Rabu, 31 Oktober 2012

Kebetulan Yang Bukan Kebetulan

Alhamdulillah, pagi tadi ibu membuat kejutan, bisa berdiri dan melangkah walau masih pelan. Setelah selama kurang lebih 4 hari ibu hanya berbaring dan duduk, habis jatuh di ruang makan.   

Kupikir sudah waktunya aku pulang ke Pakis, ada suami dan anak-anak yang membutuhkanku.  Lagipula di rumah Ngantang (rumah ibu) ada adikku Anisa yang datang dari Yogya, juga ada kakak yang rumahnya hanya 150 meteran dari rumah ibu, mereka berdua yang menemani ibu selama masa pemulihan.

Begitu membuka internet di rumah Pakis, aku jadi terharu akan banyaknya doa untuk ibu dan komentar di status fbku, terimakasih sahabatku semua . Kalian sungguh sesuatu yang amat indah yang Allah karuniakan padaku.  Aku bawakan oleh-oleh dari Ngantang nih, sebuah cerita manis yang mudah-mudahan bisa mengikat hati kita padaNya.

Hari ini, di hari kepulanganku ke Pakis ada hal yang membuatku amat takjub akan rencana Allah yang lebih indah, akan perlindungan dan cinta kasih Allah yang teramat lembut.

Ceritanya aku merencanakan pulang naik bis, karena mobil suamiku nanti sore dipakai adikku Ida dan kawan kawannya buwuh ke Blitar diantar cak Dul (sopir langganan kami).  Makanya siang itu aku bersiap-siap pulang, kupikir kalau terlalu sore, bakalan ketemu sama kemacetan di Malang.  Tapi anehnya, saat sudah siap berangkat, aku malah melepas kerudungku dan memilih berbaring di samping ibu.

"Jam berapa pulang?", tanya ibu.
"Sore", jawabku singkat lalu memejamkan mata, menikmati kebersamaan dengan ibu diiringi desiran angin yang berhembus dari jendela di siang yang panas itu.

Sore sehabis asar, akupun pamit pulang, berjalan kaki lewat belakang rumah ibu, melewati lapangan  sampailah aku di pemberhentian bis.  Aku rasa musti menunggu setidaknya 15 menit lagi, karena saat aku masih berjalan tadi, di kejauhan aku lihat bis baru saja lewat.

Sambil menunggu, kubuka hp dan ada panggilan tak terjawab dari suamiku, kutelepon dia. Sejuk mendengar suara gantengku itu di telepon.

"Sayang, ternyata cak Dul gak tahu kalau Ida menunggu di tempat kostnya di Malang, dia kira Ida di Ngantang.  Makanya tadi dia meluncur ke Ngantang, mungkin  sekarang dia sudah sampai,  kalau mau pulang, siap siap sekarang, bareng cak Dul saja", katanya. Deg jantungku, sebenarnya aku belum minta ijin suamiku untuk pulang naik bis sore ini, biasanya sih dia gak boleh aku naik bis,  duh, gimana nih? akhirnya aku berterus terang.

"Mas, sebenarnya aku mau pulang naik bis, ini aku sudah di halte ", kataku, alhamdulillah suamiku gak marah.

"Ya kalau begitu tunggu saja disitu, cak Dul aku telepon saja biar jemput kamu", katanya.

Ternyata aku tak harus menunggu lama, lima menit kemudian mobil yang sudah begitu kuhafal muncul di depan hidungku.

Aku duduk di mobilku yang nyaman dengan rasa syukur yang tak bisa dilukiskan.  Kurasakan betapa indahnya rencana Allah padaku sore ini, seperti sebuah ungkapan cinta dan penjagaan yang begitu lembut .....

Kubayangkan, andai rencanaku yang berlaku, maka saat itu aku pasti berada di dalam bis yang ngebut di jalan yang berkelok-kelok, selama satu setengah jam tubuhku akan terhuyung ke kanan dan ke kiri, tanganku musti berpegangan kuat-kuat di tempat duduk agar pantatku tidak melorot lalu mendorong penumpang di sebelahku. Belum lagi angin mbrobos yang kadang membuatku masuk angin, jangan lupa bau solar dan keringat penumpang yang siap membuat orang pingsan ... hahaha. Oh ya, penderitaan naik bis  masih pula dilengkapi dengan berganti angkot 2 kali untuk bisa sampai di rumah nyamanku.  Belum lagi pandangan mata lelaki dan sentuhan tanpa sengaja di dalam kendaraan umum yang aku gak sukaaa banget .

"Betapa indahnya rencana Allah.  Seandainya cak Dul ditelepon Ida saat masih sampai Batu atau di Pujon, pasti cak Dul langsung balik ke Malang", kataku.

"Alhamdulillah tadi neleponnya pas sudah di gapura masuk jalan ke rumah ibu, pas banget", jawab cak Dul.

"Alhamdulillah tadi aku mau berangkat siang tapi gak jadi, alhamdulillah juga tadi aku ketinggalan bis", kataku dengan penuh takjub.

Rupanya Allah menghendaki aku naik kendaraan yang nyaman dan terlindung,  hingga detik-detik kepulanganku ke Malang begitu diaturNya dengan teliti.  Beginilah cara Allah mencinta .

Sanggupkah kita menentang rencanaNya dengan ketidak ikhlasan kita menerima takdir dan ketentuanNya? Sementara yang Dia kehendaki adalah hal terbaik, ternyaman dan terindah bagi kita hambaNya.  Kekhawatiran akan kehidupan ini hanyalah alat syetan untuk menghancurkan manusia, begitupun ketidak ikhlasan kita menerima pemberian Allah.

Tugas kita adalah mendekatiNya, mengabdi, meraih ridhaNya dan mempercayakan kehidupan ini kepadaNya saja , ijinkan Allah membuktikan cinta dan perlindunganNya yang indah pada kita.

Minggu, 28 Oktober 2012

Tombo Ati Yang Ke Enam

Beberapa hari terakhir aku mendapati diriku gampang sedih, gak tahu kenapa, apa kena menstrual sindrome atau apa, yang jelas memang beberapa kali mendapat peristiwa yang membuatku kaget dan menghunjam perasaan.

Rasa sedih itu terbawa terus walau pelakunya sudah pergi.
Segala upaya kutempuh untuk bisa kembali ke keadaan normalku, ya mulai dari lari ke pelukan suami, berdzikir, murottal qur'an, minta didoain sahabat, kok masih saja kembali sedih. Duh apa ya yang salah dari diriku ini?

Seorang sahabat menasehatiku dengan sebuah lagu tombo ati, lagu jaman kuno yang dinyanyikan ulang oleh Opick, tahu kan syairnya ?

Tombo artinya obat, syair lagu itu mengatakan obat hati itu ada lima, yaitu membaca al qur'an dengan maknanya, shalat malam, puasa, berkumpul dengan orang yang shaleh dan banyak-banyak berdzikir.

Yang tidak bisa kulakukan, shalat karena sedang dapet, berkumpul dengan orang saleh juga gak bisa karena di rumah cuma dengan Alni dan Insan, puasa nggak bisa juga.  Selain yang kusebut itu sudah aku lakukan semua dan masih saja sedih... duh !

Rupanya aku mesti belajar dari diriku sendiri, aku mulai buka-buka lagi tulisan-tulisanku di blog, alhamdulillah ketemu.  Mudah-mudahan Opick 'tersangkut' di blogku lalu menyanyikan lagu Tombo Ati yang sudah ditambah dengan tombo yang keenam dan ketujuh.

Ternyata resep untuk tidak sedih menurut al qur'an adalah ini nih:

QS. Al-Baqarah [2] : ayat 112

[2:112] (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Obat sedih ternyata adalah menyerahkan diri kepada Allah (=tawakal) dan berbuat kebajikan.  Salah satu perbuatan baik yang sering disebut di al qur'an adalah memberi makan fakir miskin.
Kesedihan tanpa sebab ini seperti mengingatkanku akan perbuatan baik yang beberapa waktu kulupakan.  Hm ... aku sudah lama tidak membagi-bagi makanan untuk fakir miskin.  Sebenarnya aku tetap memberi makan fakir miskin sih, tapi cenderung menunggu pengemis datang atau pemulung  lewat depan butik lalu memberinya beras atau makanan.  Rupanya itu masih sangat kurang, apalagi bila dibandingkan dengan nikmat Allah yang amat banyak yang tiap waktu kunikmati.

Rabu, 24 Oktober 2012

Dunia Yang Menipu

Pernah merasa tertipu? Gimana rasanya? Seperti di terjang kaki Lionel Messi ... hahaha ... memangnya bola? Ya benar,  kira-kira rasanya seperti jadi bola, ditendang sana ditendang sini ....  soalnya aku juga pernah jadi bola ... eh, pernah ketipu sihhh.

Untungnya aku cuma tertipu di dunia, kalau merasa tertipunya di akhirat .... wedeh... ampun, jangan Ya Rabb, lindungi hambaMu ini.  Kalau tertipu di dunia saja rasanya kayak bola di kaki Messi, lah di akhirat nanti seperti apa coba? Nggaaaakkkkk mauuuu!

Untungnya pula aku tertipu oleh manusia, yang berat itu kalau tertipu oleh dunia ...... yang ini nih mungkin kita sekarang lagi mengalami tanpa kita sadari ........... Eh, jangan dibantah dulu, dengerin penjelasanku.

Di al qur'an disebut bahwa orang kafir itu adalah orang yang tertipu dunia (buka surat al mulk ayat pertengahan atau surat al baqarah di lembar pertama).  Dengan demikian orang yang beriman adalah orang yang tidak tertipu dunia, benar?  Orang yang tertipu dunia berarti orang kafir, hmm?

Ya benar, orang yang beriman memang tidak tertipu dunia yaitu orang yang benar imannya.   Sekarang yang jadi pertanyaan : Apakah kita ini orang yang benar imannya?

Kita mengumumkan dan mengklaim diri sendiri sebagai orang yang beriman itu boleh banget.  Tapi kita juga musti berusaha beriman dengan benar, karena iman itu bukan sekedar beriman bahwa Tuhan Yang Menciptakan kita dan alam semesta itu adalah Allah.

Secara detail al qur'an menyebut definisi orang yang benar imannya :

QS. Al-Baqarah [2] : ayat 177
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

QS. Ar-Ra'd [13] : ayat 28
 (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

Bila merujuk pada ayat tersebut di atas, orang yang menyebut nama Allah tapi masih gelisah dan khawatir tentang berbagai hal dalam kehidupannya, berarti dia masih perlu mengupgrade keimanannya.

Kafirpun juga ada berbagai tingkatan : tidak percaya akan adanya Tuhan (atheis), percaya Tuhan tapi tidak percaya hari kebangkitan, percaya Tuhan tapi hanya percaya keberadaannnya saja tanpa percaya segenap sifat sifatnya, ragu-ragu akan aturan Allah, meletakkan logika dan ilmunya diatas imannya kepada Allah, kufur nikmat ...... dan banyak lagi  kafir yang sifatnya tersamar dan begitu halus.

BAGAIMANA DUNIA MENIPU KITA ?

Bila membahas tentang bagaimana dunia menipu kita, kira-kira bisa ditulis jadi buku yang berjilid jilid. 

Yang dimaksud dunia disini adalah segala sesuatu yang memalingkan kita dari Allah, dari aturanNya dan dari akhirat, bisa uang, harta, kedudukan/jabatan, wanita, anak-anak kita ......

Contoh umum orang yang tertipu dunia adalah orang yang pelit, dia menyangka bahwa harta yang dikumpulkannya akan membuatnya bahagia, padahal tidak dia bawa mati.  Ada juga orang yang mengumpulkan harta untuk bisa diwariskan ke anak cucunya, eh ternyata harta yang ditinggalkannya malah membuat anak cucunya saling bermusuhan satu sama lain.

Di tingkat yang lebih tinggi, cinta dunia membuatnya berbuat kejahatan, seperti menipu, menjilat,  korupsi, mencuri, merampok, menjambret, membunuh bisnis saingannya, menghalalkan  segala cara untuk memperoleh jabatan/tender dll ........  Orang-orang ini adalah orang yang kafir terhadap aturan Allah.

Orang yang bersaing dengan tidak fair itu orang yang tertipu dunia,  dia menyangka bahwa perbuatannya akan membuatnya sukses, padahal dia sedang menggali kuburnya sendiri ! Boleh jadi dia mendapatkan sukses seperti yang diinginkannya, tapi sebenarnya dia sedang menunggu detik-detik kehancurannya.

Bagaimana dengan fihak yang merasa didhalimi dalam sebuah  persaingan yang tidak fair?  Bisa jadi dia sedang tertipu juga ..... loh kok???  Tanda-tandanya orang yang tertipu dunia adalah munculnya rasa marah, tidak terima, gelisah dan khawatir.  Dia menyangka bahwa rejekinya akan berkurang dengan adanya pesaing, lupa bahwa yang menggenggam rejeki makhluk adalah Allah.  Ketipu juga kan?

Kadang dunia menipu kita dengan cara yang halus sekali, bahkan kita sering tidak menyadarinya. Contohnya berharap kepada gaji untuk mencukupi kebutuhan keluarga ..... Loh kok lagi ya? 

Gini nih, kita berharapnya kepada Allah saja, rejeki dari Allah itu bukan cuma dari gaji, Allah itu Maha Kuasa mendatangkan rejeki dari mana saja dan bagaimanapun caranya, walaupun kita cuma karyawan kantoran yang menerima gaji bulanan.   Berharapnya kepada Allah thok, sedangkan kita bekerja untuk mengabdi kepadaNya.  InsyaAllah bila begini pola pikirnya, rejeki kita akan berkah.  Kalau berharapnya kepada gaji, kita bakalan dipusingkan dengan gaji yang tidak cukup cukup ...... hihihi ....... ada yang merasa tersinggung nggak dengan kalimat terakhirku ini?

Bagi yang berbisnis, coba singkirkan harapan pada bisnisnya, harapannya ya pada Allah saja, berbisnisnya untuk bersyukur dan beribadah kepadaNya.  Ini menjadikan kita lebih enjoy menikmati proses, sementara hati sudah yakin akan jaminanNya.  Hidup menjadi lebih nikmat dan mudah.

Singkat cerita, berharaplah hanya kepada Allah saja, bebaskan diri dari ikatan dunia. Bila kita bisa melakukan ini,  insyaAllah kita akan bisa mengenal Allah dengan lebih baik dan bisa melihat segala sesuatu dengan lebih luas dan lebih indah.  Cobalah.

 

Senin, 22 Oktober 2012

Membiasakan Diri Dengan Logika Terbalik


Pernah nggak merasakan kalau logika pikiran dan tuntunan agama itu sering gak nyambung?  Contohnya : bersedekahlah maka kita akan kaya. Bila dipikir secara logika, sedekah membuat harta kita berkurang, ya kan?  Tapi kenyataannnya gak ada orang miskin karena banyak bersedekah tuh ....

Tentang sedekah,  eyang bilang begini :"Melemparlah dengan penuh keyakinan, tanpa keyakinan tentu akan meleset".  Maksudnya kita musti bersedekah dengan ikhlas dan iman/percaya/yakin akan janji Allah di kitabNya.

"Untuk menjadi orang yang mulia maka rendahkan dirimu di hadapan orang lain",  kata eyang, ini logika terbalik juga kan?

"Untuk hidup yang berkelimpahan, pikirkan orang lain".
"Berbuat baik kepada orang lain sama saja dengan berbuat baik kepada diri sendiri".

Ada lagi yang tidak masuk akal, untuk memperoleh rejeki yang banyak kita disuruh shalat dhuha, bukan disuruh bikin promosi, meningkatkan produksi, pemasaran dll.  Kalau mau lancar banget rekaat dhuhanya dibanyakin, jangan cuma 2 rekaat, bisa 6 atau 12 rekaat.  Secara logika, shalat dhuha mengurangi jam produktif kan? Tapi secara iman, Allahlah yang menggenggam rejeki, makanya kita memakai tuntunanNya dalam menggapai rejekiNya.

Kita memang harus membiasakan diri dengan logika spiritual, inilah yang membuat hidup menjadi lebih nyaman dijalani.  Banyak hal terjadi di kehidupan yang membuat kita terkaget-kaget, yang gak nyandak kalau dipikir pakai logika atau ilmu kita.  Satu-satunya cara menghadapinya ya dengan kembali kepada Allah, kembali pada tuntunanNya di al qur'an.

Ada beberapa orang pembacaku yang saat ini mengalami persaingan bisnis yang kejam sampai dia sebut 'teman makan teman'.  Sebenarnya aku ikut miris mendengar ceritanya, bagaimana seorang teman mematikan bisnis temannya secara sistematis.  Bagaimana menghadapinya?

Yuk kembali kepada Allah.
Kembali pada niatan kita bekerja/berbisnis harus untuk mencari karunia Allah dan bersyukur kepadaNya.  Bukan untuk menang menangan dan bersaing dengan sesama kita. 

Kalau ada orang yang ingin mematikan bisnis kita, gak perlu dibalas dengan hal yang sama, ini namanya 'berdendang dalam iramanya', pasti capek,  enakan bikin irama sendiri, irama yang Allah tuliskan di kitabNya.

Bila yang dicari dari sebuah bisnis adalah keuntungan, di al qur'an banyak tersedia 'resep' untuk memperoleh keberlimpahan dari Allah.  Coba buka surat Nuh, baca dan pelajari, cuma 28 ayat kok.  Disini ada 'clue' untuk mendapat harta, anak, dan rahmat Allah yang banyak, yaitu banyak-banyak mohon ampun kepada Allah.

Banyak beristighfar ternyata menjadi salah satu jalan menuju kesuksesan.  Akui kelemahan dan kesalahan, lalu mohon ampun , tobati satu persatu kesalahan kita. Ucapkan kalimat istighfar banyak banyak, bila perlu 1000 istighfar setiap hari, ini tidak makan waktu lama kok.

Soal istighfar bisa mendatangkan keberlimpahan dari Allah ini pernah kubuktikan secara tidak sengaja. Waktu itu sedang mendapat cobaan anakku Insan sakit, lalu tiap hari beristighfar 1000 kali.

Aku nyadar bila istighfarku saat itu ada hubungannya dengan percepatan dalam bisnisku ya baru setelah menghafal surat Nuh sebulan yang lalu.  Tak eling-eling kok sejak saat itulah usahaku berkembang pesat, dapat ISO, menerima pesanan ribuan pieces yang datang sendiri ke rumah, ....... dan banyaaaaak lagi.

Aku ucapkan : Selamat membiasakan diri dengan logika spiritual yang terbalik dengan logika umum, nikmati kenyamanannya dan bonus bonusnya yang wah !!!


 

Minggu, 21 Oktober 2012

Cara Semut dan Kucing Membalas Budi

Malam ini ada kejadian yang amat menakjubkan, untuk pertama kalinya aku melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana  semut-semut bertoleransi padaku, bukan hanya lewat kisah dari al qur'an tentang Nabi Sulaiman dan tentaranya yang .....

QS. An-Naml [27] : ayat 18
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari";

Ceritanya aku bangun untuk shalat malam pada pukul 3 pagi, langsung disambut oleh banyaknya semut yang berkeliaran di lantai kamar, padahal aku biasanya shalat di situ.  Pikiranku kok langsung membayangkan bagaimana bila pas berdiri shalat, semut-semut itu naik ke kakiku ..... hiiiii !!!

"Alamat nyapu dulu nih sebelum shalat", begitu kata hatiku.

Dengan mata masih mengantuk, aku mengambil air wudhu dan segera kembali ke kamar.  Mataku langsung terbelalak melihat kamar sudah bersih dari semut, hanya ada 3 ekor semut yang kulihat di lantai kamar.  Begitu cepatnya semut-semut itu bersembunyi, padahal berwudhu kan tidak lama, kamar mandinya juga dekat saja, kamar mandinya masih berada di Malang, masih terletak di rumahku, bukan di Surabaya ...... hehehe.

Geli bila membayangkan pimpinan semut tadi bilang ke teman-temannya :"Hai semut-semut, masuklah ke sarangmu agar kamu tidak penyet tertimpa sajadah, tuan putri mau shalat tuh !"..... hahaha.

Mungkin itu adalah cara semut membalas budi padaku karena aku tidak suka membunuh semut, meskipun semut di rumah banyak, aku lebih suka menyapunya saja, tanpa membunuhnya. 

My lovely husband malah gak mau membunuh rayap, padahal rayap kan merusak.  Dia bilang :"Rayap kan makhluk Allah, memang takdirnya dia makan kayu".

Ada lagi cerita tentang bagaimana cara hewan membalas budi, ini cerita yang dialami oleh adikku dan Grandong. Serem yaaa, namanya kok Grandong, jadi ingat mak Lampir yaaa....

Grandong itu nama seekor kucing liar yang suka mengganggu cewek-cewek penghuni rumah kost tampat adikku ngekost waktu masih kerja di Malang. Kucing itu bila dilihat dengan mata (memangnya mau dilihat pakai apa? ....xixixi) tampak mengerikan, makanya mereka memanggilnya dengan 'grandong', diambil dari nama seorang tokoh di cerita Mak Lampir.

Seperti umumnya tempat kost, di depan setiap kamar ada tempat sampah.  Tempat sampah inilah yang sering jadi sasaran Grandong mencari makanan.  Hampir tiap hari ada saja penghuni kost yang marah-marah karena tempat sampahnya tumpah diaduk-aduk si Grandong.

Adikku dengan cerdik mengamati dimana Grandong biasa makan, ketemunya di bawah tangga.  Maka adikku suka menaruh sampah yang disukai Grandong di tempat ini.  Otomatis di tempat sampah adikku tidak ada kepala ikan, tulang ayam dan makanan yang diburu kucing.  Aman kan?

Yang membuat adikku heran adalah cara Grandong membalas budi padanya. Bukan cuma tempat sampahnya saja yang selamat dari perbuatan Grandong, tapi makanan yang berada di kamar dan di dapur juga ikut selamat.

Biasanya kan cewek-cewek kost suka menaruh makanan di kamar, kalau lupa menutup pintu kamar ya bakalan digarap si Grandong. Anehnya makanan di kamar adikku selalu utuh walaupun pintu kamar dibiarkan terbuka.

Begitu juga dengan masakan adikku di dapur.  Di dapur kost kostan kan berderet tuh panci-panci berisi masakan.  Kalau malam sering diserbu Grandong yang lagi lapar, wong dapurnya gak ada pintunya.

Herannya adikku, panci teman-temannya yang ditutup pakai tutup panci yang di atasnya diberi pemberat cobek batu malah jadi sasaran Grandong sampai tumpah, panci adikku sendiri cuma ditutup pakai tutup panci saja malah aman, padahal isinya ya makanan kesukaan kucing.

Grandong seperti bisa membedakan mana makanan kepunyaan orang yang suka memberi makanan padanya, makanya gak diganggu gugat.

Padahal Grandong cuma seekor kucing liar yang kotor dan mengerikan.  Ternyata bila ada yang berbaik hati padanya, dia mengerti dan mampu pula membalas budi.

Ini adalah sebuah kisah nyata.  Masihkah kita ragu berbuat baik, walau sekedar menyingkirkan duri dari jalan, menyayangi sesama, memaafkan, mengikhlaskan ......

Sedangkan semut dan kucing saja mampu membalas budi ......

Sabtu, 20 Oktober 2012

Selamat Datang Hujan

Pagi ini mendung, tanah masih terlihat basah sisa hujan kemarin, membawa damai merasuki hatiku.  Alni sudah mulai sekolah setelah 4 hari tidak masuk karena batuk, Insan sudah sampai di SMA-1 nya kukira, mas Hary tidur di rumah, sementara aku sendirian di butik.

Satu per satu karyawanku mulai datang, dimulai dari bu Kot, Bawon, Isti  ..... satu persatu mereka menyalamiku dengan senyum cerah dan ucapan salam.  Dari lap topku kuputar lagu Paginya Tika Bisono..... oh indahnya pagi yang Kau ciptakan, ya Tuhanku.



Musim hujan menjadi hal yang amat indah setelah merasakan kekurangan air di Gubug.  Hari-hari terakhir di musim kemarau kemarin membuat sumber mata air yang mengalir ke pesantren Gubug dan masyarakat seputar Gubug mengalami penurunan debit yang sangat drastis.  Kami musti berhemat air, kadang juga gak mandi, yang penting ada air buat ke kamar kecil dan memasak.

"Kukira kita kesulitan air karena hutan sudah gundul ", kataku ke eyang di Gubug.
"Tiap hari bisa kita melihat orang lewat di depan sini membawa kayu dari hutan", kata eyang,
"Tapi tidak pernah melihat orang menanam pohon", potongku.

" Merubah pola pikir masyarakat memang bukan hal yang mudah. Ingat kisah Nabi Musa dengan 12 mata air, sementara masing-masing suku sudah mendapat jatah masing-masing, tapi mereka tetap bertengkar rebutan air.  Begitulah manusia ", kata eyang.

"Disini juga suka bertengkar rebutan air?", tanyaku yang dijawab dengan anggukan eyang.

Menggelitik kesadaran masyarakat untuk peduli pada lingkungan memang bukan hal mudah, jangankan masyarakat desa yang mayoritas berpendidikan rendah, lah wong masyarakat kota saja suka cuek dengan lingkungan.

Rata-rata masyarakat kota, terlebih yang hidup di perumahan, suka banget membangun rumah seluas tanah hak milik mereka, tak menyisakan sedikitpun wilayah untuk resapan air.  Hasilnya ya banjir, kadang yang banjir bukan perumahan mereka sendiri, melainkan perumahan yang letaknya lebih rendah.  Kasihan orang lain yaaa .....

QS. Ar-Ruum (Ar-Rum) [30] : ayat 41
 Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Padahal kita mestinya menjadi rahmat bagi lingkungan .....

Yuuuk kita mulai dari diri sendiri.

Rabu, 17 Oktober 2012

Maaf dan Cintaku

Assalamualaikum sahabat,

Indah minta maaf bila selama aku menulis di blog ada yang merasa tersinggung, atau aku menulis kisah tanpa ijin (tapi biasanya tidak aku cantumkan nama), atau apapun yang membuat kalian terluka .... sungguh aku tidak sengaja .....

Aku bahagia telah menjadi sahabat kalian dan terimakasih sudah mengikuti blog Innuri.
Aku ingin menjadi kesejukan buat kalian, bersama-sama menuju Allah.

Mungkin Indah perlu istirahat dulu beberapa waktu, doakan gak lama-lama ya.

Cintaku untuk kalian dan orang-orang yang kalian sayangi.

wassalam,
Indah Nur Qoriah

Selasa, 16 Oktober 2012

Dunia Tak Selebar ......

Seorang pembaca blogku bercerita, dia bekerja pada perusahaan X, setahun lalu ada seorang pegawai baru masuk dalam divisinya.  Dengan cepat si pegawai baru ini mendapat porsi proyek yang menyamainya, dan sebulan lalu dia mendapat promosi jabatan, menyalipnya sebagai seniornya
.

foto : Flower Story

Sakit hati, iri dan cemburu tentu saja dialami sahabatku ini.  Yang membuatnya tidak terima adalah karena si pegawai baru itu  memperoleh semua itu bukan karena kualitas pekerjaannya, bahkan pernah dia mendengar complain dari pelanggan soal kualitas pelayanannya. 

Di tengah rasa galaunya, dia menjalankan shalat wajib sambil curhat sama Allah.  Katanya dia menjalani shalat seperti yang aku tulis dalam "Menikmati Keindahan Shalat".  Jadi saat dia merasa perlu bercerita kepada Allah, dia ungkapkan perasaannya dalam hati sampai dia tak peduli berapa lama dia berdiri, sujud atau ruku'.

Hasilnya dia mendapat petunjuk Allah begini :"Semua kejadian itu adalah bentuk PENJAGAAN Allah pada dirinya".  Langsung hatinya cless ..... adem .... Setelah shalat dia mulai bisa melihat lebih jelas lagi betapa kasih sayang Allah begitu melimpahi hidupnya. 

Sahabatku ini mulai nyadar, di luar perusahaan tempat dia bekerja, dia punya bisnis kecil-kecilan yang mulai berkembang.  Seandainya dia mendapat promosi jabatan, tentu membuatnya amat sibuk dan tidak sempat mengurusi bisnisnya, atau malah membuatnya kelelahan dan sakit.  Rupanya Allah menghendaki dia lebih fokus pada usaha kecilnya, peluang mengembangkan usaha miliknya sendiri lebih menjanjikan.

"Aku bisa 'nangkep' cinta dan kasih sayang Allah yang amat besar.  Dunia ini ternyata tak selebar kantor tempatku bekerja, pemandangan di tempat lain juga lebih indah ", katanya.

Sebuah cerita yang manis bukan?

Persaingan, memang semua orang mengalaminya.  Namun hidup ini bukan untuk bersaing bukan? Hidup kan untuk mengabdi pada Allah.  Aku lebih suka bilang 'berlomba-lomba dalam kebaikan dan takwa' untuk menggantikan kata 'persaingan'.  Sikap kita terhadap pesaing ya tetap kasih sayang saja, kan kita adalah 'rahmat bagi semesta'. 

Anda pasti percaya kalau kubilang bahwa untuk membentuk mind set seperti ini adalah hal yang sulit ........ namun percayalah bahwa bila kita berhasil menempuhnya, hasilnya amat luar biasa.  Boleh jadi Allah akan membuat anda semakin berkembang di tempat lain atau  Allah akan menggantikan dengan hal baru yang lebih baik, lebih indah dan lebih berkah.

Aku sendiri pernah  mengalaminya, saat berhasil memposisikan diri untuk ikhlas dan hati tetap kasih sayang pada pesaing, saat itulah Allah bukakan peluang lain yang lebih banyak dan lebih berkah.

Hati yang tetap kasih sayang pada pesaing itu maksudnya, minimal kita gak cemburu pada hal yang dia peroleh, lebih bagus lagi bila kita turut bahagia dengan kebahagiaannya, yang kusebut terakhir ini lebih powerful dalam mendatangkan keajaiban dari Allah.

Untuk mempermudah hati kita untuk ikhlas dan tetap kasih, biasakan untuk berhati baik, suka 'bersih-bersih' hati dari rasa iri dengki dendam marah prasangka buruk dll.  Banyak beristighfar / memohon ampun pada Allah atas segala kesalahan yang dibuat oleh tangan kaki kita, juga pikiran dan perasaan kita.

Mohonlah pertolongan Allah agar Allah memberikan kita hati yang lapang, tetap menjadi penyebar kasih pada semesta.  Jangan hanyut pada tipu daya dunia, tetap berpegang pada tali Allah, sesungguhnya kehidupan akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya.


   

Senin, 15 Oktober 2012

Guru Spiritualku Hari Ini

Malam ini Indah baru saja sampai dari Lumajang, baru selesai shalat maghrib, baru melepas kangen sama Alni dan Insan, huuuu.... rambut masih basah sudah di depan lap top, kangen ngeblog.  Ke Lumajangnya ya urusan biasa .... , alhamdulillah pelatihannya hanya satu hari, jadi gak lama-lama jadi wong embongan dan gak lama-lama ninggalin 'fans' ..... hahaha ..... (menantuku kalau lihat aku di depan lap top, bilangnya bunda sedang jumpa fans ....)  Tapiiiii, Indah ngajak kalian semua ngefans sama Allah saja loh.... kalau Indah maunya jadi sahabat kalian, sahabat terbaik dunia dan akhirat, insyaAllah.

Tadi waktu pulang dari pelatihan ada sebuah pemandangan yang amat menyayat hati (Indah nangis niiiih mengingatnya ...), rasanya aku musti ceritakan ke kalian semua. Nah, duduk manis semua !

Saat pulang, mas Hary sengaja lewat timur, lewat Pasirian, Ampelgading, Tirtoyudo, Dampit, Tumpang ..... baru nyampai ke Pakis. Kejadian yang ingin kuceritakan TKP nya waktu masih berada di pinggiran kota Lumajang, hampir mendekati Pasirian.

Seperti biasa, saat bepergian jauh begini, aku suka membawa roti yang kukemas dengan segelas air mineral untuk dibagi-bagi ke dhuafa yang kutemui.  Saat itulah suamiku melihat orang dengan pakaian yang amat lusuh dengan 'sesuatu' di atas kepalanya, mobil suamiku berhenti di sampingnya, akupun tanggap, kuulurkan dua bungkus 'paket' roti itu padanya. Oh ..... saat melihatnya tidak bereaksi aku baru sadar bahwa orang ini buta !!!

Kulihat sesuatu yang berada di atas kepalanya itu ternyata air mineral dalam kemasan botol yang ditata di bakul berbentuk segi empat, pikiranku langsung nangkep, orang ini pedagang asongan yang sudah hafal betul dengan jalan disini hingga dalam kebutaannya dia tak perlu membawa tongkat.

"Pak, ini kue", kataku sambil menyentuhkan paket itu ke tangannya, dia menerimanya dengan senyum lebar dan tulus.
"Makasih mbak", katanya, mungkin karena suaraku kedengaran gak kayak suara ibu-ibu, jadi dia memanggilku 'mbak'.

Segera mobil suamiku berlalu meninggalkan pedagang asongan buta itu berjalan sendiri, namun hatiku telah tertambat padanya !  Dialah guru spiritualku hari ini.

Aku ingat pagi tadi, saat tengah mengobrol dengan teman sesama instruktur di tengah hiruk pikuk ibu-ibu yang ngantri tanda tangan, kami membicarakan soal pameran, sampai tercetus dari mulutku ucapan begini :"Yaa, aku banyak sekali pameran bulan kemarin, capek juga sih walaupun yang berangkat karyawanku ".

"Capek produksi ya bu", kata bu Heny. Aku mengiyakan ..... oh Indah Indah ..... istighfar sekarang !!! Berapa berat sih pekerjaan kamu bila dibandingkan dengan si buta yang menjajakan air mineral ? Si buta yang bekerja keras dengan keuntungan yang tak seberapa.  Bandingkan dengan pekerjaan kamu yang cuma main suruh, produksi ya tinggal nyuruh, tinggal ngomong thok ! pameran ya tinggal nyuruh, tinggal teriak ," Yudiii, berangkat !". 

Hatiku tercabik-cabik rasanya, Ya Allah, sungguh ampuni hambaMu yang tak tahu berterimakasih ini.

Sedangkan si buta yang tak bisa melihat jalanan saja tidak mengeluh dengan hidupnya, wajahnya begitu tenang dan senyumnya begitu tulus, bahkan dia tidak memanfaatkan kebutaannya untuk meminta-minta atau dikasihani.

Sahabatku,
Apakah kalian masih suka mengeluh sepertiku?
Mungkin kalian perlu pergi ke daerah pinggiran kota Lumajang, sebelum kecamatan Pasirian, temui lelaki itu di terik matahari memperjuangkan hidupnya.  Tatap wajah damainya yang dihiasi dua pasang mata yang tak bisa membuka. 

Sayang Indah tak sempat memotretnya karena keramaian lalu lintas, bila saja aku tunjukkan foto lelaki buta dengan dagangan di atas kepalanya itu pada kalian ......... mungkin bibir kalian akan terkatup, malu untuk mengeluh lagi ......  

Sabtu, 13 Oktober 2012

Berguru Langsung Kepada Allah (3)

MANUNGGALING KAWULA GUSTI

Apa tuh manunggaling kawula gusti? Maaf, Indah memakai istilah bahasa Jawa, karena eyang Syamsul'alam memang menulis menggunakan bahasa Jawa di majalah Jawa "Panyebar Semangat".

Manunggaling kawula gusti itu maksudnya menyatunya hamba dengan tuhannya, tapi jangan berpikir menyatu secara fisik gitu ......... wah, jangan ....... Allah itu kan berbeda dengan makhluk.  Kalau eyang Syamsul'alam lebih suka bilang 'manunggaling karsa kawula gusti' yang artinya menyatunya kehendak hamba dengan Tuhannya.

Menyatunya kehendak antara hamba dengan Allah itu secara sederhana maksudnya begini :  apapun dan kejadian apapun yang Allah kehendaki terjadi pada diri seorang hamba, hamba itu akan menerimanya dengan bahagia. Secara lebih mendalam maksudnya kehendak hamba sudah menyatu dalam kehendak Allah dan kehendak Allah sudah menyatu dalam kehendak hamba, jadi seorang hamba bisa tahu apa kehendak Allah untuknya, dan 'kehendaknya sendiri' sudah menjadi kehendak Allah.  Aku tulis 'kehendaknya sendiri' berada dalam tanda kutip, karena kehendak dalam diri seseorang musti melewati aproval dulu dari Allah, Allahlah yang mengijinkannya, Allahlah yang menggerakkannya, bahkan Allahlah yang menumbuhkannya.

Yang  menarik dari manunggaling kawula gusti , adalah terjadinya proses 'kun fayakun' dalam dirinya, bila terjadi dalam diri para Nabi disebut mu'jizat seperti saat N Musa membelah laut , dalam diri para wali disebut karomah seperti yang terjadi saat Sunan Kalijaga menunjuk pohon yang buahnya langsung berubah menjadi emas.  Bila terjadi pada manusia biasa adalah mewujudnya segala keinginan dalam waktu singkat, misalnya dia kepingin ayam goreng, tak lama ada tetangga ngirimin ayam goreng persis yang dibayangkannya.

Dalam tingkatan yang lebih tinggi lagi , manunggaling kawula gusti membuat seorang hamba mempunyai kekuasaan dalam wilayah yang tak kasat mata.  Dia bisa mengatur dan mengendalikan orang banyak , baik orang yang dia kenal maupun tidak hanya lewat pikirannya.  Dia juga bisa memerintah benda-benda , makhluk halus dan alam untuk menurutinya. Semua dia lakukan untuk mewujudkan tatanan yang lebih baik di alam semesta, seperti kehendak Allah.

Melatih diri untuk bisa manunggaling kawula gusti ini dimulai dari hal yang kecil-kecil dalam kehidupan kita, sampai peristiwa yang menurut kita besar dan berat. Dalam kehidupan ini segala macam peristiwa terjadi ; pahit-manis, kecewa-bahagia, kehilangan-bertambah, memberi- menerima ..... banyak hal, dan setiap orang mengalami.  Harus disadari bila aneka peristiwa dalam kehidupan itu merupakan salah satu cara komunikasi Allah dengan makhlukNya.

Persoalannya adalah, mampukan kita menerjemahkan bahasa peristiwa ke dalam bahasa pengertian hati yang menyampaikan kita akan maksud Allah memberikan semua hal dan peristiwa tersebut kepada kita?

Latihannya begini, sadari dulu bahwa segala hal dan peristiwa itu terjadi karena Allah dan dengan ijin Allah, Allah memberikan itu semua adalah berdasarkan kasih sayang, cinta dan kebijaksanaanNya, semua pasti baik bagi kita. Biasakan untuk 'setuju' dengan takdir dan ketentuan Allah hingga hati secara otomatis 'berfihak' kepada Allah. Bila sudah memahami point ini, maka hati akan selalu menerima dengan rela dan bahagia.

Nah, saat hati bisa menerima dengan segala keikhlasan, biasanya akan muncul hikmah atau 'isi' dibalik 'bungkus' atau 'maksud Allah' dibalik 'kejadian'.  Kita akan bisa melihat 'sesuatu' dibalik yang 'tampak'.

Setelahnya hati akan bisa memahami maksud Allah. Lama kelamaan Allah akan menganugerahi kita sebuah pengertian yang mendalam mengenai berbagai hal, peristiwa dan perilaku orang.  Ini membuat kita tidak asal menyimpulkan sesuatu dari yang kita lihat, kita tidak mudah mengomentari sesuatu atau menghukumi sesuatu yang dari luarnya kelihatan salah.  Dengan kata lain, Allahlah yang menuntun hati kita ke arah pemahaman-pemahaman yang mendalam.

Dari hati yang tertuntun inilah mewujud nyata pribadi muslim yang 'rahmatan lil alamin', hatinya dipenuhi kasih sayang pada alam semesta, karena hatinya sendiri lebih luas dari alam semesta.  Dia tak lagi bisa membenci walau terhadap orang yang menyakitinya, tak bisa lagi menyalah nyalahkan orang lain ..... ya karena dia bisa melihat dengan sebenarnya betapa orang yang membencinya adalah orang yang sedang menderita lahir batin, dia jadi mudah memaafkan, mendoakan dan tetap menyayangi.   

Ini sebuah perasaan yang membuat kita tenang dan bahagia.Sebenarnya, perasaan yang ingin kusampaikan adalah perasaan yang lebih dari sekedar bahagia, sebuah rasa yang sulit diungkapkan.  Di posisi ini kita bisa melihat segala kejadian di seputar kehidupan kita dengan 'cara pandang Allah', bisa menerjemahkan segala hal dengan kedalaman makna dan keluasan hati.  Indah sekali !!!

Pribadi yang sudah manunggal karsa dengan Allah, adalah pribadi yang tak lagi memikirkan dirinya sendiri atau sibuk dengan urusan dan kehidupannya sendiri, karena dia sudah memahami apa 'peran' yang diberikan Allah untuknya, manusia inilah yang disebut 'wali Allah'.

Jangan pikir seorang wali Allah adalah seorang kiai dengan banyak santri, atau ulama dengan jutaan jamaah ..... karena Allah Maha Adil, sebenarnya di masyarakat banyak tersebar para wali Allah menurut posisi, strata sosial, bidang  dan tugas masing-masing, hingga seluruh masyarakat bisa tersentuh  mereka. Bahkan doa mereka begitu 'membumi' dan menyentuh jiwa-jiwa gundah tanpa diminta.

Memangnya Indah sudah 'manunggaling kawula gusti' ?  Hmm ........ sejujurnya aku masih suka kaget dan nangis-nangis bila ada hal yang luar biasa ........ Sebagai seorang wali (hmmm....) sementara ini masih berada di posisi wali murid dan wali mahasiswa saja .... hehehe .... tapi pinginnya sih jadi seperti yang dilukiskan di ayat ini :

Al Qur'an [10:62] Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Jumat, 12 Oktober 2012

Berguru Langsung Kepada Allah (2)

TAHANUTS

Pada saat sebelum dan sesudah diwisuda menjadi nabi, Nabi Muhammmad saw sering melakukan tahanuts di gua hira, meninggalkan urusan dunia dan masyarakatnya. Dulu di bangku sekolah, kita diajarkan Nabi melakukan tahanuts yang berarti memikirkan masyarakatnya, jadi yang kita fahami nabi melakukan proses 'berpikir' atau aktifasi otak.

Setelah bertemu bapak Syamsul'alam, baru kutahu bahwa yang dilakukan Nabi bukanlah proses berpikir, kalau berfikir bukan tahanuts istilahnya, melainkan 'tafakur'.

Tahanuts  merupakan proses 'olah batin',  yaitu menonaktifkan pancaindra dan pikiran (memori, angan-angan, logika), setelah semua hal itu non aktif, hatilah yang kemudian diaktifkan.  Dalam praktek yang kulakukan, kadang prosesnya bisa terbalik, mengaktifkan hati dulu, baru secara otomatis panca indra dan otak menjadi non aktif.  Semua itu tergantung kondisi masing-masing orang kukira.

Karena panca indra non aktif, otomatis kita tak akan mendengar apapun walau kita sedang berada dalam suasana bising gak karuan.  Kalau menonaktifkan mata, mudah, caranya ya dengan memejamkan mata.  Sedangkan menonaktifkan indra perasa kadang membuat tubuh kita berasa 'melayang', seperti tidak punya tubuh.  Tapi semua itu sifatnya individual banget kukira, yang penting hati bisa aktif.

Yang agak sulit ya menonaktifkan pikiran.  Kadang pikiran masih 'hiruk pikuk' walau kita berada di keheningan dan kesunyian malam.  Salah satu cara agar pikiran kita segera hening adalah dengan membiasakan diri memasrahkan segala persoalan kepada Allah.  Latihan memasrahkan segala persoalan besar atau kecil ini  kita lakukan setiap hari, setiap kesempatan.  Hikmahnya pikiran lebih tenang dan lebih mudah hening.

Hati adalah salah satu saluran yang digunakan Allah untuk berkomunikasi dengan makhlukNya, dengan demikian wahyu yang diterima Nabi Muhammad juga melalui hati, bukan melalui otak.  Begitupun petunjuk yang diberikan Allah kepada kita makhlukNya, melalui hati. Makanya orang yang sesat/tidak mendapat petunjuk disebut di al qur'an sebagai orang yang buta mata hatinya, ada penyakit di hatinya, Allah kunci mati hatinya, hatinya keras seperti batu, hatinya tertutup.

Belakangan ini kita tahu, menurut penelitian para ahli 88% keberhasilan manusia ditentukan oleh kekuatan hatinya, sedangkan 12% nya oleh kekuatan pikiran/otaknya.  Ini membuat kita faham mengapa para nabi dan para sahabat adalah orang-orang yang sukses dunia dan akhirat mereka, mereka kaya raya dalam harta dan kuat dalam pengaruh, 1/4 dunia tunduk pada Islam dalam kurun waktu yang begitu singkat (23 tahun).  Al qur'an sebagai pedoman hidup mereka, menyebut kata hati (380 kali) jauh melebihi kata pikiran (8 kali).

Tahanuts punya makna yang hampir sama dengan meditasi dan semedi (jawa), yang membedakan adalah arah perhatian/tujuan kita dalam mengarahkan 'antena' hati kita.  Musti ditujukan ke Allah tentu saja, hanya Allah !!!

Dalam tahanuts, aktifnya hati akan membuat aktif juga pendengaran hati, penglihatan hati dan kesimpulan hati.  Yaaa, dengan ijin Allah hati bisa mendengar, bisa melihat, bisa merasakan dan bisa menyimpulkan.  Ini sebuah 'petualangan' ke alam hati yang luas dan indahnya tak terperi.

Saat tahanuts, hati kita seperti 'bertemu' dengan Allah, nikmati saja saat itu karena keindahannya luar biasa. Bila ditengah-tengah tahanuts muncul gangguan pikiran, sampaikan saja kepada Allah, lalu kembali konsentrasi ke hati.  Bila muncul gangguan lagi, kembalikan lagi posisi ke hati.  Itu merupakan sebuah latihan yang bila kita lakukan terus akan membuat kita semakin terampil dalam mengaktifkan hati.

Tahanuts yang berhasil minimal akan membuat perasaan hati kita menjadi tenteram, merasa selalu dalam 'timangan' dan kasih sayang Allah, memberi kebahagiaan tiada tara.

Tingkatan selanjutnya kadang Allah memperlihatkan kita 'sesuatu', seperti sebuah film (biasanya menjadi nyata) atau huruf-huruf yang bisa kita baca, ini bila penglihatan hati yang aktif.  Bila yang aktif pendengaran hati, maka hati akan mendengar suara (Indah gak pernah mengalami yang ini), atau kadang langsung kesimpulan-kesimpulan dan kalimat-kalimat yang jelas seperti 'tercetak' di hati kita.

Sering juga petunjuk Allah datangnya lewat mimpi dalam tidur setelah tahanuts.  Nikmati saja semua itu sebagai sebuah perjalanan kita menuju Allah dengan segala keindahannya.

Melalui saluran apapun, baik penglihatan hati, pendengaran hati, mimpi atau kesimpulan hati, bila petunjuk itu benar-benar dari Allah, rasanya amat sejuk dan mendamaikan diri, keluarga dan lingkungan.

Kadang memang syetan sering masuk memberi 'petunjuk', untuk mengetahui bila itu dari syetan, rasakan efeknya, pasti ke arah yang membingungkan, menyedihkan dan ujungnya adalah kehancuran walaupun caranya halus sekali dalam membawa kita ke kehancuran.  Posisi bisikan syetan inipun berada di 'dinding hati', sedangkan petunjuk Allah berada di kedalaman hati. Ya kita memang musti hati-hati dan waspada.

Alhamdulillah di masa sekarang, ada cara yang lebih mudah untuk mengaktifasi hati, dengan bantuan audio, judulnya 'audio cd brainwave management' (kalau gak salah). Pertama kali ketemu audio cd ini dari buku Quantum Ikhlasnya Erbe Sentanu.  Bisa juga nyari di youtube.  Silahkan mencoba.

Bila kita sudah faham bahwa hati memegang peranan penting dalam komunikasi kita dengan Allah, kita menjadi lebih faham lagi sekarang betapa pentingnya menjaga hati tetap suci.  Dengan kesucian hati inilah kita mendapat petunjuk, dan hanya dengan petunjukNya kita bisa sukses dunia dan akhirat. 

Beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya, dan merugilah orang yang mengotori jiwanya , ini dijelaskan dalam al qur'an surat As Syams. Mau beruntung atau mau merugi adalah pilihan kita.

Kapan sebaiknya melakukan tahanuts?

Kapan saja dan dalam posisi apa saja, sedang duduk, berdiri, tidur, berjalan, berbaring ..... 

Paling bagus kita sengaja bertahanuts tiap kali sesudah shalat wajib.  Paling afdhol memang di malam hari, suasana sunyi amat mendukung hati untuk lebih cepat masuk dalam khusyu'.  Sambil membaca dzikir boleh juga.

Agama adalah rasa, itu kata eyang Virien.  Rasanya adalah bahagia tak terkata, itu kata Indah.

(bersambung) 

Kamis, 11 Oktober 2012

Berguru Langsung Kepada Allah (1)

Saat kuliah, sekitar tahun delapan puluhan, aku bertemu guru spiritual yang amat lembut hati tapi tegas dalam menyampaikan ajaran Allah dalam al qur'an.  Beliau bapak Syamsul'alam, seorang penulis yang tulisan-tulisan beliau sudah aku kenal sejak aku SMP.

Saat itu beliau membahas tentang 'Sing ghaib lan nyata ing Islam', aku tergerak untuk menulis surat kepada beliau guna menanyakan berbagai hal yang sering kualami sejak kecil mengenai keindigoanku.  Beliau menjawab dengan jawaban yang amat memuaskan rasa gamang yang kualami selama bertahun tahun.  (suatu saat aku ingin bikin blog khusus antaraku dengan beliau, InsyaAllah)

Aku bilang ingin berguru kepada beliau, beliau tidak menolak, tapi menjawab begini :"Bergurulah langsung kepada Allah walaupun secara lahiriah kamu berguru kepada sesama manusia".  Lalu beliau mengajariku berbagai hal yang membuat aku bisa 'menangkap' jawaban, petunjuk dan isyarat dari Allah.

Secara sederhana berguru langsung kepada Allah itu begini,  lahiriyahnya kita belajar dari seseorang, mungkin lewat bertatap muka langsung, atau lewat televisi, radio, membaca buku, internet dll. Tapi dalam hati kita membangun komunikasi dengan Allah, memohon dengan kerendahan hati agar Allah memberi petunjuk dan hikmah, menuntun kita dalam kebenaran versi Allah.

(bersambung)

Rabu, 10 Oktober 2012

Makanya Bilang ,"InsyaAllah".

Suatu pagi aku bilang ke eyang :"Eyang, aku nanti siang kaya raya, ada pelangganku mau mentransfer dalam jumlah besar".

"Bilang insyaAllah bunda", kata eyang.
"Iya ya, astaghfirullahaladziim, insyaAllah nanti siang aku kaya raya", kataku menyesal.  Untungnya eyang mengingatkan, bila tidak .....

Untungnya juga aku menyesal, mungkin penyesalanku ini yang membuat cubitan Allah cuma berupa sebuah sms dari si pelanggan :"Bu, maaf, aku baru bisa transfer nanti malam, soalnya saya lagi di luar kota".

Gak jadi deh siang itu aku kaya raya .... hahaha.

Pernah juga aku kepepet butuh kain dan pewarna batik, bila pesan di Yogya lebih murah, tapi nyampainya masih belum tahu bisa cepat atau tidak, kalau pesan di Pekalongan biasanya sih sehari sampai.

"Kalau pesan di tempat lain belum tentu sehari sampai loh mas, pesan di toko langganan saja", kataku pada suamiku.  Makanya hari itu aku pesan kain dan pewarna batik di Pekalongan.  Biasanya karyawan toko sms ke mas Hary berapa yang musti ditransfer, segera setelah uang dikirim kami sms mereka, baru barang dipaketkan ke Malang.

Lah hari itu kejadiannya melenceng dari skenario, mas Hary keluar kota sambil transfer katanya.  Setelah transfer, mas Hary kehabisan pulsa, jadi gak bisa sms ke Pekalongan kalau sudah kirim uang.  Siang mas Hary kembali ke rumah, dia segera menyuruh karyawan menelepon Pekalongan kalau sudah transfer.  Tapi ternyata barangnya tidak dikirim hari itu karena karyawan yang bersangkutan cuma percaya sama sms.... olala ..... akhirnya kain itu baru dikirim besok, praktis keyakinanku kalau barang sampai dalam sehari sudah dimentahkan oleh skenario Allah.  Kesalahanku gak bilang InsyaAllah sih .....


foto : Flower Story

Sejak itu aku tak pernah lupa bilang InsyaAllah yang artinya dengan ijin/kehendak Allah atau bila Allah menghendaki.

"Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut); 'Insya Allah'." (QS al-Kahfi [16]:23-24).

Yang pasti terjadi dalam kehidupan ini adalah kehendak Allah.  Sepintar apapun manusia dalam memprediksi masa depan tak akan bisa meruntuhkan ketetapan Allah, makanya bilang InsyaAllah.

Tapi kadang orang suka bilang insyaAllah cuma sebagai pemanis bibir untuk menghindari kata 'tidak', Indah bilang jangan banget, mau menghindar kok pakai nama Allah, kalau tidak bisa ya bilang saja tidak.  Kata 'InsyaAllah' musti kita pakai dengan penuh tanggung jawab mewujudkannya karena Allah, setelah usaha kita maksimal dan ternyata tidak bisa menunaikannya, baru pada saat itulah kehendak Allah berlaku.

Pernah Tersandung Batu?

Aku sudah kembali ke rumah setelah memberi pelatihan Desain Batik di desa Banyubiru Ngawi selama dua hari.  Pulang dari pelatihan mampir ke rumah ibu mertua di Karangjati, maksudnya mau pamitan,  eh ... ibu malah kebawa ke Malang .....

Desa Banyubiru merupakan daerah sentra batik di kabupaten Ngawi, lebih dari seratus wanita di desa ini punya pekerjaan nyanting batik. Pemasaran batik mereka ke Solo, makanya desain mereka cenderung Solo-isme (apa tuh soloisme?.... hehehe )

Indah disini memberi pelatihan Desain Batik. 
"Kalau soal nyanting batik, mereka sudah jago semua. Kelemahan mereka pada desain dan pewarnaan.  Mereka tidak bisa menciptakan motif sendiri, warna-warnanya juga kurang bagus dan ada yang luntur", begitu kata pak Joko dari dinas perindustrian.

Ada seorang ibu yang sudah tua duduk di kursi peserta, ternyata beliau punya usaha pencelupan batik.  Penampilan beliau sederhana tapi penuh semangat mengikuti pelatihan.  Kuajak beliau ngobrol saat istirahat shalat.

"Rumah ibu dekat sini?", tanyaku.
"Bukan rumah jeng, tapi gubug .... Saya ini orang gak punya.  Beli pewarna aja minta di timbang satu ons satu ons, soalnya di rumah tidak ada timbangan, lah penjualnya ya nurut sama aku .... (dia tertawa)... mungkin kasihan lihat orang tua memelas begini", katanya mendiskripsikan dirinya sendiri ....... coba sekarang bagaimana anda mendiskripsikan diri anda?

"Saya ini orang gak punya (kalimat yang ini sudah diulang dua kali), saya mau usaha tidak punya modal", katanya...... Aku tertawa lalu menunjuk hidungnya :"Lah itu apa bu?".

"Hidung", katanya.
"Boleh aku beli satu milyar?", tanyaku.
"Ya gak boleh lah jeng.....".
"Ya berarti ibu kaya dong...... kan dibeli satu milyar aja gak boleh".  Dia tertawa.
"Maksudnya bu Indah, kita harus bersyukur", kata ibu di sebelahnya.

Gitu deh manusia, suka mengecilkan pemberian Allah, jadi merasa miskin terus .... kalau si ibu usianya 60 tahun, usia baligh 15 tahun, merasa miskinnya kira-kira ya sudah 45 tahun ..... kok tahan tuh selama puluhan tahun merasa miskin.

Merasa kaya kan hak azasi manusia, biarpun rumah gubug tapi hati merasa kaya.... memang masalah buat lo?

Merasa kaya itu wajib kukira, karena karunia Allah dalam kehidupan ini sungguh luar biasa,  melimpah ruah.  Merasa miskin itu yang salah, seperti mengingkari karunia Allah yang amat besar berupa kehidupan yang indah, tubuh sehat, pikiran juga gak miring miring amat ...... hihihi.... maksudku kita diciptakan jadi orang normal lahir batin......, negara merdeka, gak ada perang , gak ada bencana alam.....

Nikmat Allah itu sungguh kita tak akan sanggup menghitungnya.

Perasaan miskin dan kekurangan modal itulah yang melahirkan kenyataan seperti itu dalam hidupnya. Berarti kalau kita miskin yang salah bukan siapa-siapa, la wong diri kita sendiri gak mau sedikit saja merasakan jadi orang kaya ...... ya padahal merasa kaya kan tidak butuh harta , ya kan? Merasa kaya atau merasa miskin itu pilihan.

Saat akhir pelatihan, kami buka dialog seputar usaha batik, ternyata bukan hanya ibu itu seorang yang merasa tidak punya modal, sampai pak Hary instruktur batiknya (suamiku loh ini...) bilang :"Kalau ibu tersandung batu apa yang ibu lakukan?  Berhenti?".

Tersandung batu dengan tersandung modal, bedanya cuma tipis saja .....

Ya, kalau kita berjalan tersandung batu, pilihan kita banyak sekali :  
- kita berhenti berjalan, yang jelas tidak akan menyampaikan kita ke tujuan 
- kita terus berjalan tapi dengan mengucap sumpah serapah
- menyingkirkan batu itu
- melompati batu itu
- menggunakan batu itu sebagai batu loncatan
- menyimpan batu itu biar bisa digunakan mengusir anjing

 Banyak sekali bukan pilihan dalam hidup ini? Lah jelas saja, kita kan manusia sempurna, dikasih akal pikiran dan hati nurani .....

Pernah tersandung batu?
Indah pernah kejeglong (kaki masuk ke lubang) sampai keseleo lalu digendong suami pijat ke pak Putut, habis itu lubang yang bikin aku kejeglong ditutup biar gak kejeglong lagi ..... Ini adalah bukti bahwa aku manusia, punya akal pikiran.

Kejeglong lubang di halaman rumah dengan kejeglong saat menjalankan usaha, itu sih bedanya tipis banget .... Persamaannya kejeglong pasti sakit. Persamaan lainnya, kita manusia dikaruniai akal pikiran dan hati, itu adalah modal besar dari Allah dalam mengarungi kehidupan yang penuh tantangan. 

Lihat kan? Allah itu penuh tanggung jawab dalam menciptakan makhlukNya, merendahkan kemampuan diri sendiri sama saja dengan merendahkan yang menciptakan diri kita ..... 

Minggu, 07 Oktober 2012

Ketika Anak-anak Bertengkar

Yang bisa kita lakukan terhadap diri sendiri dan orang-orang yang kita sayangi adalah mengajak mereka untuk melaksanakan aturan Allah di al qur'an dengan cara yang baik, 'bil hikmah' , dengan bijak. Sebisa mungkin hindari nada tinggi, apalagi dengan marah, karena ini tidak menjadikan mereka mengerti

Suatu maghrib, aku mulai 'beraksi'.

"Sayang, tolong matikan tivi. Shalat maghrib dulu", kataku yang direspon si kecil dengan segera mematikan televisi, tapi setelah itu bukannya berangkat shalat melainkan berangkat berbaring di sebelah kakaknya.

"Shalat dulu yuuuk", aku mengajak mereka shalat berjamaah dengan mas Hary.
"Alni mau shalat sama mas Insan", kata si kecil.
"Insan mau shalat sendiri", kata Insan.

Jadilah aku sore itu shalat maghrib berjamaah hanya berdua dengan mas Hary, sementara dua anakku masih berguling di kamar Insan.

Pas shalat dapat 1 rekaat mulai terdengar jeritan Alni, lalu disusul tangisan, disusul suara Insan membela diri. Kuselesaikan shalat maghribku sore itu dengan 'back ground' pertengkaran mereka.  Mana sempat berdzikir, apalagi shalat sunah. Setelah salam segera kuhampiri mereka, kuraih si kecil ke pangkuan.

"Kepala Alni diginiin sama mas Insan", kata Alni mengadu.
"Halah gitu saja, kan gak sakit", Insan membela diri.

"Sudah, Insan duduk, dengerin ibuk", dengan malas dia mengatur posisi, duduk dengan lunglai.  Akupun mulai 'berkhutbah'.

"Kalian tahu nggak pekerjaan syetan? Yaitu menghalangi orang dari mengerjakan shalat dan mengingat Allah, juga membangkitkan permusuhan dan pertengkaran diantara manusia.  Apalagi saat maghrib begini, syetan suka banget menggoda manusia dan mereka berhasil membuat Insan dan Alni bertengkar, juga membuat ibu tidak mengerjakan shalat sunah", kataku.

Pertengkaran di saat maghrib seperti ini bukan kali pertama terjadi, sudah sering banget ,  dan biasanya aku tak bisa menahan marah pada Insan. Insan sendiri bukannya berhenti menggoda adiknya, malah makin menjadi ,  benarlah bila Allah menyuruh kita menahan amarah karena marah tidak menyelesaikan masalah, tidak membuat anak-anak mengerti. 

Aku harus menyusun strategi yang lebih sejuk buatku dan anak-anak, makanya kali ini aku mendinginkan hatiku, sadar bahwa Allahlah yang bisa membuat mereka menjadi baik, tugasku hanyalah sekedar mengingatkan.

"Yang menjadi target syetan adalah kehancuran manusia.  Pertama yang dimasuki Insan, godain adik, adik nangis,  ibu marah-marah, lalu bapak emosi  ikut marah-marah juga.  Sekeluarga kacau, semua sedih. Insan nangis dimarahi ibuk, lalu besoknya nggak sekolah, padahal kalau nggak sekolah kan bisa hancur masa depannya.  Nah, kalau kejadiannya seperti itu target syetan tercapai", kataku panjang lebar.

"Itu adalah salah satu pekerjaan syetan yang ditulis di al qur'an.  Al qur'an adalah petunjuk bagi manusia, bila tidak mengikuti petunjuk, hasilnya adalah kehancuran.  Marah dan sedihpun sudah termasuk kehancuran, coba baca di buku ensiklopedi, saat kita marah berapa juta sel rusak ", itu adalah kalimat penutup 'dakwah'ku sore itu. 

"Ibu mau shalat sunah dulu ya ", kataku akhirnya, kedua anak manis itu mengangguk. Alhamdulillah, mereka mengerti. 

Sejak sore itu, aku tak pernah lagi mendengar Insan dan Alni bertengkar saat maghrib. Allahu Akbar.

Sabtu, 06 Oktober 2012

Trik Mengatasi Hari yang Kacau

Pernahkah anda mengalami suatu hari dimana semua orang pada saat itu njengkelin semua? Dari pembantu, karyawan, teman, anak, suami, tetangga, pak RT, pak lurah ... eh bahkan pak presiden ... hohoho.
Maksudku, pokoknya hari itu dari mulai terbit fajar sampai si Fajar mau bobo, semua orang seperti sepakat membuat kita ngamuk, dengan berbagai sikap dan cara mereka.

Lalu kita akan 'berakhir' dengan tergolek di kamar dengan perasaan yang sungguh tidak karuan .  Manalah lagi belaian si kekasih hati tak juga datang padahal sudah ditunggu-tunggu dengan penuh harap cemas, lah sang suami malah gak ngerti kalau permaisuri cantiknya lagi be-te, dengan khusyu'nya dia nonton sepak bola di depan tivi ! Benar-benar komplit deh hari ini.

Pernah ? Pernah seperti itu ? atau lebih parah ?

Begitulah, saat mengalami bad day kayak gitu, aku mendengar tausiyah seorang ustadz dari handphoneku yang mengatakan bahwa kita tak akan bisa merubah seseorang.  Yang membuat suami kita baik adalah Allah, yang membuat anak-anak kita jadi anak yang berbakti adalah Allah, yang membuat pembantu/karyawan kita mengerti dengan kebutuhan bossnya adalah Allah.  Jadi ... ada Allah dibalik segala sikap mereka, ada Allah dibalik segala kejadian hidup kita.

Kalau kita marah berarti kita marah sama siapa hayo? pada yang membuat 'skenario' kehidupan kita ? ya berarti marah sama Allah ? iih  gak malu tuh marah sama yang telah memberi kita bergudang-gudang kenikmatan hidup.

Kalau kita marah karena mereka gak mau nurut dan mengerti sama kita, memangnya kita merasa memiliki mereka hingga kita berhak mengendalikan mereka? lah kita kan cuma dititipi anak, dititipi suami, dititipi karyawan, dititipi tetangga, kok sudah berani-beraninya menuntut ini itu, sombong banget, cuma dititipi kok lagaknya kayak pemilik asli.  Bahkan diri kita sendiri saja gak ikut punya , mau apa coba?

Nyadar lah Indah, hati jadi adem lagi, nyadar sudah dijadikan mainan sama syetan. Saat orang marah / bete / jengkel terhadap hal apapun, maka syetan akan mempermainkannya seperti bola di kaki striker Arema .

Nyadar bila yang membuat orang menjadi baik adalah Allah, berarti yang musti kita pedekate-in ya Allah.  Dipasrahkan Allah, didoakan,  biar Allah urus mereka agar menjadi baik, tapi ya jangan lupa pasrahkan juga diri kita sendiri pada Allah, agar juga dituntun olehNya menjadi lebih baik dan lebih memahami kebijaksanaanNya.

Segenap jiwa raga ini adalah milik Allah, maka melakukan segala sesuatu ya musti yang Allah ridha saja, yang Allah boleh, yang Allah ijinkan.  Kalau gak boleh marah ya nurut, wong bibir dower ini punya Allah, kalau gak boleh makan kekenyangan ya nurut, kan perut ini Allah yang ngasih, gak boleh sedih, gak boleh be te, gak boleh jengkel, benci dendam, gak boleh putus asa, ...dll   Bolehnya adalah bahagia, berharap pada Allah, bersyukur, ikhlas, pasrah, tersenyum tulus, beriman, bertakwa ... eh, ternyata yang diperbolehkan Allah yang enak-enak saja tuh .

Menghadapi orang-orang yang kita sayangi, eyang pernah bilang begini :" Doa kita untuk mereka harus lebih keras dan lebih kuat dibanding usaha kita".

Nah, keras mana hayo ucapan kita dalam menyuruh atau melarang anak-anak kita dengan doa yang kita panjatkan untuk mereka?


Jumat, 05 Oktober 2012

Kecil Itu Indah

Saat aku kecil, pernah kubaca di sebuah buku bacaan anak-anak, judulnya "Rumah Makan Mak Minah".  Disitu diceritakan dengan bahasa gambar, ada seorang ibu-ibu gemuk dengan 'kostum' kebaya dan kain batik sedang duduk menunggu dagangannya yang berupa makanan di sebuah bakul besar di pinggir jalan raya.

Hanya sebuah bakul besar yang berisi nasi dan lauk pauk, kubayangkan saat dia membawa dagangannya  pergi atau pulang mestinya ditaruh di atas kepala atau mungkin digendong.

Di halaman berikutnya diceritakan si mbok yang bernama mak Minah itu akhirnya bisa membuka warung permanen yang kecil dan sederhana, berarti dia tak perlu mengangkat dagangan yang berat itu di atas kepalanya.  Sebuah kemajuan yang begitu berarti.

Akhir cerita ada gambar sebuah restoran besar dengan mobil-mobil pembeli yang berjejer di halaman restoran yang luas, terpampang papan nama besar di atas restoran itu "Rumah Makan Mak Minah".

Cerita yang manis bukan? walaupun itu cuma kisah fiksi untuk memotivasi anak-anak, di dunia nyata ini pun banyak sekali hal besar yang dimulai dari sesuatu yang kecil.

Kalau pernah pergi ke Bali lalu mampir di pusat oleh-oleh khas Bali 'Krisna' , itu pusat oleh-oleh yang besarnya bikin kita bilang, "wow!!!".  Pemiliknya orang Bali, tapi muslim.  Rasanya seluruh penduduk Denpasar tahu bagaimana beliau memulai usahanya,  ingin tahu juga? ..... hmmm .... ya dari berjualan souvenir Bali  yang dijajakan dengan di gendong .

Nah kan? Jangan lagi meremehkan sesuatu yang kecil, karena sunatullahnya sesuatu yang besar itu berawal dari yang kecil.  Kalau langsung gede itu pasti karena 'dientup tawon'  (disengat lebah) ........hehehe. Maksudku sesuatu yang langsung besar itu  biasanya karena suatu sebab yang 'diluar prosedur', bisa berakhir menyakitkan  dan biasanya juga sifatnya labil, gampang ambruk lagi. Aku bisa ngomong begini karena pernah mengalami sih.

Pokoknya kata Indah jangan meremehkan sesuatu yang kecil, atau memandang kecil orang-orang kecil, atau meremehkan pekerjaan kecil atau enggan memulai dari sesuatu yang kecil atau ...... duh gak ah, sudah kebanyakan ataunya ....hihihi.


foto : Flower story

Kadang aku jumpai diantara teman-teman yang usahanya bangkrut, mereka susah bangkit lagi karena tidak bisa memandang 'kecil itu indah'.  Mungkin sudah terbiasa dengan keuntungan yang besar dan uang yang besar, dia jadi enggan memulai dari yang kecil, maunya sih langsung besar.Yaah.... kulihat orang seperti ini seringkali melewatkan banyak peluang karena itu tadi ..... mereka memandang kecil sebuah peluang, 'under estimated' gitu loh.

Busana muslim Safira itu dimulai dari sebuah mesin jahit di kamar kost-kostan.  Indah Setyaku dimulai dari aku kerjakan sendiri bersama suami.  Masih kuingat suamiku yang saat itu bangkrut tak malu membantuku menyoder kebaya bordir, padahal dia itu dulunya boss.  Di mata suamiku setiap peluang walau hanya memberi keuntungan kecil merupakan peluang besar.

Hmmm..... bukankah setiap peluang besar atau kecil adalah pemberian Allah yang musti diterima dengan rasa syukur? Walau munculnya terlihat kecil dan seolah tak berarti, dengan kehendakNya dia bisa menjelma menjadi hal besar yang akhirnya mengatasi segala permasahan kita. 

Biarlah dulu bergelimang dengan uang puluhan juta, tapi jangan pandang kecil peluang puluhan ribu ...... karena puluhan juta tersusun dari puluhan ribu, apalagi bila puluhan jutanya hanya kejadian di masa lalu .... buat apa coba?

Siapapun yang ingin bangkit dari keterpurukan atau yang ingin memulai sebuah usaha, jangan segan memulainya dari kecil.  Ingat, sesuatu yang langsung besar biasanya karena ....... dientup tawon..... hahahaha.

Rabu, 03 Oktober 2012

Jangan Bilang,"Aku Telah .......".

Windy, seorang karyawanku menulis di status fbnya : "Ikhlas itu seperti surat al ikhlas, tidak ada kata ikhlasnya". Aku ingin memberinya jempol sepuluh untuk kalimatnya ini, yang dua jempolku, yang dua lagi minjem jempol mas Hary, yang dua lagi jempol Alni .. ya meskipun jempolnya kecil kecil masih bisa disebut jempol kan?........ selebihnya jempol kalian semua .... hahahaha...

Kemarin Sabtu aku ke Gubug, seperti biasanya aku membawakan santri putri pekerjaan, malamnya aku mengajari mereka teori dan praktek membuat pola.

Kehidupan para wanita di seputar pesantren Gubug adalah kehidupan yang keras dan berat.  Disana para wanitanya terbiasa ke hutan untuk mencari rumput dan kayu bakar. Di setiap keluarga rata-rata mempunyai dua ekor sapi perah, dan tugas 'ngarit' (mencari rumput) bukan melulu dikerjakan kaum lelakinya karena tak jarang para lelaki pergi ke luar desa untuk 'nebang' atau menebang tebu saat musim tebu tiba.  Makanya para wanitapun terbiasa mencari rumput.

Begitulah yang bisa kulihat dan kurasakan dari denyut kehidupan masyarakat seputar Gubug.

Bila pagi tiba, rutinitas mereka adalah memandikan sapi, memerah susu, membersihkan kandang dan menyetor hasil perahan ke pos penampungan susu terdekat.  Yang kumaksud 'terdekat' disini kenyataannya tidaklah dekat, mereka musti berjalan kaki melewati jalanan turun naik 45 derajat, berbatu-batu sejauh kira kira 2 km !!!

Bayangkan, para wanita perkasa itu berjalan naik turun dengan beban susu 15 liter di atas kepala mereka sejauh 2 km tiap pagi dan sore setiap harinya......

Rutinitas pagi yang menguras tenaga itu masih berlanjut dengan keharusan mencari rumput, bila tidak ya sapinya tidak makan, susunya tidak keluar dan ......... lanjutkan sendiri deh ceritanya ......

Saat berangkat mencari rumput, mereka biasa lewat depan Gubug, bergurau dengan suara yang keras dan tertawa-tawa seolah-olah tidak ada beban dalam kehidupannya.  Kadang ada yang mampir menyapaku atau sekedar melempar senyum jarak jauh.

Eyang Virien pernah menghitung pendapatan mereka sebagai peternak dan penebang tebu, kata eyang hasilnya ternyata hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar saja yaitu makan ...... Tak heran kondisi rumah mereka begitu sederhana, rumah bambu dengan lantai tanah dan perabotan yang seadanya....

Di masyarakat seperti inilah eyang berjuang, perjuangan dengan totohan nyawa, kalau soal omongan negatif sih itu sudah sego jangan alias biasa saja, dikirim santet juga pernah ..... Serem kan? Eyang cuma bilang begini :"Syetan saja bisa istiqomah, masak kita yang nggak?".

"Perjuangan kita disini adalah mengubah pola pikir mereka.  Mereka masih berpola pikir primitif, kayak manusia purba", kata eyang.
"Maksudnya?".
"Ya orang purba kan mengambil langsung dari alam tanpa memikirkan konservasi atau memanage alam agar hasilnya maksimal.  Mereka ambil ya sudah ...... ambil terus dan terus ....".

Makanya aku dan eyang mengusahakan ada produksi batik disana, juga aku ajari menjahit dan berbagai ketrampilan lainnya , maksudnya agar mereka punya alternatif lain untuk hidupnya, biar tidak mengeksploitasi alam terus.

Bukan hal yang mudah mengajari tangan-tangan yang sudah terbiasa dengan pekerjaan kasar beralih ke pekerjaan halus yang memerlukan pikiran.  Aku sendiri yang musti mengajari dan menunggui mereka bekerja, pernah sih ada karyawan aku suruh kesini, tapi tak tahan dengan perjalanan jauh yang melelahkan.  Ada juga yang ikhlas, tapi hasilnya tidak sesuai dengan targetku, jadi yaa.... aku sendiri yang musti turun langsung.

Sulitnya menghadapi masyarakat primitif masih ditambah dengan mendapat fitnah dan omongan gak jelas...... kupikir nabi saja disebut orang gila, aku masih mending ....... Gini nih kata orang yang gak suka kehadiran kami :"Tuh kan? Gubug itu cuma dipakai nyari keuntungan pribadi, lihat saja disana mulai bikin batik". Bagiku itu fitnah terlucu di dunia, kalau aku mau nyari keuntungan ya bikin di dekat butik saja, gak usah susah-susah ke gunung.  Dan bukan cuma itu saja fitnah yang musti kami terima ........

Bagiku, semasih ada Allah, ada suami yang mendukungku, ada eyang disampingku, aku akan maju terus ..... Rasanya aku belum apa-apa, perjalananku baru selangkah dari target seribu langkah .....

Saat sedang ngajar santri menjahit, aku jadi ingat kata seorang familiku :"Bagusan aku bisa batik tapi aku ajarkan tanpa minta imbalan, sedangkan kamu, bisa ngajar batik tapi kamu pakai nyari uang!!!".  Aku jadi tersenyum sendiri mengingat saat aku speechless mendengar kalimat itu .......

Baru sekarang kusadari bila diriku ini sejak dulu sering mengajari orang tanpa pamrih.... kok baru sekarang ya nyadarnya?  Eh...... ternyata tuh, orang yang ikhlas itu memang tak pernah mengingat apalagi menyebut-nyebut kebaikan yang pernah dilakukannya, yang ada dalam pikirannnya hanyalah perasaan kurang dalam berbuat baik, merasa masih kurang dalam mengabdi kepada Allah.

Orang ikhlas itu tak pernah bilang :"Aku telah memberikan ilmuku tanpa minta imbalan .....", atau :"Aku telah nolong dia lo, dia itu dulunya begini...... sekarang dia ......".

Orang ikhlas itu bekerja karena rasa syukurnya kepada Allah, sudah kewajibannya memberi apa yang dia bisa dan apa yang dia miliki untuk kebahagiaan semesta.

Biasanya eyang suka menghiburku bila ada omongan tidak enak soal perjuangan kami disini, dan aku akan menjawab begini :" Eyang gak usah khawatir deh, aku berbuat untuk bersyukur, bukankah Allah sudah memberiku banyak sekali kelebihan, kelebihan materi, kepintaran, peluang ........  Aku bahagia dengan segala yang aku lakukan, aku bahagia melihat saudara-saudaraku berubah menjadi lebih baik".  Kebahagiaan bersama mereka, orang-orang lemah yang tulus dan menerimaku sebagai bagian hidup mereka, kebahagiaan itu telah mengalahkan segala sakit dan lelah.

Apakah peluangku yang tiba-tiba menjadi nara sumber dengan honor yang gede merupakan balasan dari Allah atas apa yang aku lakukan? ...... wallahu alam. Yang penting ikhlas saja...... aku ingin kalian -para pembacaku yang aku sayangi- menjadi orang-orang yang  ikhlas.  Sungguh, kehidupan ini menjadi luar biasa saat kita ikhlas berbuat untuk sesama.

Dan bougenville pink itupun berdzikir .....


Hari ini pulang dari rumah sakit setelah 3 hari dirawat karena diare sampai lemes.  Rumah sakitnya gak jauh dari butik, hanya berjarak 2 km-an, judulnya RS Abdurrahman Saleh, rumah sakit tentara AU, lokasinya juga di dalam pangkalan TNI AU, tapi menerima pasien umum juga.

Ini rumah sakit 'baik hati' yang kutahu, kubilang baik hati karena disini dengan biaya yang ekonomis ,  para penunggu pasien disediakan tempat tidur juga.  Jadi sekamar ada dua tempat tidur, yang satu buat pasien yang bisa distel buat posisi duduk atau kakinya ditinggikan ... dll ..., yang satu tempat tidur besi kuno buat yang jagain pasien.


ini tempat aku tidur selama dirawat, ada selimut biru dari rumah sakit dan selendang jumputan pink itu buat penghangat leherku (kalau ini sih bawa sendiri)

Sayangnya tempat tidur untuk penunggu pasien tidak dimanfaatkan oleh keluargaku, aku sendiri yang minta gak usah dijaga.  Aku kan cuma diare, begitu diinfus ya langsung berubah jadi satriya baja hitam ... hehehe, maksudku sudah kuat lagi, oh... maksudku Allah memberiku kuat lagi.

Ya begitulah, kalau biasanya orang sakit tuh disediain air hangat, lalu perawat akan membantunya menyeka tubuh si pasien, untukku tidak berlaku kali ini, karena aku diam-diam ke kamar mandi dan byar byur mandi air dingin ... hehehe. Ini merupakan 'prestasi' tersendiri loh, soalnya kan tidak mudah melepas baju sendiri, lalu mandi pakai sabun, lalu pakai baju lagi dengan 'antena' di tangan, belum lagi memerangi perasaan takut, jangan-jangan ntar pingsan di kamar mandi . Untungnya selamat !

Walau kuat mandi sendiri, kuat bolak balik ke toilet sendiri, bukan berarti aku langsung boleh pulang dalam semalam dirawat, karena diarenya agak bandel, setelah sehari semalam gak diare lagi, baru deh boleh pulang, alhamdulillah.

Kayaknya Indah memang musti istirahat deh, kalau gak sakit begini mana mau diam . Aku terlalu capek barangkali, kan sebelumnya aku ke Sumenep, ke Bandung, lalu ke Ngantang, lalu ke Gubug, wuiiih orang kok muter-muter kayak baling baling.

Berada di rumah sakit ini kayak bukan berada di rumah sakit, kayak di villa, ya karena pasiennya sedikit, pemandangannya bagus.  Dari jendela kamar yang lebar, aku bisa melihat beberapa pohon mangga yang terawat, salah satunya berbuah dengan buah yang lebat dan menjuntai hampir mencapai tanah, juga bunga-bunga bermekaran warna warni bisa kunikmati dari tempatku tidur.


pemandangan indah dari jendela kamar

Berada di kamar sendirian, kulantunkan surat al mulk, aku terhenti saat sampai pada ayat : wahuwa ala kulli syai'in qadiir ... dan dia maha kuasa atas segala sesuatu.  Rasanya ayat ini menggetarkan seluruh sel-sel tubuhku, bukankah dia meliputi segala sesuatu?  Saat sel-sel tubuhku sehat, Dialah yang menjaganya dengan kasih sayang yang besar, saat tubuhku sakit, maka Dialah yang menyehatkannya juga dengan penuh sayang .

Manusia sering sekali lupa, dibalik tubuh sehatnya, ada Allah yang selalu mendampingi dan menjaga . Manusia juga sering lupa, bahwa yang membuatnya sehat adalah Allah, bukan dokter, obat, vitamin, infus .

"Ibu sakit apa?", tanyaku pada seorang ibu dari kamar sebelah saat sedang sama-sama berjemur menikmati sinar pagi.
"Infeksi saluran kencing.  Sudah berobat ke tiga dokter, tapi tak kunjung membaik, makanya dibawa kesini", kata si ibu.  Aku hanya bisa bilang dalam hati, memang dokter hanya bisa mengobati, tapi yang menyembuhkan hanya Allah. 

Lupanya manusia membuat tubuh sehatnya dia gunakan berbuat dosa dan kesalahan. Lupanya manusia membuat sakitnya menjadikan dirinya penuh keluh kesah .

bougenville pink di depan ruang bougenville, tempat aku dirawat 

Astaghfirullahaladziim ...  dan bougenville pink di teras rumah sakit itupun tunduk berdzikir .