Jumat, 28 September 2012

Innamal a'malu bin niyat

Waktu Indah kecil punya anggapan bahwa profesi yang paling 'pahlawan' adalah menjadi dokter, tahu kan karena apa? ya karena dokter suka nolong orang sakit.  Sekarang 'Indah tua' punya 'penemuan' baru, ternyata di masyarakat ada yang menganggap bahwa pekerjaan yang dijalankan tanpa minta imbalan itu adalah pekerjaan termulia. 

Awal cerita, kemarin sore ada seorang saudara yang minta diajarin soal pewarna-pewarna batik, ya pewarna sintetis ya pewarna alam, katanya mau diajarkan ke anak-anak sekolah. Ya tentu aku ajarin, kan Indah gak pelit ..... hehehe.  Tapi tiba-tiba saja muncul isengnya aku godain dia ..... kubilang :" Iiihhh, gak bisa batik kok mau ngajar batik".  Tak kusangka tak kuduga dia marah besar !!!

"Masih mendingan aku, bisa batik tapi aku amalkan ilmuku tanpa minta imbalan. Lah kalau kamu, bisa ngajar batik tapi buat mencari uang !!!", begitu diantara kata-katanya yang panjang yang disampaikan dengan berapi-api.  Ya masih panjang lagi sih 'ocehan'nya.... Kaget deh Indah, speechless.....

Jadi menurut dia nih, Indah tuh nggak 'keren' karena memberi pelatihan batik dimana-mana tapi dibayar dengan honor yang gede, sedangkan dia merasa lebih baik dariku karena memberi pelatihan gratis. Bagaimana pendapat anda saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air?

Ingat hadits Nabi yang terkenal :  Innamal a'malu bin niyat, sesungguhnya amal itu tergantung dari niyatnya.  Bila berpatokan pada hadits ini, yang jadi ukuran sebuah pekerjaan mulia/terhormat/berharga/keren atau tidaknya adalah dari niat. 

Pekerjaan apapun, baik dengan imbalan/gaji/honor atau tanpa imbalan, bila niatnya untuk mencari keridhaan Allah, ya itu sudah pekerjaan mulia dan pasti berkah di dunia dan di akhirat.

Sebaliknya, pekerjaan yang terlihat 'hero' seperti menyantuni yatim dan fakir miskin, bila niatnya bukan karena Allah (misalnya niat mendapat bagian sebagai amil, niat ingin dipuji, niat mendapat restu calon mertua .... dll dll) maka dia akan mendapatkan apa yang diniatkannya itu, soal keridhaan Allahnya yaa .... hanya Allah yang tahu.

Begitupun niat kita mengajar ketrampilan tanpa minta imbalan, niat karena Allah atau karena ingin ilmu yang kita miliki menjadi berkah, atau karena hal lain?

Lah wong menolong orang karena kasihan saja membuahkan 'cubitan' dari Allah, apalagi niat yang aneh-aneh yang bukan karena Allah.  Baca aja postingku yang berjudul 'Dibalik Rasa Kasihan'.

Jadi jangan buru-buru menilai rendah orang lain yang memperoleh pendapatan dengan apa yang dilakukannya, karena menafkahi keluarga itu perintah Allah. Mereka adalah pejuang di jalan Allah.  Jadi jangan merendahkan orang yang sedang berjuang di jalan Allah. 

Juga jangan buru-buru menilai rendah orang yang dari luarnya kelihatan 'matre' karena gampang mendapatkan uang, siapa tahu hartanya dia gunakan berjuang di jalan Allah, siapa tahu di balik sosoknya ada 'buntut' yang panjang kayak anak kecil main ular naga ......(ular naga panjangnya bukan kepalang ..... hehehe), buntutnya itu bisa fakir, miskin, dhuafa dan anak yatim yang selalu dia santuni, bisa juga pondok pesantren dan TPQ gratis .... hihihi.... kedengarannya kok kayak Indah yaa yang ini ..... xixixixi.....
  

Kamis, 27 September 2012

Dibalik Rasa Kasihan

Siapa sih yang tidak kasihan saat mendengar kabar ada tetangga yang makan dengan nasi yang sudah layak dibuang?  Bahkan ditambah cerita tentang anaknya yang kekurangan gizi?

Spontan dan tanpa ditunda-tunda aku minta diantar eyang ke rumah si tetangga, rumahnya agak jauh yang musti ditempuh dengan berkendaraan. Kubawakan beras, lauk pauk dan susu untuk anaknya.  Ini bukan kali pertama aku membantu keluarga itu, sebelumnya sudah beberapa kali sampai kami jadi kayak saudara.

Tapi entah kenapa untuk kali ini kurasakan sambutan sang istri begitu dingin. Begitu lihainya syetan membangkitkan permusuhan di antara kami, sampai aku nggak tahu apa sebab yang membuat sang istri kelihatan menyimpan rasa jengkel padaku.  Bahkan saat aku pulangpun dia menyembunyikan diri.

Aku sebenarnya tahu kalau aku sudah berada di tempat yang salah sejak kuinjakkan kaki di halaman rumah si tetangga malam itu, tapi dengan cueknya kuabaikan 'warning' dari hati kecilku.  Aku kesini dengan niat baik, begitu kata hatiku, tapi ya beginilah akibatnya mengabaikan kata hati.

Tak bisa kuingkari, hatiku amat sakit menerima perlakuan wanita itu..... lah aku kesana kan bukan untuk meminta-minta, malah aku memberi ..... Sejak dulupun dia suka curhat padaku dan aku biasa membantunya. Masak begitu balasan atas kebaikanku ?  Nah.... Indah sudah salah ya, sudah mengharap ucapan terimakasih..... ini gak boleh kan?

Tapi sudah kubilang, aku tak bisa mengingkari rasa sakit itu. Siapapun orangnya di dunia ini gak suka kan kalau dicuekin?  Tapi rupanya aku memang harus menerima pelajaran eyang malam itu.  Saat pulang, eyang memberiku petuah begini :

"Makanya jangan melakukan sesuatu karena terdorong rasa kasihan.  Semua musti karena Allah".  Bingung nggak? Emangnya sama Allah kita gak boleh punya rasa kasihan? kan rasa kasihan datangnya dari Allah?

"Tandanya bila kita melakukan sesuatu bukan karena Allah itu adalah munculnya rasa sakit, karena bila niat kita murni karena Allah, kita tak pernah merasa sakit", kata eyang.  Sementara aku mulai meneliti hatiku sendiri dan menemukan bahwa aku memang telah bergerak karena rasa kasihan, bukan karena Allah.  Pantaslah aku mendapat 'cubitan' dari Allah. 

"Memang perbedaannya halus sekali, melakukan sesuatu karena kasihan dengan melakukan sesuatu dengan niat karena Allah, walaupun Allah yang memberi kita rasa kasihan", akhirnya aku mengerti.

"Tugas kita adalah mendekatkan diri pada Allah dan mengajak orang untuk dekat dan mengharap pertolongan Allah.  Kalaupun kita menolong, itu karena petunjuk Allah memang demikian", lanjut eyang.

"Kadang yang dibutuhkan mereka bukan pertolongan yang berupa materi, melainkan perubahan pola pikir dari materi oriented ke Allah oriented", begitu petuah eyangku yang makin hari makin tua.

Allah, sudikah Engkau mengampuniku?


     

Rabu, 26 September 2012

Anak Cerdas Dimulai Dari ......

Kemarin sore gadis kecilku Alni membeli snack di toko sebelah butik lalu bermain dengan Dafa, teman seusianya.  Akupun tenggelam dalam pekerjaanku, nyanting selendang batik.

Tak lama dua anak imut itu datang, akupun menemani mereka menonton televisi.  Belum lagi hangat tempat duduknya, Dafa keluar tanpa ba bi bu lalu dia datang lagi dengan snack seperti punya Alni.

"Aku minta ya ..... tadi kan kamu minta punyaku tiga, sekarang aku ambil tiga juga ya", kata Alni sambil memasukkan tangannya ke kantong snack di tangan Dafa, padahal snack punya dia sendiri masih banyak.

"Wah ..... kok gitu ya anak ibuk.  Kalau memberi ke teman ya gak boleh mengharap dikembalikan, itu namanya ikhlas.  Allah suka sama anak-anak yang suka memberi dan baik sama teman", kataku menceramahi Alni, Alni sendiri asyik menonton televisi ..... cuek bebek ..... hehehe.

Begitulah anak-anak, tingkah lakunya kadang nggemesin ..... mesti sabar, terutama dalam mengajari anak-anak berbuat baik, yang tidak pelit dan menjadi anak yang murah hati.

Sejak anak-anak mengenal dunia luar selain keluarganya, saat itulah pengaruh lingkungan mulai bekerja pada dirinya.  Pengaruh guru, teman di sekolah dan di kampung menjadi bagian yang musti diperhitungkan dalam perkembangan kepribadian mereka.

Bagi Indah nih, hal pertama yang harus ditanamkan pada anak-anak adalah agar mereka menjadi anak yang senang berbuat baik.  Perbuatan baik yang bermakna luas, mulai dari suka memberi dan berbagi, menyayangi saudara, teman, dhuafa, menyayangi alam dan makhluk Allah, suka menolong ...... dll.

Simak ayat ini :

QS. Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 84
[6:84] Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

Ayat tersebut mempunyai hubungan sebab akibat yaitu Allah memberi petunjuk/hikmah sebagai balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.  Petunjuk Allah merupakan hal yang amat besar yang mutlak kita perlukan dalam mengarungi kehidupan ini dan juga di akhirat nanti, itulah bekal yang kita persiapkan untuk anak-anak kita.

Sekarang orang tua lebih cenderung membekali anak-anak mereka dengan bersekolah di sekolah favorit, mengikuti les ini itu sampai kadang mereka kehilangan waktu bermainnya. Coba tanya anak-anak, bahagiakah mereka dengan aktifitas belajar yang super padat itu?

Indah sendiri suka ditanya sama ibu-ibu: "Gimana ya jeng caranya punya anak pinter kayak anak njenengan?" Belum kujawab pertanyaan itu, mereka sudah jawab sendiri gini :"Kalau itu sih faktor keturunan ". Lha gimana mereka mau belajar padaku kalau sudah main tebak sak penake dhewe.

Kujawab di blog saja deh.
Anak-anakku itu gak pernah ikut les di luar sekolah karena aku kasihan bila mereka terlalu lelah, tapi mereka bisa masuk PTN, Aden bisa masuk ITB lewat jalur test.  Alhamdulillah semuanya pinter pinter, padahal sekolahnya ya di SD ndeso, SMP ndeso, cuma SMAnya saja yang aku tekankan agar masuk SMA terbaik di Malang, SMA 1.

Cara mendidiki mereka ya pakai cara yang tersirat di al qur'an yaitu mengajari mereka berbuat baik, cara ini membangun kecerdasan dari hatinya. InsyaAllah Allah akan memeri mereka hikmah/petunjuk yang membuat mereka cerdas hati dan otaknya. Tidak repot kan? juga irit ..... betul-betul irit.


Senin, 24 September 2012

Ringannya Menyekolahkan Anak

Di hari keberangkatanku ke Bandung Jum'at lalu, paginya aku diundang rapat wali murid di sekolah Alni, SD Negeri tak jauh dari butik.  Dengan pidato yang lama dan detail, bapak Kepala Sekolah dan Ketua Komite Wali murid menjelaskan tentang pendidikan di sekolah itu, tapi ujung-ujungnya ..... hmmm.... minta sumbangan untuk membangun atap bangunan perpustakaan yang belum selesai.

Belum lagi rapat usai, aku bisa mendengar kasak kusuk ibu-ibu yang keberatan dengan sumbangan ini itu ...., kalau bisa sumbangan gedungnya seminim mungkin.  Dengan bijak bapak kepala sekolah menyerahkan sepenuhnya berapa besar sumbangan bangunan yang musti dibayar tiap wali murid, tanpa paksaan.  Karenanya wali murid dipersilahkan musyawarah di akhir sesi.

Sesi terakhir itu aku gak ikut, aku musti mempersiapkan diri untuk ke Bandung sore nanti.
"Gak ikut musyawarah menentukan sumbangan?", tanya ibu wali kelas.
"Maaf, saya tidak bisa bu, tapi hari ini juga saya menyumbang.  Nanti saya suruh karyawan mengantar uangnya", jawabku, aku tahu benar sumbangan yang kuberikan sudah melebihi 'target', jadi tidak masalah kan bila menyumbang lebih?

Bagiku, menyumbang pembangunan sekolah adalah amal jariyah.  Bukankah membangun sarana pendidikan yang memadai buat anak-anak kita merupakan jihad di jalan Allah? Musti dilakukan dengan ikhlas dan banyak pula. Sementara bagi sebagian wali murid merupakan hal yang memberatkan.

Bila kenyataan ini dibalik, jadinya begini: bila kita merasa berat dan tidak ikhlas dalam memberikan dana sumbangan sekolah maka Allahpun membuat kita berat dalam menunaikannya.  Bila kita menganggap sumbangan gedung adalah hal yang membebani, maka Allahpun membuat seret rejeki kita.

Selain soal sumbangan gedung, banyak sekali kudengar keluhan orang tua tentang biaya pendidikan yang mahal, tentang betapa beratnya menyekolahkan anak di jaman sekarang.

Apa anda termasuk di dalam 'himpunan' orang tua yang merasa kesulitan dalam membiayai sekolah anak?  Kalau iya, dengarkan Indah yaaaa..... eh, jangan didengar , tapi dibaca.

Begini nawak  .... (nawak=kawan)
Anak adalah amanah Allah, mereka lahir dengan segala potensinya.  Menyekolahkan anak sama dengan mengasah potensi itu agar lebih tajam dan powerfull dalam rangka mempersiapkan mereka untuk mengabdi pada Allah dengan lebih baik dan lebih maksimal. Jadi menyekolahkan anak adalah jihad fi sabilillah !!!

Sementara itu cuek bebek dengan anggapan orang seperti:
- menyekolahkan anak agar mereka punya masa depan yang lebih baik daripada orang tuanya
- menyekolahkan anak agar mereka siap di persaingan di dunia kerja
- menyekolahkan anak agar mereka punya pekerjaan yang mapan dan pendapatan yang tinggi
- menyekolahkan anak agar mereka jadi pengusaha, dokter, insinyur, pegawai, guru
dll dll

Jangan ikuti pendapat orang kebanyakan, itu sudah kadaluwarsa .... Ikuti petunjuk Allah di al qur'an, apapun yang kita lakukan untuk anak-anak kita adalah ibadah dan jihad kita.  Persembahkan anak-anak kita untuk Allah, untuk mengabdi pada Allah, ingatkan mereka untuk membangun niat bersekolah karena Allah, mereka harus menjadi anak yang terbaik karena Allah.

Ikhlaslah dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk sekolah mereka, ikhlas itu tidak menghitung dan ikhlas itu tidak mengeluh !!!  Keikhlasan atau ketidak ikhlasan kita dalam mengeluarkan uang sekolah buat anak-anak kita punya dampak yang luar biasa dalam keberkahan mereka menuntut ilmu.

Satukan niat antara kita dan anak-anak kita untuk melakukan apa saja karena Allah.

Bila semua ini sudah terprogram dalam keluarga kita, insyaAllah tak akan ada kata susah atau berat dalam membiayai sekolah anak-anak kita.  Soal biaya akan semulus jalan tol, karena Allah itu Maha Bertanggung Jawab, siapa saja yang melakukan sesuatu untukNya, pasti dicukupkanNya.  Ini garansi dunia akhirat....

Indah sudah membuktikannya dengan keempat anak-anak manisku, eh lima ding .... yang satu menantuku. Anak anakku itu yang tiga kuliah, yang satu SMA dan yang Alni baru masuk SD.  Sekarang giliran nawak nawak semua untuk membuktikan teori qur'ani yang bu guru Indah terangkan barusan..... Yuuuuk !!!!


  
  

Kamis, 20 September 2012

Kaldu Super

Hmmm..... kemarin aku 'balas dendam' .... gara-gara beberapa bulan yang lalu waktu ke Madura gak ketemu sama kaldu kikil di Sampang yang segeeer itu.  Makanya kumanfaatkan kepergianku ke Sumenep kemarin untuk mampir di warung Ghazali Sampang, gak tanggung-tanggung, pas berangkatnya mampir disitu, pulangnya juga makan lagi disitu dengan menu yang sama, kaldu super !!!

dhengkule sapi yang mak nyuuussss ........


Heranku, warung ini tiap hari ramai dengan pembeli, kok sapi di Madura gak habis-habis yaa, kan yang diambil cuma kakinya dan kakinya sapi 'kan cuma empat, trus dewasanya sapi kan juga lama, gak kayak ayam ..........  Padahal menu seperti ini hampir di setiap kota  di Madura ada.  Heran kan Indah??? 

Makanya jangan percaya sama teori ekonomi waktu kita SMP, katanya 'kebutuhan manusia itu tak terbatas, tapi alat pemuas kebutuhan manusia itu terbatas'.

Teori itu memenjarakan otak kita, menghalangi kita dari memperoleh 'keberlimpahan' dan tidak sesuai dengan sifat Allah Al Wasii (Maha Luas Karunianya) Ar Razaq (Maha Pemberi Rezeki) Allah Maha Pencipta Makanan, ......... dan Allah Yang ..... (tambahkan sendiri yaa), tidak sesuai dengan al qur'an deh pokoknya !!! Harus dihapuskan dari muka bumi !!! Demi kebenaran versi Allah, demi anak cucu kita , demi ....... (aduh , kok jadi kayak pidato ya Indah...... hehehe)

Selasa, 18 September 2012

Karena Tak Tahu Berterimakasih

Pertama kali aku menjumpai konsep hubungan antara asmaul husna dengan kesuksesan seseorang di dunia ini adalah saat membaca buku ESQ nya Ary Ginanjar Agustian.  Sudah lama sekali buku pertama kang Ary kubaca, menyusul buku keduanya,  akupun percaya 100 % dengan konsep yang memang digali dari al qur'an itu.  Belakangan ini seiring bertambah banyaknya hal-hal yang kulihat dan kusaksikan,  konsep itu semakin jelas saja bagiku.

Aku ambil contoh sifat Allah, Asy Syakur yang artinya Maha Mensyukuri atau Maha Membalas Kebaikan.  Allah membalas kebaikan yang sedikit dengan balasan yang berlipat ganda, dengan kata lain Allah Maha Berterima Kasih. 

Seorang yang kehilangan rasa terimakasih dan tidak suka membalas kebaikan sudah pasti hidupnya penuh kesusahan.  Aku melihat dan menyaksikan sendiri, bahkan aku merasakan sendiri berinteraksi dengan orang macam ini.

Aku punya tetangga agak jauh rumahnya (lebih tepatnya rumah kontrakannya) dari butikku, tapi orang ini setiap hari melewati butik karena bekerja tak jauh dari butik.  Dia seorang wanita yang bekerja keras setiap hari dengan pekerjaan fisik yang melelahkan.

Wanita ini sudah tua, usianya di atas enam puluh tahun, cucunya sudah banyak.  Suaminya seorang pensiunan, semestinya dia sudah berhenti bekerja dan mengisi masa tuanya dengan beribadah.  Inilah yang sering dia keluhkan padaku, bagaimana di usia senjanya masih harus pindah dari satu kontrakan ke kontrakan yang lain, dan juga masih harus banting tulang mencari sesuap nasi.

Dulu dia sering sekali mampir ke butik, sekedar curhat, kadang juga minta saran dan nasehatku, sering pula ngutang dan biasanya aku gak ngasih utang tapi ngasih uang.  Saking rajinnya dia datang ke butik sempat membuat suamiku terganggu juga, tapi aku selalu menerimanya dengan ramah dan selalu menolongnya.

Suatu saat dia bisa 'merogoh' kocekku hingga ada enam angka nol di belakang rupiahnya, aku sih tidak merasa rugi karena itu kan uang zakat dan sedekah dari pendapatan kami sekeluarga, itu sudah haknya orang fakir miskin.  Cuma yang membuatku heran ........

Hmmm ...... wanita itu tak pernah lagi memunculkan diri di butik, sekedar menyapa atau bersilaturahim di hari raya pun tidak ......  Kontras sekali dengan kedatangannya yang rajin saat sedang butuh butuhnya sama uangku.  Seperti habis manis sepah dibuang, padahal aku sudah menganggapnya saudara ......

Dari peristiwa ini ada hal yang bisa kufahami, mengapa kehidupan wanita ini begitu menderita, salah satu sebabnya mungkin karena dia bukan orang yang tahu berterima kasih. 

Meskipun saat memberi kita tidak boleh mengharap ucapan terimakasih, tapi aku hanya melakukan analisa bahwa orang yang tak tahu berterima kasih itu hidupnya sungguh sengsara.

"Tahu nggak sayang, kalau dia datang pas kamu tidak ada, dia itu sombong banget dan gak menghargai suamimu ini", kata suamiku.

Oooo, begitu tho, jadi dia bersikap manis, berlagak nurut dengan nasehat-nasehatku hanya untuk memperoleh simpati dan uangku ! Setelah dia dapat itu semua ya sudah daa daaa ..... mungkin dia pikir, setelah aku 'kena' jutaan, aku pasti kapok dan tak memberinya lagi ......  Wah, dia salah besar !!!  Wong tiap bulan usahaku mengeluarkan zakat dan sedekah terus kok ..... Kecele dia .....

Tahukah sahabat, memang kita tak boleh mengharap ucapan terimakasih saat memberi, tapi saat diberi jadilah kita orang yang tahu berterima kasih. Allah sudah memberikan contoh dengan sifat Asy Syakurnya dan al qur'anpun mengajarkan kita untuk tahu berterimakasih. 

Siapa sih orang yang tak pernah ditolong orang lain?  Sejak detik pertama kita lahir procot ke dunia ini kita sudah punya hutang terimakasih pada ibu bapak dan bidan / dokter / dukun bayi yang menolong. Hitung deh, sudah detik ke berapa kita hidup di dunia ini? 

 

Minggu, 16 September 2012

Harga Sebuah Dosa

Gemesku pada seorang sahabat yang hidupnya dalam beberapa bulan terakhir begitu terpuruk, sempat membuatku heran dan sekaligus iba .....

Dia salah seorang pembaca blogku yang sedang terlilit masalah keuangan yang bertubi-tubi, mulai dari ditipu orang, terjerat hutang sampai usaha yang merugi.  Diapun sudah menjalankan semua hal yang aku tulis di blog agar segera bangkit lagi, eh .... lha kok buntutnya usahanya malah tutup karena sepi, ..... gak habis pikir aku.

Heranku, biasanya orang yang sudah bisa ikhlas, bersyukur, mau membersihkan hatinya dan juga bisa memasrahkan persoalannya pada Allah .... biasanya sih pertolongan Allah akan berjatuhan dengan penuh keajaiban. Lah ini kok malah terpuruk.

Maka sesuai permintaannya, akupun mendoakannya di suatu malam selepas shalat tahajud.  Saat itulah baru kufahami mengapa hidupnya begitu susah bangkit,  kusadari ada doa-doa yang masih terhalang karena dalam tubuhnya masih ada sesuatu yang haram.

Akupun bertanya padanya apakah dia pernah makan babi, minum minuman keras atau narkoba? Dia jawab bahwa itulah masa lalunya, kasarnya dia dulu tukang mabuk.  Sudah lama sih kebiasaannya itu dia tinggalkan, dia sudah bertobat.

Namun rupanya sebuah dosa membutuhkan proses, cara dan waktu untuk bisa terampuni semuanya, semua tergantung kebijaksanaan Allah. Ada dosa yang bisa segera terhapus dengan sekali istighfar, ada yang bertahun-tahun baru mendapat ampunan Allah.

Seorang muslim dengan satu kali mabuk, maka ibadahnya (termasuk doa doanya) tidak akan diterima Allah selama 40 hari (al hadits).  Kalikan saja bila dia selama setahun jadi pemabuk? Berapa tahun ibadah dan doanya tidak diterima Allah?  ..... Itulah harga yang harus dibayar demi sebuah dosa.

Untungnya malam itu aku mendapat petunjuk, ada cara untuk "membakar" endapan barang haram di tubuh sahabatku itu, yaitu dengan berpuasa, baik puasa wajib atau sunah.  Puasapun sudah diteliti secara medis bisa membantu proses detoksifikasi atau pengeluaran racun-racun tubuh, jadi alasannya komplit, ada alasan religius dan alasan medis.

Allah memang mengikat kehidupan di alam ini dengan hukum hukumNya yang pasti dan tetap.  Minyak tak akan bisa tercampur dengan air, timur akan selalu berseberangan dengan barat, malam tak akan bertemu siang ...... sebuah dosa yang kelam tak akan bisa bersatu dengan doa yang putih.

Doa yang kita panjatkan ke hadirat Allah sifatnya putih suci, bila ingin doa berjawab, kita musti mempersiapkan diri untuk putih suci.  Jangan memanjatkan doa dalam keadaan marah, atau dengan hati yang dipenuhi rasa iri dengki dan perasaan negatif lainnya.  Banyak mengucap istighfar dan bila berbuat kesalahan segera mohon ampun kepada Allah dan memperbaiki diri.

Pengalaman ini juga membuatku semakin 'melek', bahwa kebaikan itu datangnya dari sisi Allah dan keburukan itu datangnya karena kesalahan kita sendiri.  Tak ada alasan untuk menyalahkan siapapun bila hidup kita begitu menderita atau terpuruk.  Bukankah Allah adalah Tuhan Yang Maha Adil?

Kamis, 13 September 2012

Minta Komentarnya Niiih ....

Assalamualaikum sahabat,
Alhamdulillah buku 1 Innuri sudah hampir selesai proses editingnya, sudah selesai covernya, tinggal benahi sana sini, insyaAllah bisa naik cetak bulan ini.   Doakan lancarrrr semua prosesnya, dan doakan pula niat tulus untuk berdakwah tetap terjaga.

Judulnya "Menciptakan Keajaiban Finansial", isinya diambil dari tulisan2ku di blog yang membahas masalah hutang, bagaimana agar terlepas dari jeratan hutang, bagaimana menggapai pertolongan Allah yang begitu ajaib, juga bagaimana semestinya cara kita memperlakukan amanah Allah yang berupa harta benda.

Sekarang aku membutuhkan komentar pembaca blogku untuk disertakan di buku, mungkin nanti ditaruh di sampul belakang atau dimana ..... biar kang Ogi yang mikir...... hihihi.  Yang penting komentar aja dan sebutkan nama berikut usahanya (jadi promosi usaha gratis loh ini), atau jabatan dan tempat kerjanya.  Ya?

Kalau yang komentar banyak, barangkali gak semua bisa dicantumkan, untuk ini jangan kecewa ya kalau gak katut ......

Indah tunggu komentarnya dan terimakasih ...... 

Selasa, 11 September 2012

Dimana Letak Kenyamanan Hidup

Saat matahari sore bersinar menyilaukan, aku menemani mas Hary meluncur ke Sengkaling, ada pertemuan di rumah seorang teman.

Jam-jam segini tentunya bersamaan dengan jam pulangnya para karyawan dari tempat kerja, membuat kemacetan tak bisa dihindari, dimulai dari jl Sukarno Hatta sampai Dinoyo.  Spontan tercetus keluhan dari mulut suamiku merasakan tidak enaknya terjebak dalam macet.  Begitulah manusia, diciptakan dalam keluh kesah ..... (simak surat Al Maarij).

Aku tak bereaksi dengan keluh kesah suamiku saat itu, tapi ketika kami pulang dari Sengkaling, aku menyempatkan diri untuk memberinya 'kultum'.

"Tahu nggak mas, sebenarnya letak kenyamanan hidup itu bukan dipengaruhi faktor luar, tapi terletak pada titik pusat perhatian kita.  Saat berada dalam kemacetan, kita pasti merasa tidak nyaman bila kita fokus pada kemacetan itu .... tapi coba sedikit saja mengalihkan arah perhatian, misalnya dengan mensyukuri mobil baru dan istri cantik yang setia mendampingi ....... ", kataku , spontan gantengku itu tertawa , lalu bilang :" Kamu benar ..... astaghfirullahal adziim".

Untung gantengku itu segera sadar, kalau tidak, aku pasti akan melanjutkan 'kuliah'ku begini : "Seandainya ada sesuatu terjadi pada mobil kita, paling itu teguran Allah karena kita pernah tidak mensyukurinya".

Banyak hal sederhana terjadi dalam kehidupan kita setiap hari, kadang tidak kita sadari bahwa reaksi kita dalam menyikapi peristiwa-peristiwa kecil itu amat berpengaruh dalam menciptakan hal-hal besar dalam hidup kita.  Sebagaimana yang Allah firmankan dalam  surat Ibrahim ayat 7 :

QS. Ibraahiim (Ibrahim) [14] : ayat 7
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Bila menyimak ayat tersebut, ada korelasi antara syukur dengan nikmat, antara kufur nikmat dengan azab.  Azab bisa azab besar atau azab kecil, bisa juga teguran / cubitan Allah, atau sesuatu yang tidak menyenangkan.

Tapi umumnya kita suka menyalahkan orang/hal lain bila sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi pada diri kita ..... ya kan?  Hmmm .......  dulu aku pernah mengalami, mobilku kepepet truck di kemacetan Porong Sidoarjo sampai bodynya penyok.  Yang pertama disalahkan ya si truck yang gak merasa salah , padahal bisa jadi itu terjadi karena pernah tidak mensyukuri punya mobil karena fokus pada kemacetan yang menjengkelkan.

Ternyata yang namanya 'kufur nikmat' itu sesuatu yang halus sekali, saat fokus pada kesulitan-kesulitan hidup, saat itu sebenarnya kita sedang melupakan nikmat-nikmat Allah dengan sengaja.  Sudah pasti Allah 'mencubit' kita agar kembali kepadaNya, ini merupakan hubungan timbal balik yang sudah dijelaskan di ayatNya, sebuah kepastian hukum yang pasti terjadi.

Jadi dimana letak kenyamanan hidup anak-anak?
Ya, pinter ! Terletak pada titik pusat/fokus perhatian kita.

Sabtu, 08 September 2012

Doa Yang Cerdik

QS. Al-Hadiid (Al-Hadid) [57] : ayat 23
[57:23] (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,

Kemarin aku menaruh uang seratus ribuan di dompet, dan cuma seratus ribu itu uang yang aku taruh di dompetku.  Uang itu rencananya mau aku gunakan untuk membayar uang arisan di perumahan.

Dari butik diantar To  meluncur ke rumah, bersih-bersih dan ngenet sebentar, sebelum pulang aku sempatkan mampir ke rumah bu Sri untuk mengantar uang arisan seratus ribu.  Eh, lah kok di rumah bu Sri. uang di dompetku gak ada, kubuka bolak balik itu dompet, tetap kosong ...... tuduhanku langsung kutujukan pada thuyul !!!  Huuuh !!!  Seratus ribu kan banyak untukku saat ini.

Bila aku berdoa agar uang seratus ribuanku dikembalikan sama Allah, lalu doaku terkabul, aku akan mendapat uangku kembali, tapi ya cuma mendapat seratus ribu, gak lebih gak kurang.  Kalau aku berdoa dengan lebih cerdik gimana ya ?  Baik, aku akan coba.  Lalu aku berdoa begini : ya Allah, gantilah uangku yang hilang dengan lebih banyak dan lebih baik.

Alhamdulillah, doaku terkabul.  Keesokkan harinya (hari ini) aku mendapat transaksi jutaan !!!  Ini suatu hal yang luar biasa mengingat biasanya butik belum ramai setelah  lebaran, masih di bulan syawal lagi.

Nah, enakan nurut sama perintah Allah di al quran, bahwa kita jangan bersedih terhadap apa-apa yang luput dari kita dan jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNya pada kita. Trus gimana sikap terbaik? ya bersyukur saja yang banyak. Dan berdoalah dengan cara yang cerdik sepertiku.

Mungkin ada yang menyangkal begini :" Kan cuma seratus ribu, kalau yang hilang jutaan atau puluhan juta? mana bisa semudah itu ikhlas?".

Begini saudara saudara, bagi Allah mengganti uang seratus ribu atau seratus milyarpun, semua sama mudahnya, sama entengnya .....  lah wong menciptakan alam semesta yang sangat sangat complicated ini mudah saja bagi Allah, apalagi cuma mengganti uang jutaan, puluhan juta atau ratusan juta ..... itu mah , keciiiiiiillll saja.

Makanya mudahkan hati untuk ikhlas saat kita kehilangan dengan jalan apapun, mungkin kehilangan karena ditipu orang, karena usaha merugi, karena  thuyul, karena dhemit..... eh ... hehehe .....

Mudahkan juga untuk ikhlas saat kehilangan dengan jumlah berapapun, kecil atau besar, itu sih cuma beda di angka nolnya saja..... Pikirkan tawaran menarik dengan bermodalkan doa-doa kita,  kalau kehilangan seratus ribu diganti dengan jutaan, kalau kehilangan jutaan diganti dengan puluhan juta, kehilangan puluhan juta diganti ratusan juta, kehilangan ratusan juta diganti dengan milyaran, kehilangan milyaran diganti dengan trilyunan........Mau ???

Rabu, 05 September 2012

Kembalikan aku pada al qur'anku

Allah,
kembalikan aku pada al qur'anku
yang tak bisa dinilai dengan dunia dan seisinya

kembalikan aku pada al qur'anku
biarkan jadi penuntun jalanku

biarkan telingaku mendengar keindahannya
hatiku terbawa iramanya
mulutku melantunkan kalimat kalimatnya

kembalikan aku pada al qur'anku
biarkan dia membawaku dalam bahagia
dan mengantarku menemuiMu dalam ridha

Selasa, 04 September 2012

Sebuah Buku Keinginan dan Doa

Pagi, di hotel Weta Surabaya, aku bermimpi dengan mimpi yang tak biasa.

Ceritanya aku sedang berhalangan, makanya aku hanya berdzikir untuk menggantikan shalat tahajud dan shalat subuhku.  Aku berdzikir mulai dari jam setengah tiga sampai subuh.   Mengingat nanti jam 8 aku memberi pelatihan, aku sengaja tidur lagi agar nggak ngantuk sepanjang hari nanti.
Begitulah, akupun bermimpi dengan mimpi yang tak biasa.  Aku masih merasa berada di hotel ini, bahkan dengan susunan kamar yang sama persis, kamar double bed dan aku tidur di depan televisi sementara mas Hary tidur di bed sebelah (ini bukan pisah ranjang lo ..... hehehe, wong bednya walau besar kalau ditiduri berdua aku jadi kayak mau melorot jatuh). 

Jadi mimpiku itu kualami dalam keadaan habis berdzikir dan akupun merasa masih berada di tempatku tidur di suasana saat aku bermimpi.  Jadi kupikir ini adalah mimpi yang benar.

Nah penasaran kan apa mimpiku pagi ini? yaaa, tenang saja, aku mau cerita sekarang.

Aku duduk di atas tempat tidurku, membaca sebuah buku selebar majalah wanita muslim Paras gitu, tapi jilitannya distaples rapi di tengah.  Kubuka lembar demi lembar majalah yang gambarnya warna warni seperti lukisan abstrak, ada garis garis lengkung yang diseling gambar aneka warna.  Kubaca itu ternyata aliran darah, kuamati lagi ternyata di majalah itu ada kolom-kolom yang tertulis rapi, kolom-kolom yang banyak, banyak sekali kolom, yang kuingat ada kolom yang tertulis di atasnya DOA lalu disebelah doa ada KEINGINAN lalu disebelahnya lupa disebelahnya lagi lupa, lupa lalu lupa , lalu di sebelahnya ada nomor ayat al qur'an, kubaca surat al maarij, disebelahnya ada check list TERKABUL dan juga tanggal terkabulnya, disebelahnya lagi lupa, disebelahnya lagi DIPINGGIRKAN (maksudnya doa yang dipinggirkan), terus gambar aliran darah itu.

Kubuka halaman lainnya, gambar aliran darah itu berganti jadi gaya tarik, ada simpul simpul yang teratur diselingi bentuk-bentuk abstrak dan makin kubuka makin teratur dan makin indah, warna warni seindah lukisan.

Kubaca dengan cermat majalah itu dan tiba-tiba kusadari itu adalah catatan mengenai diriku sendiri !!!  Di majalah itu masih tercatat doa dan keinginanku puluhan tahun yang lalu, lengkap dan detail.  Aliran darah itu adalah rekaman aliran darahku pada tanggal, jam dan detik tertentu.  Terus lukisan yang kubilang gaya tarik itu merupakan hubunganku dengan hal-hal lain di alam semesta, ada garis garis yang menghubungkan satu titik dengan titik lainnya, yang kusebut titik itu sebuah bentuk abstrak.

Setiap doa dan keinginan tercatat, dan setiap doa dan keinginan yang terkabul atau tertolak ada alasan yang tertulis.  Terus ayat al qur'an yang tertulis disana adalah ayat al qur'an yang sedang kuhafal, bulan ini aku memang sedang menghafal surat al maarij.

Dalam mimpiku aku membangunkan mas Hary yang sedang tertidur, lalu aku tunjukkan buku itu.
"Mas, nanti kita beli majalah ini.  lihat!!! majalah ini mencatat doa dan keinginanku, bahkan kita jadi tahu apa alasan Allah menolak atau menerima doa kita.  Sampai aliran darahku terekam disini", begitu kataku dalam mimpi.

"Majalah apa?", tanyanya, akupun membaca cover depan majalah itu.
"Kok bisa ya, ada majalah tahu tentang pembacanya per orang?", kataku terheran-heran.

Akupun terbangun, menyadari semua hanya mimpi.  Akupun mencari apa maksud Allah dengan memberiku mimpi seperti itu? 

Rasanya Allah sedang mengatakan padaku bahwa sebanyak apa keinginan dan doa kita berjawab adalah seperti apa prasangka kita padaNya.  Saat kita merasa bahwa Allah Maha Mengabulkan Doa, saat itulah banyak doa-doa kita yang terkabul.  Kitapun musti merasa bahwa doa kita PASTI didengar olehNya, direspon sesuai kebijaksanaanNya.  Dia Maha Kasih Sayang, Dia Maha Teliti dan detail  dalam mengamati setiap pergerakan pikiran, perasaan hingga aliran darah hamba-hambaNya.

Jangan pernah merasa ada doa yang sia-sia, karena Allah tak pernah lengah sedikitpun dari mengamati kita, hamba yang disayangiNya ini.

Berdoalah dengan yakin, penuh keyakinan (100% yakin terkabul), jangan ragu sedikitpun, dan jangan hambat doa-doa kita dengan logika seperti : aku kan masih banyak dosanya atau pemikiran-pemikiran yang lain ....... Keraguan sebesar dzarrahpun jangan dipelihara, segera buang dengan jalan menyebut asma-asma Allah.

Sejauh itu doa yang baik, tidak menyebabkan dosa dan bukan memutus silaturahim dan doa yang membuat kita bahagia dunia dan akhirat, jangan ragu, berdoalah dengan yakin terkabul.  Yuuk !!!

Hutang Untuk Disyukuri

Lagi-lagi ada seorang sahabatku mengeluh padaku betapa pusingnya dia dengan hutang yang banyak, di bank riba lagi.

Sudah beberapa kali aku menulis tentang hutang di blog, itupun sudah semua dia baca ......
Barangkali aku perlu sekali lagi menulis .....

Yang pertama disadari adalah rasa khawatir, pusing, takut dll adalah perasaan yang tidak bisa menolong sedikitpun dari kesulitan yang kita hadapi.  Malah sebaliknya, perasaan negatif itu malah memperburuk keadaan, membakar nikmat Allah dan memalingkan kita dari rasa syukur.

Renungkanlah, dengan rasa khawatir yang menguasai hati, nikmat-nikmat Allah yang banyaknya tak terhitung itu menjadi tidak terasakan, lupa kita syukuri.  Padahal hanya dengan rasa syukurlah Allah akan menambahkan nikmatNya.

Termasuk bersyukur dalam keadaan berhutang ..... Loh kok???

Seorang sahabatku yang pernah curhat soal hutang dan membuatku menulis di blog yang berjudul "Terpuruk" , akhirnya dia bersyukur dengan keadaannya itu.  Beberapa bulan yang lalu dia datang ke butik dan bilang begini :"Alhamdulillah, adaaa saja uang buat nyicil ke bank. Kupikir-pikir semua ada hikmahnya, sekarang suamiku jadi rajin shalat ke masjid dan rajin tahajud, itu tak bisa digantikan dengan apapun".

Akupun bersyukur pernah terjerat hutang dan bangkrut, karena peristiwa itulah aku yang ibu rumah tangga saja dan 'bukan apa-apa' berubah jadi pengusaha yang menampung puluhan karyawan, 'entrepeneur by accident'....... hehehe.  Keadaan itu juga membuat suamiku tambah sayang, dan dia suka mengatakan bahwa aku adalah wanita yang setia sampai memberi nama CV kami dengan CV "Indah Setya".

Jadi, bersyukurlah !!! bersyukur dalam keadaan apapun, pandai-pandailah menemukan hal yang bisa disyukuri.

Lalu banyak-banyak istighfar, karena apa yang kita alami hari ini adalah buah dari apa yang kita lakukan di masa lalu. Telusuri kesalahan-kesalahan kita lalu tobati satu persatu, mohon pada Allah agar Dia membuka kesalahan-kesalahan kita dan jangan mengulang kesalahan yang sama.

Ridha Allah terletak pada ridha orang tua, maka berbuat baiklah dengan keduanya, gapailah ridhanya.  Surga itu di telapak kaki ibu, kata hadist.  Pak Chairul Tanjung (owner Trans tv) menambahkan bila kita baik pada ibu maka kehidupan kitapun laksana surga.

Setelah baik sama orang tua, ya baik sama saudara/kerabat, tetangga, anak yatim, dll dll. Ini ajaran al qur'an.

Untuk mendapat pertolongan Allah, hati kita harus bersih. jadi lakukan bersih-bersih hati setiap hari. Jangan menyimpan sakit hati, benci, dendam, marah, menilai orang lain dengan penilaian buruk meskipun hanya di hati, dll dll.

Tingkatkan ibadah, pada malam hari lakukan tahajud kalau bisa 8 rekaat disertai witir 3 rekaat.  Siangnya lakukan shalat dhuha kalau bisa 12 rekaat dan diiringi sedekah yang banyak dan ikhlas.

Ohya, perlu diingat, hanya Allah yang tahu waktu yang tepat hutang-hutang kita itu lunas, jadi yaaa bersabarlah, jangan tergesa-gesa.  Nikmati saja hidup ini dan keajaiban-keajaiban yang dibawanya, maksudku nikmati hidup ini sebagai hal ajaib, insyaAllah keajaiban pertolongan Allah akan mengetuk pintu rumah kita.

Senin, 03 September 2012

Agar Tak Lagi Sedih

Kesedihan itu merusak perasaan, merusak tubuh, merusak pikiran, mengganggu kesehatan dan menggagalkan rencana-rencana baik. Kesedihan perlu ditobati, istighfar dan tidak lagi mencoba "mencicipi" kesedihan lagi. 

Kesedihan adalah kegelapan rasa, maka mohonlah Allah menyinari hati kita dengan berwudhu, shalat, dzikir dan membaca al qur'an.  Sadari bahwa kesedihan adalah salah satu alat syetan untuk menghancurkan umat manusia.

Aku bertemu dengan wanita itu di pesantren Gubug,  sepasang mata di wajah ayunya terlihat sembab, mungkin semalam dia menangis ataukah memang matanya seperti itu? 

Pagi saat sinar matahari dengan lembutnya menembus daun bambu di halaman pondok, aku melihatnya turun dari boncengan seorang lelaki.  Melihat cara dia melingkarkan lengannya dengan mesra ke pinggang lelaki itu, bisa kupastikan itu adalah suaminya.

Eyang menyambutnya dengan ramah, lalu mereka bertiga ngobrol di halaman disinari cahaya pagi yang masih hangat.  Dari kejauhan kulihat suami wanita itu 'memasang' kakinya di kursi di depan eyang, sebuah bahasa tubuh minta dipijat ..... dan benar.

"Enak dik, coba sekarang kamu", kata lelaki itu pada istrinya, sekarang giliran wanita itu memasang kakinya di kursi di depan eyang.  Lelaki itu berjalan dengan tenang  ke tempat wudhu, meninggalkan istrinya berdua dengan eyang.  Lelaki itu shalat dhuha rupanya, setelahnya mereka bertiga ngobrol lagi, tak tahu apa yang mereka bicarakan dan aku juga tak suka mencari tahu urusan orang ..... tapi wanita itu sendiri yang bercerita padaku saat kami cuma berdua.

Ya, wanita itu menginap, tidur bersamaku, sementara suaminya kembali ke 'bawah' (bawah adalah sebutan masyarakat gunung untuk 'kota').  Bila melihat mata sembabnya dan wajah sedihnya yang mirip orang patah hati, tak terpikir kalau masalahnya cuma dibentak anak lelakinya saat dia mematikan program televisi kesayangan si anak agar anaknya shalat maghrib.  Ealah ..... kok sampai segitunya, namanya anak kecil pasti belum tahu.

"Dia bukan anak kecil mbak, dia sudah es em a.  Rasanya tuh nelangsa banget, memangnya aku melahirkan dia untuk dibentak-bentak?", katanya, lalu air matanya berjatuhan ......  "Aku sampai takut bertemu anakku sendiri, aku merasa perlu menenangkan diri disini", lanjutnya.

"Gara-gara masalah ini, segala rencanaku buyar, banyak hal jadi tertunda", katanya.
"Bahkan aku jadi gak doyan makan dan rasanya kepingin sakit agar anakku mengerti cara bersikap kepada ibunya", katanya, kupikir kalimat terakhirnya ini bahaya banget, ini seperti ungkapan orang putus asa. Untungnya dia memilih jalan 'uzlah' kesini.

"Kadang syetan masuk lewat pintu kesedihan agar kita hanya terfokus pada rasa sedih itu dan melupakan nikmat Allah yang banyak", kata eyang saat kami bicara bertiga.

Wanita itu kuajak memasak dan kuajak mengajar santri putri ketrampilan menjahit, bahkan Nur mengajaknya mencari sayuran di hutan di siang yang panas..... Pulangnya kulihat dia merangkai bunga liar di atas meja.


Foto : Flower Story

Dua malam dia menginap, pada malam kedua kulihat dia sudah bisa tidur nyenyak, wajahnya terlihat damai.  Selama disini, eyang hanya menasehatinya dan yang pasti eyang mendoakannya secara khusus.  Bila kesedihan adalah kegelapan, aku hanya bisa  membantunya memperoleh 'cahaya' dengan jalan mengajak dia  mendengarkan anak-anak mengaji dan menghafal asmaul husna.  Kalimat-kalimat dzikir amat dia perlukan untuk menerangi hatinya, walau hanya mendengar, itu sudah merupakan terapi yang bagus.

Dia meninggalkan Gubug di pagi yang hampir sama dengan saat dia datang.  Saat mobil suaminya parkir di halaman Gubug, wanita itu baru saja keluar dari bilik pancuran karena air di pondok mati.  Bajunya basah kuyub, rupanya dia tidak terbiasa mandi di tempat umum, jadi dia mandi dengan seluruh bajunya. 

Dia wanita cantik yang beruntung, memiliki suami yang sabar dan penyayang, memiliki bisnis yang bagus ..... itulah yang eyang ceritakan tentang wanita itu padaku.  Tapi kadangkala nikmat yang banyak itu menjadi tak nampak karena sedikit kesedihan. Itulah yang namanya cobaan, masihkan kita bersyukur?

 QS. Al-Anfaal (Al-Anfal) [8] : ayat 28
[8:28] Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.
 
Ingatlah bahwa orang yang beriman, bertawakal kepada Allah dan berbuat kebajikan karena Allah, mereka tidak ada kekhawatiran dan tidak pula mereka bersedih hati.  Jadi bila sedang dilanda kesedihan, koreksi iman dan tawakalnya dan berbuat baiklah (contohnya bersedekah, menolong orang dll).
 
QS. Al-Baqarah [2] : ayat 112
[2:112] (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
 
Simak ayat-ayat berikut ini agar kita tidak lagi dihampiri kekhawatiran dan kesedihan.

QS. Al-Baqarah [2] : ayat 262
[2:262] Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.


QS. Al-Baqarah [2] : ayat 274
[2:274] Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati
 
QS. Al-Baqarah [2] : ayat 277
[2:277] Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
 
QS. Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 153
[3:153] (Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan, supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
 
QS. Al-A'raaf (Al-A'raf) [7] : ayat 35
[7:35] Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran ter-hadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

QS. Yuunus (Yunus) [10] : ayat 62
[10:62] Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.