Jumat, 31 Agustus 2012

IBU


ibuku tidak sakit
tapi sudah lemah
aku tahu apa yang membuatnya begitu
aku tahu apa yang dipikirkan ibu
beliau pernah bercerita padaku

hari raya tahun kemarin dan hari raya kali ini
ibu selalu lemah
tak kuat lagi menyapu halaman
atau memasak
bahkan mengangkat kepalanya dari bantal
atau turun dari tempat tidur
ibu musti melakukannya dengan amat pelan

walau aku tak selalu bisa menjaganya
aku sayang ibu
terlalu sayang
seandainya nyawaku boleh ditukar dengan kesehatan ibu
aku pasti memberikannya

ibu banyak menghafal surat-surat di al qur'an
makanya ketika kubilang bahwa aku sudah hafal  juz ama
ibu mengetest hafalanku tiap kali aku pulang ke Ngantang

moment terindahku di Ngantang adalah berbaring di samping ibu
lalu ibu mendengar hafalanku
ingatan ibu amat kuat
beliau tahu saja bila ada hafalanku yang salah
makanya aku suka grogi bila diuji ibu

hari raya tahun ini aku minta didoakan ibu agar
aku hafal 2 juz lagi setahun ke depan
ibu malah narget aku agar hafal 3 juz
hmmm

ibu adalah kesejukan
ibu adalah aliran darahku

hari ini kufahami lebih dalam mengapa ibu sakit
dan aku tak akan lagi mengatakan ini pada ibu :
ibu, jangan banyak pikiran dong
biar ibu sehat

karena seorang ibu
tak akan pernah berhenti menyayangi dan
memikirkan anak-anaknya walau
si anak  sudah menjadi nenek
Allah, ampuni aku
ampuni aku pada hari
ketika seorang ibu tak lagi bisa menolong anaknya dan
seorang anak tak bisa menolong ibunya

Allah, jadikan aku anak yang berbakti pada orang tuaku
jadikan anak-anakku anak-anak yang berbakti pada orang tuanya
kumohon ya Allah

Kamis, 30 Agustus 2012

Cara Allah Memperkenalkan Diri

"Cobaan dan ujian dalam hidup ini pada hakekatnya adalah cara Allah memperkenalkan diri pada kita", kata ustadz Virien padaku dalam suatu kesempatan.

"Saat kita ditimpa kekurangan harta, kitapun memohon pada Allah agar diberi kelapangan rejeki, Allahpun mengabulkan doa kita.  Saat itu kita mengenal  Allah Sebagai Yang  Maha Pengasih dan Maha Pemberi Rezeki", lanjutnya.  Padahal asma Allah yang diberitahukanNya pada kita ada 99, berarti butuh 99 ujian dong ? .....hmmm..... untungnya nggak selalu, karena cara dia memperkenalkan diri tak melulu melalui cobaan dan ujian, bisa melalui nikmat-nikmatNya juga.  Nah, kalau kita nggak peka lagi sama nikmat-nikmat Allah alias kurang bersyukur, kita boleh siap-siap menerima kedatangan teguranNya.  Mau coba buktikan? jangan ah, kasihan anak istri .... hehehe.

 Asma Allah itu bukan 99 ternyata.  Kok tahu ? yaaa dari cara Dia memperkenalkan diri padaku lewat berbagai pengalaman dalam hidup.  Bahkan Ir Sukarno juga bilang begitu ( beliau sufi banget ternyata yang jarang diungkap di tulisan-tulisan mengenai beliau, bahkan beliaulah yang memerintahkan menerjemahkan al quran ke dalam bahasa Indonesia lewat tap MPR).  Aku tahunya dari membaca pendapat beliau di majalah jawa Panjebar Semangat, karena Allah itu tak bisa dibatasi oleh bilangan-bilangan .... Mau tahu asma Allah yang kukenal selain yang 99 itu .... Maha Ajaib dan Maha Menurunkan Keajaiban, Maha Mengejutkan, Maha Memahami setiap hambaNya, Maha Menyatukan ...... Silahkan anda tambahkan berdasarkan pengalaman masing-masing.

Kadang cobaan dan ujian dalam hidup juga merupakan cara Allah menegur kita, cara Dia memberitahu kita bahwa hanya aturanNya saja yang layak untuk dipatuhi, jangan bikin aturan sendiri gitu loh ..... atau menawar-nawar aturan Allah.

Belakangan aku juga jadi tahu bahwa cobaan dan ujian juga merupakan sarana Allah mengajari kita sesuatu.  Kadang kita dihina seseorang, jadi tahu bagaimana rasanya dihina dan dilecehkan hingga perasaan kita jadi peka dan mudah memahami orang lain, kitapun tak pernah menghina orang lain meskipun hanya di dalam hati.

Betapa pentingnya memahami bahwa segala peristiwa dalam hidup ini merupakan alat komunikasi Allah dengan kita manusia.  Setiap hal, setiap peristiwa, setiap ujian, setiap nikmat, setiap butir nasi yang kita telan, setiap ungkapan batin terdalam, setiap aliran informasi di tubuh kita ......... tak ada yang tak berarti di hadapan Allah, semua punya makna yang indah karena Dia Maha Indah, semua mengandung aliran kasihNya karena Dia Maha Pengasih, semua berdasarkan kebijaksanaanNya karena Dia Maha Bijaksana ........

Syukurilah setiap hal dalam hidup ini, yang terlihat pahit belum tentu seperti yang terlihat, karena didalamNya ada kebijakan dan kasih sayang Allah yang begitu indah ....... dan air mataku menetes merasakan kasih sayangNya.

Selasa, 28 Agustus 2012

MeMaha Besarkan Allah

Seorang sahabatku mengirim sms, isinya bercerita tentang putri kecilnya yang terjatuh sampai kepalanya di jahit, rambutnya yang indah juga harus dipotong, manalah lagi si kecil sedang senang senangnya masuk TK .... Padahal keluarga kecilnya juga masih kena cobaan ditipu orang hingga terjerat hutang yang banyak.

"Rasanya cobaan yang menimpa keluargaku berton ton beratnya", begitu katanya.

Aduhai hidup !!!
Aku lihat kehidupan yang berdimensi-dimensi ini dilihat orang dengan berbagai jenis kaca mata.  Ada kacamata biru, hijau, gelap ...... Jadi ingat waktu masih imut, saat untuk pertama kalinya memakai kaca mata berwarna pemberian ibu tersayang.  Dengan takjub aku melihat benda benda yang kulihat spontan 'menyesuaikan diri' dengan warna kaca mata yang kupakai.  Aku begitu gembira dengan keajaiban kacamataku lalu membangga-banggakannya di hadapan teman-teman kecilku.  Oh indahnya cara anak-anak menatap dunia !!!

Kepada sahabatku itu, aku bercerita tentang keponakanku yang waktu bulan puasa kemarin mengalami patah tulang paha gara-gara main lompat-lompatan di kursi.  Kebayang nggak berhari raya di rumah sakit ? menatap si kecil menderita dan rewelnya minta ampun ...... 

Aku ceritakan itu agar dia mengerti bahwa orang yang lebih menderita dibanding dirinya masih banyak sekali.  Aku ceritakan itu agar dia segera mengganti kaca matanya dengan kaca mata syukur.

Seandainya cobaan Allah bisa ditimbang beratnya, kitapun masih harus berlaku 'lurus' dalam menimbang, gak boleh curang loh ! Coba aja buka al qur'an surat Al Mutafiffin, disitu tertulis 'celakalah orang-orang yang curang'.  Ya kalau kita suka menimbang beratnya cobaan, kita juga harus menimbang juga berapa beratnya nikmat Allah,  adil kan? 

Nah sekarang coba mulai menimbang beratnya nikmat Allah, mulai dari ujung kaki, ada jari- jari yang berkurang nggak? naik terus ke ubun-ubun , semua harus ditimbang dengan teliti.  Lalu lihat orang-orang yang anda sayangi, timbang lagi..... lalu harta benda titipanNya ..... timbang lagi, lalu udara yang anda hirup, pemandangan indah yang bisa dilihat setiap hari, ..... Dijamin gak akan mampu anda menimbangnya !

Ayo aku ajak memaha besarkan Allah.  Apa yang ada di hati anda ketika saat shalat membaca takbir Allahu Akbar?  Rasakanlah bahwa kita itu kecil, yang besar hanya kekuasaan Allah, takutlah akan suatu hari saat kita berdiri berbaris menghadapNya ......

Rasakanlah bahwa kita ini kecil, persoalan-persoalan yang menimpa kita adalah persoalan kecil , karena persoalan besarnya adalah saat kita menghadapNya di padang maghsyar nanti, saat saudara tidak lagi bisa menolong saudaranya, seorang suami tak lagi bisa menggandeng mesra istrinya dan seorang istri tak bisa bergelendot manja di lengan suaminya, seorang anak tidak bisa menolong orang tuanya dan sebaliknya ......

Rasakanlah bahwa hanya Allah Yang Maha Besar dan hanya Allah yang layak untuk dimaha besarkan, bukan cobaan atau musibah yang menimpa kita ......

Ayolah sahabat, Maha Besarkanlah Allah.  Bukan hanya dikau seorang yang mengalami cobaan bertubi-tubi, hentikan keluh kesah itu.  Keluh kesah tak ada gunanya bukan?  Nah, bersyukurlah, tidak berat, untungnya rasa syukur gak usah beli, jadi gak pake kulakan ke pasar.  Sekarangpun bisa mendapatkan rasa syukur. 

Semangad!!!

Jumat, 24 Agustus 2012

Hal Besar Yang Terkabul Dalam Seminggu

Sebenarnya aku nggak mau cerita soal ini karena ...... ya karena gak mau..... hehehe.  Tapi mengingat ayat al qur'an dalam surat Adh Dhuhaa yang menyuruh kita menceritakan nikmat-nikmat Allah, maka dengan senang hati aku mau bercerita.  Mudah-mudahan bisa dipetik manfaatnya.

Gini sahabat,
hari raya kali ini aku mudik pake mobil baru, new xenia, gress ewes ewes, pokoknya mak nyuss deh...... hihihi.  Ini untuk kali pertama aku bisa beli mobil baru, sebelum-sebelumnya sih paling banter mobil bekas tahun 90-an, makanya bagiku ini merupakan hal besar.  Padahal tahu nggak? rencananya sih aku mudik pakai mobil sewa !!!

Mungkin ada yang bertanya, lah kemana mobil kebangsaanku kok mau sewa sewa mobil?  Yaaa gak ada lah ..... dijual aja, bosen ...... eh salah, bukan bosen sih, tapi terpaksa dijual.

Ceritanya aku punya hutang ke kakak yang beliau minta dibayar kalau dia mau beli mobil, gak banyak sih sebenarnya, tapi karena pas ramadhan ini kebutuhan begitu seabreg (terutama uang THR karyawan) maka dengan berat hati mobil kami satu-satunya dijual.

"Gimana kalau kita ngutang ke bank saja?", semula suamiku tergiur dengan kemudahan dia ngutang ke bank.
"Sisa uang jual mobil gak bisa untuk beli mobil yang layak dan mungkin kita bakalan gak punya mobil untuk beberapa lama", demikian alasan suamiku.

"Itu kan logika kita manusia, mas.  Aku gak mau riba, mungkin ini ujian dari Allah buat kita, kita harus tetap menempuh jalan lurus.  Jalan yang paling halal ya menjual mobil.  Jangan tertipu itung-itungan manusia, siapa tahu setelah menjual mobil, kita malah dibanjiri rejeki sama Allah dan malah bisa beli xenia", begitu kataku

Kira-kira sepuluh hari sebelum hari raya mobil itu terjual dan aku sekeluarga sudah siap mental untuk tidak punya mobil.  Saat mobil itu laku, aku berkata begini :" Ya Allah, gantilah dengan new xenia".  Sebenarnya sih saat berdoa seperti itu bayanganku akan terkabul dalam 2 tahun ......  Soalnya begitulah logikanya dan alhamdulillah itunganku salah besar!!!

Di sepuluh hari terakhir itu aku benar-benar kebanjiran pesanan, sampai-sampai mukena yang kusiapkan untuk dibagi ke karyawan ikut terjual.  Akupun menyiapkan lagi mukena buat karyawan, terjual lagi dan terjual lagi sampai terulang 3 kali, bahkan saking banyaknya pesanan, aku sampai ikut terjun menjahit ......

Di penghujung Ramadhan, hari Kamis, dua hari sebelum hari raya, malam setelah membagi bingkisan dan uang THR karyawan, new xenia terparkir di halaman butik.  Alhamdulillah!!!



Rasanya itu hadiah dari Allah karena aku dan suamiku bersikukuh menempuh jalan yang halal dan diridhaiNya.  Dan sebagai bahan pelajaran bagiku bahwa manusia itu gak usah menghitung-hitung hartanya, lakukan saja yang terbaik, terbenar dan terhalal, karena hitungan Allah lebih menakjubkan !!!

Selasa, 21 Agustus 2012

Pengemis Pengemis Itu .....

Sore di akhir bulan puasa, aku sekeluarga bermaksud mudik ke rumah ibu di Ngantang. Karena belum berzakat, dalam perjalanan nanti kami bermaksud untuk membagikan zakat beras kami ke dhuafa yang kami temui di jalan.

Kenapa kok tidak menyerahkannya ke panitia zakat aja? mungkin ada yang bertanya seperti ini ya.  Yaaa .... karena pernah kudengar ada panitia zakat yang menjual beras zakat untuk membangun masjid, padahal sebenarnya zakat fitrah kan haknya fakir miskin saja.

Di sebelah masjid Sabilillah kami lihat banyak pengemis duduk-duduk menyandarkan punggung mereka ke pagar masjid.

"Kasih ke tukang becak saja", kata suamiku.
"Itu disana ada tukang becak yang sudah tua", kataku.

Mobil kami berhenti di depan tukang becak yang kami maksud, menantuku yang duduk di belakangku segera menurunkan kaca jendela dan mengeluarkan beras yang sudah kami persiapkan dari rumah.

Tak kusangka dan tak kuduga, pengemis yang tadinya duduk-duduk dengan tenang itu berlarian ke arah mobil kami dan menyerbu beras sampai tas kreseknya bolong dan berasnya berceceran.  Begitu banyaknya pengemis datang hingga membuatku takut dan hanya bisa bilang :"Ya Allah, ya Allah".

Rasanya waktu yang singkat itu terasa begitu lama.  Hanya dua bungkus beras yang sempat dikeluarkan, kami harus segera melarikan diri dari kepungan para pengemis dengan tatapan mata yang begitu liar !!!  Tapi itupun tak mudah, kubayangkan kaki-kaki mereka bisa tergilas ban mobil .....  Perlahan-lahan suamiku menggerakkan mobil ....

"Sebentar pak, ada yang kejepit .... ", kata menantuku, ada tangan yang kejepit saat kaca mobil dinaikkan.  Suamiku menghentikan mobil yang belum sempat melaju, sedang menantuku menurunkan kaca jendela mobil.  Lha kok tangan itu malah menjulur ke dalam ..... oalah !!! Ternyata dia tadi sengaja menjepitkan diri agar mobil kami berhenti ....

Beberapa saat setelah kejadian itu, pikiranku berasa dipenuhi oleh kerumunan mereka dan mata-mata liar mereka yang amat menakutkan !!!  Rasanya aku membutuhkan waktu untuk bisa bernafas dengan lega ....

"Baunya bakalan ditulis di blog nih", gurau Aden menggodaku , tahu saja ya anak gantengku itu akan kebiasaan ibunya ....

"Ibuk nggak habis pikir betapa mereka tak lagi mendahulukan yang tua, mereka main tabrak, tak punya kepedulian lagi pada sesamanya", kataku.

Aku jadi ingat dulu sering ada berita di televisi tentang pembagian zakat dan uang sedekah yang menelan korban nyawa, masihkah itu terjadi sekarang? Bila itu terjadi, kita umumnya menyalahkan di pemberi sedekah , ya kan??? Tapi setelah pengalamanku  ini, aku jadi berpikir lain, mungkin si pemberi zakat tidak menyangka bakalan terjadi peristiwa tragis seperti itu ......

Yang terjadi pada orang-orang miskin itu bukan lagi krisis uang, melainkan krisis kasih sayang yang membuat mereka tak lagi punya rasa belas kasih pada sesamanya, juga krisis iman yang membuat mereka begitu serakah.

"Pengemis itu belum tentu miskin loh buk.  Ada temanku yang pernah lihat kampung pengemis, rumah mereka besar dan bagus-bagus.  Mereka sengaja memilih profesi menjadi pengemis", kata Zeli.  Cerita seperti ini juga pernah kudengar dari seorang teman yang sengaja membuntuti seorang pengemis pulang, pengemis itu masuk ke sebuah rumah yang bagus dan bersih, hanya saat sedang 'bertugas' saja si pengemis  memakai 'kostum' yang kotor dan lusuh.

Ada lagi cerita dari ustadz Virien, dia pernah 'mewancarai'' seorang pengemis, ternyata pengemis itu punya 2 orang anak yang kuliah di dua universitas swasta yang cukup bergengsi di kota Malang, semuanya dibiayai dari hasil mengemis.  Kubayangkan bagaimana si anak menuliskan pekerjaan orang tuanya di lembar identitas mahasiswa, apa ditulis apa adanya atau .......

Aku sendiri pernah mempersilahkan dua orang pengemis wanita duduk di teras rumah, kusuguh kue dan kamipun ngobrol ngalor ngidul, lalu kutanya berapa penghasilannya dalam sehari.

"Lima puluh ribu-an bu dalam sehari ", katanya.   Wah, banyak dong, itu sama dengan gaji tukang yang bekerja keras dengan ketrampilan dan otot mereka sehari penuh!!!

Kedengarannya profesi pengemis cukup 'menjanjikan' ya, sampai ada 'boss' pengemis yang 'mensponsori' para pengemis dengan jalan mengangkutnya pakai truck dan mengedropnya di suatu tempat, lalu di sore harinya para pengemis itu dipulangkan kembali,  Tentunya para 'boss' ini mendapatkan uang 'bagi hasil'.

Yang kasihan tentu anak-anak yang diculik dan dipaksa jadi pengemis, lalu dia diwajibkan menyetorkan hasilnya pada si boss.  Fenomena ini terjadinya bukan hanya di kota-kota besar saja, di Malangpun aku pernah melihat boss pengemis anak yang mengawasi dari kejauhan 'anak asuhnya' itu mengemis di perempatan lampu merah,

Bila ada pengemis ke rumah, aku lebih suka menyambutnya dengan pertanyaan seperti ini :"Sudah makan bu?"  Bila dia jawab belum, maka aku akan menyuguhi dia nasi atau kadang memberinya nasi bungkus, kalau aku repot barulah aku memberinya uang.  Ini kulakukan karena Allah memerintahkan di al Quran untuk memberi makan fakir miskin.

Bila melihat fakta bahwa pengemis itu belum tentu orang miskin, kita jadi mikir, wajib nggak ya menolong mereka dengan memberi uang?  Aku gak tahu jawabannya, tapi kalau aku ke pasar dan begitu banyak pengemis yang suka mencolek lenganku untuk meminta sedekah, aku gak selalu memberinya.

Barangkali yang lebih penting untuk dipikirkan adalah orang yang benar-benar miskin tapi mereka menjaga diri dari meminta-minta. Mereka mungkin tetangga kita loh, sedangkan kita bisa jadi orang yang berdosa bila pada malam hari kita tidur dengan perut kenyang sementara tetangga kita kelaparan.

Kita perlu lebih memperhalus perasaan, agar lebih peka terhadap orang yang benar-benar membutuhkan pertolongan,



Minggu, 19 Agustus 2012

Dibalik Kata Kata

Met lebaran sahabatku semua, mohon maaf lahir batin, mafkan bila selama Indah suka nulis di blog, ada yang merasa tersinggung .... maafkan yaa.

Seperti juga lebaran tahun-tahun sebelumnya, sehabis shalat ied dan makan di rumah ibu, aku pasti mengajak 'group ketoprak'ku (maksudku mas Hary dan anak-anak) untuk bersilaturahim ke tetangga-tetangga.

Pas berada di rumah salah seorang tetanggaku' aku bertemu tetanggaku yang bekerja di Malaysia, dia bilang begini : "Kok gak pernah ke rumahku ya kalau lebaran", katanya.

"Pasti karena rumahku jelek, aku sendiri malas ke rumahmu karena kamu kaya dan rumahmu bagus", lanjutnya.

Susah deh mau ngomong apa ..... karena aku bukanlah seperti yang dia kira.  Aku hanya terlalu lelah kalau harus mengunjungi semua tetangga, jadi kuprioritaskan bersilaturahim ke orang-orang yang sudah sepuh (tua) dulu dan yang jaraknya tak terlalu jauh dari rumah ibu.

Tapi apa yang bisa anda simpulkan dari pembicaraan tetanggaku itu ?

Aku sendiri jadi mengambil kesimpulan begini : bahwa manusia cenderung untuk mengucap atau berkata-kata tentang sesuatu yang menjadi prioritas dalam kehidupannya. Saat dia merasa bahwa rumah yang sederhana begitu mengganggunya, maka keluarlah kalimat-kalimat yang menggambarkan perasaannya.  Walau kalimat yang keluar seperti aku tulis di atas, sebenarnya kentara sekali dia sedang menginginkan rumah yang bagus dan ingin menjadi kaya.

Walau bisa jadi kesimpulanku salah, tapi aku ingin mengajak kalian semua untuk merenungkan kata-kata apa sih yang suka kita omongkan?

Bila bertemu dengan eyang Virien, dia sering bercerita tentang santri dan masyarakat yang di'asuh'nya, dia selalu mengambil hikmah dan kesimpulan-kesimpulan yang dikaitkan dengan kebijakan Allah.  Itulah yang dia hadapi dan dia rasakan.  Bagiku bicara dengannya berarti sedang belajar tentang atlas kebijakan Allah di alam semesta.

Sedangkan aku yang sering merasa terganggu dengan berat badan dan kegemukan, suka banget ngomongin soal berat badan dan bagaimana caranya biar bisa langsing.  Kadang juga yang meluncur malah keluhan seperti ini :" Puasa sebulan kok aku malah tambah gemuk ....."  Indah-Indah, bukankah Allah menyuruh berpuasa agar kita menjadi orang bertakwa? bukan untuk jadi langsing.

Begitulah sahabat, dibalik kata-kata ada pemikiran dan perasaan yang melatar belakanginya ......

Bila mungkin pikirkanlah efek kata-kata kita kepada orang-orang yang kita sayangi dan juga orang yang sedang dihadapi.

Hanya kata-kata, tapi dia bisa merusak atau membangun, bisa menjatuhkan dan bisa mengangkat, bisa menimbulkan keresahan atau mendamaikan dan menciptakan kesejukan.  Pilih yang mana?

Bila ingin berhati-hati dalam berkata-kata, maka terlebih dulu berhati hatilah dalam berpikir dan berperasaan.   Kita memang musti berhati hati karena segala yang kita katakan, pikirkan dan rasakan tertulis dalam kitab yang nyata dan semuanya pasti berbalas dengan adil.  

Jumat, 17 Agustus 2012

Sebuah Jalan Untuk Merdeka

Bulan agustus yang sarat dengan merah putih..... walau agustus di bulan puasa ini tidak semeriah bulan tidak puasa..... hehehe.... Tidak ada karnaval, tidak ada gerak jalan, tidak ada drum band lewat depan butik, tidak ada mobil hias.....

Allah sengaja tuh meletakkan bulan agustus di tahun 2012 ini jatuh pada bulan puasa, karena saat puasa adalah saat yang paling tepat untuk merenung.  Biar rakyatnya merenung, kenapa Allah memberi pemimpin yang titik titik.... biar pemimpinnya juga merenung, sudahkan mereka melakukan yang terbaik untuk rakyat?


Bilakah di Indonesia tidak lagi ada penderitaan seperti ini???

Ada yang menarik saat tak sengaja aku lihat wawancara di Global tv dengan seorang ahli sejarah, beliau mengatakan bahwa kita belum merdeka ..... Alasan beliau adalah karena kemerdekaan itu berarti kemampuan untuk mengelola negara secara mandiri untuk mencapai kesejahteraan rakyatnya, selama hal ini belum tercapai belumlah dikatakan merdeka.

Yang jadi pertanyaan adalah, kenapa kemerdekaan itu belum juga tercapai?  Menurut Indah nih ya,  karena di negara ini masih banyak pribadi-pribadi yang membiarkan dirinya terjajah, terjajah hawa nafsu, keserakahan, dan mudahnya tertipu oleh gemerlapnya dunia.

Betapa banyaknya kita saksikan di 'panggung kenyataan' banyak sekali bergelimpangan korban permainan hawa nafsu, bahkan sering si korban malah tampil penuh kemenangan dan percaya diri, tidak menyadari bahwa dirinya sedang dikalahkan oleh syetan yang menaiki hawa nafsunya.

Untuk menjadikan Indonesia lebih baik dan lebih sejahtera, hanya dibutuhkan 10 % dari jumlah penduduk yang terdiri dari orang-orang yang  merdeka dari penjajahan hawa nafsu dan syetan.  Hanya 10 persen saja, tidak banyak.....

Prosentase ini aku dapatkan dari sebuah buku, tapi lupa siapa yang mengeluarkan statement itu.  Yang jelas, hal ini sudah aku buktikan sendiri di usahaku dan di pondok pesantren Gubug asuhan ustadz Virien.

Bagaimana aku membuktikannya?  begini, aku total jumlah seluruh karyawan, lalu aku dan ustadz Virien amati siapa diantara mereka yang bekerja dengan tulus dan ikhlas karena Allah, ternyata lebih dari 10%.

Sejak 10 karyawanku berhenti serentak, yang tersisa di butik adalah karyawan yang memang benar-benar bekerja karena Allah. Ajaibnya, meskipun produktifitas menurun, tapi keuntungan yang diperoleh malah meningkat pesat.

Saat terjadi insiden karyawan berhenti bareng itu, aku bilang pada mereka :" Bunda tidak nyari karyawan yang pintar atau karyawan yang banyak,  tapi nyari karyawan yang mau bunda ajak bekerja karena Allah dan berjuang di jalan Allah".

Kepada mereka yang tetap bertahan, aku bilang :"Betapa banyak golongan yang sedikit mengalahkan golongan yang banyak karena pertolongan Allah".

Sekarang kata-kataku terbukti dengan amat sangat signifikan, ternyata dengan jumlah karyawan yang lebih sedikit aku mendapat keuntungan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan saat karyawanku masih banyak, karena mereka bekerja karena Allah.  Berkah Allah turun pada orang-orang yang bekerja dengan tulus ikhlas  karena Allah.

Dulu memang karyawanku banyak, tapi banyak diantara mereka yang terjajah hawa nafsu, saling iri satu sama lain, bahkan rasa irinya berkembang menjadi benci yang terungkap lewat kata-kata yang menyakiti temannya. 

Bila kemerdekaan berarti kesejahteraan yang adil dan merata, tempuhlah jalan Allah untuk menyampaikan kita padanyan .  Dan bila Indonesia hanya membutuhkan 10 % saja dari penduduknya yang bekerja ikhlas karena Allah, marilah kita berlomba-lomba untuk mendaftar.  Inilah perjuangan kita sekarang, mari kita mulai saat ini juga. 

I love u Indonesia !!!


Kamis, 16 Agustus 2012

Allah Berfihak Kepada Orang Yang Memelihara Amanah

16 agustus 2012
Alhamdulillah. Allahu Akbar. Subhanallah.
Ini hari terakhir karyawan bekerja sebelum libur hari raya iedul fitri,  bersyukur karena aku bisa memenuhi gaji dan uang saku hari raya mereka.  Bagiku ini sebuah keajaiban yang membuatku takjub.

Takjubku karena pagi tadi aku cuma pegang uang 1,5 juta...... jauh dari cukup untuk memenuhi pembayaran uang gaji dan THR mereka yang berjumlah 26 orang, itu belum termasuk karyawan Gubug.

Alhamdulillah pemasukan dari berbagai sumber yang kuterima dalam satu hari ini telah menutup kebutuhan gaji dan uang THR karyawan, sebuah keajaiban yang membuatku begitu yakin akan kuasaNya, meminggirkan segala logika.

Allah berfihak kepada orang yang berusaha berjalan di atas jalan kebenaran, itulah yang jadi kesimpulanku saat ini.  Baiklah untuk lebih jelasnya aku akan bercerita bagaimana kisah selengkapnya, walau ini berarti membocorkan rahasiaku ......... gak papa wes, asal bisa diambil hikmahnya.

Di penghujung ramadhan ini, saat kebutuhan sedang banyak-banyaknya, seorang saudaraku kena musibah yang tidak bisa aku jelaskan disini.  Beliau meminjam uang untuk mengurus itu semua ...... saudaraku ini begitu baik dan sering membantuku, gak mungkin aku menolak permintaannya.

Makanya pagi tadi aku gak pegang uang banyak.  Aku begitu tergoda untuk meminjam uang hasil penjualan barang titipan teman-teman, bahkan uangnya sudah berpindah ke dompet !!! Kupikir, aku akan menggantinya setelah hari raya ........ Tapi kupikir-pikir lagi, bukankah barang titipan teman-teman ini adalah amanah, jadi uangnya tidak bisa aku pakai seenaknya tanpa seijin mereka. Bagaimana bila sewaktu-waktu mereka datang dan meminta hak mereka sementara aku belum bisa mengembalikannya??? Istighfar Indah !!!

Akhirnya uang itu kembali ke 'tempat asalnya', aku menyimpannya ke amplop yang sudah kulabeli "uang X". Akupun berpasrah pada Allah, tugasku adalah bertindak benar dan tugas Allah adalah mengurusku beserta segenap keluarga dan karyawanku.   Rasanya pagi ini aku telah memulai hari dengan kesucian dan dengan penuh keyakinan bahwa segala kebutuhan karyawan akan terpenuhi dengan pertolongan Allah.

Benar saja, dalam satu hari akhirnya tertutup semua kebutuhan karyawan. Penuh keajaiban dan hingga saat ini  masih membuatku tertegun .....

Kusadari bila Allah menyuruh kita bertindak benar dan memelihara amanah, itu adalah untuk kenyamanan dan kebahagiaan hidup hambaNya.  Bayangkan betapa susahnya seandainya aku memilih meminjam uang tanpa ijin, setelah hari raya aku masih dibebani hutang, pastinya aku tidak bisa berlebaran dengan tenang bukan?


Rabu, 15 Agustus 2012

Dan Burungpun Mengepakkan Sayapnya .........

Apa yang anda pikirkan saat melihat burung beterbangan di udara? Mereka mengatupkan dan mengepakkan sayapnya, kadang sayap lebar itu diam membentang sementara mereka tetap tertahan di udara ...... Seperti sebuah tarian indah yang penuh harmoni, kadang menyentak, kadang terdiam dengan lembutnya .....

Tidak ada yang menahannya selain yang Maha Pengasih (buka surat Al Mulk ayat 19)

Itulah ayat-ayatNya, tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta yang musti menjadi bahan renungan dan pemikiran kita.


foto by : Animal Story

Tidak ada yang menahannya selain Ar Rahman, sebuah pernyataan yang tegas, bila dihayati kedalaman maknanya maka Allah menahan burung burung itu di udara karena kasih sayangNya.  Kasih sayang Allahlah yang membuat burung-burung itu menikmati kepakan sayapnya, berkelana dari satu tempat ke tempat lain, bebas terbang menikmati sinar matahari, udara segar, pemandangan indah di bawah dan bersuka cita dengan koloni mereka......

Seperti Allah yang dengan kasih sayangNya membuat kita mampu berpencar di atas bumi, menikmati karuniaNya.

Siapakah yang memberi kamu rejeki jika Dia menahan rejekinya? (Surat Al Mulk ayat 21)

Bila Allah menahan burung-burung di udara karena kasih sayangNya.....maka bila dia menahan rejekinya adalah karena kasih sayangNya pula.  Maka kenapa kita suka berkeluh kesah saat kesempitan materi datang dan sibuk menyalahkan orang yang pernah mendhalimi kita?  Bukankah Allah menahan rejeki karena kasih sayangNya? agar kita kembali kepadaNya dan membersihkan diri.

Tugas kita manusia adalah melakukan segala hal dengan benar sesuai dengan tuntunanNya, kepakkan dan katupkan sayap kita dengan harmoni yang telah ditentukanNya..... maka kita akan terbang di atas langit kasih sayang Allah yang tak terbatas dan tak terdefinisikan keindahannya.

Rasakan keajaiban itu !!!

   

Minggu, 12 Agustus 2012

Ketika Allah menyapa .....

Ramadhan tinggal beberapa hari lagi, anak-anakku belum pada punya baju baru ...... Baju baru buat diriku sendiri atau mas Hary sih gak penting, baju bagusku masih banyaaaakkk.  Kelihatannya bagi anak-anakku baju baru juga tidak penting karena tak satupun dari mereka minta dibelikan baju baru.

Berbeda dengan masa kecilku, dulu aku dan teman-teman di desa Sumberagung, Ngantang Malang, senang sekali 'jor-joran' (berlomba) dalam jumlah baju baru. Biasanya sih mereka pada punya baju baru lebih dari satu.  Aku dan adikku Anisa biasanya dapat 3 baju baru kembaran, sebagian jahitan tangan ibuku sendiri yang saat beliau menjahit selalu aku tunggui sambil menempel-nempelkan potongan kain itu di badanku. Anak-anak sekarang beda, atau anak-anakku saja ya yang beda .....

Yang aku pikirkan malah baju baru buat anak-anak orang ......, teristimewa santri kecil di pesantren Gubug.  Ingat eyang pernah bilang :"Jangankan mukena yang layak, untuk makan saja orang tua mereka masih kesulitan".

Makanya ramadhan ini aku sering ke Gubug, sambil mengerjakan 'proyek' kecilku, aku mengajari santri putri menjahit, mereka membantuku sambil belajar.  Saking seringnya kutinggal, Alni agak rewel kadang-kadang, hingga aku musti membujuknya.

"Ibuk mau ke Gubug bikinkan baju seragam buat anak-anak disana.  Kasihan disana banyak anak tidak mampu", kataku pada Alni, alhamdulillah Alni rupanya mau mengerti juga.

Penjahitku sudah pada punya pekerjaan semua dan semua sudah pesanan orang, hingga untuk membuat baju buat santri-santri kecil ini aku musti mengandalkan diriku sendiri dengan bantuan dari santri putri disana.

Seperti melihat masa kecilku, mereka menungguiku menjahit dan mencari-cari baju mereka di tumpukan kain yang sudah kupotong.  Lalu mereka tertawa ketika menemukan namanya di sana.

Karena menjahit dalam keadaan berpuasa, mungkin aku terlihat kelelahan, hingga salah satu dari mereka bilang :"Kasihan ya bunda".  Spontan senyumku mengembang ...... "Pijitin dong, nih bunda capek banget".  Lalu kurasakan ada tangan mungil memijiti punggungku..... Duh, manisnya saat-saat seperti ini..... merasakan kebahagiaan mereka dan merekapun berusaha membahagiakan aku sebisanya....

Tapi ada hal yang lebih manis bila dibandingkan dengan perhatian tangan tangan mungil itu, yaitu saat sapaan Allah menyentuh kalbuku......  Saat Allah seolah berbisik di hatiku dan mengatakan bahwa Dia ridha dan bangga padaku..... (air mataku menetes saat menuliskan ini....... )


foto by : Flower Story

Saat Allah menyapaku, itulah kebahagiaan terindah..... Saat-saat itu kadang datang ketika aku menyediakan diri untuk bercapek-capek mengurus buka puasa bareng santri disana, kadang saat aku sedang menyiapakan nasi kotak untuk buka dhuafa, kadang saat aku sibuk menjahit baju untuk kubagikan ke orang-orang ......

Sapaan Allah, begitu lembut dan penuh kasih, indahnya menyibak segala lelah dan penat, terbuang segala keluh kesah, terangkat segala duka lara dan pedihnya menempuh ujianNya ...... sapaanNya hanya bisa dirasakan oleh hati yang lembut dan penuh kasih pula.  Marilah kita melembutkan hati, membuang segala sakit hati, marah, kecewa ....... maka sambutlah sapaNya yang membuai, membasahi dahaga jiwa .... 

Allah, aku ingin selalu dalam 'timangan' kasihMu..... sepanjang hidupku ..... Kumohon.....

Lailatul Qadar

Semalam eyang Virien gak tidur katanya, tidurnya pagi, itupun sebentar.  Sementara aku malam itu tidur lelap di Gubug karena kecapean mempersiapkan buka puasa bersama para santri sorenya.  Kondisi sedang 'berhalangan' juga membuatku malas bangun.
 
"Kan nunggu malam lailatul qadar", katanya ketika kutanya alasannya melekan.
"Seperti apa malam itu?", tanyaku bermaksud mengorek pengalamannya, kutahu dia pasti punya cerita seru.
" Itu sih hanya bisa dirasakan", jawabnya singkat menggugurkan dugaanku.

Jawaban yang singkat tapi membuatku jadi mikir ......

Semua orang beriman pasti bisa merasakan betapa manisnya Ramadhan, harumnya Ramadhan, syahdunya .... indahnya ..... damainya ..... Bahkan anak kecilpun bisa membedakan 'rasa' bulan ramadhan dengan bulan-bulan lainnya.....

Ramadhan ini, beberapa kali saat aku meringkuk di atas tempat tidurku dengan selimut tebal, dengan al qur'an di tangan...... kurasakan Allah sedang menurunkan rahmatNya ke bumi.  Sejenak aku hentikan bacaanku untuk merasakan betapa indahnya saat itu, rasanya ingin aku rekam keindahan itu dalam bentangan memoriku...... indah sekali.  Seperti kata eyang, hanya bisa dirasakan, tak bisa diungkapkan lewat kata-kata, tak bisa digambarkan atau dilukiskan.  Terlalu indah !!!

Tapi keindahan yang aku rasakan itu terjadinya bukan di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan, berarti bukan malam lailatul qadar dong ya....  Itu juga berarti malam lailatul qadar lebih dan lebih indah dari yang aku alami dan aku rasakan saat itu ..... Duh, seindah apa yaaaa???



"Angel of flower" by Shantosh Phadtare (Flower Story)

Menurut al qur'an di surat al Qadr, malam itu malaikat turun dengan ijinNya untuk mengatur segala urusan.  Malam itu adalah malam yang penuh kesejahteraan hingga terbit fajar. Hmmm....... pernah merasakan saat malaikat turun ke bumi?

Pernah???  Aku pernah beberapa kali.  Salah satunya saat ada tetangga meninggal.  Sebelum beliau meninggal aku melihat keadaan di bawah pohon di depan rumah almarhum begitu terang tak seperti biasanya, terangnya bukan karena cahaya lampu atau sinar rembulan, tapi terangnya sampai ke hati dan begitu 'khas', membawa perasaan riang dan bahagia...... Setelah si tetangga meninggal, aku baru 'ngeh', barangkali ada malaikat di bawah pohon yang bersiap 'menjemput' tetanggaku.

Kalau melihat malaikat turun ke bumi, insyaAllah aku pernah melihatnya 2 kali di 2 ramadhan, 'lokasi'nya saat aku berada di Bali dan saat aku di Pakis ini.  Bagaimana 'rupa' mereka???  Hmmm....... wajah yang bukan lelaki dan bukan perempuan, bersayap , putih ..... tapi sayangnya mereka tidak bisa 'direkam' di ingatanku,  apalagi direkam pakai video camera......  Aku tidak bisa 'memutar' ulang kenangan indah itu meskipun hanya di angan - anganku .....  Yang bisa kuingat adalah kehadiran mereka membawa rasa bahagia yang 'khas' dan tidak bisa dilukiskan keindahannya ......

Yaa Allah Yaa rahman Yaa rahiim, Ramadhan ini turunkan malaikat rahmat untukku, keluargaku, keluarga besarku, karyawanku, sahabatku, tetanggaku, negaraku dan duniaku ya Allah.......  Aamiin.....

Sabtu, 04 Agustus 2012

Tak Perlu Meminta

Kemarin malam anak-anak Gubug diundang buka puasa bareng komunitas pemilik mobil mercy di salah satu rumah makan di Karanglo Singosari Malang.

Mas Hary ikut 'ngangkut' santri santri kecil, sementara santri-santri gedenya berdesakan naik mobil pick up....... perasaan jadi gimanaaaa gitu lihat orang diangkut kayak kambing..... Tapi melihat kegembiraan mereka, rasanya jadi ikut seneng juga.  Katanya kalau naik mobil tertutup malah mabuk...... ealah!!! wong gunung yang jarang bepergian sihhh.....

Kukira kami disana cuma buka puasa doang, ternyata acaranya dikemas bagus dan meriah, anak-anak pada gembira dan mendapat pengalaman seru.

Sehabis buka dan shalat maghrib, ada acara kuis untuk anak-anak dengan hadiah uang 50 ribu, beberapa anak 'memenangkan' kuis ini.  Untuk remajanya hadiahnya lebih gede yaitu 100 ribu.....

Masih ada acara lagi yaitu pembagian 'angpau' dan bingkisan kue untuk anak-anak, yang ini Alni ikut maju kedepan ..... hehehe.

Kukira acaranya sudah selesai, eh.... masih ada acara lagi yaitu penyerahan sumbangan mesin jahit untuk pesantren gubug..... Yang ini bener-bener sesuatu yang aku butuhkan.  Sebelumnya aku memang  mau beli satu mesin jahit untuk menambah mesin jahit di Gubug yang cuma 2 (itupun yang satu suka ngadat), rencananya sih santri putrinya mau tak ajarin menjahit.

Kami benar-benar 'mandi' bingkisan malam itu.  Pas pulangnya, dapat puluhan paket bingkisan lebaran yang berisi biscuit, susu bubuk, sirup, gula dan mie instant, masih ditambah beras, mukena, sarung dan dua kardus besar baju bekas layak pakai.  Di mobil kami rasanya berebut tempat duduk dengan bingkisan-bingkisan itu, hingga rasanya tidak ada tempat lowong untuk udara masuk.  Diatas kakiku ada 3 bingkisan, dipangkuanku ada dua, di punggung Alni ada 3...... belum di kursi tengah dan belakang...... Mas Hary sampai susah lihat kaca spion !!!

Jam setengah sepuluh baru sampai ke Gubug, terharu melihat mereka pulang ke rumah masing-masing membawa seabreg bingkisan..... Saking banyaknya paket lebaran, bahkan masyarakat sekitar Gubug kecipratan semua .....

Alhamdulillah ya Allah !!! Kesabaran dan ketelatenan ustadz Virien 'bertapa' di daerah miskin dan terisolir ini berbuah manis. Allah juga yang mempertemukan ustadz Virien dengan salah satu komunitas orang kaya di Malang ini.

Lagi-lagi ketulusan hati mengundang banyak dermawan ikut membantu mikirin kaum dhuafa.

Ingat dulu di awal mendirikan pesantren dengan dana seadanya dan dengan gotong royong masyarakat sekitar.  Dulu belum banyak donatur seperti sekarang, sedang aku dan ustadz Virien sepakat untuk tidak meminta- minta sumbangan, apalagi membuat proposal dan membawa map berisi proposal itu kemana-mana.  Kalau ada yang mau membantu ya silahkan, kalau nggak ya aku sendiri ama ustadz yang mikirin.....

Rasanya sekarang aku banyak teman yang ikut mikir pesantren Gubug.

"Kita kan bersaudara", ucap salah seorang dari mereka saat acara ramah tamah.  Kurasakan betapa sejuknya kata-kata itu, membuatku merasa banyak 'teman seperjuangan'. Betul sekali ucapannya, kalau kita bersaudara, kita memang tak perlu meminta, karena sesama saudara pasti tahu kebutuan saudaranya, merekalah yang datang mengulurkan tangan.

Alamdulillah, terimakasih ya Allah, terimakasih mas-mas dan mbak mbak pemilik mobil mercy yang baik hati, semoga Allah membalas kebaikan kalian semua dan memberi kebahagiaan seperti kalian telah berusaha membahagiakan kami.




Kamis, 02 Agustus 2012

Bekerja Untuk Bersyukur

Pulang dari pameran di Bandung, membawa banyak pesanan.
Belum lagi pesanan dari Bandung dikerjakan, sudah ditambah pesanan dari pameran  Jakarta (ICRA) ....  Kerasa sekali aku kekurangan karyawan .....

Semula aku merasa dibayang bayangi pekerjaan yang numpuk , apalagi ada beberapa pekerjaan yang musti aku sendiri yang mengerjakannya, contohnya pecah model dan motong kain batik ......

Ternyata juga karyawan yang bagian jahit sudah pada kebagian 'jatah' pekerjaan yang seabreg , sementara pesanan yang masuk sudah semakin mendekati batas waktu janji selesai...... Oh, nambah lagi tugas Indah ........ kalau tidak mau jadi orang yang tidak menepati janji, ya musti turun tangan bantuin jahit ......

Rasanya tuh..... pekerjaan sudah jadi beban tersendiri buatku, wong biasanya aku tinggal main perintah, lalu selepas dhuhur aku pulang ke rumah, nyantai, mau baca majalah, mau ngenet, mau tiduran gak ada yang ganggu..... Tapi kali ini aku musti berada di butik sampai sore, sering nginap malah .....

Aku begitu terganggu dengan janji yang musti ditepati.  Di awal-awal bulan puasa pula, saat tubuh masih harus menyesuaikan diri dengan keadaan lapar dan lemes di siang hari.

Sempat pikiran begitu tegang ....... lalu kupikir-pikir lagi, bekerja dengan kondisi seperti ini pasti lebih melelahkan.  Mengapa aku tidak bekerja untuk bersyukur saja seperti Allah perintahkan di al qur'an???

QS. Sabaa' (Saba') [34] : ayat 13
[34:13] Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.



Mulailah pikiranku merangkai sebab akibat yang bisa mengantarkanku pada konsep bekerja untuk bersyukur.

Dimulai dari...... kalau pameranku tidak sukses dan tidak bawa pulang pesanan yang banyak, tentunya aku lebih"ngenes" karena tidak banyak pemasukan untuk perusahaanku , sementara kebutuhan hidup dan kebutuhan perusahaan kan bertambah menjelang hari raya ?

Pekerjaan yang banyak adalah bukti kasih sayang dan pertolongan Allah? Salah besar kalau aku merasa terbebani pekerjaan, mustinya aku bersyukur.  Bahkan aku diberiNya kesehatan menjalani semuanya...... Nikmat Allah manakah lagi yang kudustakan?

Akhirnya aku bisa bersyukur menjalani pekerjaan yang melelahkan ...... dan kurasakan bahwa rasa syukur itu memberi kekuatan/energi yang amat besar  dalam menjalani hari hari di awal puasa lalu.

Pesanan-pesanan itu akhirnya bisa selesai tepat waktu, alhamdulillah.  Sekarang tugasku adalah menyelesaikan seragam panitia Iedul Fitri, seragam pencak silat eyang Virien dan seragam anak-anak pesantren Gubug, Kedengarannya masih banyak tugas yang menungguku yaa........  Walau belum selesai semua, Alhamdulillah aku bisa menjalankannya dengan penuh rasa syukur.
Allahlah yang memberiku kelebihan hingga di butik masih banyak tersedia stock kain yang aku pakai untuk membuat seragam-seragam itu.

Kebayang betapa gembiranya wajah anak-anak dhuafa di Gubug dengan baju baru mereka......... memberiku energi dari sisi lain.

Alhamdulillah ya Allah, hingga detik ini Engkau beri aku tetap sehat.  

Rabu, 01 Agustus 2012

Sementara Alam Beranjak Bangun .....

Dulu aku sukaaa banget tidur lagi setelah shalat subuh, melewatkan begitu saja hawa segar pagi yang masih bersih , membiarkan begitu saja keindahan pagi yang hadirnya cuma sebentar saja, membiarkan waktu terlewat tanpa hal produktif sementara saat bangun pagi itulah energi kita sedang berada di puncak dan otak kita sedang fresh freshnya ........

Aku memilih terlelap sementara alam semesta beranjak bangun dengan segala keindahan dan hiruk pikuknya .......



Aduh...... bila didaftar kerugian yang pernah sengaja kulakukan tiap pagi jadi banyaaaak sekali,  bila diakumulasi dalam setahun bisa segunung tuh ..... Mending bila gunungnya bisa dijual...... hehehe, lah ini siapa mau beli ?

Akupun bertekad untuk merubah kebiasaan merugikan itu,  mulailah pagiku kulalui dengan kegiatan produktif, memasak, bersih-bersih, ngeblog, ngaji di internet, lalu 'bertemu'  Syeih Misary Alafasy, dari beliau aku berusaha membetulkan bacaan al qur'anku yang semula masih terpatah-patah dan gak bener mahraj dan tajwidnya.

Lama-lama muncul ide untuk menghafal al qur'an, maka akupun mulai menghafal dengan 'bimbingan' syeih Misary.  Alhamdulillah hafal 1 juz dalam setahun, lama sih....... tapi coba seandainya aku tidak mau merubah kebiasaan tidur lagi habis subuh....... jangankan hafal 1 juz, mungkin surat-surat yang sudah kuhafal jadi lupa lagi.... ya kan?

Yang kulakukan di tiap pagi itu rasanya jadi 'revolusi' dalam hidupku.  Sejak aku hafal 1 juz itu, maka lidahku yang biasanya suka nyanyi kalau lagi kerja, jadi suka melantunkan bacaan al qur'an sambil melakukan apa saja...... Dan karena aku suka melantunkan ayat-ayat al qur'an, Alni kecilku lah kok ikut hafal juga ....... walau hafalnya di ayat ayat awal saja.

Suatu hari dalam perjalanan ke Ngantang Alni bilang begini :" Buk, Alni hafal surat al fajr sepuluh ayat.  Coba ibuk hitung ".  Lalu tanpa dikomando dia melantuntkan
surat al fajr sambil menghitung ayat-ayatnya dengan jari tangannya yang kecil.

Otak anak-anak memang luar biasa, bisa hafal hanya dengan mendengar tanpa sengaja .  Dan itu adalah salah satu rentetan hikmah tidak tidur lagi setelah shalat subuh, menciptakan multiple effect yang luar biasa......

Suka tidur lagi habis subuh ??? Kalau iya, coba rubah kebiasaan itu dengan tekad kuat...... kalau masih ngantuk dan tergoda untuk tidur lagi, mandi aja.... air yang dingin akan membuka syaraf syaraf ngantuk anda.....   Lakukan dengan niat karena Allah.  Bisa jadi anda akan mendapatkan multiple effect yang membuat anda tercengang ......