Sabtu, 23 Agustus 2014

Seni Memandang Hidup Sebagai Sebuah Keindahan

 "Semua akan indah pada waktunya " , itu bunyi sebuah ungkapan yang sangat populer, ungkapan yang bisa menghibur diri sendiri saat galau.

Tapi bagaimana bila kenyataannya tidak kunjung indah ? atau merasa lamaaa sekali menunggu kapan waktunya hal yang indah itu datang ? hmm. Bagaimana kalau ungkapannya diganti : "Segala yang terjadi pasti mengandung hal yang indah".  Setuju atau setuju banget ?

 Sahabat,
Salah satu hal yang memperindah hidupku adalah bergabung di grup fotografi, dan mungkin di grup tersebut cuma aku seorang yang bukan fotografer. 

Seorang fotografer pasti punya kehidupan yang indah,  coba tebak kenapa ? Menurut pengamatanku, karena mereka selalu bisa melihat keindahan dalam obyek apa saja yang mereka temukan. Jelasnya, mereka melihat kehidupan dari sisi estetisnya / keindahannya. Bukan hanya obyek yang sudah indah yang bisa mereka temukan keindahannya, mereka juga mampu menampilkan sesuatu yang amat sederhana menjadi begitu mengagumkan dengan sedikit efek cahaya yang bagus atau sisi pengambilan gambar yang tepat (apa ya istilahnya ?). Bahkan sesuatu yang 'jorok' pun bisa jadi bernilai dalam bingkai kamera seorang fotografer.

Barangkali kita perlu belajar bagaimana cara pandang  seorang fotografer, tentang bagaimana cara  mereka menemukan keindahan dari semua sisi kehidupan.  Bagaimana cara mereka 'mengedit' sesuatu yang biasa-biasa saja menjadi tampilan yang memukau. Coba kita belajar menikmati kehidupan kita sendiri sebagai sebuah keindahan.

Bila kekasih / istri / suami sedang marah misalnya, coba diam , keluarlah dari persoalan yang sedang dihadapi, tatap pasangan kita dengan penuh kasih , lalu temukan di sisi mana keindahan itu tersembunyi , lalu katakan :" Sayang, kamu cantik kalau lagi marah", atau :"Mas kalau kau marah bikin aku kangen, kangen dengan kelembutanmu yang dulu".  Barangkali hasilnya pasangan anda tidak jadi marah .. hehehe.

Seorang anak yang rewel dan menjerit-jerit  biasanya menjengkelkan hati ibunya, tapi bisa jadi ibunya malah tertawa  seandainya sang ibu bisa melihat betapa lucunya ekspresi anak yang bawel, hingga dia bisa  bilang :"Boleh kok nangis, kan nangis gak pakai beli ?", hahaha.

Belajarlah menemukan keindahan dari hal-hal yang menjengkelkan sekalipun, anggap sedang berada di balik kamera, sedang membidik sebuah obyek yang menarik, hingga bisa menemukan keindahan yang bisa dinikmati.  Ini bisa memudahkan diri sendiri ikhlas akan apa yang terjadi.

Yuuuuk !!!

Rabu, 20 Agustus 2014

Merenungi Sistem

Suatu pagi saat memberi santapan rohani ke karyawan, eyang Virien bilang begini :" Ada yang tahu kenapa Allah punya malaikat-malaikat ? padahal Allah tidak membutuhkan dibantu,  tanpa malaikatpun semua bisa berjalan sesuai kehendak Allah ".

Karyawanku tidak ada yang menjawab.

"Karena Allah hendak mengajari kita sistem ", jawab eyang singkat. Kubayangkan apa yang dipikirkan karyawan, ..... hmmm .... mereka telah bersiap mendapat 'kuliah' bagaimana pekerjaan di butik  musti berjalan sesuai  sistem yang telah terbentuk, dan bila mereka bekerja semaunya sendiri pasti terjadi kekacauan, kerusakan atau hal lain yang tidak diinginkan.

Renungkanlah bagaimana cara Allah membentuk sistem di alam semesta , dari  tugas para malaikat yang spesifik, kesesuaian hubungan antara organisme terkecil dengan makrokosmos hingga tidak ada satu molekulpun yang tidak punya peranan di alam luas ini.  Juga diturunkannya para Rasul dari jaman ke jaman, dengan syariat yang berbeda tapi dengan satu misi, beribadah dan mengabdi kepadaNya. Terlalu panjang bila dijelaskan , karena  tidak ada habisnya ilmu Allah bila dituliskan. Yang pasti pandangan kita jadi tertunduk mengakui betapa  semuanya begitu padu dan sempurna.



Dalam sebuah keluargapun ada sistemnya, suami sebagai kepala keluarga yang bertugas mencari nafkah yang wilayahnya di luar rumah , istri sebagai ibu rumah tangga yang wilayah kerjanya di dalam rumah, anak-anak musti mematuhi sang ibu, sang ibu bertanggung jawab terhadap anak-anak, sang bapak bertanggung jawab terhadap istri dan anak-anaknya.  Seorang suami wajib berbakti kepada orang tuanya , sedangkan seorang istri wajib berbakti kepada suaminya di atas orang tuanya.

Sistem dalam keluarga adalah sebuah sistem terkecil di masyarakat manusia , di atas itu ada sistem pemerintahan yang berjenjang.  Dalam bisnispun ada sistemnya , juga dalam sebuah organisasi,  komunitas atau hanya sebuah kelompok kecil.

Ada sebuah 'clue' di al quran yang merupakan kunci kesuksesan dalam sebuah sistem , simak ayat ini ;

QS. Al-Israa' (Al-Isra') [17] : ayat 44
[17:44] Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.

Rahasia sebuah sistem yang berhasil adalah saat semua komponen di dalam sistem bekerja untuk Allah. Ini pernah aku dan eyang Virien alami dengan Cantiq-ku dan pesantren Gubug.  Makanya yang penting buat kami adalah bagaimana membuat mereka bekerja di bagiannya masing-masing dengan penuh tanggung jawab kepada Allah.

Bila seluruh komponen di dalam sistem bekerja dengan maksimal, hasilnya adalah kesuksesan.  Bila belum sukses, coba diaudit , apakah sistemnya sudah berjalan dengan baik ? apakah seluruh bagian di dalam sistem telah menjalankan perannya dengan maksimal ? dan apakah seluruh komponen di dalam sistem sudah diajak mempersembahkan seluruh karyanya untuk Allah ?

Tentang bagaimana membuat sebuah sistem yang sederhana untuk usaha kecil, aku menuliskannya di link di bawah ini, semoga bermanfaat :

Membangun Sistem Usaha 1
Membangun Sistem Usaha 2
Membangun Sistem Usaha 3

 

Selasa, 19 Agustus 2014

Spriritualitas dalam sepotong brownies

Membuat kuepun ternyata membutuhkan spiritualitas yang tinggi ,  bukan sekedar mengocok adonan, mengovennya, menghidangkannya. Seperti apakah itu ?

Beberapa hari terakhir aku punya kesibukan baru, memproduksi brownies pisang sebagai bisnis baruku.  Alhamdulillah  lancar jaya dalam hitungan minggu, laris manis, hingga aku turun sendiri membantu dan mengontrol produksinya (cerita lengkapnya tentang bisnis pisangku klik disini  )

Pernah di suatu pagi, karyawan dapur belum datang, aku membuat brownies sendirian.  Aku mengerjakannya sambil melantunkan ayat-ayat suci, dan aku memang punya kebiasaan seperti ini bila di dapur.  Pikiranku bilang begini :"Waah, kalau dikerjakan sambil ngaji gini, pasti browniesnya bagus dan memberi berkah lancar usaha".  Terlintas di pikiranku tentang hado dalam masakan yang dibuat dengan cinta kasih.

 

Tak tahunya, browniesku malah amburadul , 2 kali bikin gak jadi, padahal aku membuat  dengan takaran yang sama dan dengan cara yang sama. Akupun merenung.  Rupanya aku telah salah niat saat mengaji tadi, tanpa aku sadari mengajiku telah aku tujukan ke brownies , maka rusaklah dia. Semestinya apapun dan siapapun yang kita hadapi, itulah yang kita bawa menuju Allah, bukan kita yang mengarahkan tujuan ke makhluk.

Itu adalah hal yang halus sekali, tidak mudah menyadarinya sebagai sebuah kesalahan. Dan seperti itulah salah satu cara Allah 'berbicara' kepada kita, lewat peristiwa yang difahami dengan kejernihan hati.


Minggu, 17 Agustus 2014

Jatuh Cinta Lagi

Pagi-pagi sudah masuk angin, meringkuklah di tempat tidur berselimut tebal.  Eh, ada seorang ibu yang curhat soal jatuh cinta lagi pada suami orang, padahal suaminya sendiri amat baik dan tidak ada masalah diantara mereka berdua. Aku tidak menyalahkannya,  mungkin ini 'hasil karya' puber kedua.

Dan inilah pesanku pada si ibu yang cantik itu : " Jangan terbenam dalam cinta makhluk yang menyempitkan pandanganmu.
Tapi raihlah cinta Allah yang membuat batinmu menjadi luas dan pandanganmu membuka lebar.

Bila kau mampu beranjak dari cinta nafsumu, maka kau akan mendapati bahwa dirimu lebih mencintainya dengan cinta yang lebih indah, yaitu cinta yang lahir karena cintamu pada Allah.

Keindahan cinta jenis ini tidak bisa dibayangkan, tidak bisa digambarkan dengan kata dan kalimat, tapi hanya mampu dirasakan oleh jiwa yang terpilih, yaitu mereka yang mampu keluar dari penjara nafsunya, lalu Allah menganugerahinya perasaan cinta yang derajatnya tinggi.

Maka tetaplah bersandar kepadaNya saja, lepaskan rasamu pada makhluk  dan ikatkan perasaanmu hanya kepada Allah. "

Apakah kalian pernah mengalami seperti yang dialami ibu yang aku ceritakan ? Aku pernah membahasnya di  beberapa tulisan yang mungkin bisa jadi bahan renungan, silahkan cek di link di bawah ini :

- Sebuah Percakapan Cinta
- Cinta Itu Selalu Memiliki
  

Jumat, 15 Agustus 2014

Mengingat Allah Dan Keberuntungan

Tertulis di al quran ; ingatlah Allah sebanyak banyaknya agar kamu beruntung. Yang berarti, untuk meraih keberuntungan, orang musti banyak-banyak mengingat Allah.

Lantas mengingat Allah yang bagaimana yang bisa mengantarkan kita pada keberuntungan ? Apakah seperti yang kita lihat di sinetron-sinetron, yaitu orang yang kemana-mana selalu menggenggam tasbih di tangannya sambil mulutnya komat kamit melantunkan dzikir ? Kalau menurutku , mengingat Allah itu berarti mengingat dengan segenap perasaan, jangan terfokus pada berapa banyaknya kata-kata dzikir terucapkan, melainkan seberapa dalam hati mampu menciptakan komunikasi timbal balik antara diri dengan Tuhannya.

Mengingat Allah membuat hati tertunduk karena mengakui kebesaranNya di alam semesta, betapa semua itu tercipta dengan sempurna.

QS. Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 191

[3:191] (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.


Mengingat Allah juga membuat hati menjadi tenang, apapun masalah yang dihadapi.  Bila semua dikomunikasikan dengan Allah, tumbuh perasaan yakin, betapa semua itu hal yang mudah saja bagi Allah.  Mengakui kebesaran Allah itu berarti tidak punya rasa khawatir, karena hati merenungkan betapa proses penciptaan  alam semesta yang begitu rumit saja mudah bagi Allah, apalagi cuma sekedar persoalan manusia yang sederhana.

Bila hati masih direpotkan dengan perasaan takut dan khawatir, berarti hati belum cukup mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah, malah perasaan takut  inilah yang bakalan mewujud karena sudah merupakan keyakinannya tanpa dia sadari.  Makanya perlu mengupgrade keimanan dengan jalan sebanyaknya mengingat Allah, merenungkan segala sifatNya, berkomunikasi denganNya hingga tumbuh perasaan tenang.


QS. Az-Zumar [39] : ayat 23

[39:23] Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.


Bila ada hati yang gelisah, maka salah satu obatnya adalah mengingat Allah , dalam arti mengkomunikasikan kegelisahan itu dengan Allah yang Maha Mendengar.  Komunikasi adalah dialog 2 arah, ada timbal balik yang membuat hati menerima jawaban dari kegelisahan itu.  Jawaban bisa berupa kata-kata hikmah yang membuat kita memahami segala yang terjadi, jawaban bisa pula berupa ketenangan hati yang muncul seolah-olah tanpa sebab, dan perasaan yakin bahwa Allah pasti mengulurkan pertolonganNya.


Itulah keberuntungan itu.
Bila bagi seorang gadis, keberuntungan itu adalah menemukan pasangan hidup yang penuh kasih dan tanggung jawab.
 Bila bagi rakyat  jelata, keberuntungan itu adalah saat mendapatkan seorang pemimpin yang kasih sayang , adil dan bijaksana.
Maka keberuntungan bagi seorang hamba adalah saat dirinya didampingi oleh Rabbnya, selalu bersama sang Khalik dalam keadaan apapun dirinya.  Hanya disisi sang Khaliklah segala khazanah solusi dan kebahagian berada.

Jumat, 08 Agustus 2014

Sungkeman

Sedang terpana melihat foto di internet yang dishare teman, foto pak Jokowi sang presiden terpilih sedang sungkem pada ibunya, tampak betapa wajah sang ibu yang sabar lembut penuh kasih menatap putranya.



 Aku yang arema alias arek Malang, tidak pernah melakukan sungkeman kepada ibu bapak, karena bapak ibuk juga tidak mengajari begitu.  Kebiasaanku pada ibu bapak ya salaman, cium tangan, lalu cium pipi kiri kanan.

Baru ketika menjadi menantu 'orang kulonan' aku mengenal sungkeman, tapi tetap saja tidak pernah sungkem pada bapak ibuku sendiri.

Baru tahu betapa dalamnya makna sungkeman ya baru-baru ini, setelah melihat pak jokowi dan membaca artikelnya betapa doa seorang ibu bisa mengalahkan doa 40 ulama. Juga setelah menyadari betapa anak-anak muda jaman sekarang telah banyak yang kehilangan tata krama, subosito , sopan santun dan adat istiadat ketimuran.

Entah apa sebabnya kok anak-anak masa kini banyak yang menjelma menjadi kebarat-baratan, bahkan ada yang memanggil orang tuanya dengan namanya saja , ini ada beneran dan aku melihatnya.  Ada yang tidak menganggap penting minta maaf dan mengucapkan selamat hari raya iedul fitri kepada kedua orang tuanya, alasannya  sudah mengucapkannya lewat face book dan ibu bapaknya adalah temannya di facebook.

Posisi ibu dan bapak menurut ajaran al quran adalah setelah Allah :

QS. Al-Baqarah [2] : ayat 83
[2:83] Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.

 Sungguh jenius nenek moyang orang jawa yang dulu menciptakan tradisi sungkeman, dimana sang bunda duduk di kursi, sedang sang anak duduk berlutut di depan pangkuan sang bunda, si anak minta doa-doa dan minta maaf kepada sang bunda , sedang sang bunda mengucapkan restu dan mengelus kepala sang anak.  Kemesraan yang sempurna !!!

Sungkeman membangkitkan rasa pangrasa (perasaan yang terdalam) yang amat berbeda bila dibandingkan dengan sekedar bersalaman dan cipika cipiku.  Sungkeman membangkitkan rasa sayang ibu lebih 'keluar' dan doa-doanya lebih powerfull karena menyadari betapa sang anak begitu membutuhkan doa dan dukungannya, betapa sang anak telah merendahkan dirinya begitu rupa hingga hati sang bunda luluh dan berguguranlah segala perasaan jengkel terhadap sang anak. 

Perasaan marah dan jengkel yang tersimpan di hati sang ibu bisa menghalangi langkah sukses anaknya karena ridha Allah terletak pada ridha orang tua, teristimewa ridha ibu.

Sebaliknya bagi sang anak, sungkeman juga membangkitkan perasaan yang membuatnya merasa lebih kuat menghadapi apapun karena sudah menggenggam ridha Allah lewat ridha sang bunda. Sang anak bisa merasakan ditemani dan dikuatkan terus dengan doa doa sang bunda.  Ini amat penting sebagai bekal meniti kehidupan.

Sebagai seorang anak, jangan malu untuk sungkem pada bapak ibu, walau mungkin kita sudah jadi bapak dan ibu dan kelihatan terlambat.  Tidak ada kata terlambat untuk hal yang baik.

Sebagai orang tua, alangkah bagusnya bila kita ajari anak-anak sungkeman pada kita, bukan karena kita ingin dihormati tapi karena kewajiban kita sebagai orang tua adalah mendidik anak-anak untuk menghormati orang tuanya, seperti perintah Allah.

Jangan lupa, seorang istri juga sungkem pada suami.
Dan semua itu tidak harus dilakukan di hari lebaran saja, kapan saja kita membutuhkan doa dan dukungan orang tua, lakukan sungkeman.  Gak ada salahnya kan ?