Jumat, 30 Agustus 2013

Kisah Anak Bakul

Pulang sekolah, Alni berjalan dengan sangat pelan lalu mengagetiku dengan teriakan keras.

"Nah, ibuk kaget kan ? gak nyangka kan kalau Alni sudah pulang ?", katanya menikmati kemenangannya.
"Hahaha ... iya iya ", kataku.
"Ibuk bikin apa ini ? Bagus banget !".
"Ibuk bikin jepit rambut sama bros.  Ini renda sudah tak terpakai yang ketemu waktu mbak Santi bersih bersih kemarin ", kataku.

"Mengapa sih ibuk banyak kreasinya ?", tanyanya heran.
"Ibuk hanya berdoa sama Allah waktu melihat renda sebanyak itu, ibuk minta petunjuk sama Allah sebaiknya dibikin apa, trus Allah masukkan kreasi ini ke kepala ibuk ", kataku.  Alni menyimak penjelasanku dengan serius.

"Mak Ting gitu ya buk, trus kepalanya ibuk keluar lampunya yang terang gitu ya buk ?", katanya sambil tangannya bergerak gerak di atas kepalanya membentuk siluet lampu, lalu tertawa ngikik.
"Hahaha ... itu kan di tivi sayaaang", kataku dan dia tambah tertawa lepas menertawakan imajinasinya sendiri.

 
kebayang nggak betapa lucunya dia ?

Tak lama kemudian Valen datang, gadis kecil yang masih berseragam pramuka itu membisikkan sesuatu di telinga Alni yang bisa kudengar.  Rupanya ada teman cowok sedang menunggu Alni di luar butik.

"Wah, sudah habiiiis lah", kata Alni dan berbisik bisik lagi dengan Valen, kali ini aku tidak bisa mendengarnya.

Sepulang Valen, aku mencari tahu apa sih yang sedang jadi bahan pembicaraan Alni dengan Valen.

"Alni itu jualan pencil buk, seribuan, sudah habis", katanya.
"Hah ? trus Alni beli pencilnya dimana ? Pencil yang kayak apa ?".
"Pencil seperti yang ibuk pinjam dari Alni kemarin, belinya dari KUD ".
"Hah ? seribuan ? memangnya Alni sudah untung ? sudah dihitung ?".
"Sudah lah buuuk, belinya limaribu dapat sepuluh, Alni jualnya seribuan", katanya, dan tanpa menunggu jawabanku, dia berceloteh.
"Alni juga jualan kertasnya binder, limaratus dapat dua, kalau seribu dapat empat", katanya, aku terperangah kaget dan heran ... lalu tertawa ....

"Dasar anake bakul !", kataku.
"Apa itu bakul?"
"Bakul itu pedagang, sayang".
"Bukan ... ibuk itu bukan bakul, kalau bakul itu kan yang jualan di jalan kayak tukang bakso".
"Kalau tukang bakso itu namanya pedagang kaki lima ".  Mata Alni berkerjap kerjap, rupanya sibuk menghitung kaki pedagang bakso.

"Kakinya ada enam tuh buk, kan kaki gerobaknya empat, kaki pedagangnya dua, enam kan ?".  Aku tertawa dan siang itu kami tertawa berdua.

"Wah, jepit sama brosnya ibuk bisa Alni jual di sekolah niiih", katanya , rupanya pikiran 'bakul'nya mulai bekerja.
"Alni jual berapa ya ? dua ribuan aja ", tanyanya pada dirinya sendiri.
"Jangan Alni, itu kemahalan, seribu lima ratus rupiah gitu, tapi kalau beli dua, dua ribu limaratus", kata Windy karyawanku.
"Iya-iya ", kata Alni sambil tertawa memperlihatkan gigi depannya yang ompong.

"Uangnya Alni dari jualan dipakai apa ?", tanyaku penasaran.
"Dipakai beli jajan di KUD", katanya jujur.

"Wah, jangan lupa beramal loh ya", kataku.

Kemarin Alni sudah beramal ke pesantren Gubung, uang tabungannya yang dia kumpulkan dari sisa uang jajannya sejumlah  Rp 72.000. Dan dia tak peduli dengan sisa uang tabungannya yang tinggal beberapa ribu saja. Pas kenaikan kelas kemarin, dia juga memberikan seluruh tabungannya sebanyak Rp 250.000  untuk temannya yang menunggak membayar sumbangan sekolah tanpa merasa menjadi pahlawan.  Dari hasil jualannya ini belum, dan tugasku untuk menemaninya mengelola 'penghasilan'nya.  Sekaligus memberinya pengertian bahwa semua hasil usaha ini adalah rejeki dari Allah, dan ada bagian tertentu yang musti dia keluarkan untuk yang berhak menerima.


Rabu, 28 Agustus 2013

Berhenti Mencari Karena ....

Sore tadi aku galau dan kaget sekali, aku tidak bisa menceritakannya kepada kalian sih persoalannya, karena aku ingin menjaga pikiran kalian dari tertulari apa yang aku alami. Persoalannya hanya menyangkut apa yang ada di dalam diriku , saat tiba-tiba ada pikiran yang nyangkut di kepalaku dan itu mengerikan .... hingga kupikir aku ini sedang menderita penyakit kejiwaan model apa ya ?  Yaaa ... kukira penyakitku ini pasti ada namanya .... dan tentu ada terapinya ....

Lalu pada malam harinya persoalan itu aku adukan pada Allah saat tahajud 2 rekaat, dengan air mata yang bercucuran aku berbicara pada Allah seolah-olah aku berlari dalam dekapanNya . Setelah usai tahajud aku membuka lap top dan mencoba browsing mencari tahu apa yang terjadi dengan diriku. Aku ingin tahu apa ada orang yang punya penyakit jiwa yang sama denganku dan bagaimana menghadapinya. Dan tahukah kalian apa yang aku temukan di internet tentang penyakitku ?

Hmmm ........ Allah menuntun tanganku ini  membuka Surat An Nas ! Kupikir sambil browsing, sambil dengerin murattalnya syeh Misary, dan yang aku buka kok ya surat An Nas .  Tapi tiba-tiba aku menemukan jawaban di surat An Nas ! .... Dan sebuah petunjuk yang menyejukkan hati kuterima malam ini, bahwa segala persoalan yang terjadi pada diri seseorang dan yang terjadi di alam semesta ini , selalu bisa dicari jawabannya di al quran.



Ternyata aku ini bukannya sakit jiwa, tapi sedang dibisiki syetan yang berupa was was, seperti di surat An Nas.  Was was itu memang kesannya seperti pikiran  dan perasaan kita sendiri, padahal itu datangnya dari syetan.  Lebih jelasnya tentang was was, aku pernah menuliskannya, bisa  klik disini .

Dan tentang petunjuk malam ini, bahwa segala persoalan selalu bisa ditemukan jawabannya di al quran, ini adalah petunjuk yang penting, maka ingatlah ini sahabat.

Allah Yang Maha Kasih sayang tidak akan membiarkan manusia yang diciptakan dengan tanganNya sendiri ini berada dalam galau, gelisah, bingung dan selalu dalam proses pencarian.  Allah telah menyediakan jawabannya, lengkap dann terjaga kemurniannya.  Marilah mengakrabi al quran.

Dan akupun berhenti mencari, tidak jadi browsing tentang penyakit jiwa yang kukira aku derita, karena telah kutemukan jawabannya di al quran.  Dan akupun membaca surat An Nas 100 kali dan bermohon pada Allah akan perlindunganNya dari bisikan syetan yang halus dan kejam.

Sahabat,
Apa persoalan yang sekarang kalian hadapi ? Semua ada jawabannya di al quran.  Kalian bisa shalat 2 rekaat dan mengadu pada Allah, lalu bukalah al quran.  Allah pasti akan menuntun orang yang datang padaNya.

Senin, 26 Agustus 2013

Alni lagi Alni lagi

Pagi-pagi pas pakai seragam sekolah, Alni nanya :"Buk, tong kosong nyaring bunyinya itu apa artinya ?"

"Itu sih maksudnya banyak omongnya, ramai kalau di kelas, tapi bodoh".

"Ooooh".

" Alni kalau di kelas ramai nggak ?", tanyaku pura-pura gak tahu kalau dia di kelas suka dihukum gara-gara ramai sliweran jalan kesana kemari pas pelajaran.

"Yaaa kadang ramai kadang nggak ", jawabnya.

"Berarti Alni kadang pinter, kadang pinter dan kadang pinter ", katanya lagi.  Dasar anak pinter !!!

Kisah Pemilik Kebun

Di kebunku ada sumber mata airnya, orang Jawa bilang belik , orang-orang menamakannya belik windu karena airnya seperti tak pernah habis, mata air di kebunku ini kelihatannya kecil tapi  bisa mengairi sawah tetangga.  Pada musim kemarau mata airnya tak pernah mati, walau debitnya menurun, yang sering membuat orang-orang takjub , pasalnya biarpun airnya  'dieksploitasi' dengan menggunakan mesin diesel, airnya gak habis-habis.

 
Airnya terlihat tenang di permukaan hingga aku pikir airnya tidak mengalir, tapi ternyata mengalir seperti sungai kecil yang jernih kinclong.



Bila melihat semua ini aku seperti berada di dalam al quran, coba buka surat Nuh, disitu ada ayat yang menggambarkan bagaimana karunia Allah berupa kebun dan mata air yang mengalir.



Tapi bila aku berkunjung ke kebunku, maka lidahku suka melantunkan murattal surat Al Qalam.  Aku membacakannya untuk tanaman, tanah, airnya dan semua yang ada di kebun.  Di dalam surat Al Qalam ada kisah tentang para pemilik kebun yang diceritakan secara runtut dalam beberapa ayat, selengkapnya klik disini .

Dikisahkan Allah telah memberikan ujian kepada beberapa pemilik kebun.  Saat mereka bersiap memanen hasil kebunnya pada keesokkan harinya, tapi mereka berniat untuk tidak memberikan sebagian hasilnya kepada fakir miskin.  Maka dalam semalam kebun itu dimusnahkan Allah.  Dan ketika pagi harinya mereka menyaksikan kebun itu telah rusak dan tidak bisa dipetik hasilnya, mereka saling menyalahkan satu sama lain, tetapi salah seorang diantara mereka bilang bahwa hendaknya  bertasbih kepada Allah, memohon ampun kepadaNya dan memohon agar diberi ganti dengan kebun yang lebih baik.

Kisah di dalam al quran adalah kisah yang abadi, selalu up date, selalu ada kejadian seperti itu di sepanjang masa, di dalam berbagai bidang kehidupan.

Ada seorang temanku menjual sepeda motor untuk biaya persalinan istrinya.  Sudah deal dengan pembeli, tapi ketika sepeda itu mau dibayar dan diambil, dia bilang biar aku cuci dulu, diambil besok saja.  Tapi keesokkan harinya sang pembeli berubah pikiran dan tidak jadi membeli, padahal temanku  sudah membayangkan bahwa uang itu bakalan ada di tangan besok pagi.

Pernahkah mengalami hal yang mirip dengan kisah itu ? Hm hm hm .... bagaimana kalian menyikapinya ? kecewa ? getun ? marah ? menerima dengan sabar karena itu belum rejekinya ?....

Al quran menuntun kita, bila menghadapi hal yang mengecewakan, hendaknya intropeksi diri, mengucap tasbih (menyucikan asma Allah), mengucap istighfar  (memohon ampun) dan memohon agar Allah mengganti dengan yang lebih baik.

Di masa sekarang, sulit menemui orang yang menyalahkan dirinya sendiri atas bencana yang menimpanya, mereka lebih enjoy menyalahkan cuaca, letak geografis, alam, pemerintahan, kenaikan harga dollar, ........ bahkan saling menyalahkan satu sama lain persis yang tersurat di surat Al Qalam.  Padahal jelas-jelas dikatakan di al quran bahwa  bencana itu adalah karena dosa-dosa manusia.  Manusia suka lupa bahwa Allahlah yang mengendalikan alam semesta yang luas tak terkira hingga hal yang sekecil kecilnya !!!

Bila aku ikut ke kebun bersama suamiku, dalam perjalanan dari rumah ke kebun yang memakan waktu 2 jam, suamiku bercerita tentang aneka peristiwa yang terjadi di daerah yang kami lalui.  Pernah suamiku melewati daerah yang setelah dia melintas, terjadi gempa sampai disiarkan di televisi.  Pernah kulihat reruntuhan rumah bekas di terjang banjir, kebun yang rusak dan pepohonan yang roboh di kebun yang luas, dan buk (semacam bangunan di pinggir jalan untuk memperkokoh jalan raya) yang roboh diterjang banjir.

"Tahu nggak sayang, rumah-rumah itu diterjang banjir justru bukan pada musim penghujan. Ya saat musim hujan sudah berakhir ini.  Menurut cerita orang-orang,  hujan turun selama tiga hari tidak ada hentinya dan  anehnya, airnya tidak mengalir ke sungai, melainkan langsung menghempas dan menerjang rumah-rumah itu.  Sungguh tidak masuk akal, karena sungainya cukup dalam dan sebenarnya cukup menampung aliran air hujan ", kata suamiku.  Suamiku memperpelan laju mobilnya hingga mataku bisa mengamati sungai yang di atasnya ada jembatan yang kokoh, kebun yang rusak, dan rumah yang sebagian roboh di seberang jalan.

" Tak jauh dari  kebun kita, banjir sampai merubuhkan plengsengan. Ada kebun pisang yang pohonnya roboh semua, tak jauh dari kebun kita.  Sampai orang-orang bilang kebunnya pak Hary dilindungi Allah ", kata suamiku.

Mendengar laporan pandangan mata suamiku, aku seperti berada di dalam al quran, dalam surat Al Qalam, tentang para pemilik kebun.

 Saat aku menuliskan  ini, sedang hangat berita tentang mahalnya kedelai, hingga para pengusaha tempe dan tahu ada yang terancam bangkrut.  Coba dengar, siapa yang jadi kambing hitam dalam perkara ini ? Hm hm hm ..... apa ada yang saling menyalahkan satu sama lain ?

Silahkan menggunakan logika dalam menganalisa masalah, tapi jangan lupakan ada Allah dibalik segala kejadian ini. Mari kita sucikan Indonesia dengan  bertasbih, beristighfar dan memohon agar Allah memberi keadaan yang lebih baik buat negeri tercinta ini.

Selasa, 20 Agustus 2013

Jangan Menunggu Pertolongan Allah

Seorang pembacaku bilang ; mbak Indah, doakan aku , aku sedang terjerat hutang yang banyak, sementara  pertolongan Allah belum datang.

Aku jawab ; jangan merasa pertolongan Allah belum datang, karena sebenarnya pertolongan Allah sudah datang, tapi kita belum melihatnya.  Karena terfokus pada masalah, yang kelihatan cuma masalah, sedangkan pertolongan Allah jadi tidak terlihat.  

Katanya ; ya mbak, semoga aku sabar menunggu datangnya pertolongan Allah.

Kataku ; nah itu dia salahnya, jangan menunggu pertolongan Allah, ntar yang kejadian malah menunggu terus, karena sebenarnya pertolongan Allah itu SUDAH datang, cuma mbak belum melihatnya.   Coba lebih bersyukur, fokus pada nikmat Allah yang banyaknya tak terkira dan tidak bisa dihitung ini.  Kita bisa hidup hingga detik ini saja itu adalah pertolongan Allah.  Bila mbak banyak bersyukur, nanti akan terlihat betapa pertolongan Allah itu sudah tersedia.

Sahabatku,
Rasa syukur itu akan menguak tirai pandang kita, yang samar menjadi nyata dan yang tidak terlihat menjadi terlihat.  Marilah kita belajar, apa sejatinya pertolongan Allah itu ?

Sejak kita kecil, kita sudah dibiasakan dengan berpikir materi. Kalau nangis, didiamkan dengan dibelikan permen, kue atau uang, dan saat hari raya kita dipuji-puji karena mendapatkan uang saku yang banyak, dan bila kita menanyakan kemana bapak pergi, dijawab bahwa bapak bekerja mencari uang, dan masih banyak lagi hal yang bersifat materi yang telah terekam di pikiran kita sejak kita kecil.

Pola pikir materi ini semakin terpupuk oleh pengaruh lingkungan, itu berlangsung hingga kita dewasa. Hingga saat kita terjepit masalahpun, yang terpikir oleh kita adalah solusi yang berupa materi / uang.

Mungkin ada yang bilang ; kalau masalah kita berupa hutang, solusinya adalah uang untuk melunasi, jadi pertolongan Allah itu ya saat Allah  memberi rejeki berupa uang.

Tapi persoalannya, di hadapan Allah masalah kita bukan soal uang atau hutang !!! Masalah kita adalah kita suka lalai dari mengingatNya, kita sombong dengan apa-apa yang kita punya (padahal itu sih cuma dipinjami sama Allah), kita juga suka ngaku-ngaku kalau semua yang kita miliki adalah hasil usaha kita , kita juga suka membanggakan diri dan pamer dengan segala keberhasilan yang kita raih.

Mungkin menurut Allah, yang paling mendesak untuk ditolong itu adalah 'kecelakaan' keyakinan kita akan materi,  jadi musti disadarkan dengan sedikit bangkrut , terjerat hutang, ditipu orang dan sebagainya.

Jadi dalam keadaan berhutangpun, itu merupakan pertolongan Allah.  Dan saat kita menyadari bahwa kita perlu mendekat kepadaNya, banyak memohon ampun dan membangun ikatan kita dengan Allah, perlahan melepas ikatan kita dengan materi, saat inilah kita sudah mengambil pertolonganNya dengan menolong diri sendiri.  Hingga kita bisa menemukan perasaan ridha dan ikhlas.

Jadi sahabat, jangan menunggu pertolongan Allah lagi, tapi ambillah pertolonganNya, karena pertolongan Allah itu SUDAH tersedia.  Buka tirai pandang kalian dengan banyak-banyak bersyukur.

Salam sayang dariku, jangan sungkan untuk curhat, InsyaAllah aku akan membalasnya.  Kalau balasanku telat , itu artinya aku sedang sibuk, sedang bepergian, atau sedang mikir ..... hehehe.


Senin, 19 Agustus 2013

Ujian Yang Membawa Pada Kesejatian

Apa yang terpikir tentang ujian ?
Bila pertanyaan ini ditujukan kepada anak sekolah, yang terbayang oleh mereka adalah, soal yang harus dikerjakan, lembar jawaban, suasana tegang dibawah pengawasan guru yang berjalan pelan dari depan ke belakang, dari belakang ke depan .... (kayak setrika yaaa ... hehehe)

Bila dijawab oleh pembaca innuri, jawabannya bisa macem-macem, ada yang sedang mendapat ujian sakit, ada yang sedang mendapat ujian bangkrut, terjerat hutang, ada yang ujiannya merangkap-rangkap, sakit iya, cobaan finansial iya, borongan deh !

Kalau dijawab olehku sendiri, ujian itu kasih sayang Allah, cara Allah merindukan hambaNya, cara Allah mengikat hambaNya, cara Allah berkomunikasi dengan hambaNya.

Kalau di jawab sama ustadz Virien ? Bisa panjaaaaang jawabannya dan menarik sekali, sampai yang mendengarkan gak bosan bosan.  Tapi butuh waktu untuk merenungkannya.  Coba simak jawaban ustadku yang kece :

Ujian itu membawa pada kesunyian, kesunyian itu membawa pada kesejatian.

Ketika kita diuji Allah, kita merasakan sakit, dan rasa sakit itu akan menuntun kita kpd Allah, sehingga nilai dunia ini dengan sendirinya akan turun. dan kita menemukan kesejatian.

Nilai ujian berdasarkan nilai keimanan kita kpd Allah, semakin takut pada Allah semakin berat ujiannya.  dibalik itu semua adalah cara Allah berkomunikasi dengan hamba yg dicintaiNya.

Nilai ujian tidak akan terasa kalau kita fokus kepada Allah.  seperti kita melihat pemandangan dari balik kaca yang buram, kalau kita fokus pada pemandangannya , maka kita tak akan merasakan bahwa ada kaca yang buram, tapi bila fokus pada kacanya yg buram, maka kita tidak akan bisa menikmati pemandangan yang indah.

Ujian musti disikapi dengan bersyukur, berpasrah diri dan mengharap pertolonganNya, pada saatnya nanti Allah akan menuntun hati kita untuk ikhlas.

Ikhlas itu adalah saat tercerabutnya rasa khawatir , sakit hati, jengkel, beban hidup dll .... Ikhlas itu tidak bisa dipelajari dari usaha manusia, hanya bisa dimohon pada Allah, karena itu adalah termasuk salah satu cara kerja Allah.  Ikhlas itu hadiah dari Allah kepada hambaNya yang dicintai.


Nah, butuh waktu untuk merenungi jawaban ustadzku kan ?  Ayo merenung sama-sama.

Minggu, 18 Agustus 2013

Tehnik Merubah Keadaan

Pagi ini sebelum shalat subuh aku musti mandi keramas ... hm hm ... tahu kan kenapa ? hehehe ... Bayangkan di kota Malang yang terkenal dingin dan di pagi subuh di dinginnya masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau (orang jawa bilang bediding), mana mandinya musti pakai air biasa, gak boleh pakai air hangat lagi.  Rasanya tuh sebelum nyemplung, mesti menyiapkan 'sesajen' dan 'japa mantra' dulu .... hehehe.

Akupun mensetting pikiranku, sambil berdoa , aku bilang pada diriku sendiri, ini bakalan segar, habis mandi biasanya malah terasa hangat. Sesudah itu byar byur byar byur, dan benar aku merasakan segar!! Padahal  biasanya kalau aku mandi pagi pagi, sering ramai sendiri di kamar mandi , dari sekedar nggruguh  (bergumam gak jelas) karena kedinginan , sampai keluar kata-kata :"Aduh adheme ! hrrrhrrrhhhhm ... adem, aduh aduh adeeeem!!".  Sesudah mandi langsung terbenam dalam selimut.

Alhamdulillah sekarang rasanya beda banget, habis mandi merasakan kesegaran, setelah shalat aku langsung ngaji lalu ngeblog . Aduh nikmatnyaaa.

Kurasakan, betapa hebatnya pengaruh pikiran dan perasaan, hal halus yang bisa kita gunakan untuk merubah keadaan.  Memang kita tidak bisa merubah musim, tapi kita bisa merasakannya menjadi sesuatu yang nikmat.

Coba kita sering-sering sengaja melatih pikiran dan perasaan kita untuk merubah keadaan menjadi seperti yang kita mau. Mulai dari hal yang kecil-kecil dulu hingga kita terbiasa mengendalikan lingkungan tunduk pada kemauan kita.

Tehnik mensetting pikiran ini juga berlaku saat kita sakit.  Kemarin aku telah mencobanya pada diriku sendiri.  Gara-gara 2 minggu tanpa pembantu, aku mengerjakan semua urusan rumah tangga sendiri, tanganku bukan hanya jadi kasar banget, tapi sudah luka di tiga tempat.  Yang paling mengganggu, luka di jari manis kananku, yang gak sembuh-sembuh karena lukanya pas tepat di bawah kuku, dan gak kering-kering karena aku musti cuci piring tiap hari,  kesenggol dikit berdarah dan sakit, eh lama lama kok malah bengkak.

Akhirnya di suatu malam menjelang tidur, aku berdoa dan bilang pada diriku sendiri kalau besok bengkaknya mengempis sambil kuoles minyak zaitun seperti biasanya.  Alhamdulillah, akhirnya mau juga bengkaknya mengempis dan lukanya mengering dan tidak berdarah lagi, walau kempisnya bertahap dalam 3 hari. Aku amat bersyukur karena sebelumnya sudah terpikir mau membawanya ke dokter.

Saat Insan sakit keras, yang tidak ada penyakitnya secara medis, tapi dia merasakan kesakitan luar biasa, ustadz Virien bilang begini  :"Bunda jangan berpikir kalau dia sakit". Akupun bersikap biasa,  pikiranku kuusahakan tetap tenang, tidak sedih dan cemas, tapi tetap merawat Insan sebagaimana biasa. Alhamdulillah akhirnya anak sayangku itu sembuh dan tidak pernah kambuh hingga sekarang.

Inilah salah satu makna berbaik sangka sama Allah, yaitu menyikapi segala hal yang terjadi dengan pikiran dan perasaan positif.

Dan beginilah salah satu cara mengendalikan keadaan.  Dari pikiran dan perasaan kita yang berprasangka baik kepadaNya, dan ingatlah bahwa  kepada Allahlah bergantung segala sesuatu  (surat al Ikhlas), jadi dekatilah dia  dan selalu  bersyukur.



Sabtu, 17 Agustus 2013

Afirmasi Terdasyat (2)

Bila suatu waktu kalian merasakan kehidupan yang seolah-olah buntu, atau merasa banyak gagalnya dan tidak ada maju majunya dalam kehidupan ini.   Jangan buru-buru menyalahkan Tuhan, menyalahkan keadaan atau menyalahkan orang lain.

Karena sebenarnya orang yang paling rajin menghalangi terwujudnya impian kita adalah diri kita sendiri !!! Kenapa ? karena kita sering mengatakan tidak mungkin untuk impian kita tanpa kita sadari. Kata 'tidak mungkin' itu bersembunyi dalam kalimat-kalimat yang sering kita ucapkan dengan lisan kita atau hanya di hati, ini sekedar contoh :
- Saat memasuki pensiun, anak masih sekolah, bisa nggak ya nanti melanjutkan kuliah ?
- Kapan ya bisa bebas hutang, sedangkan untuk menutup beban bulanan saja sudah mati matian.
- Anak kok nakalnya gak karuan, nanti jadi apa dia ?

Silahkan diperpanjang sendiri contohnya, boleh dengan ucapan-ucapan anda sendiri .... hehehe dan mari kita pelajari sama-sama.

Ucapan-ucapan yang dihayati dengan penuh perasaan, bisa jadi afirmasi  negatif untuk alam bawah sadar kita, jadi hati-hati, musti dipikirin lagi dalam membuat 'statement'. Jangan-jangan itulah yang menjegal langkah kita sendiri, membuat hidup kita gak maju-maju, keadaan tidak kunjung membaik, stagnant, bahkan malah mundur bebas ke belakang.  Nggak enak banget.

Agama mengajarkan untuk 'menghapus' ucapan negatif dengan ucapan yang baik, dan musti diiringi dengan keyakinan yang diperbaiki juga, bukan cuma ucapan manis di bibir merah merekah .....

Itulah gunanya khusyu' dalam shalat, karena bacaan-bacaan shalat yang dihayati, akan menghapus keburukan yang terlanjur direkam oleh alam bawah sadar kita. Setelah menghapusnya, kedalaman makna bacaan-bacaan itu akan  membangun afirmasi di alam bawah sadar kita, yang mensetting kesuksesan di dunia dan akhirat.

Dengan kata lain, bacaan-bacaan shalat yang dihayati dengan khusyu itu akan membongkar semua referensi negatif yang terjanjur menghunjam di alam bawah sadar kita, mengeluarkannya dan menggantinya dengan paradigma baru yang lebih dasyat untuk kehidupan kita di dunia dan di akhirat, komplit dan sempurna. Dimulai dari shalat yang khusyu' , dengan ridha dan ijinNya, kehidupan kita akan disempurnakanNya.

Keberhasilah shalat akan terasakan dalam kedamaian dan kebahagiaan hidup, akan memperbaiki ucapan-ucapan kita yang sebelumnya bernada pesimis dan negatif , berubah menjadi lebih baik.

Itu adalah salah satu makna dari sebuah hadits yang mengatakan bahwa di akhirat nanti yang pertama dihisab adalah shalatnya, bila shalatnya baik maka lolos semua test masuk syurga.  Ternyata sebelum sempat masuk syurga beneran, bila shalat kita baik, kehidupan kita di dunia inipun indah laksana syurga.

Seperti aku bilang dalam tulisanku sebelumnya, apapun persoalan yang sedang kita hadapi, jangan ragu untuk membawanya dalam shalat, bukankah shalat adalah tempat kita berbicara dengan Allah ? Bukan berarti, saat shalat lalu mikirin persoalan-persoalan dunia lalu jadi tidak sempat menghayati bacaannya, sampai lupa rekaat (... pernah kan ? hehehe).

Apapun persoalan yang kita bawa saat shalat, selalu ada jawabannya dalam bacaan-bacaan shalat. Rasakanlah itu sebagai jawaban dari Allah , maka semua persoalan itu akan tereliminasi sehingga pikiran dan hati kita akan hening, tak lagi terbebani , kemudian di level selanjutnya , makna bacaan shalat itulah yang akan mendominasi pikiran dan hati kita menggantikan buramnya persoalan. Bila ini yang kita lakukan, maka setelah shalat kita menjadi pribadi yang baru, yang bebas dari tekanan , seperti metamorfosis kupu-kupu, terbang bebas dengan sayap yang indah.

Coba sekarang kita renungkan arti doa iftitah :

“Allah Maha Besar lagi sempurna kebesarannya, segala puji bagi Allah dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Ku hadapkan muka dan hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan berserah diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah karena Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya, demikianlah aku diperintah dan aku termasuk golongan orang-orang muslim.”

Renungkanlah sahabat, kepada siapa kita menghadap minimal 5 kali dalam sehari.  Kita berdiri di hadapan Allah Yang menciptakan bumi dan seisinya ! Adakah yang tidak mungkin bagi Dia ?

Doa iftitah juga merupakan ikrar bahwa kita hidup dan mati hanya untuk Allah, segala aktifitas dan ibadah kita adalah untuk Allah.  Dan bila demikian perintahNya, kita pasti sudah disediakan segala fasiitas dan jaminan untuk menjalankan semua itu.  Jaga perasaan SUDAH diberi segala fasilitas, maka hati akan ringan dalam mengabdi kepadaNya. Dan inilah kekuatan dasyat itu !

Bila dibalik, segala fasilitas yang kita punya hanyalah ALAT untuk mengabdi kepadaNya, yang namanya alat berarti itu bukan tujuan. Yang namanya alat juga pasti MUDAH diperoleh, dengan meminta kepadaNya.  Mind set seperti ini membuat persoalan-persoalan kita jadi terlihat kecil dan mudah, karena tujuan terbesarnya adalah meraih keridhaan Allah. 

Salam manis !

Hanya Air Mata Kasih Sayang

Sesungguhnya membaca al quran setiap hari itu membuat batin kita tenang, menghadapi apapun, melihat fenomena apapun.  Karena segala sesuatu yang terjadi di permukaan bumi ini semuanya telah tertulis di al quran, seperti al quran yang hidup.

Seperti peristiwa yang terjadi saat ini, kekejaman militer Mesir yang membunuh secara membabi buta terhadap rakyat tak bersenjata yang melakukan aksi damai. Itu adalah kisah di al quran yang terulang, tentang kekejaman tentara Firaun, hanya berbeda masa.

Kenapa batin ini tenang melihat penderitaan kaum muslimin? karena di al quran telah tertulis kesudahan orang-orang yang gugur di jalanNya, mereka mendapat kenikmatan abadi di sisi Allah.

Aku sering menangis bila membaca ayat ini :

[85:8] Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.

Seperti tergambar dalam pikiranku, penyiksaan yang kejam mereka lakukan terhadap kaum muslim yang terdahulu, yah, bayanganku adalah penyiksaan jaman Nabi Muhammad, jaman Nabi Musa, jaman nabi nabi terdahulu.  Oh tapi ternyata, kaum muslim di masa kini juga musti mengalaminya, walau terbungkus berbagai argumentasi politik, padahal alasan sebenarnya mereka dibunuh ya karena mereka beriman kepada Allah

Tapi,orang-orang dhalim itu telah tertipu, apakah mereka mengira bahwa perbuatan mereka tidak dilihat oleh Hakim Yang Maha Agung ?
 
[85:9] Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.

Semua itu pasti ada balasannya :

[85:10] Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahanam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.

[90:5] Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorangpun yang berkuasa atasnya?

Kekejaman militer Mesir itu persis yang dilukiskan di ayat-ayat berikut ini :

[89:10] dan kaum Firaun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak),

[89:11] yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri,

[89:12] lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu,
Boleh jadi militer yang kejam itu bergembira dengan kemenangannya, tapi sesungguhnya yang mereka tunggu
hanyalah azab.

[89:13] karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab.
Boleh jadi kaum yang dhalim itu berkuasa , tapi kekuasaan mereka hanyalah sebentar :
[73:11] Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.
Sebagai sesama manusia dan sebagai sesama muslim, kadang batin ini amat marah melihat bagaimana kaum yang dhalim itu melakukan tuduhan yang memojokkan kaum muslim, mereka memutar balikkan fakta dan memfitnah.  Tapi tenangkan hati, karena Allahpun membuat tipu daya (rencana), dan biarkan Allah bertindak terhadap mereka, dan berin tangguhlah mereka waktu sebentar  :
[86:15] Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya.

[86:16] Dan Aku pun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya.

[86:17] Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar.
 
 Bila membaca ayat-ayat al quran, batin ini menjadi tenang,  Allah menyuruh kita menunggu tindakanNya, bukan menyuruh kita marah  dan mengutuk. Simpan energi itu , berdoa, berpasrah pada Allah , dan doakanlah saudara kita , agar semua yang gugur dinilai Allah sebagai syuhada , diampuni dosanya dan diberi tempat yang layak di sisiNya.

Membaca al quran , kita juga jadi faham, bahwa kita disuruh berperang dan membunuh, adalah untuk membela diri, saking keterlaluannya kaum kafir dan munafik.  Perang itu bukan untuk menyebarkan agama, tapi untuk melawan kesewenang wenangan.

[66:9] Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah jahanam dan itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali. 

Segala peristiwa yang terjadi di muka bumi ini semuanya telah tertulis di al quran, dan bagaimana kita mengambil sikappun telah tertulis di al quran.  Bila air mata ini menetes, itu bukanlah air mata menyesali ketentuanNya yang telah berlaku, ini adalah air mata kasih sayang.  Setiap yang punya hati pasti meneteskan air mata melihat bagaimana orang-orang tidak berdosa, wanita dan anak-anak dibunuh dengan kejam.

Kamis, 15 Agustus 2013

Air Mata Untuk Mesir

QS. Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 169
[3:169] Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.

Kita pasti iri dan cemburu, seandainya Allah memperlihatkan kepada kita  bagaimana para syuhada mendapat berbagai kenikmatan di sisiNya.

Aku menulis sambil menangis untuk Mesir yang berdarah, kaum muslimin dibantai dengan tidak berperikemanusiaan.  Ternyata di jaman inipun, menjadi muslim musti siap menghadapi berbagai tekanan dan ancaman jiwa , seperti tertulis di al quran .... disiksa hanya karena mereka beriman !!!

Aku menulis sambil mendengarkan murattal al quran dari Syeh Misary Alafasy, seorang ulama Mesir.  Sudah dua tahun, tiada hari yang terlewat, telingaku akrab dengan suara Syeh Misary, hingga rasanya beliau adalah guruku dalam menghafal al quran.  Setiap pagi aku menulis sambil mendengar murattal suara merdu beliau.  Tapi pagi ini suara beliau menjadi begitu menyayat hati ........

Aku sedang menghafalkan surat At Tahrim, ada kisah tentang istri Firaun yang memohon untuk dibuatkan rumah di syurgaNya dan dilindungi dari orang-orang yang dhalim.  Itu adalah doa yang dilantunkan saat wanita mulia itu menanggung siksaan Firaun, bersamaan dengan siksaan kaum muslimin lainnya.  Dan kini , penderitaan ibu dan rakyat Mesir itu terulang, setelah berabad-abad kisah itu terjadi.  Firaun telah bangkit lagi !!!

Sahabatku,
Jangan pikir, saat kaum Firaun itu dengan sombongnya mencerabut nyawa kaum muslim, berarti Allah sedang tidak melindungi mereka.  Karena Allah segera menyambutnya dengan keharuman syurga yang abadi.

Jangan pikir bila kita di Indonesia yang aman tenteram ini, berarti Allah sedang melindungi kita, bila kita masih membiarkan diri kita dijajah oleh hawa nafsu dan kecintaan kepada dunia !

Berdoalah, berdoalah untuk Mesir.  Berdoalah untuk saudara kita di seluruh penjuru dunia, berdoalah untuk seluruh umat manusia, agar Allah menjaga tangan-tangan mereka dari kedhaliman, dan melindungi mereka yang terdhalimi.

Air mata untuk Mesir adalah
air mata untuk harum syurga yang tercium

kuucapkan selamat
menjalani kehidupan indah 
disisi Allah

seandainya kalian bisa bercerita padaku
bagaimana kalian minum dari gelas gelas yang terbuat dari perak
dikelilingi oleh bidadari yang tetap muda
dan bersandar di  bantal bantal yang tersusun
dengan pakaian dari sutra
dan buah buahan yang dimudahkan saat memetik

tunggulah 
akupun akan menyusulmu
dan bercengkerama tentang dunia
yang panas dan tidak menarik

lalu kita akan tertawa
dan kau akan bilang bahwa
pedihnya penderitaan
telah diganti Allah dengan istana indah

Di hari solidaritas untuk Mesir di seluruh Indonesia.
16 Agustus 2013.



Senin, 12 Agustus 2013

Afirmasi Terdasyat (1)

Beberapa hari lalu, aku menemukan sebuah page di fb.  Tulisannya amat menarik dan kelihatan ilmiah, dan salah satu tulisan yang sempat aku baca adalah tentang membuat afirmasi untuk alam bawah sadar kita.  Katanya sih, ini amat ampuh dalam mewujudkan mimpi-mimpi.

Dalam tulisan itu, pembacanya disuruh menggambarkan secara visual apa-apa yang diinginkannya seperti mobil, rumah, tamasya, dll, dan membayangkan sudah memiliki semua itu, sambil mengucapkan kata kata afirmasi untuk mengisi alam bawah sadar dengan impian yang digambarkan secara visual tersebut.  'Ritual' itu dianjurkan untuk dilakukan dua kali dalam sehari.

Dijelaskan bahwa alam bawah sadar ternyata bisa 'ditipu' dengan merasakah 'sudah memiliki' dan saat impian itu sudah tercetak di sana, tinggal menunggu waktu untuk mewujud nyata.

Bagus, ilmiah dan masuk akal,  tapi bagiku itu sih kurang dasyat .... yaaa walau aku belum pernah melakukannya, belum pula membuktikan kekurang dasyatannya ... hehehe.

Indah cuma mikir, memangnya manusia cukup dengan bermimpi tentang materi ? lalu bila sudah mendapatkannya, mimpi itu terus mengejar dengan hal yang lebih dan lebih.  Saat belum punya rumah kepingin punya rumah, begitu punya rumah, minta rumah mewah, sudah punya rumah mewah, maunya punya rumah lagi di kota lain, ..... begitulah kebutuhan manusia akan materi tidak akan ada habisnya.

Pikir-pikir lagi kalau mau melakukan afirmasi model seperti itu, apa bukannya malah membuat kita menjadi orang yang materi oriented ?  yang menjadikan materi sebagai tujuan, padahal materi itu cuma alat yang akan menyampaikan kepada Allah dengan selamat.

Kalau punya keinginan yang berupa materi, itu wajar saja, tapi tetap fokus pada tujuan hidup yang dituntunkan di al quran,  mencari keridhaan Allah.  Dunia dan materi itu biarlah di tangan kita saja, hati dan pikiran kita tetap fokus pada Allah.

Bila punya keinginan berupa materi, pasrahkan saja kepada Allah sampai hilang dari pikiran kita.  Dengan menghilangnya keinginan itu dari pikiran, dia malah mendatangi kita dalam wujud nyata .... hm hm .... lebih cerdik kan?  dan gak perlu capek capek melakukan afirmasi sehari dua kali.

Ada kata-kata ustadzku yang amat aku ingat : "Keinginan itu lebih sering terwujud saat kita sudah melupakannya ".

Kehidupan indah setelah kita meninggal dunia itu lebih layak untuk kita pikirin, dan untuk itu ada afirmasi  terdasyat, karena Allahlah yang menciptakan sistemnya, bukan hanya dasyat, tapi juga sempurna, karena meliputi kebahagiaan di dunia dan di akhirat.  Coba tebak apa itu ? .... shalat  dan  al quran !!

Ayo kita sama-sama belajar bagaimana cara mengaitkan impian dengan shalat. Walau agak sulit dijelaskan, karena menyangkut hubungan rasa antara kita dengan Allah, tapi aku coba menjelaskannya dengan sesederhana mungkin.

Satu dulu kita pelajari, yaitu ucapan takbir saat mengawali shalat dan saat pergantian gerakan shalat.

Musti diakui dengan jujur bila kita sering mikirin dunia saat shalat, termasuk di dalamnya mikirin impian-impian kita.  Ini tidak usah menjadi beban dan menjadi hambatan saat shalat, karena lewat shalatlah kita 'membicarakan' impian-impian itu dengan Allah yang Maha Mengabulkan Segala Impian.  Persoalannya adalah, bagaimana cara membicarakannya dengan Allah ? di dalam shalat lagi.

Ambilah contoh sederhana, kepingin rumah, sementara secara logika pendapatan kita tidak mencukupi, sedangkan tinggal di rumah kontrakan kok kasihan anak istri, diajak pindah-pindah kayak manusia nomaden.

Pikiran ingin punya rumah dan rasa nelangsa memikirkan anak dan istri ini mengganggu sekali, sampai terbawa saat shalat.  Di point inilah ucapan takbir adalah jawabannya !!! Dengan membawa hati yang penuh impian, ucapkanlah kalimat takbir "Allahu Akbar " dengan penuh penghayatan, bahwa kebesaran Allahlah yang akan menjawab impian kita. Penghayatan itu bisa dilanjutkan dengan kalimat di hati (ingat! di dalam hati yang yakin ), bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah dalam mewujudkan apapun impian kita.

Dari takbir ke takbir, pasrahkan impian itu hingga bisa merasakan di kedalaman hati bahwa  impian itu sudah terjawab.  Perasaan sudah terjawab  ini terbangun secara otomatis berkat afirmasi Allahu Akbar.  Setelah shalat, beban impian itu akan terlupakan, menguap entah kemana, perasaan menjadi tenang dan yakin.  Kita hanya tinggal menunggu waktu datangnya kiriman paket impian kita itu.

Inilah salah satu makna ayat al quran : Ambillah pertolongan Allah dengan sabar dan dengan shalat. Selengkapnya di surat al baqarah ayat 153 : “Wahai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar".

Shalat adalah media komunikasi kita dengan Allah, seluruh bacaannya mengandung kekuatan dasyat.  Baru saja kita belajar menghayati ucapan takbir, sudah sedemikian hebat efeknya bagi kehidupan kita.  Padahal bacaan shalat itu kan masih banyak.  Kayaknya tulisan tentang ini bakalan panjang, ....bantu Indah dengan menjawab pertanyaanku apa impian yang ingin kalian komunikasikan dengan Allah ?

(bersambung)

Sabtu, 10 Agustus 2013

Sedekah Gaya Pegawai

 
Ada seorang pembacaku yang bertanya ; Dalam memberi / bersedekah  kita tidak boleh khawatir dengan rejeki kita esok hari.  Lantas bagaimana dengan pegawai dengan gaji bulanan ?  Apakah tulisanku hanya berlaku untuk orang-orang yang memperoleh rejekinya setiap hari seperti para pedagang ?
 
 Banyak orang memahami rejeki itu hanya berupa materi atau uang.  Padahal segala kebaikan yang melimpahi hidup kita itu adalah rejeki juga. Dan Allah Maha Kuasa untuk mendatangkan rejeki dari arah mana saja kepada hambaNya, baik dia seorang pedagang, pengusaha, buruh atau pegawai.  Allahpun Maha Kuasa Mencabut rejeki kepada siapa saja yang dikehendakiNya. 

Dengan kata lain, Allah itu tak pernah kekurangan cara dalam menambah rejeki kepada hambaNya walau dia seorang pegawai dengan gaji bulanan. dan sebaliknya Allahpun tak pernah kekurangan cara dalam mengurangi rejeki hambaNya walau dia sudah mengatur gajinya sedemikian rupa.  Sudah faham? yak ! yakini dulu hal ini.

Persoalannya sekarang tinggal bagaimana cara mengatur gaji agar tetap bisa bersedekah dalam lapang dan sempit, tetap bisa menafkahkan harta sebagian (bukan sebagian kecil), menafkahkan yang lebih dari keperluan dan menafkahkannya pada orang-orang yang tepat.

Simak ayat-ayat ini, renungkan yang aku cetak tebal :

QS. Al-Baqarah [2] : ayat 3
[2:3] (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.

 QS. Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 134
[3:134] (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
 
QS. Al-Baqarah [2] : ayat 215
[2:215] Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.
 
QS. Al-Baqarah [2] : ayat 219
[2:219] Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,
 
Buat sahabatku yang pegawai dengan gaji bulanan , tips Indah gini nih :
 
- Saat menerima gaji bulanan, potong dulu zakatnya, kalau menurut ulama 2,5 %, kalau dianalogikan berdasarkan surat al anfal ayat 41 (buka sendiri ayatnya yaaa) adalah seperlima atau 20 %. Dan aku lebih cenderung yang 20 % ini.
 
- Memotong 20 % gaji itu bila tidak biasa, memang terasa cukup besar, apalagi bagi yang pendapatannya kecil. Disinilah letak seninya .... hm hm ..... silahkan disiasati dengan berbagai cara ... boleh dengan menyederhanakan menu, mengurangi jajan ... dll dll.
 
-  Urutan orang yang mendapat 20% ini adalah orang tua duluan , baru kaum kerabat yang miskin yang membutuhkan bantuan,   anak yatim , orang miskin, musafir.  Urutan ini adalah skala prioritas berdasarkan ayat yang aku sebut di atas.  Jadi bergeraknya harta yang kita nafkahkan musti lebih dulu di lingkaran keluarga dekat, setelah ini tercukupi, baru merambah ke orang lain, tetangga juga ya..
 
Mungkin ada yang bertanya ; gaji buat keluarga saja tidak cukup, bagaimana bila dipotong 20 % nya?
Yaaaa ... belum faham dong akan penjelasanku di atas, bahwa Allah itu Maha Kuasa menambah rejeki atau mencabut rejeki kepada siapa yang dikehendakiNya.  Tapi jangan berkecil hati, karena  Allah menyuruh kita menafkahkan harta yang melebihi keperluan, jadi keperluannya dulu dipenuhi, baru deh dinafkahkan menurut perintahNya.
 
Tapiiii, tetap programkan agar bisa tercapai 20 %, aku yakin bisa kok.   Caranya bisa disiasati dengan 'mencuri'nya dari anggaran lain, misalnya anggaran beli sayurnya 20 ribu / hari, coba ditekan jadi 15 ribu saja, sisa 5000 rupiahnya disedekahkan. 
 
Cara lainnya bisa dengan berpuasa sunah, senin kamis atau puasa daud, atau puasa tengah bulan.  Saat berpuasa, otomatis mengurangi jatah makan siang, nah anggaran buat makan siangnya disedekahkan.

Ingat zakat fitrah yang kita lakukan di penghujung ramadhan ? Sebenarnya itu sebuah pelajaran bahwa ukuran wajib mengeluarkan harta yang kita punya adalah punya persediaan makanan buat esok hari (anda punya persediaan makanan buat sebulan kan ? ... hehehe) , dan cuma 2,5 kg saja selama ramadhan.  Lakukan beramal beras juga diluar ramadhan.  Bila memang pendapatannya ngepress banget, ambil saja sejumput setiap hari saat memasak nasi dan terus tingkatkan volume jumputannya.
 
Intinya, banyak jalan menuju Cantiq butikku di Malang, bisa lewat Blimbing, bisa lewat Sawojajar  .... hehehe. 

Jumat, 09 Agustus 2013

Tetangga Oh Tetangga

Sejak kecil, sampai aku setua ini, kebiasaanku berhari raya Iedul fitri, setelah shalat Ied  berkeliling ke rumah tetangga di Ngantang.  Bila dulu waktu aku kecil, aku berkeliling dengan bapak dan ibu, sekarang aku yang menuntun anak anakku bersilaturahim ke tetangga.

Tentu banyak hal berubah selama puluhan tahun kebiasaanku itu.  Tiap tahun selalu ada tetangga yang berkurang karena meninggal, disamping ada yang bertambah karena menikah dan punya anak.
Selalu ada berita baru tentang para tetangga, dari pekerjaan mereka yang merantau ke luar pulau bahkan keluar negri, tentang anak-anak mereka yang sudah lulus kuliah, yang baru lahir, hingga tentang sapi mereka yang bunting.  Asyik ... kurasa kalian juga mengalaminya.

Lebaran tahun ini, masih seperti tahun-tahun kemarin, pagi setelah shalat ied, sarapan, lalu aku giring anak-anak dan menantuku berkunjung ke para tetangga. Ini hari raya kedua aku punya menantu loh.

 

Yang amat membekas dalam memoriku, tetangga depan rumah wetan (rumah masa kecilku yang sudah ditempati kakakku), tahun ini 2 orang meninggal, yang 2 sakit keras dan keempatnya bersaudara.

Pas persis depan rumah wetan itu ada kira kira 10 rumah yang semuanya bersaudara.  Dan ketika menyadari bahwa penghuninya sebagian sudah meninggal, dengan dua orang yang sakit keras ..... batinku rasa turut kehilangan.

Tetangga adalah saudara terdekat. Karena berdekatan itulah, jadi sering muncul gesekan.  Untungnya ibu dan bapak selalu mendidik kami menjadi orang yang penuh toleransi dan selalu memaklumi tetangga. Toh pada saat kita kesulitan, tetangga adalah orang pertama yang mengulurkan bantuan.

Bila dianalisa dengan jujur, dimanapun kita berada, akan selalu bertemu dengan tetangga yang njengkelin dan bikin masalah .... hehehe, tapi juga bertemu dengan tetangga yang baiiiiknya minta ampun.

Kadang ada tetangga yang sikapnya amat sombong, kadang kebiasaannya mengganggu, tapi dia sendiri gak merasa mengganggu, kadang ketemu tetangga yang ucapan-ucapannya nusuk kuping , kadang malah mereka sengaja bikin ulah yang membuat kita jengkel.

Duluuuuu banget, waktu aku kecil, ada tetangga yang sengaja melepas ayamnya lalu seenaknya sendiri nelek di teras rumah ibu, itu berlangsung puluhan tahun. Atau membunyikan tape recorder keras-keras kayak orang mantu  mbribeni tanggane (mengganggu kuping tetangga). Ada juga yang tanpa merasa berdosa mengambil barang milik kami di depan mataku, barangkali dia pikir aku masih kecil, tidak perlu ditakuti atau disungkani.

Ketika aku sudah tua gini, dan jauh dari rumah ibu, masiiiih saja ketemu sama tetangga yang serupa tapi tak sama.  Ada yang tiba tiba saja tidak menyapaku tanpa tahu apa salahku, begitu ketemu denganku  pethuk gathuk, dia melengos.  Di lain hari tiba tiba dia begitu baik dan tersenyum ramah menyapaku. Ada tetangga yang memaki-makiku di telepon sampai aku semaput !!! cuma gara-gara soal karyawan.

Nah, pernah mengalami seperti itu ? atau yang mirip mirip ? mudah-mudahan gak separah ceritaku deh.  Aku ceritakan  semua itu agar kalian bisa mengambil pelajaran.

Bagiku semua perlakuan tetangga itu merupakan ujian, dan soal yang harus dikerjakan.  Tantangannya adalah, bagaimana membalik perlakuan ajaib itu menjadi baik.  Bagaimana membalas keburukan dengan kebaikan. Bagaimana membalik sikap bermusuhan menjadi bersahabat ?

Yang aku lakukan adalah berbuat baik saja sama mereka, dan sejauh ini endingnya baik. Yang penting juga, perlakuan baik kita bukan cuma lipstik, bukan hanya di luar saja, jadi hati kita juga musti baik sama mereka, hilangkan sakit hati dengan memaafkan, hilangkan benci dengan kasih sayang, hilangkan dengki dengan ikut merasakan kebahagiaan mereka, hilangkan semua hal negatif dan ganti dengan hal positif.  Bagaimanapun kita perlu tetangga, tinggal sendirian juga gak enak kan ? ... tarzan dong ... hehehe.

Senjata paling ampuh untuk memperbaiki ikatan dengan tetangga adalah suka memberi hadiah, sampai tertulis di sebuah hadits, bila kita memasak, banyakkan kuahnya agar bisa berbagi dengan tetangga.  Jadi tetangga jangan dikirimi bau aja .... hehehe.  Hadits ini mengajarkan bahwa kita musti suka berbagi dengan tetangga, teristimewa makanan, walau berbagi pakaian juga tidak dilarang.  Sepertiku yang kadang berbagi kerudung, atau baju produksiku, kadang juga kaos kecil untuk anak anak mereka bila aku ke Bandung.

Ketika melihat tetangga sakit, segala permasalahan di masa lalu sudah tidak ada artinya lagi, sudah berganti dengan iba,  kasih sayang dan doa tulus.  Terlebih bila mereka sudah meninggal, malah kita akan merindukannya !!!

Mengapa ya musti menunggu tetangga sakit baru muncul kasih sayang ? padahal dia lebih membutuhkan kasih sayang dan doa kita saat dia berjalan dengan sombongnya..... Mengapa menunggu hari raya baru berhati damai dengan tetangga ? padahal berhati damai sepanjang usia itu membuat kita bahagia ..... Mengapa tidak dari dulu saat meletusnya kejengkelan terhadap tetangga hati langsung memaafkan ? mengapa sih pelit sama maaf ? kan gak pakai beli ? gak mengeluarkan tenaga fisik juga ? hanya menyediakan hati untuk ikhlas , sementara ikhlas itu memperindah hati dan kehidupan.

Bila pada akhirnya nanti, semua orang akan berkumpul di hadapan Allah, saudara tidak bisa menolong saudaranya, ayah tidak bisa menolong anaknya, tetangga tidak bisa menolong tetangganya, .... mengapa tidak sekarang saja kita menolong diri kita sendiri dengan menyucikan hati ? menolong orang lain dengan doa dan kasih sayang ? sejak sekarang ...... tidak usah menunggu lebaran .... apalagi menunggu di padang maghsyar .....

Selasa, 06 Agustus 2013

Cerita Ramadhanku

Ramadhan tinggal hari ini, ucapan selamat hari raya dan mohon maaf lahir batin sudah bertebaran lewat sms dan lewat fb. 

Seorang sahabat bercerita bahwa pada malam ke 24 dia merasa dadanya anget pas shalat , lalu sejak itu hatinya lebih tenang, tidak mudah terpancing emosi.  Seorang sahabatku yang lain merasakan 'sesuatu' pada kemarin malam, aku sendiri merasakan 'sesuatu' pada kemarin lusa malam.  Hmmm .... hmmm .....tidak sama yaaa, apa malam lailatul qadar itu berbeda untuk tiap orang ? bagiku sih tidak penting kapan datangnya, yang penting adalah kedatangannya itu sendiri, lalu sejak itu kita menjadi pribadi yang qur'ani dan menjadi lebih baik saja dari ramadhan ke ramadhan.

'Sesuatu' nya juga berbeda tiap orang, adakalanya berupa perasaan yang amat indah, ada yang seperti sahabatku yang merasa  emosinya lebih terkendali dan stabil.  Aku sendiri merasakan sesuatu yang berbeda di tiap ramadhan, dan untuk ramadhan kali ini ..... sayang aku tidak bisa menceritakannya ...

Yang bisa kuceritakan, ramadhan ini aku lebih merasakan keindahan ruku dan sujud.  Ruku adalah simbol kepatuhan dan penghormatan kita kepada Allah, saat bisa ruku' dengan perasaan yang ikut ruku' , saat itu terjalin keindahan yang tak terlukiskan.  Sedangkan sujud bagiku melambangkan kepasrahan diri.  Jadi, saat sujud, hati, pikiran dan seluruh kehidupan kita dipasrahkan pada Allah.  Saat itulah Allah menyambut kita dengan penuh kasih sayang dan diangkatNya seluruh beban kehidupan yang terpikul di punggung kita.  Tak terlukiskan betapa indahnya.

Urutan ritual shalat merupakan urutan yang sistematis , diawali niat, doa doa saat kita berdiri merupakan doa yang mempersiapkan hati menuju kepasrahan saat ruku dan sujud.  Puncaknya adalah sujud, saat kita memasrahkan diri sepenuhnya kepada Allah, lalu posisi duduk yang merupakan simbol kesiapan kita menerima segala petunjukNya dalam mengarungi kehidupan.  Diakhiri dengan salam ke kanan kiri yang merupakan simbol hablun minan nas (hubungan antar manusia).

Shalat tanpa kehadiran hati, tidak ada artinya selain menggugurkan kewajiban saja, bahkan  Nabi pernah menyuruh orang mengulangi shalat hingga tiga kali.

Ada satu hal lagi yang aku peroleh di bulan ramadhan kali ini.  Ceritanya pas memasuki sepuluh hari terakhir , aku merasa hatiku kok datar saja, dan aku merasa amat terganggu dengan hal ini. Aku mulai bertanya-tanya, apa Allah tidak berkenan menurunkan sesuatu padaku ? Lalu aku memohon petunjuk Allah dan ternyata .....

 Hati manusia itu ada stelannya yang bisa dikendalikan oleh dirinya sendiri, mirip stelan frekwensi di radio, mau kita putar kemana arah hati, itu tergantung kita sendiri.  Dan canggihnya lagi, hati manusia bisa auto search .  Manusia tinggal menuliskan frekwensi yang dituju, lalu hati akan search sendiri dan menemukan apa yang kita maksud.

Saat itu aku kepingin bisa merasakan kasih sayang Allah, dan kubiarkan hatiku search sendiri , aku hanya diam dan berdzikir.  Hasilnya, akupun tak lama tersambung dengan frekwensi kasih sayang Allah, hatiku rasanya jadi 'hidup' dan nyaman, merasakan kasih sayang Allah yang luar biasa.

Sejak malam itu, bila aku merasakan hati terasa hampa, aku langsung menyalakan auto search dalam hatiku dan hasilnya tak pernah mengecewakan.  Canggihnya ciptaan Allah yang berjudul manusia ini.

Sudah dulu ya berbagi angpaonya .... , eh ... berbagi cerita ramadhan.  Bagaimana cerita ramadhan kalian ?

Tak lupa aku sekeluarga mengucapkan Selamat Hari Raya Iedul Fitri , Mohon Maaf Lahir dan Batin kepada seluruh umat manusia yang merayakannya.


Sabtu, 03 Agustus 2013

Rumah Yang Menyinari Langit


Sahabatku sayang,
Sebelum membaca tulisanku yang satu ini, aku ajak kalian menghubungkan hati dengan Allah.  Mohonlah pencerahan dariNya, agar dibukakan pintu pemahaman, karena yang akan aku jelaskan kali ini adalah hal yang sangat halus. 

Kejadiannya di tahun 2012 di Negara Bali, di penghujung ramadhan, di malam hari raya Iedul Fitri, di tengah suara takbir yang bersahut-sahutan.

Esok adalah hari raya dan kaum muslim sedang bergembira, suara takbir terdengar syahdu menjangkau langit.

Saat itulah aku melihat pemandangan yang sangat indah, malaikat turun dari langit , putih bersayap, dengan wajah yang khas, wajah yang bukan lelaki dan bukan perempuan, yang wajahnya tidak bisa aku rekam dalam memoriku.

Sebagian mereka turun ke rumah tempat aku tinggal, aku hanya tertegun,  menikmati segala  keindahan yang tersuguh malam itu.  Bau harum kebahagiaan memenuhi hatiku, hati penduduk bumi dan hati alam semesta yang tersihir dalam kelembutan yang damai.

Lalu aku melihat rumah tempat tinggalku bersinar dan sinarnya menerangi langit , seperti lampu senter raksasa yang sinarnya membias, semakin jauh semakin luas wilayah yang diteranginya.

Aku hanya memuji Allah, larut dalam dzikir alam semesta, tanpa tahu apa makna rumah yang bersinar menerangi langit.

Rumah itu telah lama aku tinggalkan, dan aku hanya bisa menyimpan kenangan indah itu dalam ingatanku.  Rumah itu adalah rumah seorang teman yang patungan bisnis dengan suamiku, yang saat aku mengalami kejadian itu bisnis suamiku sedang ambruk.  Kejadian yang menuntunku membuka bisnis garment yang berkembang hingga sekarang.

Rumah itu sekarang sudah berganti pemilik.  Apa arti rumah yang bersinar itu baru aku sadari saat ini.

Di alam nyata yang tampak cetho welo welo (jelas terlihat) ini, langitlah yang menyinari bumi, karena Allah memasang matahari sebagai sumber energi di atas kita.  Tapi di alam spiritual, manusia sebagai ciptaan Allah yang paling mulia, adalah sumber cahaya untuk langit, karena dalam diri manusia Allah meletakkan  sifat-sifatNya yang terkecilkan secara tak terdefinisikan.

Rumah yang bercahaya  itu adalah sebuah simbol, yang intinya, tiap kali kita berbuat kebajikan, meskipun kebaikan sebesar biji zarahpun,  Allah pasti melihat dan menghargainya sebagai sebuah cahaya yang memercik dalam tubuh halus kita.

Setiap kita berupaya membaikkan diri di hadapan Allah, cahaya-cahaya itu semakin menerangi tubuh kita, menumpuk dan  semakin banyak.  Bila cahaya itu telah cukup menerangi diri kita sendiri, maka cahaya yang datang lagi dan datang lagi itu akan memancar keluar, menyinari sekeliling kita, dari yang terdekat, mulai dari keluarga kita, tetangga, teman dan kerabat, dan semakin meluas ke orang-orang yang tidak kita kenal, dan pada puncaknya sinarnya akan menembus langit.

Bagaimana kita bisa tahu bahwa diri kita cukup bercahaya atau tidak ?
Tanyakanlah kepada diri sendiri, bahagiakah dengan hidup pemberian Allah ini ? selalukah hati kita terhias asmaNya dan penuh dengan rasa ikhlas dan syukur ?  Masihkah hati kita menyimpan  perasaan benci, tidak suka, dendam, marah dll ?

Hati yang bercahaya adalah hati yang selalu bahagia, tercerabut segala rasa khawatir, sedih, marah, dendam, benci dan segala perasaan negatif lainnya.  Sebaliknya hati yang penuh hal negatif dalam bahasa Jawanya  sumpek,  hati yang sumpek adalah hati yang serba tidak bahagia, merasa sempit dan menderita, kehilangan cahaya dan gelap gulita. 

Sahabat,
Mumpung masih di bulan ramadhan, marilah bermohon kepada Allah, agar Allah berkenan mengganti hati yang sumpek dengan hati yang padhang (terang tersinari cahaya).  Dan ambillah peluang berbuat kebaikan, meski kecil terlihat di hadapan manusia, karena Allah selalu menghargainya.

Kebaikan bisa dimulai dari perasaan dan pemikiran kita, seperti  melenyapkan dendam dan sakit hati , berprasangka baik, manahan amarah dan memaafkan, dll.  Ikuti dengan perbuatan anggota tubuh, tersenyum dan ramah, selalu menolong dan ringan tangan.  Lalu perbuatan memberi yang berupa materi, bersedekah, membagi makanan ke fakir miskin, menyumbang kegiatan yang merupakan perjuangan di jalan Allah, dll dll.

Kebaikan yang kecil-kecilpun, bila terkumpul akan menjadi besar juga,  jangan sia-siakan peluang berbuat baik, dan biarkan hatimu menyinari langit.

Quran Surat At tahrim [66:8] Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."


Malam Turunnya Al Quran


 Dengan memohon tuntunan Allah, aku tulis ini ... dan aku memang selalu menulis dengan memohon petunjukNya.

Ini tentang malam lailatul qadar.
Katanya malam ini adalah malam turunnya al quran. 

Pernahkah kalian berpikir seperti yang pernah aku pikirkan ? Yak ... dulu aku berpikir, bukankah al quran itu sudah selesai masa turunnya ? lantas  apa maksudnya al quran turun di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan ? 

Sekarang aku lebih dalam memaknai 'turunnya al quran'. Yang dimaksud adalah  turunnya al quran ke dalam hati sanubari manusia yang terpilih (dipilih Allah), yaitu manusia yang membuka hatinya untuk al quran, dan kemudian al quran itu akan menjadi pemandu hidupnya hingga akhir hayat.

Itulah mengapa kita menggencarkan membaca al quran selama bulan ramadhan ini.  Targetnya bukanlah tercapainya khatam beberapa kali, melainkan terbukanya hati untuk menerima al quran menjadi pemandu hidup kita hingga akhir nanti.

Dengan hati yang terbuka dan penuh kecintaan pada al quran, maka Allah berkenan menurunkan al quran itu ke dalam hati sanubari kita.

Seseorang yang telah turun al quran ke dalam dirinya, maka dia akan menjadi pribadi yang berhati damai dan harmonis dengan lingkungan, selaras dan menyatu dengan alam semesta.  Menjadi makhluk kecintaan langit dan bumi dan menjadi kepanjangan tangan Allah di muka bumi.

Andai ada orang memusuhinya, maka dia akan mendamaikannya dengan maaf dan akan membalasnya dengan perbuatan baik. Hatinya dipenuhi dengan kebaikan, hingga tidak tersisa ruang sedikitpun untuk rasa benci, dengki, iri , dendam, marah atau cemburu.  Hati yang penuh kasih dan selalu mendoakan semesta agar bergerak menuju kebaikan.

Bila anda melihat seorang yang fasih membaca al quran dan ahli dalam menafsirkan al quran, tapi dia masih suka  berdebat dengan siapa saja yang berseberangan dengan pendapatnya, bahkan dia mudah menghukumi orang lain dengan istilah kafir, musyrik dll dll.  Maka orang ini belum 'turun al quran' ke dalam dirinya, al quran masih dalam taraf ilmu di otaknya, seperti ilmu ilmu yang lain.

Anugerah yang berupa turunnya al quran ke dalam hati sanubari kita itu sebenarnya hak mutlak Allah semata-mata.  Jangan menyangka bahwa turunnya al quran itu adalah karena usaha kita, karena Allah memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya , bukan kepada siapa yang paling keras usahanya.

Kita berusaha karena Allah memerintahkan begitu , jadi lakukan usaha kita dengan penuh keikhlasan dan kecintaan menjalankan perintahNya.

Mungkin anda bertanya , apakah aku pernah mendapat malam lailatul qadar ? bagaimana rasanya dan apa usahaku ?

Aku jawab, pernah,  padahal aku tidak pernah mengkhatamkan al quran di bulan ramadhan.  Itulah mengapa aku  yakin banget bahwa Allah memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya.  Yang penting adalah kita beribadah dengan sebaik baiknya kepada Allah dengan penuh keikhlasan.

Jumat, 02 Agustus 2013

Mengendalikan Emosi

Kemarin adalah hari yang 'menyeramkan' bagiku, tapi aku tidak menyesalinya, padahal mungkin itu membuat puasaku hanya sekedar menahan lapar dan haus saja.  Aku tidak menyesal karena dari kejadian itu, aku mendapat pelajaran berharga.

Pelajaran yang bisa kupetik adalah, tercapainya jiwa yang tenang itu adalah hadiah dari Allah semata-mata, bukan usaha kita, manusia hanya bisa bersyukur.  Adalah kesombongan yang halus bila kita menganggap bahwa tercapainya ketenangan dan kebahagiaan jiwa itu adalah karena usaha kita sendiri.

Rasanya hariku kemarin adalah pembalasan dari kesombonganku yang halus, sebuah peringatan dan teguran manis dari Allah. 

Rasa sombong yang tidak aku sadari itu muncul saat seorang sahabatku bertanya di komentar blog : " Tolong tanyakan pada pak ustadz , bagaimana caranya meredam emosi ? padahal sudah dzikir, sudah wudhu, tapi masih  emosi, memalukan deh, pokoknya memprihatinkan ". 

Aku merasa tidak punya masalah dengan emosi, aku jarang sekali marah dan kalau marah juga gak sampai memprihatinkan, itu menurutku sendiri lo .... hm hm ...

Tapi kemarin aku marah besar ..... giliran pertama yang mendapat awu anget adalah suamiku , dan seperti biasa dia hanya bilang iya iya dengan sabar .... giliran kedua, karyawan yang gak masuk tapi bawa sepeda motor, manalah lagi itu sepeda motor satu-satunya, walaupun di butik banyak sepeda motor karyawan, tapi Santi tidak enak memakai sepeda motor  temannya untuk kepentingan butik. 

Tapi kan yang mau tak marahi gak masuk, ditelepon gak diangkat, disms gak dibales .... benar-benar keterlaluan itu anak dan gak mikirin orang lain.  Karyawanku ini tiap jumat gak masuk karena ngaji, tapi mbok sepedanya jangan dibawa gitu loh maksudnya, biar gak mempersulit orang lain.

Akhirnya yang kena awu anget berikutnya adalah Windy, karyawanku juga dia, yang dekat dengan karyawan yang tidak masuk itu.  Aku bilang ke Windy dengan berapi-api, tolong disampaikan ke temanmu itu, kalau gak masuk itu jangan bawa sepeda motor, mempersulit orang lain tahu.

Setelah semua karyawan pulang, akupun tertegun di depan lap top, ketemu ayat ayat al quran yang dishare teman, yang merupakan jawaban dari peristiwa hari ini.  Batinku sejuk dan hilang semua amarah.

Pertama kali yang musti disadari orang yang sedang marah itu adalah, bahwa semua peristiwa yang sedang terjadi itu adalah kehendak Allah, dan kita memang tidak bisa mengendalikan semua peristiwa itu walau dengan marah sekalipun.  Keadaan tidak akan membaik bila diselesaikan dengan marah.

Marah dengan segala keruwetan yang terjadi di sekitar kita berarti marah dengan Sang Maha Skenario. Bila menyadari point ini, hati menjadi adem dan mulai mencari tahu, apa sih yang dikehendaki Allah dengan peristiwa ini ?  Pasti Allah punya maksud untuk kebaikan kita.

Yang kedua disadari adalah, bahwa emosi kita ini berada dalam genggamanNya , Allahlah yang Maha Mengendalikan semua hati, termasuk hati kita sendiri.  Jadi bermohonlah dengan sungguh-sungguh agar Allah meredam emosi kita.  Bermohon boleh dengan berwudhu dulu dan shalat dua rakaat.  Atau cukup dengan duduk dan mengheningkan cipta, menghubungkan hati dengan Allah, atau dengan berdzikir, membaca al quran.

Maksud dari berwudhu, dzikir, shalat, membaca al quran dll dll itu adalah mengantarkan kita pada kesadaran diri yang aku sebutkan  di point pertama hingga mempermudah turunnya ikhlas.  Jadi wudhu, dzikir dan shalat itu adalah alat bantu untuk membentuk mind set yang benar.   Usaha secara lahiriah musti dibarengi dengan usaha batiniah.

Jangan sekali kali menyangka bahwa segala kesabaran dan segala keikhlasan itu adalah hasil usaha kita, itu semata-mata gift , pemberian Allah, hadiahNya.  Yang bisa kita lakukan adalah berdoa dan bersyukur atas segala kesabaran yang dia anugerahkan kepada kita.

Yang berikutnya perlu disadari adalah segala peristiwa dalam hidup itu kadang merupakan ujianNya.  Menahan amarah itu adalah perintah wajib dari Allah, dan merupakan salah satu ciri orang yang bertakwa (buka surat Ali Imran 133-135).  Kita bisa membuktikan ketaqwaan kita setelah melewati ujian-ujian, termasuk ujian marah.

Mudah mudahan penjelasanku ini berguna