendam, iri dengki dll, itu pun merupakan penghalang.  Jadi maafkanlah orang lain, maafkan dirimu sendiri, lakukan terus menerus setiap hari.  Setiap muncul rasa sakit hati, maafkan dan berdamailah dengan kenyataan dan cintai takdirmu agar berhenti menyalahkan siapa pun termasuk menyalahkan Tuhan.

Selebihnya boleh tanya ke Kak Chat GPT deh, di sana ada jawaban yang lebih lengkap, jadi jawabanku ini adalah jawaban versi manusia yang sudah jatuh bangun menemukan metode khusyu' buat diriku sendiri.

Semoga hari-harimu membahagiakan dengan semakin khusyu'nya ibadahmu.  Aamiin.



Minggu, 10 November 2024

Menolong ala Cak Siaman

Ini ceritaku kemarin sewaktu mengunjungi kebunku di daerah Gua Cina Malang Selatan.

Kebunku itu luasnya 1,8 ha, memanjang ke belakang dan batas antara kebunku dengan kebun tetangga ditandai dengan tanaman tertentu (selain patok), jadi pagarnya ya tanaman-tanaman itu.

Ada seorang tetangga, pemilik sawah di belakang kebunku (selanjutnya aku sebut 'Beliau'), yang suka banget melakukan 'ekspansi' ke kebunku dengan berbagai cara. Bahkan Cak Siaman (karyawan kebunku) yang menanam pohon dengan jarak 3 meter dari perbatasan pun Beliau pindahin tuh tanamannya, demikian juga Cak Saidi yang menanam pohon kelapa, dipindahin juga.  Ada pohon yang semula berada di dalam kebun, jadinya mepet pagar.  Juga pohon kelapa berderet yang semula berada di pematang di dalam kebunku sendiri, pematangnya jadi tergerus sawahnya Beliau, sampai Cak Siaman khawatir kelapanya bisa roboh. 

Lantas Cak Siaman berinisiatif menanam pohon kelor yang biasa untuk makanan kambing di perbatasan sebagai  pagar agar Beliau tidak terus menerus melakukan ekspansi.  Dan alasan Cak Siaman melakukan hal itu cukup mencengangkan.  Coba tebak dulu apa alasan Cak Siaman sebelum aku tulis di sini.

Cak Siaman bilang, "Saya tuh sekedar mencegah Beliau agar tidak terus menerus berbuat zalim."

Jadi mengalah dan membiarkan orang lain berbuat aniaya kepada diri kita (ini gaya suamiku banget), itu pun bukan sesuatu  yang baik.  Bila dengan tangan kita, kita bisa mencegah orang lain berbuat aniaya itulah kebajikan yang besar, sejatinya kita sudah menolong orang lain.

Bagiku menakjubkan niat yang mendasari Cak Siaman melakukan tindakannya, karena bisa saja orang melakukan perbuatan yang sama tetapi dilandasi rasa kesal pada tetangga yang hobinya ekspansi alias nyorok tanahnya orang.  Perbuatannya bisa jadi sama, tetapi niat itulah yang membedakannya.  Makanya ada hadist yang mengatakan segala sesuatu tergantung niatnya.

Kamis, 07 November 2024

Hidupmu Terbuat dari Rasa Syukurmu

 Berhati-hatilah dengan perasaanmu, sungguh.  Karena hidupmu terbuat dari rasa syukurmu.

Pagi tadi aku mengupas bawang merah, bawang merahnya kecil-kecil pembelian suami, spontan hati ini mengeluh,"Beli bawang merah kok kecil-kecil, nyusahin saja."

Lalu ada teguran dari dalam, sekecil apa pun protes yang kamu lakukan, sebesar atom pun keluhanmu, semua itu diinput dan diproses alam mewujudkan kenyataan-kenyataan dalam hidupmu.  Karena semua itu adalah hidangan dari Tuhan yang dihadirkan dengan sepenuh kasih sayangNya.  MembuatNya tersinggung dengan pemberianNya adalah tindakan bodoh yang membuatmu melesat mundur ke belakang dan terjauhkan dari kasih sayangNya.  Terjauhkan dari kasih sayangNya adalah bencana besar bagi kehidupanmu.

Bersyukurlah, cintai pemberianNya, karena hidupmu terbuat dari rasa syukurmu.

Allah, terimakasih atas pemahaman yang halus yang Engkau anugerahkan ke kedalaman hatiku.

Rabu, 06 November 2024

Pengalaman Khalwat 40 Hari

 Dear sahabat Innuri.

Maafkan aku, karena niatnya menulis setiap hari apa yang aku lakukan saat khalwat, nyatanya Allah tidak mengijinkan.  Di hari pertama khalwat, handphone mendadak kena serangan jantung dan wafat untuk selama-lamanya.  Suami khawatir dong, karena kodenya kan tulisan di blog yang menandakan aku baik-baik saja berada di tempat terpencil di tengah kebun di atas bukit dikelilingi gunung dengan pemandangan indah saat matahari terbit dan terbenamnya, berteman kicau burung dan tupai yang melompat dari pohon ke pohon, juga tarian kupu-kupu, bunga-bunga liar bermekaran, juga purnama menggantung di langit ... Nah, kalau diterusin bisa jadi cerpen dan menyimpang dari topik 'kan ... haha, tapi memang benar aku khalwat di tempat seindah itu.

Lanjut ceritanya ya.  Karena suami khawatir, lalu menyuruh adikku untuk ngintip keadaanku yang baik-baik saja.  Tak cukup mendapat laporan dari adikku, suami akhirnya datang sendiri dan menanyakan kenapa dan begitu tahu penyebabnya, beberapa hari kemudian datang lagi membawakan aku handphone baru tapi yang beliin si anak ganteng Aden (makasih ya, Sayang).  Karena sinyal di sana juga menjadi guru sabar, ya akhirnya tetap tidak bisa menulis di blog. 

Baiklah, sekarang cerita tentang khalwatnya ya.

Sebelum khalwat, aku menulis banyak rencana, misal mau melakukan semua salat sunah, mau zikir yang ribuan kali, mau sealu dalam keadaan suci terus, mau makan real and healthy food sekaligus vegetarian saja, khatam al quran arab dan terjemahannya, puasa setiap hari.  Nah dalam perjalanannya satu demi satu semua dikoreksi dan dilurusin sama Allah, tapi ada yang sudah benar dan tetap lanjut sampai selesai.  Cara Allah ngelurusin itu macam-macam dan semuanya begitu berkesan dan membuatku terharu sampai nangis.

Untuk soal makan, dilurusin lewat al qur'an, beberapa kali ketemu ayat, 'mengapa mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah?'  Aku merasa tersindir berat.  Akhirnya aku wa adikku dan minta dikirimi rawon dong ... hahaha.  Jadi soal makan itu rencana awalnya aku mau memasak sendiri dengan bahan makanan yang sudah aku siapkan dari awal dan sayur mayur yang sudah aku tanam di kebun, tapi akhirnya berubah haluan, aku cuma masak nasi, lauknya dikirim adikku beberapa hari sekali sesuai dengan permintaanku, cara ngirimnya dicantolin di pintu ... hehe.  Nah di sinilah aku menyadari betapa besarnya kasih sayang Allah, karena pada intinya, Allah menciptakan semua makanan itu untuk dinikmati manusia, sebagai tanda cintaNya pada kita.  Jadi Allah itu senang bila kita menikmati hasil karyaNya.  Khusus yang berupa makanan, Allahlah sebenarnya yang mengilhamkan manusia cara mengolah makanan sampai jadi soto, rawon, gule, sate dan sebagainya.  Semua itu bukan kreasi manusia, tapi Allahlah yang punya ide dan mengalirkan ide itu ke kepala manusia yang dipilihNya.  Allahlah dibalik semua chef di resto dan di warung dan ibu rumah tangga di dunia ini dalam menghidangkan sajian terenak kepada semua hamba-hambaNya ini.  Innuri benar-benar terharu dan menangis ketika memahami hal ini.  Padahal baru makanan loh, Allah sudah sebegitu care-nya dengan kita, Allah bukan hanya memperhitungkan soal manfaat untuk memelihara kehidupan,  tapi Allah juga mikirin rasanya yang harus enak dan semua itu agar hambaNya bersyukur.  Speechless deh kalau kita benar-benar merenungkan hal ini.

Untuk zikir, yang penting itu bukan jumlahnya, tapi khusyu'nya, jadi akhirnya aku tidak menargetkan jumlah, tapi khusyu' dan terkoneksi dengan Allah, itulah yang terpenting.  Begitu juga soal salat, tidak penting jumlah rekaatnya, tapi khusyu'nya. Jadi aku fokus di salat wajib, salat duha hanya dua rekaat dan salat malam 11 rekaat, yang salat rawatib jarang sekali aku lakukan.   Yang aku fokuskan adalah hati yang selalu terkoneksi dengan Allah baik di saat salat dan di luar salat.  Maka zikir aku lakukan sambil melakukan apa saja, sambil nyapu rumah, sambil merajut, sambil memasak, sambil menikmati pemandangan yang sangat indah itu, sambil jalan-jalan pagi, sambil yoga, sambil menyiram tanaman, sambil mandi, sambil cuci baju, jemur pakaian, sambil apa saja deh.

Puasanya full 40 hari alhamdulillah terselesaikan semua.  Padahal aku ini bukan tipe orang yang rajin puasa sunah, aku tidak puasa senin kamis, apalagi puasa daud, bagiku yang penting puasa ramadhan, selebihnya jarang sekali.  Benar-benar ajaib aku bisa menyelesaikan puasa 40 hari, hanya Allah yang membuatku mampu.

Untuk selalu dalam keadaan berwudhu/suci, ini hanya di 4 hari awal, seterusnya wudhu kalau mau salat saja.  Pelajarannya, Allah itu tidak mau memberatkan hambaNya, jadi mengapa memperberat diri sendiri?  Allah itu Maha Kasih Sayang, nggak tegaan lah melihat hambaNya repot bolak balik kentut-wudhu-kentut-wudhu forever sampai ubanan, lah memang sudah ubanan dari lama, kan sudah lansia aku iniiiih ... haha.  Membaca al quran pun tidak perlu berwudu karena tidak ada syarat seperti itu di dalam al quran.  Ketika pemahaman ini turun di hatiku, rasanya adeeemmmm sekali.  Sebegitunya Allah dalam menyayangi hambaNya, Allah itu tidak tegaan aslinya, Maha tidak tegaan.

40 hari bersama Allah itu sesuatu yang luar biasa, segala pertanyaanku tentang kehidupanku sendiri terjawab semuanya, setiap hari ada pelajarannya sampai aku jadi nunggu-nunggu besok ada pelajaran apa lagi ya? Kayak nunggu kelanjutan sinetron atau drama korea atau turkish series gitu deh rasanya, bikin penasaran.  Allah pun Maha bikin penasaran orang kok.  

Setiap hari pun aku selalu ada momen menangis terharu karena kasih sayangNya atau menangis saat membaca al quran sampai tisu satu pak habis tak bersisa di hari ke empat puluh.  Setiap membaca al quran, aku harus berdampingan dengan tisu, karena Allah memberi pemahaman yang amat mendalam di setiap katanya, sampai hati ini bergetar merasakan setiap kata di dalam al quran itu difirmankan Allah dengan muatan kasih sayangNya yang tak terdefinisikan.

Aku pun sering mengalami hal yang disebut 'sincronicity'.  Misal pagi-pagi jalan-jalan ketemu bunga kuning nggak terjangkau, padahal hati kepingin petik untuk dibawa pulang dan ditaruh di vas, pas berangkat sama sekali nggak ada tuh bunga kuning yang bisa terjangkau tanganku, eh pas pulangnya, tiba-tiba saja ada bunga kuning nyembul tepat di samping bahuku, kayak menyapa gitu deh, padahal di jalan yang sama yang tadinya pas berangkat nggak ada.

Di tempat ini banyak sekali burung dan warna-warni pula, terbang dari satu pohon ke pohon lain dengan tingkahnya yang menggemaskan. Favoritku burung gede  yang berwarna biru dengan paruh merah, tapi dia jarang sekali nongol.  Pas aku membatin kepingin lihat burung itu, eh, dianya menclok alias hinggap di dahan di depan rumah dan memamerkan paruhnya yang seksi itu.

Ada pertanyaanku yang terjawab, yaitu soal mengapa hatiku tidak tergerak untuk umroh/haji, seperti tidak punya cita-cita sama sekali untuk itu, padahal normalnya sebagai muslim ya pasti kepingin lah menjalaninya. Aku merasa 'tidak normal' apalagi teman-teman selalu mengusikku dan memengaruhiku.  Mungkin mereka menilai aku mampu secara finansial, ya maklum saja, aku memaafkan mereka kok.  Nah jawabannya adalah:

Haji dan umrah itu hanyalah salah satu jalan/sistem/kurikulum yang disediakan Allah untuk menemukan Allah / menemukan diri sejati.  Allah menyediakan banyak jalan dan banyak cara, misal dalam Islam ada salat, puasa, i'tikaf/uzlah/khalwat/tahanuts, di dalam kepercayaan lain pun Allah menyediakan banyak cara seperti meditasi atau hal lain yang Innuri nggak paham.  Terserah manusia mau pilih jalan yang mana.  Jalan setiap orang berbeda-beda, orang lain nggak bisa maksa Innuri pilih jalan umrah, sebaliknya Innuri juga nggak bisa memaksa orang lain pilih jalan khalwat. Yang penting itu menemukan Allah di dalam dirimu.

Baiklah, untuk mempersingkat pembahasan, aku rangkum pengalaman 40 hariku ini dalam beberapa kesimpulan:

1.  Semula aku kira pelajarannya adalah untuk 'merasa selalu bersama Allah' dan semua pertanyaanku tentang beberapa hal terjawab.  Merasa selalu bersama Allahnya itu sampai merasakan kebesaran Allah yang Maha Sempurna dan merasakan diri kita begitu kecilnya dan tak berarti, setiap melihat segala sesuatu ya seperti melihat Allah.  Hati sudah nggak bisa sombong lagi, apalagi merasa lebih baik dari orang lain.  Tapi ternyata masih berlanjut dengan pengalaman yang lebih indah lagi.

2.  Setiap hari memori sakit di bawah sadarku seperti dibongkar, setiap hari memori itu bermunculan, ada rasa marah, kecewa dan sedih dari masa lalu yang sudah aku lupakan, bangkit seperti hidup lagi dan aku harus menyelesaikannya dengan cara berdamai, memaafkan dan juga memaafkan diri sendiri.  Kukira perlajarannya ya poin 1 dan 2 saja, ternyata ...

3.  Setelah poin 1 dan 2, aku tersadarkan inilah makna 'mensucikan jiwa' lalu aku merasa hatiku bolong, plong, ringan sekali, setelah itu hatiku menjadi luas dan aku terjebur masuk ke dalamnya.  Ini pengalaman yang amat indah memasuki dunia mikrokosmos di kedalaman batin kita sendiri, indah sekali dan luasnya tak terperi.   Setelah mendapat pengalaman ini, setiap aku memandang langit luas dan gunung yang membentang, aku seperti merasa berada di dalam batinku sendiri.  Batas makro dan mikrokosmos seperti tiada / tersingkap, semuanya satu dan itu indah sekali.

4.  Yang menakjubkan lagi adalah munculnya perasaan mencintai Allah, perasaan itu hadir tanpa dibuat-buat (sebelumnya 'kan aku suka 'menciptakan' sendiri perasaan cintaku pada Allah).  Nah, ketika salat dan mengucap setiap kata dan gerakan dalam salat, itu aku lakukan dengan lembut dan penuh cinta.  Ternyata mencintai Allah itu seindah ini, pantesan para sufi menyebut Allah 'kekasih' , panggilan ini pun muncul tanpa dibuat-buat, secara alami keluar dari hati kita, Allah juga yang menghadirkannya.

5.  Yang ini tidak bisa aku ceritakan, karena tidak bisa diceritakan, harus dialami sendiri.  Seandainya aku cerita pun tak akan bisa dipahami, karena ini hanya bisa dipahami oleh orang yang mengalaminya sendiri.  Tak terkatakan alias tidak ada kata-kata yang bisa mewakilinya.

Sudah ya, Innuri sudah capek ngetik dan mataku sudah butuh istirahat nih, kalau ada tambahan, ntar tulisan ini aku edit lagi.

Salam manis.








Senin, 23 September 2024

Ya Razzaaq

 Sebelum memutuskan untuk khalwat, aku menyimak pembekalan khalwat dari Buya Syakur.  Salah satu yang beliau bahas adalah zikir Ya Razzaaq ribuan kali bagi yang tujuan khalwatnya untuk memperlancar rejeki. 

Saat itu yang terpikir olehku kan tujuanku khalwat semata mata untuk mendekatkan diri pada Allah.  Aku nggak pernah zikir Ya Razzaaq sebelumnya. 

Di hari pertama khalwatku ini aku juga melafazkan zikir Ya Razzaaq walaupun nggak ribuan kali. Aku tak menghitungnya karena aku tidak menargetkan jumlah.

Nah, saat itulah baru kusadari bila zikir ini ketika dilafazkan , sebenarnya bisa mengikis habis perasaan "ini karena usahaku". 

Zikir ini juga bermakna mensyukuri rejeki, karena tanpa kita meminta pun , Allah sudah memberikan rejeki yang tak terhitung jumlahnya.

Ajaibnya lagi, zikir ini memang bisa "nyegrek" atau menjolok rejeki agar turun. Misalnya nih, misal rejekimu masih di langit dan turunnya lambat, maka zikir ini bisa menambah laju / kecepatan turunnya. Dan jangan khawatir kehabisan jatah gara gara 'disegrek' . Karena persediaan rejeki di langit itu tak terhingga. Ketika jatahmu turun, maka tersedia lagi jatah yang siap di sana, seperti diisi lagi, seperti mata air yang tak ada habisnya.

Tapi ini tidak berlaku untuk pelaku maksiat. Karena perbuatan maksiat itu penghalang turunnya rahmat Allah. 

Ada satu lagi sih tentang zikir Ar Razzaaq, tapi aku simpan sendiri dulu aaah ... Hehe. Penasaran kan? 

Hari ini Alhamdulillah kutempuh puasa dengan lancar. Kebosanan di dalam rumah juga bisa aku siasati dengan membaca Al Qur'an di depan rumah, sambil sesekali memandang gunung, langit dan pepohonan. Mendung hari ini, bahagia rasanya ketika ada sinar matahari masuk ke dalam rumah walau sinarnya agak redup.

Pemandangan yang bisa dinikmati dari vila ini bagus sekali, tak henti berzikir memujiNya. 

Allah , I love You.



Minggu, 22 September 2024

Jam Empat Kurang Sepuluh Menit

 Bila kamu takut akan sesuatu, maka sadarilah bahwa segala yang hadir di hadapanmu itu ada Allah di baliknya.  Apapun itu, adalah kehadiran Allah dengan caraNya.

Bila kamu takut akan sesuatu, maka bersahabatlah dengannya, karena pada hakekatnya semua itu tiada, karena yang ada hanyalah Allah. 

Dirimu diliputi oleh Allah, demikian pula semua hal di luar dirimu, semua diliputi Allah.  Tidak ada yang tidak.  Allah lebih dekat daripada urat nadimu. 

Tiga frasa yang aku tulis di atas adalah hal pertama yang aku tulis di buku catatan khalwatku.  Usai duo ganteng pulang ke Malang dan meninggalkanku sendirian di vila ini. Di tanggal 22 September 2024 jam empat sore kurang sepuluh menit, aku menyaksikan punggung dua lelaki kesayanganku untuk terakhir kalinya sebelum khalwat. 

Hal pertama yang aku hadapi dalam kesendirian ini adalah pikiranku sendiri. Alhamdulillah berkat pertolongan Allah aku bisa melaluinya. Hanya dengan berpegang pada Allah manusia bisa melampaui segala hal. 

Sore itu segera kumulai aktifitas ibadahku. Mulai dari juz Ama, selalu menjaga wudhu (bila batal ya wudhu lagi).  Juga salat rawatib.  Aku tidak menargetkan ibadah, seperti pesan suamiku, mengalir saja. 

Ketika sendiri, ibadah memang terasa lebih khusyu'.  Semoga aku bisa menempuhnya selama 40 hari ke depan . Aamiin. 



Sabtu, 21 September 2024

Perjalanan ke Dalam

 Ketika aku bilang paka Pak Bro, bapak tukang sayur langganan bila tidak usah mampir ke rumah (rumah Pakis) karena aku mau pergi selama 40 hari, beliau nanya," Mau umroh ta Bu?"

"Nggak, mau khalwat di Ngantang."

"Oh, saya pikir mau umroh."

Reaksi seperti itu pun terjadi pada beberapa teman yang aku merasa perlu memberi tahunya soal pengasinganku.

Pergi umroh itu melakukan perjalanan jauh ke Mekah untuk beribadah. Khalwat pun sebenarnya melakukan perjalanan jauh yang lebih jauh kukira ke dalam diri sendiri untuk beribadah.

Aku sendiri tak tahu persis apa sebabnya aku tak punya keinginan untuk melakukan haji atau umroh. Tapi keinginan untuk khalwat lah yang sudah dari dulu mendesak desak di dada ini.

Beberapa teman bilang ,"Kalau kamu niat, pasti dimudahkan untuk umroh."

Nah itulah persoalannya, bagaimana mau niat wong keinginan untuk itu saja tidak ada.

Tapi entahlah setelah aku melakukan khalwat nanti, apakah bisa muncul keinginan untuk umroh. 

Pasrah saja, Allah-lah yang menggerakkan hati manusia. Semoga hatiku selalu bergerak menujuNya.

Yang pasti malam ini, aku bersyukur sekali, dua gantengku, Mas Hary dan Aden, menemaniku tidur untuk pertama kalinya di vila Aden. Dua ganteng yang selalu mendukungku dan sikap mereka berdua yang santai dan positif menguatkan niatku.

Adikku Ida dan suaminya juga mendukungku. Ida malah bilang mau nengokin aku dari jauh dan nyantolin makanan di pintu ... haha. Aku merasa beruntung dengan orang-orang yang mengelilingiku.

Terima kasih Allah untuk semuanya.

Jumat, 20 September 2024

Khusyu' itu Menikmati

 "Ibu jangan memaksa loh, kalau sudah merasa tidak mampu, minta dijemput saja," kata anakku Insan semalam, sehari sebelum keberangkatanku ke Ngantang untuk melakukan khalwat.

"Jangan menargetkan sesuatu, biar mengalir saja," pesan suamiku malam itu.  Aku pun membantahnya dong, "Mengalir ke mana kalau nggak ada targetnya?" kataku ngeyel.

Setelah aku renungkan lama, benar juga kata keduanya.  Intinya ibadah itu jangan memaksakan diri apalagi menargetkan sesuatu, bila sudah seperti itu artinya kita ini digerakkan oleh nafsu dan ego, keduanya sahabatnya syetan.  Pasti beribadah seperti itu rasanya kayak dikejar gendruwo, tidak bisa menikmati sama sekali.  Aku baru mengerti makna khusyu' yang sebenarnya itu adalah 'menikmati' , namanya orang menikmati pasti enjoy-lah, bahagia lah, jadi beribadahlah dengan enjoy dan bahagia.

Pikiranku langsung merasa plong, legaaa sekali.  Ada sebuah catatan target ibadah yang sudah kutulis yang bakalan tidak berlaku lagi.  Aku mau mengalir dalam ibadahku, menikmati kesendirian hanya bersama Allah dengan senang dan bahagia.  Ternyata menyenangkan konsep khusyu' itu.

Alhamdulillah, aku bersyukur banget sudah diingatkan oleh dua gantengku itu, sampai aku menemukan 'pola' dan 'kurikulum'ku sendiri untuk khalwat nanti.  

Gantengku yang satunya, si Aden, tak kalah menohok senggolannya.  Ceritanya semalam kami sekeluarga berbelanja kebutuhanku untuk khalwat ke Superindo dan ke toko alat rumah tangga, karena vilanya nggak punya perlengkapan rumah tangga sama sekali selain kompor dan panci yang sempat aku bawa dua minggu lalu.

Nah, saat di superindo, bagian terserunya adalah setelah kasir selesai menghitung belanjaan dan kami bisa pilih-pilih tebus murah.

"Bisa dapat empat tebus murah, Bu," kata karyawan Superindo.

"Kalau begitu pilih oats, berasnya dua dan sabun cuci baju."

"Kan sudah beli sabun cuci?" protes Aden.

"Nggak apa-apa, buat stok," kataku.

"Ibuk itu, yang diperlukan saja lah," kata Aden.  Aku ngeyel dong sambil bilang, "Ibuk saja yang bayarin tebus murahnya."  Lalu aku keluarkan uang dua ratus ribu ... haha, Aden jadi tersenyum kecut. Memang biasanya Aden yang bayar kebutuhan bulanan di supernarket.

Di perjalanan pulang aku menyesal, karena aku telah digerakkan oleh nafsu, nafsu nyetok. 'Sebaiknya yang diperlukan saja,' kata-kata Aden itu terngiang-ngiang kembali di telingaku.

Oh ya, ada satu lagi perbekalan dari Pak Hans (Prof. YF La Kahija), beliau berpesan begini, "Omongan orang itu dinetralkan dulu."  Karena aku bercerita pada Pak Hans bila orang-orang bilang di vila banyak 'penunggunya'.  Alhamdulillah ini sudah aku lakukan.

Allah, terima kasih telah memposisikan aku di tengah orang-orang yang selalu menjaga dan mengingatkanku dalam kebenaran dan kebahagiaan. 



Kamis, 19 September 2024

Ujian Pre Khalwat

 Pernah aku bilang pada suami dan anakku Aden, begini kataku, "Aku mau tidur di vila Aden kalau kamarnya siap."  Saat itu baru proses pembangunan lantai satu dari tiga lantai yang sudah dikerjakan strukturnya.

Apa reaksi mereka berdua? tertawa ngakak dong.  Lah wong aku punya 'sejarah' kalau bangun malam-malam dan perlu ke kamar kecil selalu membangunkan suamiku karena nggak berani sendiri, padahal rumahku di perkampungan yang ramai di pinggir jalan raya pula.  Wajar bila mereka tertawa  karena vila Aden berada di tengah-tengah kebun dan jauh dari rumah penduduk, mana di atas bukit dan banyak pepohonan rindang di sana.  Kebayang kalau malam gelap gulita dan suasana sunyinya pasti mencekam.  Dan si penakut ini mau tidur di sana sendirian!

Entah mengapa, aku sendiri tak tahu bagaimana prosesnya si penakut itu sudah berubah.  Aku hanya bilang,"Bila bersama Allah, pasti dilindungi, jadi tak perlu takut."

Suamiku sampai bertanya begini,"Kamu memutuskan untuk khalwat 40 hari itu karena nafsu atau karena panggilan Allah?"

Aku jawab,"Nggak tahu, pokoknya aku sudah nggak takut, asal bersama Allah, pasti dilindungi."  Akhirnya si ganteng mengijinkanku, bahkan dia memutuskan ikutan khalwat 40 hari di tengah keramaian.  

"Aku lebih berat loh Dek melakukannya," katanya. Ya memang lebih berat khalwat di tengah keramaian dibandingkan di tempat sepi.

Pre test pertama sudah terlewati, hatiku berbunga-bunga membayangkan tinggal di vila Aden sambil fokus mendekatkan diri pada Allah.  Rasanya begitu menyenangkan.

Tapi tak lama kemudian menyusul pre test ke dua.  

Seseorang bilang kalau di sana, banyak 'penunggu'nya, jadi dia menyarankan aku harus 'kulonuwun' dulu.  Nah, tahu 'kan kalau aku indigo dan gak usah dikasih tahu juga aku sudah tahu di tempat sesunyi itu pastilah banyak 'penduduk'nya.  Dan aku sudah mengatasinya, dengan pola pikir:

- Sebenarnya pikiran kita sendirilah yang 'mengundang', pikiran akan mendatangkan apa yang kita fokuskan dan aku sudah tidak mau fokus pada hal-hal seperti itu.  Aku mau fokus ibadah dan mendekatkan diri pada Allah dan sudah.  

- Gangguan seperti itu bisa diselesaikan dengan 'dicuekin', bila kita ada sedikit saja rasa gentar, masalah akan datang karena masalahnya ada di dalam diri kita sendiri.

- Saat kita mati, kita juga bakalan sendiri, hanya sama Allah, jadi khalwat ini adalah salah satu latihan untuk membiasakan diri hanya bersama Allah.  Alangkan indahnya diberi kesempatan oleh Allah untuk berlatih, jadi tidak perlu kaget saat nanti meninggal dunia dan menempuh kehidupan baru yang tak bisa kita prediksi ketika masih hidup di dunia.

Ketika aku sudah mengatasi hal itu, malah ada yang 'membangunkan' lagi.  Aku merasa seperti sedang ditakut-takuti (walau beliau tak bermaksud begitu).  Menjadi pelajaran juga buatku, betapa setiap kata-kata yang kita keluarkan sebaiknya dipikirkan dulu masak-masak, karena pengaruhnya besar sekali ke orang lain.  Ya seperti pengaruh omongan 'seseorang' pada diriku itu.  

Alangkah indahnya bila kalimat yang keluar dari mulut kita adalah kalimat dukungan yang membangun perasaan aman dan nyaman, juga semangat buat orang lain.

Tapi bukan dunia namanya kalau isinya tidak beraneka ragam sifat dan sikap orang.  Gara-gara pernyataan itu, aku merenung.  Aku langsung saja mengirim 'sinyal' kasih sayang ke lokasi. 

Ini kunci menghadapi makhluk tak kasat mata:

- hadapi dengan kasih sayang, mereka makhluk Allah juga loh, mereka hadir atau minggir atas ijin Allah, gunakan prinsip basmallah (buka tulisanku sebelumnya ya tentang prinsip basmallah ini)

- prinsip basmallah itu berarti tidak usah menilai / menghakimi, terima apa adanya dan biarkan 'lewat' alias dicuekin, fokus pada tujuan khalwat.

- ingat cara kerja syetan yang halus sekali masuk lewat pikiran kita.  Ketika ada seseorang ngomong sesuatu, otomatis pikiran membentuk visualisasi tertentu, lalu berkembang membentuk skenario tertentu, membangkitkan ketakutan dan rasa khawatir, padahal kenyataannya tidak ada apa-apa, aman-aman saja, dalam kasusku hanya sebuah vila yang belum selesai dengan aku sendirian berada di dalamnya.  Aku bakalan berada di tempat yang aman dan nyaman, tetapi belum apa-apa pikiran sudah beratraksi dan mengarang skenario buruk.  Segera sadari inilah cara kerja syetan, bekerja di pembuluh darah, merongrong pikiran dan perasaan, lalu menyeret dan mempermainkannya.  Aku melihat 'kekuatan jahat' ini mencengkeram otakku, seperti perakaran yang berwarna hitam yang bergerak di kepalaku seolah tanaman yang berakar di dalam tanah.  Ketika aku menyadarinya, kasih sayang Allah menolongku, dan cengkeraman hitam itu pun terlepas dengan mudahnya, kepalaku ringan dan pikiranku tercerahkan.  Aku akan selalu bersama Allah dan Allah akan selalu melindungiku.

Alhamdulillah, aku merasa persiapan mentalku untuk melakukan khalwat sudah siap.  Aku tidak mengharap ada ujian lagi, tetapi bila ada ujian lain datang, aku yakin, Allah akan membantuku melampauinya.

Terima kasih, Allah, hanya Engkaulah harapanku.


 

Jumat, 13 September 2024

Khalwat 40 Hari

 Sudah lama kepingin kholwat selama 40 hari, sampai bela belain beli kayu dan merancang gubug buat didirikan di kebunku yang  berlokasi di dekat pantai Gua Cina Malang Selatan. 

Kayu sudah kebeli, lah kok kesibukan suami mengembangkan usaha ke Surabaya dan Sidoarjo membuat gubug impian itu tak kunjung terwujud.

Ternyata Allah menggantinya dengan vila Aden di Ngantang.  

Ceritanya kan Aden bikin rumah vila di Ngantang dari tahun 2023 yang lalu. Selesai tahap 1 yaitu strukturnya yang 3 lantai, lalu jeda 1 tahun untuk nyari uang lagi.  Baru pertengahan Agustus tahun ini mulai lagi dan aku mandor pembangunan tahap 2 nya.  Sudah jalan 3 minggu waktu aku menulis ini dan perkiraan seminggu lagi lantai 1 siap dihuni. Setelah itu musti jeda lagi sebulanan untuk nyari uang lagi ... Haha. Memang membangun rumah bagi rakyat jelita ya seperti itulah. 

Muncul ide menggunakan rumah ini untuk kholwat selama waktu jeda. 

Sudah minta ijin mas Hary, anakku Aden Insan dan Alni. Alhamdulillah dapat ijin.  Jadi dalam waktu semingguan  lagi, begitu lantai 1 siap huni, aku insyaAllah mulai khalwat 40 hari. 

Rencana yang aku lakukan selama khalwat:

- melakukan salat wajib dan sunahnya sekalian , seperti salat rawatib, Dhuha , tahajud.

- menghayati Al Qur'an sampai khatam dan menuliskan pemahamanku di buku catatan.

- berzikir dengan sistem merajut , merajut selimut atau syal sambil berzikir. Bila orang lain menghitung zikir pakai butiran tasbih, maka aku pakai rajutan. 

- berpuasa versi Islam yang pakai sahur dan buka puasa. Makanan pun yang sederhana saja karena gak mau direpotkan dengan memasak biar fokus mendekatkan diri pada Allah. Mungkin sekedar nyolokin nasi ke rice cooker dan pakai lauk abon, atau makan pisang , kurma , biskuit, bikin minuman susu+oats. 

- bermeditasi dan rutin melakukan yoga untuk menjaga kesehatan.  

- aku tidak akan membuka media sosial kecuali blog ini.  Rencananya aku akan menuliskan pengalamanku setiap hari di sini, gunanya apa ? Selain untuk merekam pengalaman, juga biar suami dan anak-anakku tenang karena tahu aku baik-baik saja. Jadi semacam 'pengumuman' buat yang di rumah biar mereka tidak khawatir. 

Alhamdulillah nya lagi, suamiku kompakan mau khalwat juga tapi khalwat dalam keramaian. Mas Hary mau puasa 40 hari juga barengan aku tapi beliau tetap melakukan aktifitasnya.

Begitulah ceritanya. Allah ternyata tidak tega bila aku khalwat di gubug sederhana di kebun di Malang Selatan yang hawanya panas, dan menggantinya dengan khalwat di vila di bukit dengan hawa yang sejuk dan pemandangan yang amat sangat indah. 

Minta doanya ya sahabat Innuri biar semuanya lancar. Aku pun akan membawamu dalam doa doaku, as always.

Sampai jumpa.



Kamis, 22 Agustus 2024

Quotes nohok hari ini

 Chatting sama sahabatku, Mbak Rini, membuatku merenungkan quotes dari beliau yang bila aku redaksikan seperti ini :

Manusia itu punya kecenderungan mencari masalah, kalau tidak ada masalah ya menciptakan masalah (=masalahnya dari dalam).  Masalah dari luar bisa menjadi tempaan yang membuat manusia lebih kuat dan lebih baik, tetapi masalah yang diciptakannya sendiri dari dalam, menghancurkannya.

Nah, aku merasa kena deh!

Berikut ini quotes dari aku sendiri hasil mulung dari kehidupan:

* Bila ingin selalu bahagia, amati tingkah polah egomu yang membuat pikiranmu beratraksi, itulah sumber penderitaan manusia.

*Manusia dipertemukan untuk saling belajar, ketika pelajaran bersama seseorang selesai, ya mereka dipisahkan.  Sesederhana itu.

Tiga dulu deh, ntar kalau lagi mood mau mulung di IG Innuri , aku suka nulis quotes di sana.  Bisa jadi pelipur lara kalau si Mbak Lara lagi dolan ... hehe.

Minggu, 18 Agustus 2024

Dokumentari Kisah Arwah

 Dear Sahabat Innuri,

Alhamdulillah Innuri sudah menyelesaikan satu novella berjudul "Bulan Madu yang Tertunda".  Judulnya dibuat seperti itu biar menarik aja sih, padahal isinya tentang pengalamanku berinteraksi dengan arwah dan misinya spiritual.

Novel ini merupakan dokumentasi kisah arwah yang pernah aku alami, memang tidak bisa memuat semua pengalaman, karena sebagian aku juga sudah lupa, jadi yang sempat kuingat saja, dan semuanya mengandung pembelajaran.

Berguna juga dibaca oleh suami istri atau calon pengantin baru, karena banyak pelajaran penting bagaimana menempuh kehidupan berumah tangga yang harmonis.

Ada insert karakter di sini, karakterku dan Mas Hary ... wong aku memang sedang menulis otobiografi dalam bentuk novel.

Kunjungi novel Innuri ya, bisa dibaca gratis kok dan tinggal klik saja (tidak harus unduh aplikasi)

https://www.kwikku.com/novel/read/bulan-madu-yang-tertunda


Terima kasih, salam manis.

Senin, 15 Juli 2024

Hal Indah dari Surat Al Maidah Ayat 105

 Dear Allah lovers.

Ada suatu peristiwa yang membuatku tertuntun untuk merenungkan satu ayat al quran yang muatannya ternyata begitu dalam, pemahaman ini begitu beda dari pemahaman yang biasa dipahami orang banyak.  Maka aku perlu menuliskannya di sini, karena ini penting untuk memahami betapa Maha Kasih SayangNya Allah.

Tiga hari yang lalu Mas Hary bercerita, bila dalam mimpinya dia mendapat petunjuk untuk membuka Al quran Surat Al Maidah ayat 105.  Isinya ini :

Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu.  Orang-orang yang sesat itu tidak akan membahayakanmu apabila kamu telah mendapat petunjuk.  Hanya kepada Allah kamu semua akan kembali, kemudian Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Berikut ini poin-poin yang aku pahami yang semakin lama semakin mendalam.

Jagalah dirimu.

Menjaga dari apa ?  Menjaga untuk selalu berada di dalam petunjuk Allah.  

Bagaimana agar selalu berada di dalam petunjuk Allah?  Ya selalu ingat / dikir / eling , selalu menautkan hati dengan Allah.  Jangan terbawa arus pikiran perasaan dan emosi atau manasmu.  Pandangi manasmu, tonton manasmu, rajin-rajin menonton keinginan / kehendak / karep / hawa nafsumu.  Dengan menonton kamu akan melampaui manasmu dan batinmu akan auto terhubung dengan Allah.

Orang-orang yang mendapat petunjuk itulah orang yang kembali kepada Allah.

Ayat ini adalah rangkaian kalimat yang terhubung.  

Perhatikan kalimat ini : hanya kepada Allah kamu semua akan kembali.  "Kamu semua" di ayat ini menunjuk pada 'orang-orang yang mendapat petunjuk' di kalimat sebelumnya tetapi masih satu ayat, yaitu ayat 105.  

Berarti apa ?

Berarti tidak semua orang kembali kepada Allah, karena orang-orang yang tidak mendapat petunjuk tidak termasuk di dalamnya.  

Nah kemana dong kembalinya orang-orang yang tidak mendapat petunjuk? Ya bisa dihidupkan lagi di dunia entah sebagai apa alias mengalami reinkarnasi (aku pernah menulis soal reinkarnasi dan ayatnya di tulisan sebelumnya, cari sendiri ya).  Atau 'dicuci' di neraka/penderitaan atau ke mana lagi Innuri nggak tahu lah, 

Menerima rapot dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya hingga kembali kepada Allah.

Setelah kembali kepada Allah, lalu apa?  

Masih di ayat yang sama, kalimat terakhirnya adalah 'kemudian Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan'.

Tahukah kalian saudara-saudara?  Allah akan menerangkan kepadamu dengan penuh kasih sayang (seolah mengucapkan selamat) apa yang telah kamu kerjakan dari kehidupan satu ke kehidupan berikutnya, entah sampai berapa kehidupan , entah sampai berapa reinkarnasi sampai  kembali kepada Allah (bahasa Sansekertanya moksa).

Catat ya, Allah akan menerangkan dengan KASIH SAYANG dan penyambutan, melebihi sambutan seorang ayah yang menyambut pulang anaknya yang bertahun-tahun di perantauan.

Bayangkan nanti bila kita telah pulang kepada Allah, indahnya pertemuan itu, setelah itu Allah akan bercerita tentang kehidupan yang telah kita lalui dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya, ke kehidupan berikutnya lagi sampai kehidupan terakhir yang mengantarkan kita kembali kepadaNya.

Semoga tulisan ini mencerahkan hatimu. 

Bila kalian punya pendapat yang berbeda dengan penafsiran Innuri, dipersilakan saja, masing-masing orang mendapat pemahaman sesuai dengan perjalanan spiritualnya masing-masing.  Mari tetap saling menyayangi dan berbagi kebahagiaan yang mendamaikan hati.


***




Membaca Kematian

 Dear Allah lovers.

Innuri pernah mendengar cerita teman, tentang ayahnya yang sudah tahu kapan hari meninggalnya, sampai beliau sudah menyiapkan segalanya termasuk uang untuk selamatan setelah beliau meninggal.

Kisah seperti itu bukan hanya sekali aku dengar, tetapi beberapa kali, bahkan di channelnya Pak Hans, Eling lan Awas, ada video seorang guru Budhis yang meninggal dalam keadaan segar bugar dikelilingi oleh para muridnya.  Itu video keren banget, orang meninggal 'mapan' sendiri dan menunggu beberapa menit kemudian nyawanya diambil Tuhan, disaksikan orang banyak pula.  Itu upacara kematian terindah yang sempat didokumentasikan kukira.

Nah, pertanyaannya adalah, bagaimana sih orang-orang itu bisa tahu kapan hari kematiannya tiba?  Bahkan tahu persih tanggal hingga jamnya loh!  Rasanya ngiri gitu loh, kepingin juga mati kayak gitu, mapan sendiri.

Btw, dulu Innuri pernah mengalami mau mati dengan mapan sendiri, sudah baca kalimat syahadat, sudah menangkupkan tangan ke dada, nyawa sudah mulai berjalan meninggalkan tubuh dari kaki naik ke atas dan naik terus, eeh, dia mentog berhenti di dada (saat itu dadaku bergetar hebat kata suamiku), setelah itu nyawaku dikembalikan.  Aku kembali bisa merasakan punya kaki padahal sebelumnya aku merasa kakiku kehilangan energinya dan kayak nggak punya kaki.

Kayaknya waktu itu Innuri lagi dikasih 'percobaan mati' sama Allah.  Tugas hidup masih menantiku, wong saat itu Aden dan Zeli masih balita.  Allah yang Maha Kasih Sayang masih menghendaki aku membesarkan anak-anakku dulu, bahkan nambah anak jadi 4, Insan dan Alni lahir kemudian.

Ceritanya saat aku 'percobaan mati' itu dulu, aku tahunya dadakan, mendadak kayak ada malaikat maut datang dan tiba-tiba aku mengerti bila itu waktuku.  Lalu aku bilang Mas Hary, suamiku, kalau aku udah waktunya mati.  Eh doi malah bilang, "Dek, tunggu aku panggil tetangga dulu." ... Hahaha, aku bilang, "Nggak bisa Mas, ini sudah waktunya."

Pertanyaannya sekarang, kenapa ada orang yang tahunya dari jauh-jauh hari, nggak dadakan?

Jadi jawabannya yang aku pahami begini.

Setiap kejadian di alam semesta itu sudah tertulis di lauhul mahfudz 'kan?

Bayanganku dulu lauhul mahfudz itu kitab tertulis yang disimpan di langit yang memuat segala-galanya.  Di langitnya langit gitu loh, pokoknya tempatnya tinggi gak terjangkau sama manusia.  

Ternyata setelah tua ini baru kupahami, tulisan takdir itu tidak terpisah dengan obyeknya, nempel gitu loh, nempel dengan caranya sendiri dan dengan caranya masing-masing, 'tulisan' itupun bukan tulisan yang terdiri dari huruf-huruf seperti aku menulis ini, tulisan yang semacam 'informasi' ... susah Innuri menjelaskannya.

Aku akan persempit lagi pembahasan ini ke dalam diri manusia.

Jadi di dalam diri manusia itu sudah ada 'tulisan' takdirnya masing-masing yang tersimpan di dalam jiwa, termasuk takdir kematiannya.

Orang-orang yang tahu kapan dia bakanan mati, bahkan sampai detail hingga jam dan detiknya itu adalah orang-orang yang bisa membaca tulisan di jiwanya.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana caranya membaca tulisan di jiwa kita sendiri?

Kalau ditanya bagaimana? Aku tak tahu jawabannya, karena itu nanti Allah yang bakal menunjukkan caranya dan cara tiap orang beda-beda.

Tetapi yang bisa aku bagikan sekarang adalah mengapa orang-orang tertentu bisa dengan mudahnya membaca tulisan di jiwa mereka?

Salah satu jawabannya adalah mereka sudah tidak melekat dengan apa pun di dunia ini.

Tidak melekat adalah poin pentingnya.

Jadi lepaskan kemelekatanmu pada apa pun dan siapa pun di dunia ini, maka pandanganmu akan menjadi jernih hingga tembus ke dalam jiwamu.

Sesederhana itu. 





 

Jumat, 12 Juli 2024

Berguru pada Sang Artis

 Hariku hari ini dipenuhi artis.  Berawal dari nengok jawaban di Quora tentang embuh lupa aku, ada yang membahas Britney Spears sampai aku kepoin IG-nya dan artikel tentangnya, lalu operasi plastiknya Titi DJ, melompat ke Keanu Reeves lalu malam ini aku menulis sambil dengerin La Passionnya Sarah Brightman-Fernando Lima.

Kisah pilu Britney dengan segala derita hidupnya sampai membuat aku mendoakannya dengan tulus agar Allah memberikan dia pencerahan.  

Sungguh sebuah popularitas bukanlah jaminan bahagia.

Titi DJ sempat membuatku iri karena dia jadi kembali muda dan cantik lagi.  Memang selalu cantik dan terlihat muda itu idaman buat hampir semua wanita kok.  Lalu Keanu Reeves menghiburku dengan caranya.  Gimana caranya?  Sikap tenangnya menghadapi penuaan itu telah mengguruiku teramat dalam, seolah mengatakan:

Penuaan adalah kodrat yang mengandung pembelajaran agar semakin tua semakin berbesar hati untuk memberikan peran yang menjadi hak mereka yang muda.  Bahkan artis tua pun diperlukan dalam sebuah pertunjukan.  Masing-masing punya peran sesuai dengan kapasitasnya.

Aku gagal iri hati pada mbak Titi dong!

Sungguh sebuah penampilan juga bukan jaminan kebahagiaan.

Lantas apa dong yang membuat orang bahagia?  Mengalir saja dengan indah seperti Bang Keanu Reeves, menerima apa pun yang diberikan kehidupan dengan rasa syukur, tak perlu melawan arus ketentuanNya.  

Orang-orang yang mengalir adalah guru kehidupan, mereka menjadi inspirasi bagi orang banyak tanpa perlu berkata-kata, tak perlu capek capek menulis kayak Innuri juga.





Minggu, 30 Juni 2024

Azab Sakit Gigi

Tiga atau empat hari yang lalu aku mengalami infeksi di gusi dan membuat pipiku membengkak, keras dan rasanya aduhai, padahal 'cuma' infeksi gusi loh, bukan sakit gigi, kalau sakit gigi sih dua-lima kali lipat sakitnya dibandingkan sakitku kemarin.  Tapi aku sudah gak karuan rasanya, tidur sambil 'nggruguh' istilah Jawanya, mengerjakan pekerjaan sederhana pun rasanya berat sekali.  Dan itu adalah akibat dari sikap batinku yang sok tahu.

Sok tahunya begini cerita lengkapnya.

Aku punya geraham bungsu kiri yang harus dicabut, bukan karena dia berlubang, tetapi karena dia pendek, sehingga kalau dipakai mengunyah makanan, maka gusinya jadi terkena imbasnya tekstur makanan, dan bila makanannya keras, jadi sakit.  Tetapi aku bilang pada drg. Yessy, bu dokter cantik langgananku begini, "Saya kumpulkan keberanian dulu ya, Bu."

Tetapi aku tak kunjung punya keberanian, dan lama-lama aku merasa bila gigi gerahamku ini bisa jadi alat kontrol nafsu makanku.   Gara-gara dia 'kan aku jadi nggak makan berlebihan, jadi dengan nakalnya hatiku berkata, "Aku pelihara saja deh ini gigi, ntar kalau sakit 'kan bisa makan bubur saja."  Begicuuuu, bahkan terkadang di kesempatan lain aku membatin berandai-andai, "Kelak kalau gigi ini sudah pada tanggal, masih bisa makan cukup gizi dengan memblender makanan jadi bubur.'

Huh!  Pengandaian-pengandaian itu membuatku kena akibatnya, sakit gusi yang membuatku harus jadi pemilih makanan.  Ternyata makan bubur itu kalau setiap hari yo nggak nikmatlah!   

Pengandaian-pengandaian itu menyadarkanku bila aku ini loh dikasih gigi yang sehat bisa ngunyah makanan kok nggak bersyukur, malah membayangkan seandainya gigiku habis dan bisanya makan bubur saja.  Astaghfirullahal adziim.  Allah, ampuni aku.  

Ternyata, orang yang bersyukur itu adalah orang yang menikmati dengan penuh kenikmatan dan rasa terima kasih atas segala nikmat yang diberikanNya hari ini, saat ini, detik ini, tanpa kata "seandainya".

Sakit gigi atau sakit gusi pun, itu pedih saudara!  Rasanya seperti azab, padahal baru azab sakit gigi saja sudah begini rasanya.

Nah, ada lagi ceritaku soal sakit gigi.

Di masa lalu aku sering sekali sakit gigi sampai aku berdoa pada Allah, "Beri aku sakit yang lain saja ya Allah, asal bukan sakit gigi."

Allah kabulkan doaku dong, sejak itu aku tidak pernah lagi sakit gigi sampai berpuluh tahun lamanya, tapi aku kena GERD yang tak kalah sakitnya dengan sakit gigi.  Oh, lagi-lagi aku salah berdoa.  

Mengapa tidak berdoa saja, "Ya Allah, kumohon jauhkan aku dari segala penyakit, berilah aku sehat dengan kasih sayangMu."  

Berdoa kok minta dikasih sakit selain sakit gigi.  Ada-ada saja.  Allah itu loh Maha menciptakan rasa sakit dengan level-levelnya, tak perlu meminta sakit, bila berbuat kesalahan dengan tubuh ya auto dapat bagian sakit kok.  Lebih enak minta sehat saja agar Allah menuntun jalan ke arah sehat.

Innuri memang sering berbuat kesalahan, kalian jangan ya. 


"Memerintah" Tubuh

 Sudah beberapa lama aku sering mengalami tremor di jemari tangan kananku, terutama setelah aku pakai mengetik di lap top.  Kemudian, semula secara iseng, aku bilang pada tanganku,"Ayo, stabillah! Stabil ya!"  kataku berulang-ulang, dan tanganku pun diam tak mengalami tremor lagi sampai hari ini.  Alhamdulillah, dengan kehendak dan kasih sayang Allah, tremorku sembuh.

Lalu di hari yang lain aku mencobanya pada mataku yang sering sekali berkedip-kedip karena aslinya butuh kaca mata tapi aku malas pakai.  Aku bilang pada mataku, "Bila kamu capek, tak perlu berkedip-kedip, ambil energi dari alam dan kembali normallah."  Dan selama aku menyadari ucapanku, mataku pun tak berkedip-kedip, lebih santai dan terasa 'normal'.

Untuk urusan mata, rupanya aku harus sering melakukannya, karena hanya beberapa hari saja kulakukan, setelahnya aku lupa dan mataku kembali berkedip-kedip.  

Aku seperti melakukan hypnoterapi pada diri sendiri dan hasilnya cukup signifikan.  Kalian boleh mencobanya.

Alhamdulillah, terima kasih Allah untuk pengalaman berharga ini.


Selasa, 28 Mei 2024

Arigato Titik Titik

 Beberapa hari terakhir aku sering sekali ikut suami nganterin dagangan ke Sidoarjo, Surabaya, Pandaan,  

Ada sesuatu yang tiba-tiba menggerakkanku untuk berterima kasih kepada apa pun yang terlibat dalam aktifitas berdagang yang kami lakukan.  Berterima kasih ke jalan raya, jalan tol, mobil, bahkan mobil-mobil sesama pengguna jalan raya, pelanggan, pembeli, agen kami, dll, aku berterima kasih di dalam hati saja, dengan perasaan yang mendalam.

Aku jadi teringat akan sebuah video tentang arigato money yang dilakukan orang Jepang, untuk menarik lebih banyak lagi uang.

Ternyata apa yang aku lakukan itu melampaui arigato money, karena sungguh karunia Allah itu tak terbatas dan pada semua itu selayaknya kita mengucap terima kasih, ringkasnya kita berterima kasih kepada Allah dan segenap alam semestaNya ini.

Baru kusadari itulah salah satu makna bersyukur.  Ternyata begitu indah dan membahagiakan.

Sabtu, 25 Mei 2024

Keberuntungan

 Setiap orang dengan keberuntungannya masing-masing.  Itulah yang hendak aku ceritakan kali ini.

Kemarin ada teman kuliah mantu, menjadi ajang reuni kecil-kecilan buat teman-teman.

Reuni di usia lebih dari 50 dan lebihnya banyak sampai mendekati 60, tentu teman-teman sudah pada keriput, untung diselamatkan oleh filter di telepon genggam ... haha.  Di antara teman-teman yang sudah keriput, ada beberapa teman yang masih kenceng kayak artis, menolak tua.  Aku sendiri termasuk yang  ... hihihi.

Pulangnya aku melihat foto di telepon Mas Hary, suamiku, dan aku tampak tua sekali dong wong nggak pakai filter.  Aku pun mewek. "Mas aku kelihatan tua sendiri," kataku pada Mas Hary.

"Siapa bilang, kamu itu cantik gitu kok," kata suami gantengku yang memang dasarnya bucin dari awal sampai akhir (insyaAllah semoga).

"Tidak perlu membandingkan dengan orang lain, kamu itu loh cantik," katanya lagi sewaktu di rumah.

"Setiap orang dengan keberuntungannya masing-masing, ada yang tetap cantik sampai tua, ada yang tetap sehat dan bahagia sampai tua, bahkan kamu ...." kata suamiku sambil menyebut berbagai hal (sensor) yang selalu membuatnya terpesona padaku.

Ya, kupikir benar juga.  Ada artis cantik yang tetap tampak muda di usia 50+ tapi pernikahannya tidak bahagia.  Sedangkan aku adalah wanita yang beruntung dengan pernikahan yang harmonis, suami yang penyayang dan tak pernah komplain dengan fisikku, anak-anak yang baik.  

Bukankah terlalu banyak hal yang patut disyukuri di dalam hidup ini bila kita berhenti membandingkan diri dengan orang lain.



Kamis, 02 Mei 2024

Selalu ada peperangan

 Setiap saat di dalam diri kita terjadi serangan dari kubu kegelapan yang dilawan oleh kubu cahaya.  Itu terjadi terus menerus, bila kita lengah sedikit saja, maka bisa hancurlah kita, minimal hancurnya perasaan yang mewujud dalam rasa galau, sedih yang berkepanjangan.  Maksimalnya apa? hancurnya hubungan baik, hancurnya reputasi, hancurnya sesuatu yang sudah kita bangun bertahun-tahun.

Menyadari,  itu adalah salah satu jalan menuju kemenangan.  Menyadari apa?  Ya menyadari bila setiap saat kita senantiasa dalam kondisi berperang.

Dengan menyadarinya maka kita tidak akan terseret dalam arusnya, arus kegelapan yang melenakan.

Setelah itu ambil jarak dengan emosi yang menyertainya dengan 'nyawang' gejolak yang muncul di dalam diri.

Bagaimana serangan itu datang?

Mereka menggunakan gudang memori sebagai cara masuk.  Bisa lewat kenangan, lewat masa lalu,  bahkan lewat masa depan.  Mereka masuk dengan cara yang sangat amat halusnya, seolah-olah itulah diri kita, seolah-olah itulah yang terbaik, terindah dan patut dipertahankan, padahal bulshit! Itu cuma menyeretmu dalam kehancuran saja kok.

Eling lan waspada.

Rabu, 06 Maret 2024

Surga Berikutnya

Dear Allah lovers. 

 Kemarin Innuri dan yayangnya nengok si ganteng, Aden, di rumah Graha Bandara. Acara biasalah emak-emak yang kangen anak sembari bawa makanan biar si ganteng nggak nge-gofood terus. 

 Aku sering mengunjungi Aden tentunya, wong jarak antara rumah Cantiq dengan rumah bandara tak sampai lima menit saja bawa mobil atau motor, kalau jalan kaki ya nggak sampai-sampai wong baru membayangkannya saja sudah capek karena jalannya menanjak. Namun kedatanganku kemarin membawa pulang sebuah kisah manis yang menginspirasi. 

 Aden bercerita tentang sahabatnya, Ium (cowok, bukan nama sebenarnya karena aku belum minta ijin ybs.) Ium adalah seorang digital artis seperti Aden yang sering live streaming di twitch juga, sama seperti Aden, yang punya penggemar banyak di luar negri. Baik Aden maupun Ium punya penggemar dan suporter masing-masing, keduanya bersahabat tetapi tidak bersaing meski bekerja di bidang yang sama. 

Ceritanya Ium kena TBC tulang yang membuatnya tidak bisa duduk, jadi saat ini dia hanya bisa menggambar sambil berbaring. Nggak bisa menggambar pakai komputer, menggambarnya pakai tablet

"Tetapi kagumnya Aden sama Ium itu, dia sama sekali tidak mengeluh tentang penyakitnya, sakitnya malah dibikin guyon.  Dia orang yang ikhlas sekali," kata Aden memuji sahabatnya.

 Yang mengharukan adalah saat Ium sedang sakit, suporternya ramai-ramai berdonasi untuk pengobatan Ium. Yang aku maksud suporter di sini adalah teman-teman sesama digital artis, pelanggan gambarnya, juga penggemar (follower) di twitch. 

 Aden memang sering bercerita betapa baiknya orang luar negri yang menjadi penggemar karya seninya, Aden sering mendapat saweran untuk live streamingnya di twitch. Mereka begitu menghargai seniman dan karya seni, bahkan walau sudah 'musim' gambar AI, pesanan yang mengalir ke Aden masih banyak, alhamdulillah. 

 Bila aku melihat komunitas digital artis yang dibentuk Aden,  memang seperti namanya "Next Heaven", telah menjadi surga mereka di dunia ini.   Rupanya di sini berlaku nama adalah doa, dan doa Aden terkabul.

 Bila di al quran disebut bahwa penduduk surga adalah orang-orang yang tidak ada kebencian/permusuhan di hatinya, maka aku melihat seperti itulah Aden dan teman-temannya di Next Heaven. Mereka saling mendukung satu sama lain, padahal bekerja di bidang yang sama, mereka juga orang-orang yang berhati baik. 

 Di Next Heaven Aden punya julukan "Mystic Finance", pasalnya Aden menjadi tempat meminjam uang, tentunya pinjaman yang tak berbunga sama sekali, sampai untuk membeli sepeda motor pun, mereka meminjam uang Aden lalu mencicil setiap bulan sampai lunas. Enak dong ya.  Alhamdulillahnya tak ada yang nakal atau menipu Aden. Rupanya di surga selain tak ada kebencian, juga tak ada penipu di sana ... hehehe. 

 Sungguh sebuah kisah indah tentang hubungan antar manusia. 

 Barangkali begitulah surga.