Minggu, 31 Januari 2016

Sebesar Zarah

"Bunda, maaf ya karena bisanya cuma bantu ngeshare ke teman-teman. Belum bisa terlibat langsung", katanya di suatu sore lewat chatting.  Yang dia maksud adalah terlibat di kegiatan warung ikhlas Malang (WIM) .

"Itu juga bantuan yang amat berharga", kataku dan ini bukan basa basi , karena dengan apa yang dilakukannya , banyak teman teman dia yang tahu dan berdonasi.

"Aku banyak menemukan keajaiban dengan bantu broadcast WIM ini bunda", katanya , segera rasa penasaran itu hadir.

"Subhanallah , ceritain dong".

"Ada aja rejeki yang mampir. Saya kan jualan robot trading nih bund. Pernah saya lupa saking asyiknya promo kesana kemari, lupa gak broadcast WIM . Eh kok jarang yang nyangkut promonya.  Tapi ketika saya upload kegiatan bunda dan teman teman di WIM, tanpa promopun, tiba-tiba banyak pesanan masuk. Subhanallah pokoknya".

"Subhanallah , betapa Allah selalu menghargai setiap niat baik".

Dan akupun jadi teringat akan sebuah ayat , bahwa kebaikan sebesar zarahpun akan medapatkan balasannya.

Dan bagi diriku , itu semua seperti sebuah bisikan dari Allah, bahwa itulah salah satu caraNya membuat kebaikan yang aku lakukan lewat WIM berjalan dengan campur tanganNya . Aku hanya perlu melakukannya dengan hal terbaik yang bisa aku lakukan.

Bagaimana kisah kebaikanmu sahabat ?

Kamis, 14 Januari 2016

Perjalanan Menuju Total

Sore itu aku berbincang dengan sahabat WIM membicarakan target bedah rumah selanjutnya.

" Sudah berlantai tanah, tidurnya di bawah , sudah gitu gedegnya bolong-bolong lagi. Kasihan anak-anaknya ", kataku.

"Yang seperti itu aku sudah pernah mengalami mbak ... Sudah tahu rasanya", kata sahabatku.
"Alhamdulillah sekarang sudah seperti ini. Semoga banyak orang bisa seperti aku juga", katanya.

Ya , bersyukur karena sudah bisa melewati saat-saat sulit , bukankah itu sesuatu yang baik dan tidak salah kan ? Dan setiap orang yang normal pasti bersyukur bila berhasil melewati saat-saat sulit.  Bersyukur seperti itu adalah sesuatu yang otomatis dilakukan oleh orang yang bertuhan .

Ketika kesulitan datang, kita berdoa, lalu Allah menolong, dan kita bersyukur karena keluar dari situasi sulit .  Lalu kesulitan lain datang lagi , ditolong lagi, bersyukur lagi .....Kesulitan jenis lain datang lagi , berdoa lagi , ditolong lagi, bersyukur lagi .... Begitu terus berputar sampek mumet ... hehehe .... Seandainya ada resep hidup tanpa muter-muter , mau dong ah ..

Caranya ya jangan berputar , tapi berjalan lurus ke depan, berjalannya ke Allah.
Ada 2 orang, sebut si A dan si B,  berada dalam kesulitan yang sama , tapi keduanya bersyukur dengan cara yang berbeda :
- si A bersyukur karena Allah sudah mengeluarkannya dari situasi sulit
- si B bersyukur karena situasi sulit inilah yang membuatnya mengenal Allah

Rasakanlah perbedaan sikap batin A dan B ,  si A lebih fokus pada keluar dari situasi sulitnya , sedang si B lebih fokus pada mengenal Allahnya. Si A lebih menganggap penting untuk keluar dari situasi sulit, si B lebih menganggap penting pengenalannya akan Allah.

Sikap si A lebih berpotensi mengundang datangnya kesulitan jenis lain yang membuatnya berputar-putar seperti yang aku gambarkan di atas.

Sikap si B inilah yang aku sebut berjalan lurus ke Allah, sikap yang membuka tirai keindahanNya , dan membuat hidupnya lebih indah dan bahagia.

Memang tidak salah bila kita bersyukur karena Allah sudah menolong keluar dari situasi sulit. Tapi di tingkat keimanan yang lebih tinggi, bersyukurnya selain karena Allah sudah menolong keluar dari kesulitan, yang lebih dominan di hatinya adalah bersyukur karena dengan kesulitan itulah dia lebih mengenal Allah dan lebih dekat dengan Allah.

Datangnya kesulitan membuat dia bersyukur karena itu sebuah paket dari Allah , Tuhan yang dicintaiNya.  Apapun yang Allah berikan padanya , selalu menggembirakan hatinya.

Di tingkat keimanan yang lebih tinggi, hidup itu bukan untuk keluar dari kesulitan atau masalah, hidup itu semata-mata untuk Allah.  Kesulitan dan masalah adalah alatNya untuk lebih mengenal dan dekat denganNya.  Hingga pada titik tertingginya sudah tidak ada lagi rasa sedih dan khawatir.

Dari hari ke hari kita berjalan menuju Allah, berjalanlah lurus kepadaNya, maka Allah akan membantu kita melepaskan diri dari kecintaan terhadap selainNya. Ibaratnya dominasi hati kita yang semula hanya 50%nya untuk Allah, bertambah menjadi 60 % dan bertambah terus hingga 100%, menuju totalitas.

Pengalaman-pengalaman hidup itulah yang mengantar kita untuk semakin total kepada Allah, tidak ada lagi rasa sedih dan khawatir.  Hilangnya rasa sedih dan khawatir, karena Allah sudah mencerabut perasaan itu, dan menanamkan keyakinan di hatinya bahwa Allah sudah menjamin hidupnya , dan karena Allah sudah menghilangkan sebab-sebab yang membuat hatinya sedih dan khawatir.

Bila kita masih sering merasa sedih dan khawatir, maka tengok hati kita , apa dan siapa sih yang mendominasi disana ?




Sabtu, 09 Januari 2016

WIM yang Mengantarkan Perjalanan Imanku

Dear Innuri ,

Rupanya Allah sedang mengajarimu melepaskan diri dari dunia dan materi seiring  perjalanan warung ikhlas Malang.

Tengok hatimu , seiring perjalanan WIM yang sudah meninggalkan tahun 2015 , perlahan-lahan Allah menipiskan ketidak ikhlasanmu akan segala aktifitas yang kamu lakukan bersama WIM.

Bila dulu, kamu masih suka menghitung-hitung untung rugi buat dirimu dengan adanya WIM , perlahan-lahan kamu sudah mulai mengerti betapa tidak ada gunanya hitung-hitungan sama Allah.  Bukankah segala yang kamu punya adalah milik Allah, dirimu, waktumu, uangmu , rumahmu, mobilmu, materi yang kamu miliki , nyawamu dan semuanya,  bukankah semua milik Allah ? dan selayaknya kamu tidak perlu mengkhawatirkan kehidupanmu , dan selayaknya kamu tidak perlu merasa terkurangi dengan memberi .

Maka memberilah saja , lepaskan diri dari hitung-hitungan , bukankah kamu sering tertipu logika ? Akankah kau ulangi lagi kesalahan di masa lalu ? Dan apakah dengan hitung-hitungan itu kehidupanmu bisa berubah cemerlang ? hohoho .... tidak bukan ?

Jadi , tahun ini adalah tahunmu untuk berlepas diri dari hitung hitungan dan logika.  Bahkan berhenti berhitung berapa kali lipat balasan Allah atas kebaikan yang kamu lakukan.

Dear Innuri,
Semoga seluruh sahabat WIM mengalami juga perncerahan iman seperti yang sedang kamu jalani sekarang.  Semoga semakin dekat saja kita menuju kesucian, kesucian yang hendak kita bawa menghadapNya.

Aamiin.

Hikmah Menahan Marah

Dear sahabat Innuri,

Walau sebenarnya malu menceritakannya, tapi aku ceritakan juga karena kisah ini mengandung hikmah.

Suamiku sekarang fb-an ... hehehe , kadang sepanjang hari fb-an , katanya sih mau belajar jualan online. Dan aku yang tidak biasa melihatnya seperti itu jadi jengkel luar biasa , pasalnya dia jadi gak tahu kalau butiknya bocor dan kotor, sudah waktunya benah benah butik dan dia fb-an melulu.

Aku mencoba menahan marah seperti perintah di al quran dan kadang berhasil kadang meletus juga gunung berapinya  .... hahahahaha ... Nah saat aku berhasil menahan marah itulah, Allah membuka pandangan mataku.

Begini ceritanya, sore itu rasa jengkelku sudah berada di ubun-ubun, dan aku menahannya dengan membaringkan diri. Aku melihat gantengku itu melayani Alni makan dan tiba-tiba turun pengertian-pengertian di hatiku.

Bukankah suamiku itu tidak pernah menuntutku begini dan begitu, tidak pernah pula melarangku ini dan itu termasuk fb-an dan ngeblog.  Dia tidak pernah komplain dengan kebiasaanku tidak ngurus dapur dan rumah , kalau di dapur tidak ada makanan ya dia goreng telur atau keluar membeli lauk untuk kami semuanya.  Tidak pernah pula menuntut untuk dilayani makan seperti suami kebanyakan.

Jadiii , mengapa aku yang cerewet dengan orang sesabar itu ?
Dan hatikupun dialiri kesejukan.

Ya, begitulah ternyata, dalam keadaan menahan amarah, Allah memberi petunjuk yang menyejukkan.

Ya, walau kadang usahaku untuk ngempet marah tidak selalu berhasil , minimal aku sudah belajar mengendalikannya.  Namanya belajar, boleh ah jatuh sebentar saja , lalu tidak mengulangi lagi kesalahan. Ya kan ? ya kan ?




Kamis, 07 Januari 2016

Sutris Alias ....

Dear para pecinta Allah.

Aku punya seorang sahabat yang unik , akhir-akhir ini dia sering memposting gambar porno di fbnya, sampai aku unfollow. Lalu aku mengingatkannya agar jangan posting yang aneh-aneh lagi  dan apa dia jawab ?

"Gak reken , sing elek belum tentu elek, sing apik belum tentu apik"..... , ini orang lagi 'sutris' rupanya ... hahahaha ... sutris itu plesetan dari strees ala wong malang.

Pernah si Sutris ini bercerita padaku tentang orang-orang yang tampilannya religius , bekerja di bidang kebaikan dan dakwah dan si Sutris menjadi followernya selama 2 tahun, lalu berhenti setelah dia menyaksikan bahwa ternyata orang yang tampilannya religius ini adalah orang yang serakah akan materi dan tega memakan uang amal yang dipercayakan padanya. Makanya dia bilang sing apik belum tentu apik.

Barangkali dia menjumpai orang-orang berhati baik yang terbungkus dalam tampilan yang tidak syar'i , sampai dia bilang sing elek belum tentu elek.

Baiklah, aku mengerti logikanya dan silahkan saja bergaul dengan orang-orang baik versi dia  yang tampilannya elek. Dan aku setuju untuk tidak perlu menilai orang lain dari 'casing'nya, dan aku juga termasuk orang yang tidak memandang orang lain dari tampilannya, karena yang berhak menilai hanya Allah. 

Ya, yang berhak menilai hanyalah Allah, sedang  manusia berhak memilih, mau bergaul dengan orang-orang macam apa ?orang baik yang cuman di penampilan saja ? atau orang elek yang dalamnya baik ? atau orang baik yang tampilannya juga baik ? atau orang yang jelek di penampilan dan di dalamnya ?

Sebenarnyalah setiap kebaikan yang datang di hati , akan diikuti dengan penampilan yang didorong oleh rasa malu.  Jadi yo tidak mungkin orang yang hatinya baik, lalu tampil menggoda iman kaum lelaki .... Jadi musti diuji lagi tuh logikanya, mau baik versi siapa ? versi dirinya sendiri yang menimbulkan kerusakan di mata orang lain ? atau kebaikan versi Allah yang selalu menghasilkan harmoni dengan lingkungan ?

Pernahkah bertanya kepada Allah, sebaiknya bergaul dengan orang macam apa ? Pernahkah mikir, kalau aku bergaul dengan orang ini, ridhakah Allah padaku ?

Allahlah yang mendatangkan orang-orang itu padaku , termasuk si sutris.  Dan setiap hal yang didatangkan Allah pada kita, mustinya kita bawa mendekatiNya.

Semoga si sutris memahaminya.

Selasa, 05 Januari 2016

puisi usia


Dear diriku

hari ini genap 49 tahun
dan masih cantik
kata suamiku
dia selalu begitu
mengatakan aku cantik
sambil memandangiku

aku ingin tahu apa yang Allah katakan tentang aku
 aku merindukanNya

Ya
hadiah terindah telah aku terima dariNya
yaitu
sebuah perasaan cinta  dan rindu kepadaNya
hingga dunia ini menjadi tidak berarti
dan kematian menjadi sesuatu yang tidak aku takuti
terbebas dari rasa khawatir dan sedih
dan menyaksikan hati yang luas dan indah

aku merindukannya
dan merindukan perasaan rindu kepadaNya
rindu dan cinta

ketakutanku adalah bila perasaan ini menipis dan menghilang

maka lindungilah aku ya Allah

pantaskanlah aku untuk kehidupan indah dan
hati yang mencintai dan merindukanMu



Minggu, 03 Januari 2016

Maha Menjaga Yang Maha Teliti


Sore ini habis mandi aku mencari mukena untuk shalat asar. Ada 2 mukena di kamar , yang satu terlipat di dalam sajadah , yang satu nyantol di cantolan di belakang pintu.  Aku memilih yang nyantol, padahal mukena yang terlipat di sajadah lebih baru keluar dari lemari.

Saat mengambil mukena nyantol itulah aku sadari bahwa ini bukan kebetulan, tapi kasih sayang Allahlah yang telah menuntun tanganku lebih memilih mukena nyantol dibanding mukena di dalam sajadah.  Dan aku mendengar bisikan itu ..... bahwa semua terjadi karena Allah yang menggerakkan, sedetail ini Allah mengurusku ... ya sedetail ini.

Kenapa aku rasakan ini adalah kasih sayang Allah ? hanya sekedar memilih mukena bukan ?

Begini ceritanya.
Aku tidak punya banyak baju di rumah, karena sebagian besar baju-bajuku ada di workshop Cantiq. Di Cantiq ada pembantu yang nyuci dan setrika, kalau di rumah tidak, itulah mengapa aku tidak banyak baju di rumah. Dan liburan tahun baru hingga hari ini tgl 3 membuatku tidak mengunjungi rumah Cantiq, dan perlahan-lahan persediaan bajuku menipis.

Makanya tadi sore pas mandi aku kehabisan legging, padahal aku selalu memakai legging biar gak masuk angin (maklum wis STW alias setengah tuwek). Dan pilihanku mengambil mukena nyantol itu membuatku menemukan sebuah legging yang nyantol juga di sebelah mukena dan tertutup oleh mukena itu.  Bagiku ini anugerah luar biasa yang telah menyelamatkanku dari masuk angin sepanjang malam nanti.

Jadiiii .... kesimpulannya adalah tidak ada yang kebetulan di dunia ini, Allah menjagaku dengan amat teliti dan detail.  Sungguh Allah Maha Teliti.

Jumat, 01 Januari 2016

Merencanakan Rencana

Dear Sahabat Innuri,

Selamat tahun baru 2016 yaaa.  Sudah membuat rencana untuk tahun ini ? Apa rencana kalian ?

Ya, banyak orang membuat rencana , termasuk aku dan kalian.  Aku baca di fb , ada yang merencanakan membeli rumah,  ada juga yang sekedar ingin menurunkan berat badan, ada yang ingin mengembangkan usaha. Kalian ?

Yang sering kita lupakan dalam membuat rencana adalah kita jarang (atau tidak) mencari tahu, apa sih sebenarnya rencana Allah untuk kita ? rencanaNya saat Dia menciptakan kita dengan kasih sayangNya ?

Yang pasti Allah tidak menciptakan kita untuk sebuah rumah , atau impian yang lain ... Dia menciptakan kita untuk DiriNya , untuk mengabdi kepadaNya, dan ini adalah kebahagiaan tertinggi yang bisa dicapai manusia.

Barangkali ada yang bertanya , memangnya gak boleh ingin punya rumah ? istri ? atau hal lain yang umumnya diinginkan manusia ? hmmmm ... memangnya aku bilang tidak boleh ? aku kan cuma bilang kita diciptakan Allah bukan untuk itu, ciptaan bukan diciptakan untuk ciptaan.  Tapi ciptaan membutuhkan ciptaan lain untuk pencipta mereka.

Ya, kita membutuhkan sesama makhluk untuk  mengabdi kepada Sang Pencipta,  butuh rumah , butuh kendaraan, butuh pendidikan , butuh makan dll. Aku sering bilang , itu sarana hidup, bukan tujuan. Tapi banyak orang menjadikannya tujuan , tujuan sekolah untuk bekerja, tujuan bekerja untuk punya rumah dan kendaraan , tujuan punya rumah dan kendaraan untuk membahagiakan keluarga , dan seterusnya.

Banyak orang bergerak untuk mencapai mimpinya , dan menganggap bahwa doa-doa adalah salah satu cara untuk membuat Allah mau membantunya mewujudkan mimpi-mimpi itu. Tanpa disadari telah menempatkan Allah hanya ibarat sebagai 'katalisator' dalam sebuah reaksi kimia, hanya sekedar untuk mempercepat proses.

Bahkan orang yang sedang dirundung masalahpun, mimpi mereka adalah kapan terselesaikannya masalah, dan berdoa dengan segala cara agar Allah membantunya keluar dari masalah-masalah itu. Tujuannya adalah terselesaikannya masalah, bukan Allah.

Amati hati, dimana kita menempatkan  Allah ? di sudut yang mana ? atau tidak berada di sudut manapun, karena Allah sudah menguasai hati dan pikiran, lalu dunia dan masalahnya menjadi kecil , dan memilih hidup untuk menjalankan rencanaNya.

Hal besar yang ada di kepala dan hati kita adalah mengabdi kepada Allah , soal sarana hidup itu sudah kewajibanNya dan urusanNya, pasti dipenuhiNya bila tujuan hidup kita adalah Allah. Bila ini yang tersetting di diri kita, maka kita akan tertuntun untuk menjalankan rencanaNya.  Rencana kita berada dalam rencanaNya dan rencanaNya ada di dalam rencana kita.

Kembali ke soal rencana untuk tahun depan, silahkan membuat rencana karena hidup tidak bisa dipisahkan dari rencana.  Tapi sudah tahu bukan dimana kita menempatkan rencana-rencana itu ? Tidak di atas, tidak di bawah , tidak di hati, tidak di pikiran , tapi berada di telapak tangan kita , untuk kita persembahkan kepada Allah , sebagai bentuk pengabdian kepadaNya.

Hanya dengan kehendakNya saja , segala rencana mewujud dan hanya rencanaNya saja yang terbentang di alam semesta.

Salam sayang,

Innuri.