Kamis, 10 November 2022

Sebuah Berhala Tempat

 Kemarin membuka Facebook, membaca status teman yang berjalan-jalan di sebuah tempat, sambil membayangkan sedang berjalan di tanah suci Mekah, karena begitu rindunya.  Fisiknya di Indonesia, pikirannya di Mekah.

Entah mengapa yang muncul di hatiku adalah ... mengapa sebuah tempat menjadi berhala baru di hati orang-orang sampai melupakan bahwa dia sedang berada di tempat yang diciptakan oleh Tuhan yang sama?

Indonesia dan Mekah, diciptakan oleh Tuhan yang sama, kamu berada di mana, itu pun Allah yang menempatkan.

Merindukan tempat lain sementara Allah menempatkan kamu di sini, bukankah itu sebuah penolakan atas ketentuanNya?

Pikirkanlah, seandainya kamu menempatkan anakmu di sebuah rumah kost yang menurutmu terbaik, tetapi dia merindukan tempat kost yang lain.  Apakah yang kamu rasakan?  Bagaimana juga bila anakmu lebih merindukan tempat kost yang lain itu melebihi kerinduannya padamu sebagai orang tuanya?

Ya, di mana kamu meletakkan Allah di dalam daftar pertama kerinduanmu, bila kamu menolak ketentuanNya?  Kamu merindukan tempat yang disebut tanah suci, melebihi kerinduanmu pada pencipta tempat itu? 

Bukankah Dia Maha Adil?  Apakah hanya di Mekah saja kamu bisa bertemu denganNya?  Apakah hanya di Mekah saja tempat terbaik bertemu denganNya? 

Apakah egomu yang telah dibentuk oleh persepsi dan pengkondisian yang telah terprogram berabad-abad yang membuatmu beranggapan bahwa Mekah lebih baik dari Indonesia?

Mengapa bersyukur berada di Indonesia menjadi terlalu sulit buatmu? dalam keadaan sehat pula? 

Apakah Allah menciptakan Mekah untuk mengajarinya kesombongan bahwa dia lebih baik dari tanah mana pun di dunia ini?

Renungkanlah, Allah lebih berhak kamu rindukan, dan Dia bisa ditemui di mana pun, karena Dia menciptakan segala sesuatu berkeadilan.