Jumat, 27 Februari 2015

Jangan gantungkan cita-cita setinggi bintang

Dear Allah lovers,
Entah tiba-tiba saja teringat kalimat ini :"Gantungkan cita-citamu setinggi bintang". Dulu terasa bagus dan memotivasi, tapi sekarang kok terasa ada yang kurang ...

Sebab manusia itu diciptakan sempurna , dia pasti lebih tinggi daripada cita-citanya, dan yang lebih tinggi daripada manusia adalah Allah. Jadi semestinya manusia menggenggam cita-citanya, mewujudkannya untuk dipersembahkan kepada Allah.

Semasa kecil aku membayangkan cita-cita setinggi bintang itu cita-cita yang untuk mencapainya perlu berjuang dengan amat sangat keras.  Dan saat orang mengucapkan kalimat itu padaku, aku merasa aku bukan apa-apa sehingga perlu punya cita-cita setinggi bintang untuk menjadi apa-apa.

Kurasa yang perlu kita katakan pada anak-anak adalah  bahwa dirinya hebat, yang untuk meraih cita-citanya, Allah sudah menyiapkan segala kemampuan yang built in dalam dirinya.  Soal meraih cita-cita, itu adalah soal menjalani proses dengan perasaan gembira dan bersyukur, bukan seperti yang aku bayangkan semasa kecil, berat dan penuh perjuangan.

Yang perlu juga kita  fahami adalah menyamakan cita-cita kita dengan 'cita-cita' Allah saat menciptakan diri kita yang unik ini. Seperti menyaring keinginan, manakah yang bergerak karena hawa nafsu  dan manakah yang karena Allah.

Dan jangan menghamba pada cita-cita , hingga berjuang mati-matian mewujudkannya, tapi persembahkan cita-citamu untuk mengabdi pada Allah.

jangan gantungkan cita-cita setinggi bintang
karena dirimu lebih tinggi dari cita-citamu
dan Allahlah yang lebih tinggi darimu


Rabu, 18 Februari 2015

Ngapain Setelah Terkenal ?

Nonton acara tivi hitam putih , gara-gara ramai di grup solo gitar,  bila rabu malam ada fingerstyler Nathan yang jadi bintang tamu di acara ini. Terpakulah aku di depan televisi sambil facebookan membicarakan si  Nathan yang keren abis.

Yang menarik bagiku malah bukan Nathannya ... hehehe, tapi ulasan bang Deddy tentang fenomena artis youtube yang begitu cepatnya membumbung tinggi alias terkenal , namun banyak diantara mereka yang cepat pula menghilang seperti buih di lautan.

Kenapa bisa begitu ? Kata acara itu , mungkin karena mereka tidak mempersiapkan diri dengan baik , setelah terkenal mau ngapain ? Mereka tidak menduga bisa seterkenal itu, makanya tidak punya persiapan dan perencanaan yang baik.

Ketika si Nathan ditanya apa rencana ke depannya setelah terkenal ? Dia jawab tidak punya rencana, dia sudah merasa bersyukur karena kepopulerannya membawa berkah bagi jualan onlinenya.

Sayangnya bang Deddy nggak nanya sama Innuri , apa rencana setelah terkenal ? ... hahaha.  Tapi seandainya aku ditanya seperti itu , aku jawab apa ya ? kalau kalian ?

Banyak sekali hal yang bisa kita capai dengan popularitas , kemudahan mendapat materi itu mungkin bagian yang paling menarik bagi kebanyakan orang, atau bisa membahagiakan orang yang kita sayangi.

Adakah yang berpikir  bahwa popularitas akan sangat menguntungkan bagi penyebaran virus  kebaikan  di masyarakat ? Kata-kata orang terkenal pasti lebih banyak dibaca dan didengarkan oleh orang lain, bahkan tingkah laku dan perjalanan hidup merekapun bisa menjadi pelajaran bagi orang lain.  Dengan demikian dia punya peluang yang lebih besar untuk menyebarkan kebaikan dibandingkan orang yang tidak terkenal.  Bagiku inilah bagian termenarik dari sebuah popularitas, entah bagi orang lain.

Ketika sebuah popularitas dimanfaatkan untuk meraih keuntungan materi sebanyak-banyaknya, maka hawa nafsu kita akan terpuaskan, tapi jati diri kita sebagai manusia menjadi tidak aktif alias terkubur. Maksudku, jangan menjadikan materi sebagai tujuan dengan popularitas yang kita miliki, tapi bila mandapatkan kenyataan bahwa  popularitas itu membuat kita diikuti oleh materi, itu soal lain.  Ini soal settingan pikiran.

Sebaiknya popularitas kita ajak mengabdi kepada Allah bersama diri kita. Popularitas itu cuma alat yang membantu kita lebih baik dan lebih powerfull dalam mewujudkan rencana-rencana Allah di muka bumi.

Ingatlah , popularitas bisa jadi sebuah ujian , yang  diminta pertanggung jawabannya di hadapan Allah , digunakan untuk apa ? Jadi jangan pikir orang populer itu enak ....

Senin, 09 Februari 2015

Mengelola Pikiran Saat Shalat

Dear Allah lovers.
Ada sahabatku yang bertanya soal bagaimana memanage pikiran yang bersliweran kesana kemari dalam kondisi shalat yang mestinya pikiran tertuju kepada  Allah. 

Pernahkah yang seperti ini kalian alami,  saat shalat, tiba-tiba saja memikirkan sesuatu, melintas begitu saja, sekedar lewat, atau malah mengganggu sampai akhir shalat ?

Bagaimana mengelolanya agar terjaga kekhusyu'an shalat ?

Aku bilang mengelola, bukan menghilangkan, karena sulit dihilangkan. Ada hadits yang meriwayatkan,  dua sahabat Nabi  berlomba shalat khusyu', pemenangnya akan mendapat hadiah sorban Nabi. Akhirnya tidak ada yang jadi pemenang, karena menjelang salam teringat pada sorban Nabi. 

Semakin kita ingin menghilangkan pikiran-pikiran itu , semakin kuatlah gangguannya. Jadi jangan merasa pikiran yang berseliweran saat shalat itu merupakan gangguan, diajak ikutan shalat saja .... hmmm ... bagaimana caranya ? Atau dibicarakan saja persoalan-persoalan itu dengan Allah ... hmm .. bagaimana caranya ?

Aku kasih contoh yang sederhana, saat shalat tiba-tiba aku teringat tulisanku yang belum selesai, akupun berhenti sejenak dari bacaan shalat, dalam hati aku bilang sama Allah, "ya Allah, aku menulis untukMu, maka tuntunlah pikiran dan tanganku dalam melanjutkan tulisan itu".  Sudah ! akupun melanjutkan shalatku dengan ringan dan lebih khusyu.

Seperti itulah caranya, dengan berhenti sejenak dari bacaan shalat, dan mengembalikan segala yang kita pikirkan kepada Allah.

Saat memikirkan keluarga yang sakit dalam shalat, maka berhentilah sejenak dari bacaan shalat untuk mendoakannya.  Saat teringat sama tetangga yang judesnya minta ampun, berhentilah sejenak dan doakanlah dia, lalu lanjutkan shalat.

Intinya , jeda sejenak dari bacaan shalat dan komunikasikan segala yang kita pikirkan kepada Allah. Lalu lanjutkan shalat, maka akan terasa shalat kita lebih khusyu dan perasaanpun semakin dekat dengan Allah.

Bila yang sedang dipikirkan adalah persoalan, bicaralah dengan Allah, katakan bahwa kita hidup dan mati adalah untuk Allah, kita ingin persoalan itu teratasi juga karena Allah, lalu pasrahkan pada Allah, mohonlah kekuatan untuk menyelesaikannya, karena hanya dengan pertolonganNya persoalan kita bisa teratasi.

Bila yang sedang dipikirkan adalah orang seperti anak, orang tua, teman, tetangga dll dll maka doakanlah dia dengan doa yang baik baik tentunya. Lanjutkan bacaan shalat dengan lebih khusyu dengan  memahami arti bacaannya.

Bila yang dipikirkan adalah kegiatan yang sedang terhenti karena melakukan shalat, maka katakan pada Allah bahwa kita melakukan semua itu untukNya dan mohonlah kekuatan dan kemudahan untuk menyelesaikannya.

Bila semua ini kita jalankan, perasaan kita akan lebih ringan dan kedekatan dengan Allah akan semakin nyata dan akrab. Setelah shalatpun perasaan ini akan terbawa, dan kita selalu teringat pada Allah dalam keadaan apa saja. Hidup jadi lebih indah.

Lebih banyak tentang shalat , bisa dibuka tulisanku sebelumnya, diantaranya ini nih :

Mimpi dan Harapan Yang Bersujud
Merasakan Keindahan Shalat



Sabtu, 07 Februari 2015

Selfie

 Dear Allah lovers ,
Pernah berfoto selfie ? Aku pernah , kadang  sendirian, atau berdua mas Hary, atau bersama anak-anakku. Kadang foto-foto itu aku upload di media sosial, tapi banyakan disimpan sendiri, sebagai kenang-kenangan pernah melewati masa-masa indah bersama orang-orang yang aku sayangi.

Aku dikejutkan oleh komentar Alni pada suatu sore di depan televisi.

"Ibuk, ternyata selfie itu tidak boleh", katanya.  Akupun duduk di sampingnya, ikutan menyimak acara yang ditontonnya, sambil membatin, ternyata bukan cuma di fb yang ramai membicarakan foto selfie, di dunia nyata juga, dari mulut anakku lagi.

"Yang tidak boleh itu foto selfie yang bikin sombong dan minta dipuji orang lain, kalau selfienya sih gak apa-apa", kataku.

"Oooh , begitu ya buk", katanya dengan mata berbinar, kukira pikirannya sedang menganalisa antara omongan di tivi dan omongan ibunya.

Tanpa berfoto selfiepun , bila kita melakukan sesuatu dengan sombong atau melakukan sesuatu yang bertujuan untuk mendapat pujian orang lain, itu sudah salah dan tidak membawa manfaat. Ya kan ? Tergantung tujuannya kan ?

Beberapa hari setelah pembicaraanku dengan Alni, tak sengaja malam-malam pas ngelonin Alni, kusaksikan pembahasan tentang selfie lagi di televisi, kali ini pembahasannya lebih ke aspek psichologisnya. Baru kutahu ternyata selfie bisa menyebabkan gangguan jiwa. Dan baru kutahu bila ada alat foto selfie  yang namanya  tongkat narsis. Ternyata juga Indonesia termasuk negara terselfie di dunia .... hahahaha.

Katanya nih, orang yang sampai kecanduan selfie (sampai taraf addictive), yang merasa tanpa selfie hidupnya jadi hambar , dan dia melakukan selfie hingga banyak kali dalam sehari, dari bangun tidur hingga tidur lagi , bahkan mungkin pas bermimpi .... hahaha, maka dia sudah berada dalam gangguan psichologis.

Dan kata psicholog di acara itu, orang-orang yang suka selfie sebenarnya orang yang rendah diri,  dia selalu membutuhkan pengakuan dari orang lain tentang keberadaan dirinya yang berupa like dan komentar.  Dan aku setuju dengan pendapat ini, setuju karena aku membuktikan sendiri.

Ini soal aku , orang lain pasti berbeda denganku. Beberapa kali aku melakukan foto selfie dan aku upload juga di media sosial. Seluruh  foto-foto selfie yang aku unggah, aku lakukan saat aku berada dalam tekanan. Ada banyak foto selfie saat stress menunggu ibu di ruang ICU, saat aku benar-benar dalam perasaan gelisah yang sangat.  Ada juga foto selfie yang aku lakukan saat sendirian di bandara, murni iseng karena gelisah dan  kesepian.

Saat aku dalam kondisi normal, malah lebih suka menyimpan foto-fotoku sekeluarga untuk aku nikmati sendiri, beberapa aku simpan di blog khusus biar bisa dibuka anak cucuku nanti kalau aku sudah dipanggil Allah.

Bagaimana dengan kalian ?

Tentu tidak semua orang yang suka mengupload foto dirinya ke media sosial karena menderita gangguan jiwa, ada yang hanya  ingin mengenang tempat-tempat yang pernah dia singgahi, ada yang ingin mempromosikan Indonesia, ada yang ingin mengenang pertemuan dengan sahabat-sahabatnya, ada yang ingin membagikan kegiatan yang dilakukannya, ada yang karena jualan baju dan asesoris, demi pengiritan dia menjadikan dirinya sendiri sebagai  model (aku dan  Zeli banget nih), bahkan ada yang hanya ingin mengatakan pada dunia bahwa dia perempuan .... hehehe, yang terakhir ini aku lagi.

Karena aku memakai nama ayah di belakang namaku, jadi banyak yang mengira aku laki-laki, karena itulah aku memajang foto close up wajahku.  Selain agar teman- teman mengenali, ini Indah teman sekolahnya dulu, karena nama Innuri tidak mereka kenal, itu singkatan dari Indah Nur Qoriah.  Memakai nama singkatan, karena sewaktu membuat fb dulu , nama Indah Nur Qoriah  banyak sekali.

Belum lama aku punya akun instagram yang langsung terhubung dengan teman-teman di fb.  Jujur saja saat bertemu dengan teman yang suka narsis dan tiap hari memajang foto selfie, aku langsung unfollow .... hahaha, maaf (tapi kan kita masih berteman di fb?).  Kenapa aku lakukan? karena saat aku membuka instagram, aku ingin menikmati foto-foto indah yang membuat aku mengingat Allah dan mensyukuri nikmatNya. Aku suka menikmati karya fotografi teman-temanku, itu keindahan yang mendamaikan, keindahan yang membawaku kepada Allah.

Foto kita di media sosial, biarlah itu cuma sebagai tanda pengenal, agar kita dikenali, karena wajah bukan aurat. Bila bisa membagi foto tentang keindahan yang membuat pemirsa mengingat  Allah Yang Maha Indah, itu pasti lebih baik. Kalau berbagi foto makanan dan membagi resepnya, itu aku banget ....hehehe

Senin, 02 Februari 2015

Mimpi dan Harapan Yang Bersujud

Dear Allah lovers,

Beberapa waktu lalu aku mengeshare  ulang  ke fb-ku dua tulisan ini :
Afirmasi Terdasyat 1
Afirmasi Terdasyat 2

Aku lakukan karena seorang pembacaku mendapat pengalaman menakjubkan setelah menjalankan apa yang aku tulis di kedua judul tersebut. Padahal dia sedang terjebak dalam masalah yang berat.

"Mengena sekali istilah yang dipakai mbak Innuri, shalat adalah tempat kita membicarakan segala mimpi dan harapan kita  dengan Dzat yang tepat yaitu Allah", katanya.

"Aku jadi tidak melihat masalah sebagai masalah, aku melihat dari sudut pandang mimpiku, mimpiku untuk bisa melompati masalah masalah ini.  Itulah yang aku bicarakan dengan Allah, dan hanya Allah sebaik-baik teman bicara.  Hanya Allah yang aku punya, dan .... ajaib !!!", tulisnya. Dia bilang kurang dari tiga hari dia mendapat solusi dari permasalahannya, dan semuanya diluar pikirannya.

Membicarakan mimpi kita dengan seseorang, mungkin kita akan mendapat petunjuk bagaimana cara mewujudkannya, tapi membicarakan mimpi dan harapan kita kepada Allah, maka kita akan diberiNya / dikabulkanNya.

Ada yang hendak aku tambahkan mengenai pembahasanku tentang shalat.  Selain sebagai tempat kita membicarakan mimpi dan harapan kita kepada Allah, shalat juga tempat kita mengajak seluruh mimpi, harapan , permasalahan dll untuk tunduk bersujud ke hadapan Allah.  Semua yang aku sebut tadi adalah bagian dari diri kita, jadi saat shalatpun mereka perlu kita ajak bersujud. Hasilnya setelah shalat hati kita jadi ringan dan pasrah, tidak lagi terbebani dengan semua itu.

Dari waktu ke waktu, shalat kita akan lebih diwarnai dengan membicarakan rasa syukur dengan Allah, sampai tak mampu manahan jatuhnya air mata.  Tidak ada lagi permasalahan yang berat yang perlu kita bicarakan dengan Allah, karena rasa yakin dan syukur lebih mendominasi.

Bila pernah merasakan mimpi dan harapan yang  tidak kunjung mendapat solusi, padahal sudah shalat sunah macam-macam.  Aku sarankan untuk menyepi dan merenung sejenak, coba dianalisa dengan kehalusan hati, apakah mimpi dan harapan itu menghamba pada hawa nafsu ataukah kepada Allah ?

Itulah perlunya mengajak mimpi dan harapan kita untuk turut bersujud kepadaNya, agar Allah menyucikanNya dan menyatukan dengan kehendakNya.

Saat tangan terangkat dan mulut mengucapkan takbir, hadapkanlah ke hadirat Allah segenap diri kita, jiwa raga lengkap dengan permasalahan , mimpi dan harapan kita.  Katakan kepada Allah dengan bahasa hati, Ya Allah, ini aku dengan segenap diriku bersujud kepadaMu, bersujud , memasrahkan dan memohonkan kebaikan bagi segenap diriku.

Tandanya bila kita sudah bisa melaksanakan shalat seperti yang aku uraikan pada tulisan-tulisanku  terdahulu, selain perasaan ringan setelah shalat, kita juga akan merasakan rindu menantikan saat-saat shalat.  Hidup menjadi lebih tenang dan bahagia.  Mungkin inilah salah satu makna dari hadits bahwa orang yang baik shalatnya dia pasti masuk syurga.