Senin, 29 Februari 2016

4 Sifat Orang Sukses

Sahabatku sayang.
Pernah aku mohon kepada Allah , agar Allah memberi tuntunan kepadaku dalam berdoa. Lalu mengalirlah doa indah dari lidahku ;"Ya Allah , bimbinglah dan perkenankanlah hamba untuk menjadi orang yang shiddiq , amanah , fathonah dan tabligh".

Pernahkah kalian berdoa seperti itu ?  Pernahkah diajari doa seperti itu ? Bila pernah , betapa beruntungnya kalian . Dan aku ingin selalu berdoa seperti itu.

Shiddiq = benar , amanah = bisa dipercaya , fathonah = cerdas dan tabligh = menyampaikan kebenaran ,  4 sifat itu adalah sifat Nabi , dan aku kecil dulu membayangkan bahwa sifat seperti itu tidak bisa dimiliki manusia biasa .... Entah di bagian mananya yang salah , kok kepala anak-anak mikirnya seperti itu. Padahal mestinya anak-anak diajari untuk bersemangat  meniru sifat Nabi.

4 sifat itu adalah modal dan syarat mutlak untuk sukses  di bidang apa saja, termasuk sukses melampaui hambatan , rintangan , ujian dan cobaan dalam hidup. Apapun masalahnya bisa terjawab dengan 4 sifat tersebut  yang berpadu dalam diri seseorang. 

Dan alangkah beratnya bila kita merasa bisa memiliki 4 sifat itu dengan usaha kita sendiri , berat dan belum tentu kesampaian. Bukankah lebih baik bila memohonkannya kepada Allah ? Dengan ijinNya , maka semua menjadi mudah dan sekaligus indah dirasakan.

Seandainya waktu bisa diputar ke belakang , akupun ingin berdoa untuk 4 sifat itu buat anak- anakku saat hamil mereka dulu. Tapi aku belum terlambat untuk mendoakan anak keturunanku agar Allah berikan 4 sifat itu buat mereka semua.

Jadi buat pembacaku yang lagi hamil , yuuuk doakan si baby memiliki 4 sifat Nabi tersebut. 

Bagi aku sendiri, doa tersebut amat membantu dan menguatkanku dalam mengelola Cantiq butikku dan kegiatan sosialku Warung Ikhlas Malang (WIM) .  Banyak cerita disini , tapi terlalu panjang dan lama untuk diceritakan. 

Jadiii tunggu apa lagi ? Yuuuuk berdoa memohon pada Allah agar diri dan keluarga kita dikaruniai sifat shiddiq amanah fathonah dan tabligh.


Salam damai dan sayang,

Innuri




Jumat, 26 Februari 2016

Doa Tanaman



Pada sebuah pagi , aku bersiap berangkat ke workshopku , suamiku sudah menunggu di mobil . Bergegas aku melangkah cepat-cepat , tapi langkahku terhenti dan spontan menoleh ke belakang. Ke arah tanaman yang rimbun di bawah jendela. Terdiam aku seperti sebuah gerakan dalam sebuah game yang di'pause'. Tertegun aku karena tanaman itu mengatakan sesuatu padaku ! Dan aku merasa sedang dihiburnya , dia telah menjawab kegalauanku semalam.

Tanaman itu bukan aku yang menanamnya , tapi suamiku. Aku hanya sesekali menyiramnya bila tidak turun hujan. Tapi dia begitu manis padaku , seperti sahabat , seperti follower ... hm hmmm ....

Dedaunan dan tanaman , bukan hanya memberi kita oksigen. Tapi mereka bisa berkata-kata dengan bahasa yang bisa dimengerti oleh hati . Maka tataplah mereka dengan kasih sayang , perlakukan mereka dengan hati lembutmu. Dan lihat bahwa suatu saat mereka bisa memberimu penghiburan , bahkan kau mungkin bisa mendengar doa mereka untukmu. Mereka membalas kasih sayangmu dengan caranya.

Bahkan untuk hati yang penuh kasih , alam selalu tahu bagaimana membalasnya. Mereka seperti bersepakat , seperti sebuah komunitas besar layaknya di kehidupan manusia , kompak dan terorganisir. Maka bila kamu berbuat baik pada sebatang tanaman , kebaikanmu akan dibalaskan oleh segenap 'komunitas' mereka. Mereka akan menjagamu dengan caranya.

Aku sudah membuktikannya. Kalian sudah kan ?


Selasa, 16 Februari 2016

Say No to Kufur

"Daripada sibuk mengkhawatirkan masa depan , bukankah lebih indah bila mensyukuri segala hal yang bisa terselesaikan hari ini ?", kataku padanya.  Dia tersenyum lebar dan ....

"Yes , itulah jawabannya ! Bukankah Allah sudah menjadikan mudah segala urusan yang terjadi hari ini ? padahal kupikir bakalan berat untuk dilewati", katanya, suaranya mendadak riang.

"Ya bersyukurlah ... bukankah Allah selalu mendampingi ? dan melindungi kita dari apa yang kita takutkan dan apa yang kita khawatirkan bila kita memintanya ?". dia tercenung mendengarkan kalimatku ini.

"Segala yang telah ditetapkan Allah pasti terjadi, baik kita khawatirkan atau tidak", lanjutku , dia malah megerutkan keningnya. Aku tersenyum ....

"Tapi jangan khawatir, bukankah dia menetapkan segala peristiwa dengan kasih sayang dan kebijaksanaannya ? dan Dia tidak pernah mendhalimi hambaNya".

"Dan ketetapannya yang tetap adalah bahwa orang yang bersyukur itu akan ditambah nikmatnya ", lanjutku.

"Hanya bersyukur dan tidak ada pilihan lain".

"Yak ! hanya bersyukur dan tidak memilih hal lain ".

"Say no to kufur", katanya, senyumnya terlihat manis.

"Bahkan kufur yang tersamar dan halus sekali ".

"Seperti rasa khawatir itu contohnya ?".

"Kamu sudah tahu ".

"Kan rajin baca blognya mba Innuri".

"Itu semua karena Allah telah membuka hatimu".

"Apakah rasa khawatir perlu dimohonkan ampunanNya ?".

"Perlu banget. Di dalam segala peristiwa, selalu terdapat ujianNya , untuk menguji apakah kita termasuk ahli syukur atau ....".

"Ahli kubur ....", dan kitapun tertawa berderai .... tapi jangan percaya kata terakhirya itu loh ya , maksudnya untuk menguji apakah kita ahli syukur ataukah ahli kufur.  Soal ahli kubur, tak perlu khawatir, kita semua sudah terdaftar disana.

@@@






Minggu, 14 Februari 2016

Kesombongan Yang Halus

"Sudah sedekah dan sudah menjalankan  shalat sunah macam-macam , sudah berusaha ikhlas, berpasrah diri pada Allah, tapi kok masalah semakin membesar ya mbak Indah", kata pembacaku.

"Apakah sudah banyak-banyak beristighfar memohon ampun pada Allah ?", tanyaku.
"Ya tiap sehabis shalat kan selalu beristighfar", jawabnya dan aku menangkap keraguan dalam kalimatnya.

Sahabatku sayang,
Ada sebuah perasaan yang jarang sekali terdeteksi oleh diri kita sediri, perasaan sombong yang halus sekali, tapi efeknya bisa sangat menghancurkan. Dan perasaan ini biasanya ketemunya saat diri sengaja menyempatkan waktu untuk memohon ampunan pada Allah di waktu sahur. Itu adalah saat-saat hening yang memperlancar 'koneksi' kita dengan Allah.

Memohon ampun di waktu sahur adalah waktu yang tertulis di al quran yang merupakan salah satu kebiasaan orang-orang yang bertakwa.  Coba buka surat adz Dzariyat, dan jangan hanya dibaca saja yaa, tapi juga dilakukan.  Setelah dilakukan secara rutin, insyaAllah keluar itu berbagai penyakit hati yang menjadi sumber masalah yang tidak selesai selesai.

Setiap orang barangkali punya 'temuan' yang berbeda-beda . Buatku sendiri salah satu temuanku adalah perasaan sombong yang super duper halusnya.

Kesombogan itu menghancurkan, seperti kesombongan iblis atas Adam, yang mengantarnya sukses menjadi makhluk yang terkutuk. Padahal kesombongannya 'cuma' merasa dirinya lebih baik dari Adam.

Jadi perasaan merasa diri lebih baik dari orang lain itu sebuah perasaan yang harus diwaspadai.  Dari sinilah tumbuh berbagai perasaan lainnya yang mengantar kita sukses menuju kehancuran. Diantaranya adalah perasaan lebih berhak untuk mendapatkan karunia / rejeki tertentu dibandingkan dengan orang lain dan merasa orang lain tidak pantas .

"Dia cuma berpendidikan S1 , masak memimpin orang yang berpendidikan S2 ? ", begitu pernah kudengar, dan dia merasa lebih berhak menjadi kepala dibandingkan dengan rekannya.

Merendahkan orang lain , mengatakan hal buruk tentang orang lain , memberi julukan yang menghinakan , itu adalah bagian dari kesombongan.

Merasa diri mampu , itu juga bagian dari kesombongan.

Buat kalian yang sedang terjebak dalam hutang bank , coba renungkan , bukankah dulu saat memutuskan meminjam , kalian merasa mampu membayar cicilannya ? Merasa dengan kemampuan yang dimiliki bisa menyelesaikan hutang itu ?  Perasaan mampu itupun kesombongan yang super halus.

Bahkan dulu aku saat memutuskan meminjam bank , telah merasa bahwa yag aku lakukan adalah untuk mempertahankan usaha hingga bisa melindungi karyawan dari kehilangan pekerjaan. Betapa sombongnya .... merasa seolah-olah telah jadi pahlawan. Padahal Allahlah yang menggenggam nasib semua orang termasuk karyawanku. Aku secara tersamar telah merasa bahwa di tangankulah rejeki mereka.

"Bila usahaku tutup atau aku kurangi karyawan , maka bagaimana nasib mereka ?", ini adalah kalimat kesombongan yang terselubung. Dan semuanya pasti berbalas.

Maka akupun banyak-banyak beristighfar sebelum kesombongan itu menghancurkanku.

Bagaimana dengan kalian sahabat ?






Senin, 08 Februari 2016

Rahasia Sukses Kripik Lumba Lumba

Akhir januari lalu, ikut suami ke Turen menghadiri pertemuan koperasi Pengayoman. Ke Turennya ke rumah pak Cip pengusaha kripik singkong lumba-lumba yang pernah aku tulis rahasia suksesnya di bukuku Menciptakan Keajaiban Finansial.

Apa rahasia itu ? tentu sudah bukan rahasia lagi karena sudah diungkapkan beliau dan aku share pula di buku.  Tapi adakah pembacaku yang mempraktekkannya ? hm ... hm ... hmmm .... Bila merasa belum sukses, cobain deh lakukan tips sukses ala pak Cip ini.

Beliau tidak pernah minta ini itu pada Allah , tapi beliau punya ini itu ... hehehe , pabriknya gede untuk ukuran UKM dan berkembang terus , rumahnya seluas balai desa .... hahaha , bahkan dia membangun sendiri jalan beraspal  ke arah rumahnya di atas tanahnya sendiri , kebunnya 'pating tlecek' dimana-mana , dan punya gunung , mobilnya aku gak tahu dan gak nanya ....

Ya, seperti yang pernah aku tulis , beliau hanya banyak memohon ampun dan minta dijadikan sebagai orang yang dicintai Allah. Ini bukan 'hanya' ........ rajin memohon ampun atas segala kesalahan itu sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang tidak sombong, orang yang menyadari tugasnya di bumi adalah untuk mengabdi pada Allah.  Untuk segala kesalahan dan kelalaiannya dalam mengabdi itulah dia memohon ampunan, dan menyegaja untuk memperbaiki kualitas pengabdiannya kepada Allah.

Tengok ke hati kita , besar mana keingian di hati kita untuk menyelesaikan masalah ataukah untuk mendapat ampunan Allah ?

Tengok lagi ke hati kita , besar mana keinginan untuk menjadi orang yang dicintaiNya ataukah keinginan selain itu ?

Padahal bisa jadi , masalah yang mendatangi kita adalah akibat dosa-dosa yang belum terampuni dan belum tersadari hingga kita menjadi orang yang sombong tapi tersamar ?

Kayaknya aku sedang membicarakan diri sendiri .... hiks .

Minggu, 07 Februari 2016

Siapa yang bisa menolongmu ?

Dear Allah lovers,
Aku sungguh minta maaf yang sebesar-besarnya karena kadangkala aku cuma membalas curhatan beberapa pembacaku dengan kalimat yang singkat , kadang pula cuma aku jawab pakai link , seringnya aku jawab begini :"Aku sudah pernah menulis tentang itu , coba dicari lagi di blog yaaa". Hmm .... harap dimaklumi karena kadang aku sibuk dan lelah , maafkan ya.

Kali ini aku bahas beberapa pertanyaan yang sering disampaikan padaku.

"Saat membaca blognya mba Innuri , juga saat berdoa dan berdzikir , hati terasa adem dan yakin akan pertolongan Allah. Tapi begitu dihadapkan pada kenyataan , kembali perasaan menjadi sedih dan khawatir, dada sering berdebar dan lambung terasa perih", kata seorang sahabat.

"Bagaimana mengelola perasaan agar selalu tenang dan yakin ?", tanyanya.

"Aku tidak meragukan pertolongan Allah , tapi yang aku ragukan adalah diriku sendiri , apakah pantas menerima pertolongan itu ? karena banyak kesalahan yang mungkin tidak aku sadari", tanya pembacaku yang lain.

Baiklah, aku akan menjawab semua pertanyaan itu dengan pertanyaan juga :
"Apakah rasa keraguan, sedih dan khawatir itu bisa menolongmu ?", dan jawabannya pasti tidak.
"Lantas , siapakah yang bisa menolongmu ?", jawabannya pasti Allah.
Dua jawaban yang bersifat PASTI.

Jadi , tuliskan besar - besar di hatimu bahwa :  " Yang bisa menolongku hanyalah Allah , bukan kesedihan , keraguan dan kekhawatiran . Jadi mengapa memelihara rasa sedih dan khawatir ? Mending mendekatkan diri pada Allah saja".

Diiringi bersedekah dalam kondisi lapang dan sempit dan berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya. Semoga Allah memudahkan segala urusanmu dan memberi jalan keluar dari arah yang tidak disangka - sangka.  Dan baca - baca lagi postinganku terdahulu , disana banyak sekali jawaban dan penjelasan.

 Semangat !!!

Salam kasih,

Innuri.


Rabu, 03 Februari 2016

Terimakasih Nestapa

 "Apakah mba Indah pernah merasa down ?", tanyanya. Sebuah pertanyaan yang jawabannya mudah ditebak, ya pasti pernah ! setiap manusia pasti pernah merasakannya, hanya berbeda dalam cara menghadapinya.

Anggaplah perasaan galau, sedih , duka adalah seorang tamu , dia hanya hadir sebentar untuk memberi pelajaran , ga boleh nginep ... haha , kalau dia ngotot mau nginep, nginepnya di teras saja... huahaha ... Maksudku jangan dimasukin ke hati dan jangan terlalu sopan sama galau sedih duka nestapa, karena dia bisa jadi sangat kurang ajar ....hahahaha.

Banyak beristighfar , memohon ampun kepada Allah dan minta dibukakan segala kesalahan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Itu yang aku lakukan, dan biasanya ketemu akar permasalahan yang halus sekali , kesalahan yang aku sendiri tidak menyadarinya.  Halus sekali cara syetan menyusup ke kisi-kisi hati kita.  Bisa perasaan yang merasa lebih dari orang lain , merendahkan orang lain meskipun hanya di hati, perasaan iri dengki yang tersamar, bahkan hanya perasaan jengkel karena diganggu saja bisa membuatku mendapat 'cubitan manis' dari Allah.

Meskipun rasa galau gak boleh nginep , tapi kita layak untuk berterimakasih kepadanya , karena kedatangannya sebagai utusan Allah yang memberi kita pelajaran .  Bukan hanya pelajaran untuk memperbaiki diri , melainkan juga bisa memberi perasaan dekat dan membutuhkan Allah, membuat diri semakin akrab dan lebih mengenal Allah.

Di tingkat keimanan tertentu , orang-orang yang dipersiapkan Allah menjadi orang-orang khusus,  Allah menghendaki hatinya untuk selalu berada dalam perasaan kasih sayang saat memandang apapun yang terbentang di hadapannya. Aku bilang selalu, sampai memandang musuhpun atau saingan dalam pandangan umum, yang sebenarnya bukan musuh melainkan orang yang memusuhi , dan di hati orang-orang khusus sebenarnya tidak ada saingan. Tidak ada rasa permusuhan dan persaingan , apalagi sekedar rasa iri dengki , yang ada hanyalah ketulusan hati mengajak orang lain untuk berjalan bersama menuju Allah.

Nah, dalam rangka dipersiapkan Allah menjadi orang-orang khusus inilah, kita disadarkan dengan kehadiran rasa sedih, galau, khawatir, duka nestapa dll .  Jadi....  terimakasih Allah, terimakasih duka .....

Yuuuk! Selamat beraktifitas , aku mau bangunkan Insan dan Alni dulu nih !

Selasa, 02 Februari 2016

Dari Sudut Mana

Dear sahabat Innuri,
 Pernahkah kalian merasa iri dan cemburu ? pada hal-hal duniawi yang diberikan Allah pada seseorang yang menurutmu 'nggak banget' ....

Aku akui aku pernah .... hm hm .... parahnya itu karena aku merasa lebih pantas ... hm hm lagi ....Tapi aku bersyukur pernah punya rasa seperti itu, karena dengan begitu aku punya kesempatan untuk melatih hati agar lebih ikhlas , karena dibalik segala peristiwa adalah Allah sutradaranya.

Tapi kenyataannya , aku tidak bisa ikhlas walaupun aku amat menginginkannya. Akhirnya aku sadari bahwa yang meggenggam  perasaanku adalah Allah, bukan diriku.  Akupun memohon petunjuk padaNya , agar aku bisa menemukan perasaan ikhlasku.

Dan petunjuk itupun hadir di hatiku , bahwa karunia Allah yang diberikan di dunia ini bukanlah sebuah hal besar, karena yang paling besar adalah karuniaNya di akhirat.  Jadi janganlah  bersedih hanya karena  pemberian Allah pada seseorang di dunia ini , dan janganlah sampai  ketinggalan atau kehilangan karunia Allah di akhirat.  Jangan pula rasa irimu pada seseorang menjadikanmu kehilanga karunia Allah di akhirat, tapi kelola perasaanmu agar segala yang terjadi membuatmu mendapatkan bagianmu di akhirat.

Memandang betapa kecilnya dunia dan besarnya akhirat , membuat kita lebih bahagia dan bersyukur , juga membuat kita lebih mengejar proyek-proyek Allah yang Dia berikan pada orang-orang yang dipilihNya.

Sebuah keberuntungan atau sebuah kemalangan , adalah tergantung bagaimana kita melihatnya.

Senin, 01 Februari 2016

Kuwalat

Dear sahabat Innuri,

2 minggu terakhir ini aku mengalami  2 peristiwa yang membuatku  kaget dan sedih.
Semula aku sempat menyalahkan orang lain , tapi beruntungnya aku , Allah memberiku petunjuk sehingga aku bisa melihat bila semua ini akibat kesalahan yang aku buat sendiri.

Hm ... hmm ... aku pernah mecela seseorang dan sekarang aku seperti itu, hingga aku bisa merasakan bagaimana perasaannya dulu.

Kedua , aku pernah ogah-ogahan melayani curhat pembacaku dan sempat jengkel karena dia gak faham-faham penjelasanku ...daaannnn ..... Sekarang aku mengalami peristiwa yang mirip dengan yang dia alami ....

Aku tahu maksud Allah dengan itu semua.  Adalah agar aku selalu punya hati yang tulus dan penuh kasih terhadap apapun yang dihadirkan Allah padaku.  Untuk bisa mempertahankan sikap batin seperti ini memang sulit , tapi jauh lebih sulit menerima akibat bila tidak bisa selalu seperti itu.

Jadi ... pilih yang mana ?

Semoga Allah mengampuniku.